Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. 1

BAB I Definisi ………………………………………………………………………. 3

BAB II Ruang Lingkup ……………………………………………………………. 4

BAB III Tata Laksana

1. Skrining di Instalasi Gawat Darurat …………………………..5


2. Skrining di Istalasi Rawat Jalan………………………………….5
3. Skrining di luar Rumah Sakit …………………………………….7
4. Evaluasi Visual dan Pengamata………………………………...7
5. Pemeriksaan Fisik……………………………………………………..7
6. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………...8
7. Kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan
rehabilitative ............................................................14

BAB IV Dokumentasi ………………………………………………………………16

BAB V PENUTUP …………………………………………………………………..17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………18

Lampiran 1 Peraturan Direktur UPT UPT RSU


Mohammad Noer Pamekasan
Nomor : 440/ 2162 /YANMED/102.6/2019
Tanggal : 26 Agustus 2019

BAB I
DEFINISI

A. Definisi

1
Skrining adalah suatu proses yang dilakukan untuk
mengidentifikasi apakah kebutuhan dan kondisi pasien dapat terpenuhi
oleh sumber daya atau fasilitas yang ada di rumah sakit yang dilakukan
pada kontak pertama dengan pasien.
Skrining dapat dilaksanakan dengan menggunakan kriteria triase,
penilaian visual, pemeriksaan fisik atau berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik, psikologik, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostuik
imaging sebelumnya. Pencocokan kebutuhan pasien dengan misi dan
sumber daya rumah sakit tergantung dari informasi yang diperoleh saat
melakukan skrining tentang kebutuhan pasien.
Skrining merupakan proses memeriksa pasien pada kontak
pertama baik didalam rumah sakit maupun diluar rumah sakit. Skrining ini
meliputi :

1. Pengumpulan informasi

Pengumpulan informasi ini dilakukan dengan anamnesa,


pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang.
2. Analisis informasi
Informasi yang didapatkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang, dianalisis dan menghasilkan suatu
diagnosis / probslem/kondisi. Dengan dihasilkannya suatu diagnosis /
problem / kondisi maka dapat diidentifikasikan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan pasien tersebut.
3. Menyusun rencana pelayanan/pengobatan.
Setelah teridentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan pasien maka disusunlah rencana pelayanan/pengobatan
berdasarkan ketersediaan asuhan dan layanan di UPT RSU Mohammad
Noer Pamekasan.
Rencana pelayanan/pengobatan tersebut meliputi :

a. Pasien diterima sebagai pasien rawat jalan.


b. Pasien diterima sebagai pasien rawat inap.

c. Pasien dipindahkan atau dirujuk.

B. Tujuan

2
Skrining dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelayanan kesehatan pasien. Kemudian disesuaikan antara
kebutuhan pelayanan kesehatan pasien dengan misi dan sumber
daya di UPT UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan, sehingga
didapatkan keputusan untuk merawat pasien sebagai pasien rawat
jalan, merawat pasien sebagai pasien rawat inap, mengirim atau
merujuk ke pelayanan kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas yang
memadai sesuai kebutuhan pasien.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Proses skrining dapat dilaksanakan di dalam ataupun di luar rumah sakit.

A. Skrining di Dalam Rumah Sakit


Skrining yang dilakukan didalam UPT RSU Mohammad Noer
Pamekasan, meliputi :
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD).
2. Instalasi Rawat Jalan (IRJA)

B. Skrining di Luar Rumah Sakit


Skrining yang dilakukan diluar UPT RSU Mohammad Noer
Pamekasan dilakukan saat Pra rumah sakit( ditempat pasien/
kejadian )

4
BAB III
TATALAKSANA

Proses skrining di UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan


dilaksanakan melalui : kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, laboratorium klinik
atau diagnostic, imajing sebelumnya.

A. Skrining di Instalasi Gawat Darurat


Proses skrining untuk pasien yang datang ke IGD
dilaksanakan melalui kriteria triage oleh petugas triage IGD.
Triage adalah kegiatan pemilahan pasien berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan trauma atau penyakit untuk menentukan prioritas
penanganan pasien tersebut berdasarkan penilaian kondisi A
(Airway), B (Breathing), C (Circulation), D ( Disability ) dengan
menggunakan kriteria Australian Triage Scale (ATS ). Setelah
dilakukan triage, maka dapat ditentukan sebagai berikut :

a. Penderita kategori triage merah dapat langsung diberikan


pengobatan di ruang P1 atau zona merah. Tetapi bila
memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban
dapat dipindahkan ke ruang perawatan intensif, ruang operasi
atau dirujuk ke rumah sakit lain.
b. Penderita dengan kategori triage kuning yang memerlukan
tindakan medis dipindahkan ke ruang P2 atau zona kuning.
c. Penderita dengan kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat
jalan, atau bila sudah memungkinkan dapat dipulangkan, maka
penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.

