Anda di halaman 1dari 19

RS NATAR MEDIKA

BAB I
DEFINISI

Skrining adalah seleksi yang dijalani pasien guna mengidentifikasi


kebutuhan pelayanan kesehatan. Skrining pasien dapat dilakukan dengan cara:
a. Triage
b. Evaluasi visual
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan penunjang

Skrining dilakukan pada saat pertama kali kontak dengan pasien.


Berdasarkan hasil skrining tersebut ditentukan apakah pasien sesuai dengan misi
dan sumber daya rumah sakit.
Semua pasien diterima sebagai pasien rawat jalan dan rawat inap setelah
dilakukan identifikasi kebutuhan kesehatannya dan disesuaikan dengan sumber
daya (ketenagaan dan fasilitas) dan misi Rumah Sakit Natar Medika Pasien
diterima hanya jika rumah sakit dapat memberikan layanan yang diperlukan baik
rawat jalan atau kebutuhan rawat inap yang tepat.
Petugas skrining adalah dokter, perawat dan petugas pendaftaran.

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 1


RS NATAR MEDIKA

BAB II
RUANG LINGKUP

Skrining dilakukan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan perawatan


preventif, kuratif, rehabilitatif dan pelayanan paliatif yang dibutuhkan oleh pasien
serta memilih layanan atau Unit yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar rumah sakit.
Berdasarkan hasil skrining ditentukan apakah kebutuhan pasien sesuai dengan misi
dan sumber daya rumah sakit. Apabila pelayanan yang diinginkan pasien tidak
tersedia di rumah sakit maka dilakukan edukasi terhadap pasien untuk melakukan
alih rawat ke rumah sakit lain atau rujuk disesuaikan dengan kondisi pasien.
Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan pelayanan
yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan yang tepat. Ada suatu proses
untuk melengkapi hasil test diagnostik dan tanggung jawab untuk menetapkan
apakah pasien diterima, dipindahkan/ transfer atau dirujuk. Pasien tidak dirawat,
dipindahkan atau dirujuk sebelum diperoleh hasil tes yang dibutuhkan, hal ini harus
dilaksanakan sesuai kebijakan skrining dan tes diagnosa yang telah ditetapkan.
Skrining pasien dapat dilakukan pada:
1. Bagian pendaftaran saat pasien mendaftar untuk menentukan pelayanan
spesialistik yang dibutuhkan pasien;
2. Poliklinik untuk menentukan pelayanan lanjutan yang dibutuhkan pasien;
3. Unit Gawat Darurat (UGD) untuk menentukan tingkat kegawatan dan
pelayanan lanjutan yang dibutuhkan pasien;
4. Rawat inap untuk memudahkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang
komperhensif, menegakkan diagnosa pasien dan perencanaa serta therapi
pengobatan yang tepat;
5. Melalui telepon pada pasien rujukan dari pelayanan kesehatan lain dan pasien
yang memerlukan penjemputan ambulan.

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 2


RS NATAR MEDIKA

BAB III
TATA LAKSANA

1. Bagian pendaftaran:
a. Skrining pasien di bagian pendaftaran rawat jalan dilakukan untuk
menentukan pelayanan poliklinik spesialis di Unit Rawat Jalan yang
dibutuhkan oleh pasien.
b. Skrining dilakukan dengan cara wawancara singkat antara petugas loket
pendaftaran dengan pasien mengenai poliklinik atau pelayanan yang mereka
tuju atau jika belum tahu tujuannya maka petugas akan menanyakan keluhan
utama pasien saat ini.
c. Selanjutnya pasien akan didaftarkan pada pelayanan yang sesuai dengan
tujuan atau keluhan pasien.
2. Poliklinik Spesialis untuk menentukan pelayanan lanjutan yang dibutuhkan
pasien;
1) Skrining awal pasien poliklinik spesialis dilakukan oleh perawat dengan
cara mengukur tanda-tanda vital pasien.
2) Apabila ditemukan hasil pemeriksaan yang abnormal dan ekstrim dapat
dipertimbangkan untuk mengalihkan pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD).
3) Kriteria transfer ke Unit Gawat Darurat (UGD):
a. Temperatur ≥ 39oC
b. Kejang
c. Penurunan kesadaran
d. Tekanan darah systolik ≥ 180
e. Nyeri dengan skala ≥ 6
f. Dehidrasi sedang berat
4) Pasien dengan keluhan batuk-batuk hebat, bintik-bintik merah pada kulit
dan badan, disarankan untuk dipercepat antrian pemeriksaan dokter.
5) Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Skrining selanjutnya
dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 3


