“ WISMA HUSADA”
d/h. “ ADEM AYEM”
IZIN DINKES No. 503.445/KLINIK SWASTA/91-KPRI/P/436.7.2/VI/2022
Tlp. 031-51 500 111, 51503704 Fax. 031-5150 3704
JL.Dukuh Setro VII-A / Kav. No.2 – Surabaya
Email : wisma_husada@yahoo.co.id
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR KLINIK PRATAMA RAWAT INAP WISMA HUSADA
Nomor: 08.1./SK/WH/XII/2022
TENTANG
MEMUTUSKAN
Kesatu : Sistem rujukan Klinik Pratama Rawat Inap Wisma Husada sebagaimana
tercantum dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Surat Keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terjadi perubahan dan atau terdapat kesalahan dalam
penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Surabaya
pada tanggal : 19 Desember 2022
DIREKTUR KLINIK PRATAMA
RAWAT INAP WISMA HUSADA,
Riana Restuti
SISTEM RUJUKAN
KLINIK PRATAMA RAWAT INAP WISMA HUSADA,
b. Prosedur Administratif:
c. kewajiban dan proses monitoring pada pasien apabila ada kasus gawat darurat atau
kasus – kasus tertentu dengan menyertakan lembar monitoring (observasi) yang terdiri
dari :
1) Identitas pasien
2) Tanda-tanda vital
3) Keadaan umum
4) Tingkat kesadaran
b. Prosedur Administratif
1. Menerima, meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang telah diterima untuk
ditempelkan di kartu status pasien.
2. Apabila pasien tersebut dapat diterima kemudian membuat tanda terima pasien sesuai aturan
masing-masing sarana.
3. Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan pada kartu catatan medis dan
diteruskan ke tempat perawatan selanjutnya sesuai kondisi pasien.
4. Membuat informed consent (persetujuan tindakan, persetujuan rawat inap atau pulang paksa).
5. Segera memberikan informasi tentang keputusan tindakan/perawatan yang akan dilakukan kepada
petugas/keluarga pasien yang mengantar.
6. Apabila tidak sanggup menangani (sesuai perlengkapan Klinik yang bersangkutan), maka harus
merujuk ke RSU yang lebih mampu dengan membuat surat rujukan pasien rangkap 2, kemudian
surat rujukan yang asli dibawa bersama pasien, prosedur selanjutnya sama seperti merujuk
pasien.
7. Mencatat identitas pasien di buku register yg ditentukan.
1. Rumah Sakit atau Puskesmas/Klinik yang menerima rujukan pasien wajib mengembalikan pasien
ke Klinik/Polindes/Poskesdes pengirim setelah dilakukan proses antara lain:
a. Sesudah pemeriksaan medis, diobati dan dirawat tetapi penyembuhan selanjutnya perlu di
follow up oleh Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik/Polindes/Poskesdes pengirim.
b. Sesudah pemeriksaan medis, diselesaikan tindakan kegawatan klinis, tetapi pengobatan dan
perawata selanjutnya dapat dilakukan di Rumah Sakit / Puskesmas / Klinik / Polindes /
Poskesdes pengirim.
2. Melakukan pemeriksaan fisik dan mendiagnosa bahwa kondisi pasien sudah memungkinkan
untuk keluar dari perawatan Rumah Sakit / Puskesmas/Klinik tersebut dalam keadaan:
a. Sehat atau Sembuh.
b. Sudah ada kemajuan klinis dan boleh rawat jalan.
c. Belum ada kemajuan klinis dan harus dirujuk ke tempat lain.
d. Pasien sudah meninggal.
3. Rumah Sakit yang menerima rujukan pasien harus memberikan laporan/informasi medis/balasan
rujukan kepada Rumah Sakit/Puskesmas/Klinik/Polindes/Poskesdes pengirim pasien mengenai
kondisi klinis terahir pasien apabila pasien keluar dari Rumah Sakit / Puskesmas / Klinik.
b. Prosedur Administratif:
1. Rumah Sakit yang merawat pasien berkewajiban memberi surat balasan rujukan untuk setiap
pasien rujukan yang pernah diterimanya kepada Rumah
Sakit/Puskesmas/Klinik/Polindes/Poskesdes yang mengirim pasien yang bersangkutan.
2. Surat balasan rujukan boleh dititip melalui keluarga pasien yang bersangkutan dan untuk
memastikan informasi balik tersebut diterima petugas kesehatan yang dituju, dianjurkan berkabar
lagi melalui sarana komunikasi yang memungkinkan seperti telepon, handphone, faksimili dan
sebagainya.
b. Prosedur Administratif:
1. Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di buku register pasien rujukan,
kemudian menyimpannya pada rekam medis pasien yang bersangkutan dan memberi tanda
tanggal/jam telah ditindaklanjuti.
2. Segera memberi kabar kepada dokter pengirim bahwa surat balasan rujukan telah diterima.
Persiapan Rujukan
Persiapan Tenaga Kesehatan, pastikan pasien dan keluarga didampingi oleh minimal dua tenaga
kesehatan (dokter dan/atau perawat) yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk tatalaksana
kegawatdaruratan medis, maternal dan perinatal.
1. Persiapan Keluarga, beritahu pasien dan keluarga pasien tentang kondisi terakhir pasien, serta
alasan mengapa perlu dirujuk. Anggota keluarga yang lain harus ikut mengantar pasien ke tempat
rujukan.
2. Persiapan Surat, beri surat pengantar ke tempat rujukan, berisi identitas pasien, alasan rujukan,
tindakan dan obat–obatan yang telah diberikan pada pasien.
3. Persiapan Alat, bawa perlengkapan alat dan bahan yang diperlukan.
4. Persiapan Obat, membawa obat–obatan esensial yang diperlukan selama perjalanan merujuk.
Persiapan Kendaraan
Persiapkan kendaraan yang cukup baik, yang memungkinkan pasien berada dalam kondisi yang
nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan secepatnya.
Riana Restuti