B. Skrining di Instalasi Rawat Jalan


Proses skrining untuk pasien yang datang ke (IRJA)
dilaksanakan melalui evaluasi visual atau pengamatan oleh petugas
skrining.
Evaluasi visual atau pengamatan merupakan salah satu
kegiatan pemilahan pasien melalui visual atau pengamatan untuk
menentukan apakah pasien ini membutuhkan penanganan segera
atau tidak (prioritas penanganan pasien). Setelah dilakukan evaluasi
visual atau pengamatan, maka dapat ditentukan sebagai berikut :
1) Kriteria geriatri
 Ya

5
Usia >60 tahun dengan 2 atau lebih penyakit fisik/psikis
Usia >60 tahun dengan 1 penyakit + hendaya (handicap)
Usai >70 tahun dengan 1 penyakit fisik/psikis
 Tidak
2) Kesadaran :
 Sadar penuh
 Tampak mengantuk/gelisah bicara tidak jelas
 Tidak sadar
3) Pernafasan :
 Nafas normal
 Tampak sesak
 Tidak bernafas
4) Risiko jatuh :
 Tidak beresiko (berjalan normal)
 Risiko rendah (berjalan tidak seimbang atau menggunakan
alat bantu)
 Risiko tinggi (berjalan tidak seimbang dan menggunakan alat
bantu)
5) Nyeri dada :
 Tidak ada
 Ada (tingkat sedang)
 Nyeri dada kiri tembus punggung
6) Curiga TB
 Tidak ada
 Batuk berdahak terus menerus > 2 minggu , ditambah
minimal salah satu dari :
Batuk darah , sesak nafas, nyeri dada, keringat malam, BB
dan nafsu makan menurun.

Berdasarkan hasil skrining tersebut maka dapat diambil keputusan


sebagai berikut :

1) IRJA sesuai antrian


2) IGD
Jika ada batuk berdahak terus menerus > 2 minggu dengan salah
satu gejala lainnya, maka pasien diberikan masker
C. Skrining di luar Rumah sakit
Skrining di luar rumah sakit dapat dilakukan saat pra rumah
sakit ( tempat pasien/kejadian)
Namun bila ada interaksi per telepon ke rumah sakit melalui
nomor telepon IGD, baik itu dari pasien/ keluarga pasien atau
fasilitas kesehatan/rumah sakit lainnya yang berencana untuk
merujuk pasien, maka skrining dapat dilakukan sebatas apakah

6
kebutuhan pasien terpenuhi di UPT RSU Mohammad Noer
Pamekasan atau disarankan ke rumah sakit lain.
Sedangkan bila pasien / keluarga pasien meminta untuk
didatangkan ambulan di tempat pasien, maka proses skrining akan
dilaksanakan di tempat pasien dan akan di lakukan pengamatan
selama proses transportasi ( di dalam ambulan ).

D. Evaluasi Visual dan Pengamatan


1. Pasien yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan
memerlukan pertolangan segera langsung diarahkan ke IGD
2. Pasien yang secara pengamatan visual tidak memerlukan
pertolongan segera akan diarahkan ke IRJA
3. Jika rumah sakit belum mempunyai pelayanan spesialistik tertentu
maka pasien disarankan untuk dirujuk.

E. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik head to toe meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi
dan perkusi,

F. Pemeriksaan Penunjang

Skrining pemeriksaan penunjang dilakukan sebelum pasien


diputuskan untuk rawat inap atau dirujuk.

Diagnosa Pemeriksaan Penunjang


1. Thorax foto
PPOK
2. Darah lengkap

SOPT 1. Thorax foto


2. Darah lengkap
3. GDA
4. SGOT
5. SGPT
6. TCM

Asma Bronkial 1. Thorax foto

TBC 1. Thorax foto


2. TCM

7
3. Darah lengkap
4. SGOT
5. SGPT
6. BUN
7. SC
8. GDA
9. Bilirubin Total
10. Bilirubin direct

Bronkhitis 1. Thorax foto


2. Darah lengkap

Pneumonia 1. Thorax foto


2. Darah lengkap

Effusi Pleura 1. Thorax foto


2. TCM
3. USG

Pneumothorax 1. Thorax foto


2. USG
3. Saturasi
4. Darah lengkap
5. SGOT
6. SGPT
7. TCM
8. Faal Hemostatis

Tumor Paru 1. Thorax foto


2. USG Thorax

Abses Paru 1. Thorax foto


2. Darah lengkap
3. TCM

Hemaptoe 1. Thorax foto


2. Darah lengkap
3. TCM
4. Faal hemostatis

Emfisem 1. Thorax Foto


2. Darah lengkap

Stroke Emboli 1. Darah Lengkap


2. Gula darah
3. SGOT
4. SGPT
5. BUN
6. SC
7. Kolesterol
8. Trigerisida
9. Asam urat
10.Serum Elektrolit

8
Stroke Trombotik 1. Darah Lengkap
2. Dula darah
3. SGOT
4. SGPT
5. BUN
6. SC
7. Kolesterol
8. Trigerisida
9. Asam urat
10. Serum Elektrolit