RS NATAR MEDIKA

6) Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dokter


akan menentukan pelayanan selanjutnya yang dibutuhkan pasien, yakni:
a. Dipulangkan dengan pengobatan rawat jalan
b. Rawat inap ruang biasa
c. Rawat inap ruang khusus atau intensif.
d. Konsultasi atau alih rawat ke spesialis lain

3. Unit Gawat Darurat (UGD) untuk menentukan tingkat kegawatan dan


pelayanan lanjutan yang dibutuhkan pasien;
1) Skrining awal pasien yang datang di Unit Gawat Darurat dilakukan dengan
sistem triage.
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan
tingkat kegawatdaruratan trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan
prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. Triage adalah suatu sistem
untuk menyeleksi permasalahan pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat
(UGD) sesuai dengan skala prioritas kegawatdaruratannya. Sistem triage
lebih lanjut dijelaskan dalam Panduan Triage;
2) Setelah dilakukan triage, pasien akan ditempatkan sesuai dengan derajat
kegawatdaruratannya dan dilakukan pemeriksaan oleh dokter UGD.
3) Skrining pasien di UGD dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
4) Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dokter
akan menentukan pelayanan selanjutnya yang dibutuhkan pasien, yakni:
a. Dipulangkan dengan pengobatan rawat jalan
b. Rawat inap ruang biasa
c. Rawat inap ruang khusus atau intensive
d. Konsultasi ke dokter spesialis
e. Di rujuk ke rumah sakit lain
5) Untuk pasien rawat inap dipisahkan berdasarkan diagnosa awal oleh dokter
jaga UGD
6) Untuk pasien yang diantar ke rumah sakit dan meninggal dalam perjalanan,
maka dokter UGD memastikan bahwa pasien sudah meninggal atau belum.

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 4


RS NATAR MEDIKA

7) Untuk jenasah yang dikirim ke rumah sakit, yang memiliki kamar Jenasah
dengan didampingi oleh security atau diantar ke keluarga pasien.

4. Melalui telepon pada pasien rujukan dari pelayanan kesehatan lain dan pasien
yang memerlukan penjemputan ambulan.
Skrining awal dilakukan lewat telepon oleh perawat Unit Gawat Darurat,
dengan cara menanyakan hal-hal berikut:
1) Pasien rujukan dari rumah sakit / pelayanan kesehatan lain:
a. Rumah sakit / pelayanan kesehatan yang mengirim pasien; ruangan
tempat pasien dirawat
b. Nama pasien
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Diagnosa medis
f. Keluhan saat ini
g. Tanda-tanda vital, tingkat kesadaran
h. Alasan rujuk ke Rumah Sakit Natar Medika
i. Pelayanan yang dibutuhkan
j. Penanggungjawab (umum atau jaminan perusahaan / asuransi)
k. Kebutuhan transportasi
l. Identitas penelepon
Dari hasil anamnesa ini dapat ditentukan pelayanan yang dibutuhkan
pasien. Apabila pelayanan yang dibutuhkan pasien tidak tersedia maka
pasien tidak dapat diterima di Rumah Sakit Natar Medika.

2) Pasien yang minta dijemput dari rumah:


a. Nama pasien e. Kondisi saat ini
b. Umur f. Nama penelepon
c. Jenis kelamin g. Alamat
d. Keluhan saat ini

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 5


RS NATAR MEDIKA

Dari hasil anamnesa, maka perawat akan menjemput pasien ke rumah, dan
anamnesa lebih lanjut untuk menentukan pelayanan yang dibutuhkan pasien
dilakukan setelah pasien tiba di rumah sakit.
Semua pasien yang telah mendapatkan pemeriksaan fisik oleh dokter, telah ada
hasil pemeriksaan penunjang, maka ditentukan pelayanan lanjutan yang dibutuhkan
oleh pasien. Apakah pasien bisa pulang / rawat jalan, rawat inap ruang biasa, rawat
inap ruang khusus dan rawat inap Unit Intensif.

