DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
A. Skrining
Skrining pasien adalah suatu proses melakukan penilaian kegawatdaruratan
berdasarkan tanda-tanda vital pada setiap pasien baru datang di ruang triase
untuk memberikan prioritas penanganan
Skrining dapat dilakukan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hasil pemeriksaan fisik, psikologi, laboratorium klinik, atau
diagnostic imajing sebelumnya.
Untuk skrining pasien di area luar Rumah Sakit, perawat admission adalah pihak
pertama yang melakukan kontak dengan pasien baik melalui telepon ataupun
surat rujukan. Hal ini dilakukan berkoordinasi dengan dokter jaga yang
bersangkutan.
3
A : Airway dengan control cervical
B : Breathing dan ventilasi
C : Circulation dengan control perdarahan
D : Disability, status neurologis dan nilai GCS
E : Exposure buka baju penderita tapi cegah hipotermi
2. Secondary survey
Pemeriksaan teliti yang dilakukan dari ujung rambut sampai ujung kaki, dari depan
sampai belakang dan setiap lubang dimasukan jari ( tub finger in every orifice ).
4
a. Anamnesis melalui pasien, keluarga atau petugas pra hospital yang meliputi :
A : Alergi
M : Medikasi / obat-obatan
P : Past illness / penyakit sebelumnya yang menyertai
L : Last meal / terakhir makan jam berapa bukan makan apa
E : Event / hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera
5
d. Nyeri dada
1) Tidak ada
2) Ada
3) Nyeri dada kiri tembus ke punggung
e. Skala nyeri
1) Menggunakan skala wong baker face pain
f. Batuk
1) Tidak ada
2) Batuk lebih dari dua minggu
C. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik head to toe meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi,
termasuk juga pemeriksaan psikologik.
6
CTG (cardiotocography)
2. Tonsilektomi Rontgen toraks
Laboratorium: darah lengkap,GDS, BT/CT,
ureum kreatinin dan SGOT/SGPT
3. Apendektomi/ Rontgen toraks
laparoskopi Laboratorium: darah lengkap, GDS,
BT/CT, ureum kreatinin dan SGOT/SGPT
Apendikogram dan/atau USG abdomen
4. Laparatomi/histerektomi Rontgen toraks
Laboratorium: darah lengkap, GDS,
BT/CT, ureum kreatinin dan SGOT/SGPT,
golongan darah
Bila pasien masuk lewat UGD, setelah pasien dengan gejala penyakit diatas
dilakukan Routine Admission Testing (RAT) dokter jaga UGD wajib
melaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang
sesuai dengan kebutuhan pasien bila ada indikasi rawat inap.
Bila pasien masuk lewat poliklinik, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) yang dalam hal ini adalah dokter spesialis wajib melakukan Routine
Admission Testing (RAT) sesuai ketentuan yang berlaku, setelah itu Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dapat menentukan kebutuhan pasien
selanjutnya.
8
BAB IV
DOKUMENTASI
Semua hasil skrining dicatat dalam Rekam Medis IGD jika pasien berobat di IGD.
Skrining di Rawat Jalan dilakukan dengan kriteria yang tertera di Customer Care.