Bells’ Palsy 1. Darah Lengkap


2. Dula darah
3. Kolesterol
4. Trigerisida
5. Asam urat

Frozen Shoulder 1. Ro’ Shoulder AP/Lateral


2. GDA

Vertigo 1. GDA
2. Serum Elektrolit
3. ECG

Tension Headache 1. GDA


2. Kolesterol
3. Trigerisida
4. Asam Urat

Low Back Paint 1. Ro. Lumbo sacra


2. BUN
3. SC
4. Darah Lengkap

Epilepsy 1. BUN
2. SC
3. Albumin
4. ECG
5. EEG

Parkinson 1. GDA
2. Kolesterol
3. Trigerisida
4. ECG

Carpal Tunel Syndrom 1. GDA


2. Darah Lengkap

Osteoarthritis 1. Ro’ Genu AP/Lateral


2. Darah Lengkap
3. GDA
4. Kolesterol
5. Trigerisida

9
6. Asam Urat

Polyneuropathy 1. Gula darah


2. BUN
3. SC
4. Kolesterol
5. Trigerisida
6. Asam urat

Kistoma Ovarium 1. Darah Lengkap


2. BT
3. CT
4. GDA
5. HBSAg
6. Thorak PA
7. ECG

Pre Eklamsia 1. Darah Lengkap


2. BT
3. CT
4. GDA
5. HBSAg
6. Urine Lengkap

Mioma Uteri 1. Darah Lengkap


2. BT
3. CT
4. GDA
5. HBSAg
6. Thorak PA
7. ECG

Abortus Incomplete 1. Darah Lengkap


2. BT
3. CT
4. GDA
5. HBSAg

Kehamilan Normal 1. Darah Lengkap


2. GDA
3. HBSAg

G. Kebutuhan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan


rehabilitative

10
Kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan
rehabilitatif di prioritaskan berdasarkan kondisi pada waktu proses triase
di IGD dan admisi. Adapun penjelasan dari pelayanan preventif, paliatif,
kuratif dan rehabilitasi sebagai berikut:

1. Pelayanan Preventif

Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan


gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.Dokter atau perawat wajib memberikan informasi
penjadwalan kontrol lanjutan.

2. Pelayanan Paliatif

Tujuan pelayanan paliatif adalah mengurangi beban penyakit,


meringankan penderitaan, dan mempertahankan kualitas hidup dari
saat setelah diagnosis. Tujuan ini dicapai melalui intervensi yang
mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spiritual.

3. Pelayanan Kuratif
Kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota
keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan
psikis penderita TB
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari
puskesmas dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu
bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
f. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit..

4. Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita
yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok

11
tertentu yang menderita penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan,
missal :
- Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya,
TBC (latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Skrining yang dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) maka


didokumentasikan di lembar catatan triage IGD, yang kemudian
dimasukkan dalam dokumen rekam medis pasien.
2. Skrining Instalasi Rawat Jalan ( IRJA ) akan didokumentasikan pada
lembar skrining rawat jalan, kemudian dimasukkan dalam dokumen
rekam medis pasien.
3. Skrining yang dilakukan diluar UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan
maka didokumentasikan dalam lembar skrining pasien di luar rumah
sakit.

12
BAB V

PENUTUP

Demikian panduan Skrining di UPT RSU Mohammad Noer


Pamekasan sebagai acuan dalam pelaksanaa asuhan dan pelayanan bagi
petugas atau pemberi layanan pada pasien dan keluarga di lingkungan
UPT RSU Mohammad Noer Pamekasan.

DIREKTUR
UPT RSU MOHAMMAD NOER
PAMEKASAN

dr. NONO IFANTONO, MMRS


Pembina
NIP. 19680313 200212 1 005

13
14
DAFTAR PUSTAKA

Capernito, Lynda Juall (2000),Aplikasi Pada Praktek Klinis. Diagnosa


Keperawatan, Edisi Keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC

Republik Indonesia (1998). Petunuk Pelaksanaan Indikator Mutu


Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta : Direktur Jendral Layanan Medis

Trisnohadi HB.(1996). Kelainan Gangguan Irama Jantung yang Spesifik.


Dalam Sjaifoellah N, Waspadji S, Rachman M, Lesmana LA, Widodo D,
Isbagio H. (Eds.) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, edisi ketiga.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Trisnohadi HB.(2000). Syok kardiogenik. Prosiding Simposium


Penatalaksanaan Kedaruratan di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat
Informasi dan Penerbitan Ilmu Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Wilson,J.M.G.(1968).Principles and practice of screening for


disease.Geneva:Woorld Health Organization

15

Anda mungkin juga menyukai