Dokter menentukan pasien rawat inap/ rawat jalan , berdasarkan kriteria


sebagai berikut:

No. Gejala Temuan Pemerikaan Fisik

1. Demam ≥ 3 hari Suhu ≥ 38 °C


2. Nyeri perut kanan Nyeri tekan di titik Mc Burney, psoas sign (+)
bawah
3. Nyeri dada Karakteristik nyeri: tertusuk, seperti tertimpa benda
berat, menjalar, disertai keringat dingin
4. Sesak napas/dyspnoe RR > 30 x/menit,
SPO2 < 95 % tanpa Thoraks: ronki (+) / wheezing (+), murmur (+),
oksigen hipersonor, redup.
5. Hemoptoe Darah keluar dari mulut, warna merah muda
berbuih
Thoraks: suara napas menurun, ronkhi
Abdomen : nyeri tekan epigastrium (-)
6. Hematemesis Keluar darah dari mulut, warna merah kecoklatan
Thoraks : suara napas tidak menurun, ronki (-)
Abdomen : nyeri tekan (+)
7. Luka tusuk dada Ukuran, kedalaman luka, lokasi luka
Sesak napas, suara napas menurun, trakea terdorong
ke sisi dada tanpa luka Suara jantung menjauh, nadi
lemah, tekanan darah turun (tamponade jantung)

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 6


RS NATAR MEDIKA

8. Luka tusuk abdomen Ukuran, kedalaman luka, lokasi luka

9. Nyeri perut Nyeri tekan (+) di seluruh abdomen, rasa panas di


dada
10. Perdarahan Darah di vagina
pervaginam
11. Melena, Darah keluar dari anus, rectal touché wajib
Hematoschezia dilakukan

12. Diare dengan dehidrasi Diare > 3 kali per hari, cair, kadang ada lendir dan
atau darah. Mual muntah.
Tanda-tanda dehidrasi (+)
13. Fraktur Ekstremitas: luka terbuka, deformitas, memar,
bengkak, Range Of Movement (ROM) terbatas
14. Penurunan kesadaran Glasgow Coma Scale (GCS) < 13
non trauma
15. Cedera kepala:
 ringan  GCS ≥ 14
 sedang  GCS 9-13, muntah, lupa kejadian
 berat  GCS ≤ 8, muntah, lupa kejadian
16. Bayi usia < 28 hari, Gerak tidak aktif, menangis lemah, malas minum,
sakit febris jika ada.
17. Anak kejang Kejang, tanpa/dengan demam

18. Anak muntah Muntah tiap makan / minum, intake sulit

19 Bayi kuning Kramer III - IV


20. Abses atau ulkus lama Besar, dalam, dan bentuk ulkus. Ada tidaknya
tanda-tanda peradangan. Lebih dari 1 minggu
dilakukan terapi antibiotik, namun belum ada
perbaikan.

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 7


RS NATAR MEDIKA

Skrining yang dilakukan pada penerimaan pasien UGD, rawat jalan, rawat
inap, tindakan beresiko tinggi, operasi, persalinan dan lain-lain meliputi:
a. Anamnesa;
Anamnesa dilakukan saat pasien pertama kali kontak dengan rumah sakit,
saat pasien datang ke rumah sakit dan saat pasien masuk ke rawat inap.
Anamnesa yang dilakukan saat pertama kali pasien kontak dengan rumah
sakit, biasanya dilakukan pada pasien rujukan dari rumah sakit lain, pasien
yang minta dijemput oleh ambulan, yang prosedurnya dilakukan oleh UGD.
Anamnesa yang dilakukan di Unit Rawat Jalan (poliklinik) dan Unit Gawat
Darurat (UGD) meliputi:
1) Keluhan utama
2) Riwayat penyakit dahulu
3) Riwayat alergi

b. Pemeriksaan fisik lengkap;


Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan saat pasien di rumah sakit. dilakukan di
Unit Rawat Jalan (poliklinik) dan Unit Gawat Darurat (UGD).

c. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada saat penerimaan pasien
berdasarkan kebutuhan pasien
2. Pemeriksaan penunjang terkait hasil diagnosis / tindakan yang akan
dilakukan berdasarkan kebutuhan pasien yang telah ditetapkan.
3. Yang berwenang meminta pemeriksaan penunjang adalah dokter.
4. Yang berwenang menjelaskan hasil pemeriksaan penunjang kepada
pasien adalah dokter yang meminta pemeriksaan.

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 8


RS NATAR MEDIKA

ROUTINE ADMISSION TESTING (RAT)

Routine Admission Testing (RAT) adalah pemeriksaan penunjang rutin minimal


yang harus dilakukan oleh dokter, terkait hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik
untuk menegakkan diagnosa saat awal masuk rumah sakit, untuk menentukan jenis
ruang rawat inap/ critical care dan juga tindakan yang harus segera dilakukan.

RAT dapat berupa pemeriksaan penunjang sebagai berikut :


1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan radiologi
3. Pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya seperti Elektrokardiografi (EKG),
Ultrasonografi (USG), dan lain-lain.

Tujuan dilakukan RAT :


1. Pasien mendapat pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Pasien cepat terdiagnosis sehingga tidak terjadi delay / keterlambatan dalam
penanganan dan penatalaksanaan pasien.
3. Menjadi panduan pemeriksaan rutin yang harus dijalankan oleh dokter umum
atau dokter spesialis sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
4. Memastikan pasien mendapat perawatan sesuai konsep keselamatan pasien
untuk mencegah kejadian yang tidak diharapkan.

Kriteria RAT :
1. Berdasarkan Usia :
a. Pasien yang berusia ≥ 35 tahun:
 Pemeriksaan laboratorium: Darah Lengkap (DL), SGOT, SGPT, ureum,
kreatinin, Gula Darah Acak (GDA) dan Urine Rutin
 EKG
b. Pemeriksaan laboratorium pada anak : Darah Lengkap.
c. Pemeriksaan laboratorium pasien neonatus : GDA.

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 9


RS NATAR MEDIKA

d. Pemeriksaan laboratorium sebelumnya tidak perlu diulang kembali apabila :


 Hasil pemeriksaan laboratorium sebelumnya dilakukan kurang dari 30
hari.
 Tidak terdapat perubahan klinis yang memerlukan evaluasi ulang.
e. Pemeriksaan radiologi: rontgen thoraks untuk pasien berusia ≥ 40 tahun.
Pasien yang sudah mempunyai/ membawa rontgen thoraks, tidak perlu
diulang kembali apabila :
 Rontgen thoraks terakhir tidak lebih dari enam bulan dan memenuhi
syarat kualitas untuk dibaca.
 Tidak terdapat perubahan klinis yang memerlukan evaluasi ulang.

2. Berdasarkan Gejala Penyakit


RAT wajib diperiksa pada saat pasien masuk rumah sakit dengan gejala
penyakit tertentu. Pasien dengan gejala penyakit dan temuan pemeriksaan fisik
di bawah ini diwajibkan untuk dilakukan RAT.

No. Gejala Temuan Pemerikaan Fisik RAT

1. Demam ≥ 3 hari Suhu ≥ 38 °C DL, dan atau Widal/ anti


Salmonella IgM
2. Nyeri perut Nyeri tekan di titik Mc Burney, DL, urin lengkap,
kanan bawah psoas sign (+) Planotest (pada wanita),
USG abdomen
3. Nyeri dada Karakteristik nyeri: tertusuk, DL, EKG, rontgen
seperti tertimpa benda berat, thoraks, cardiac enzym
menjalar, disertai keringat dingin
4. Sesak RR > 30 x/menit, DL, rontgen thoraks,
napas/dyspnoe Thoraks: ronki (+) / wheezing (+), EKG, analisa gas darah,
SPO2 < 95 % murmur (+), hipersonor, redup. elektrolit, GDA
tanpa oksigen
5. Hemoptoe Darah keluar dari mulut, warna DL, rontgen thoraks
merah muda berbuih

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 10


RS NATAR MEDIKA

Thoraks: suara napas menurun,


ronki
Abdomen : nyeri tekan
epigastrium (-)
6. Hematemesis Keluar darah dari mulut, warna DL, rontgen thoraks
merah kecoklatan
Thoraks : suara napas tidak
menurun, ronki (-)
Abdomen : nyeri tekan (+)
7. Luka tusuk dada Ukuran, kedalaman luka, lokasi DL (Hb serial), golongan
luka darah, GDA, PT, APTT,
Sesak napas, suara napas rontgen thorax tegak atau
menurun, trakea terdorong ke sisi minimal ½ duduk, EKG
dada tanpa luka
Suara jantung menjauh, nadi
lemah, tekanan darah turun
(tamponade jantung)
8. Luka tusuk Ukuran, kedalaman luka, lokasi DL (Hb serial), rontgen
abdomen luka abdomen 3 posisi/USG
abdomen, rontgen
thoraks

9. Nyeri perut Nyeri tekan (+) di seluruh DL, urin lengkap,


abdomen, rasa panas di dada Planotest (pada wanita),
EKG
10. Perdarahan per Darah di vagina DL
vaginam
11. Melena, Darah keluar dari anus, rectal DL, feses rutin
Hematoschezia touché wajib dilakukan
12. Diare dengan Diare > 3 kali per hari, cair, DL, GDA, feses rutin,
dehidrasi kadang ada lendir dan atau darah. elektrolit (bila perlu)

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 11


RS NATAR MEDIKA

Mual muntah.
Tanda-tanda dehidrasi (+)
13. Fraktur Ekstremitas: luka terbuka, DL, rontgen ekstremitas
deformitas, memar, bengkak,
Range Of Movement (ROM)
terbatas
14. Penurunan Glasgow Coma Scale (GCS) DL, elektrolit, GDA,
kesadaran non < 13 SGOT, SGPT, ureum,
trauma kreatinin, elektrolit, BGA
jika saturasi O2 ≤ 90%
atau jika ada gangguan
jalan napas/ pernapasan,
CT scan kepala (bila
perlu)
15. Cedera kepala:
 ringan  GCS ≥ 14 - DL, GDA.
 sedang  GCS 9-13, muntah, lupa - CT scan kepala pada
kejadian cedera kepala sedang

 berat  GCS ≤ 8, muntah, lupa dan berat

kejadian
16. Bayi usia <28 Gerak tidak aktif, menangis DL, GDA, elektrolit,
hari, sakit lemah, malas minum, febris jika kultur darah, albumin.
ada.
17. Anak kejang Kejang, tanpa/dengan demam DL, GDA

18. Anak muntah Muntah tiap makan / minum, - DL, GDA.


intake sulit - elektrolit
19 Bayi kuning Kramer III - IV Bilirubin total, golongan
darah, DL
20. Abses atau ulkus Besar, dalam, dan bentuk ulkus. DL, GDA, kultur pus dan
lama Ada tidaknya tanda-tanda atau darah
peradangan. Lebih dari 1 minggu

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 12


RS NATAR MEDIKA

dilakukan terapi antibiotik, namun


belum ada perbaikan.

 Bila pasien masuk lewat UGD, setelah pasien dengan gejala penyakit di atas
dilakukan RAT, dokter jaga UGD wajib melaporkan kepada Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang sesuai dengan kebutuhan pasien
bila ada indikasi rawat inap.
 Bila pasien masuk lewat poliklinik, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP) yang dalam hal ini adalah dokter spesialis wajib melakukan RAT
sesuai ketentuan yang berlaku, setelah itu Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) dapat menentukan kebutuhan pasien selanjutnya.
 Untuk pasien cito tindakan life saving, RAT dapat dilengkapi setelah tindakan
dilakukan, penentuan pemeriksaan penunjang yang paling mendesak oleh
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).

ROUTINE TESTING (RT)

Routine Testing adalah pemeriksaan penunjang minimal yang harus dilakukan


dokter terkait hasil diagnosis/ tindakan yang akan dilakukan.

RT dapat berupa pemeriksaan penunjang sebagai berikut :


1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya seperti Elektrokardiografi (EKG),
Ultrasonografi (USG), dan lain-lain.

Tujuan dilakukan RT :
1. Pasien mendapat pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien.

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 13


RS NATAR MEDIKA

2. Pasien cepat terdiagnosis sehingga tidak terjadi delay/ keterlambatan dalam


penanganan dan penatalaksanaan pasien.
3. Menjadi panduan pemeriksaan rutin yang harus dijalankan oleh dokter umum
atau dokter spesialis sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
4. Memastikan pasien mendapat perawatan sesuai konsep keselamatan pasien
untuk mencegah kejadian yang tidak diharapkan.

Kriteria Routine Testing


1. Berdasarkan Tindakan Yang Akan Dilakukan

No Jenis tindakan Routine Testing


1 Operasi  Usia ≥ 35 tahun : EKG
 Rontgen thoraks kecuali pada pasien Sectio Caesaria
(SC) dan Kehamilan Ektopik Terganggu (KET).
 CTG pada pasien SC.
 Laboratorium : DL, PT,APTT, ureum, creatinin,
SGOT, SGPT, GDA, anti HIV, HBsAg, dan golongan
darah (jika belum pernah diperiksa di Rumah Sakit )
kecuali sudah ada bukti kartu golongan darah.
 Pasien dengan gangguan pernafasan atau berpotensi
terjadi gangguan pernapasan, dilakukan pemeriksaan
analisa gas darah dan elektrolit.
2 Angiografi  Rontgen thoraks
 EKG 12 lead
 Laboratorium : DL, SGOT, SGPT, ureum, creatinin,
GDA, elektrolit, PT, APTT, HBsAg
3 Hemodialisa  Pasien HD pertama : DL, ureum, creatinin, elektrolit,
(HD) HBsAg, anti HIV, anti HCV total , EKG untuk usia ≥
35 tahun, rontgen thorax untuk usia ≥ 40 tahun.
 Pasien HD rutin tiap bulan : Hb, albumin
 Pasien HD rutin tiap 3 bulan : ureum, creatinin,

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 14


RS NATAR MEDIKA

elektrolit
 Pasien HD rutin tiap tahun : HBsAg, anti HCV total
4 Endoskopi  EKG untuk pasien≥ 35 tahun atau pasien dengan
kelainan jantung
 Laboratorium : DL, PT/APTT, Elektrolit, HbsAg,
GDA
5 Bronkoskopi  Rontgen thoraks
 Laboratorium : DL, PT, APTT, EKG untuk usia ≥ 35
tahun
6 Kemoterapi  Laboratorium : DL, SGOT, SGPT, ureum, creatinin,
Creatinin Clearance Test (CCT)

2. Berdasarkan Jenis Ruang Critical Care

No Ruangan Routine Testing


DL, SGOT, SGPT, ureum, creatinin, GDA,
kultur darah dan atau sputum
1 ICU, ICCU, PICU, HCU (dikonfirmasikan terlebih dahulu ke DPJP)
EKG untuk pasien ≥ 35 tahun
Rontgen thoraks
DL, GDA, elektrolit, calcium total, albumin,
CRP, kultur darah
2 Peristi Level III
Rontgen babygram

3. Berdasarkan Penyakit Yang Di Derita

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 15


RS NATAR MEDIKA

No Gejala Temuan Fisik/Penunjang Pemeriksaan


1 Perdarahan Anemis, Hb < 8gr/dl Hb serial, Hb serial
post transfusi
2 Gangguan irama Hasil EKG: Atrial Fibrilasi, Monitor terpasang,
jantung VT,VF, Blok dll EKG serial perhari
hingga kondisi
membaik, EKG
ulang setiap
perburukan.
3 Acut Conorary Hasil EKG ST Elevasi, Non Monitor terpasang,
Syndrom Stemi, Unstable Angina Pectoris EKG serial perhari
hingga kondisi
membaik, EKG
ulang setiap
perburukan.
4 Gangguan Hasil elektrolit abnormal, Cek elektrolit post
elektronik pemeriksaan neurologis koreksi
abnormal
5 Hyperglikemia GDA > 200, Asymptomatis/ GDA serial
symptomatis (koma, nausea).
6 Hypoglikemia GDA<80, Asymptomatis/ GDA serial
symptomatis (koma).
7 Gagal Ginjal Ureum > 42.8, creatinin > 1.5, Cek Ureum,
Kronik anemia, odema pulmo/ extrimitas Creatinin, Hb 6 jam
bawah/ atas, asidosis, post HD.
hypoalbuminemia.

Keputusan untuk mengobati, merawat atau merujuk hanya dilakukan setelah


hasil evaluasi skrining ada. Hasil evaluasi skrining segera diinformasikan kepada
pasien/keluarga tentang:
a. Perawatan yang diusulkan

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 16


RS NATAR MEDIKA

b. Hasil yang diharapkan dari perawatan


c. Biaya yang diperkirakan

Berdasarkan kebutuhannya, pasien akan diterima sebagai pasien rawat jalan


dan rawat inap. Ketepatan mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan pasien, meliputi Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP), fasilitas dan alat yang dibutuhkan, petugas kesehatan dan ruang
rawat inap.
Beberapa pasien kemungkinan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam
proses observasi di UGD. Maka di UGD ada kriteria pasien yang belum bisa
dipindah ke rawat inap ataupun dirujuk ke rumah sakit lain.
Kondisi yang dikategorikan pasien yang masih harus diobservasi:
a) Nadi : < 50 atau >130 kali permenit
b) Tekanan darah systolic <80 atau >180 mmHg
c) Tekanan darah diastolic <50 atau >100 mmHg
d) Pernafasan >35 kali per menit
e) Skala nyeri > 6
f) Penurunan kesadaran
g) Epigastric pain pada pasien dewasa dengan abnormalitas EKG / nyeri tidak
hilang dengan terapi biasa.
h) Syncope / near syncope.
i) Bradicardi
j) VES bigemini, VES consecutive (salvo) R on T
k) Hipertensi grade 2
l) Hipokalemia berat
m) Hiperkalemia berat
n) Guliian Barre Syndrome atau gejala yang menyerupai, meliputi kelemahan
otot tungkai bilateral hiporefleks.
o) Vertigo
p) Kolik abdomen
q) Multiple trauma dengan cedera pada wajah.
r) Luka tusuk abdomen

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 17


RS NATAR MEDIKA

Pasien yang sesuai criteria tersebut diatas, dilakukan observasi maksimal


setiap 15 menit sekali dan didokumentasikan dalam rekam medis pasien. Pasien
juga dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut, dikonsultasikan ke dokter
spesialis atau langsung dirawat sambil menunggu pemeriksaan lanjutan.
Observasi pasien dilakukan sampai kondisi pasien stabil dan maksimal
dilakukan selama 6 jam di UGD. Apabila kondisi dimana dokter spesialis bisa
segera melihat kondisi pasien di UGD dan penilaian seksama oleh dokter spesialis
atau berdasarkan hasil pemeriksaan / observasi lanjutan ternyata pasien tidak ada
indikasi rawat inap, maka pasien dapat dipulangkan. Apabila pasien ada indikasi
rawat inap namun pasien atau keluarga pasien menolak dirawat maka pasien atau
keluarga harus mengisi formulir surat pernyataan penolakan tindakan.

BAB IV
DOKUMENTASI

Proses skrining dan penerimaan pasien, didokumentasikan dalam:

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 18


RS NATAR MEDIKA

1) Formulir Identitas Pasien


2) Formulir Pengkajian Pasien Rawat Jalan
3) Formulir Pengkajian Ugd
4) Formulir Pemesanan Ambulance
5) Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
6) Formulir Permintaan Pemeriksaan Radiologi
7) Formulir Observasi Khusus
8) Spo Skrining Pasien
9) Spo Triage

Panduan Skrining Pasien RS. Natar Medika 19

Anda mungkin juga menyukai