Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas Rahmat dan
Maghfirohnya, panduan skrining di rumah sakit Kartika Cibadak dapat diselesaikan sesuai
dengan kebutuhan di lingkungan rumah sakit Kartika Cibadak.

Panduan skrining pasien di rumah sakit disusun sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan membantu seluruh karyawan dan tenaga kesehatan dalam
menyesuaikan kebutuhan pasien dengan sumberdaya rumah sakit untuk pasien rawat jalan
maupun rawat inap melalui skrining pada kontak pertama.

Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal-
hal yang tidak sesuai dengan kondisi rumah sakit.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Tim
Penyusun, yang dengan segala upaya telah berhasil menyusun panduan ini yang merupakan
kerjasama dengan berbagai pihak di lingkungan rumah sakit Katika Cibadak.

Sukabumi,
Direktur RS Kartika Cibadak

Dr. Nadya Yosvara

1
DAFTAR ISI

SK PANDUAN SKRINING i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
BAB I DEFINISI 1
BAB II RUANG LINGKUP 2
BAB III TATA LAKSANA 3
A. Pasien tiba di rumah sakit 3
B. Di bagian pendaftaran 3
C. Di IGD 4
D. Skrining via telepon 4
E. Pemeriksaan penujang 5
BAB IV DOKUMENTASI 10

2
BAB I
DEFINISI

Skrining adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengidentifikasi apakah kebutuhan
dan kondisi pasti pendapatdipenuhi oleh sumber daya atau fasilitas yang ada di rumah sakit yang
dilakukan pada kontak pertama dengan pasien.
Skrining merupakan pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat
dan orang yang memiliki keadaan patologis yang tidak berdiagnosis atau mempunyai resiko
tinggi (kamus Dorland ed 25:974)
Skrining didalam rumah sakit dapat dilaksanakan dengan menggunakan jalur test cepat
(fast track), criteria triage, penilaian visual, pemerikasaan fisik, atau berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium klinikatau diagnostic sebelumnya.KriteriaTriage adalah suatu
penilaian medis terhadap level kegawatan pasien yang datang di Instalasi Gawat Darurat.
Pencocokan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit tergantung dar
iinformasi yang diperoleh saat melakukan skrining tentang kebutuhan pasien, biasanya pada
kontak pertama. Sehingga skrining dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi
penyakit atau kelainan pasien sehingga didapat kerterangan tentang kondisi dan kebutuhan
pasien saat kontak pertama. Keterangan hasil skrining digunakan untuk mengambil keputusan
untuk menerima psien rawt inap atau pasien rawat jalan dan merujuk ke pelayanan kesehatan
lainnya dengan menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit.

3
BAB II
RUANG LINGKUP

Pasien yang akan dirawat atau terdaftar untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan adalah
mereka yang membutuhkan kondisinya dapat dipenuhi oleh sumber dayadan misi rumah sakit
yang diidentifikasi melalui proses skrining.
Skrining dilakukan melalui telepon atau sebelum pasien masuk kerumah sakit, di daerah
rumah sakit atau saat pasien tiba di rumah sakit. Informasi yang didapat melalui proses skrining
penting dalam membuat keputusan yang tepat tentang apakah pasien dapatdilayani atau
harusdirujuk.
Hanya rumah sakit yang memiliki kemampuan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan dan
konsisten dengan misinya dapat dipertimbangkan untuk menerima pasien rawat inap atau rawat
jalan.
Jeni sskrining terdiri dari :
1. Skrining Medis
Skrining medis adalah skrining yang dilakukan melalui criteria triage, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang ( pemeriksaan laboratorium dan dignostik ) sebelumnya.
Skrining medis hanyadapatdilakukan oleh tenaga yang kompeten yaitu dokter atau
perawat, skrining dilaksanakan di Instalasi Gawat Darurat.
2. Skrining Non Medis
Skrining non medis adalah skrining yang dilaksanakan pada saat pasien tiba di rumah
sakit atau pasien mendaftar di poliklinik rawat jalan untuk menentukan pelayanan mana
yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien sertauntuk memutuskan apakah
pelayanan yang dibutuhkan pasien dapat dipenuhi oleh rumah sakit. Skrining dilakukan
oleh tenaga yang terlatih.

4
BAB III
TATALAKSANA
ALUR SKRINING

Pasien ingin berobat ke Pendaftaran pasien


poliklinik/pemeriksaanpe Rawat Jalan
nunjang
Pasien tiba Petugas
Di RS Keamanan

Pasien ingin dirawat Instalasi Gawat


atau pasien dengan Darurat
kegawatdaruratan

A. Pasien Tiba di Rumah Sakit


1. Pasien tiba di rumah sakit , petugas keamanan menanyakan kebutuhan pasien
terhadap pelayanan kesehatan.
2. Jika pasien menjawab akan berobat kepoliklinik, periksa laboratorium dan atau
radiologi pasien diarahkan untuk mendaftar kependaftaran rawat jalan.
3. Jika pasien mengatakan akan di rawat ( dengan atau tanpa membawa surat
pengantar atau surat rujukan ) pasien diarahkan ke IGD.
4. Jika petugas melihat kondisi gawat darurat seperti sesak nafas, pasien dewasa
mengeluh nyeri dada, muntah-muntah atau pasien terlihat lemas, pasien diarahkan ke
IGD.
5. Skrining dilaksanakan oleh petugas keamanan terlatih.

Pendaftaran pasien Pasien panas tinggi, sesak IGD


Rawat Jalan nafas, nyeri dada
PaPendaftaran
pasien Rawat Jalan

B. Di Bagian Pendaftaran ( Front Office )


Petugas menanyakan keluhan dan kebutuhan pasien dan pelayanan poliklinik mana yang
akan dituju. Jika dalam skrining ditemukan keluhan sebagai berikut:panas tinggi, sesak
nafas, nyeri dada (pada pasien dewasa), atau kejang, maka pasien segeradiarahkan/diantar
ke IGD.

5
Setelah diskrining bahwa pasien dapat dilayani di poliklinik rawat jalan sesuai dengan
kebutuhannya, maka pasien di daftarkan kepoliklinik/dokter yang dituju. Skrining
dilaksanakan oleh petugas yang terlatih.

Pasien dirawat di
RS
Skrining melalui criteria
Pasien tiba di IGD triage dan sesuai
kebutuhan
pelayananpasien

Pasien dirujuk ke
RS lain

Skrining Rawat Jalan dilakukan oleh :

1. Petugas keamanan ( Satpam / Security )


2. Front Office
3. Perawat

Petugas Keamanan / Satpam bertugas :

1. Lakukan penilaian kondisi pasien secara visual dan verbal apakah terdapat tanda – tanda
kegawatdaruratan atau tidak
2. Tanyakan pada pasien menderita batuk ngekel / berkepanjangan. Jika “Ya” berikan
“masker”
3. Apabila pasien mengeluh pusing dan pada saat berdiri terasa akan jatuh atau riwayat jantung
pada 6 bulan terakhir maka berikan “kalung pita kuning” dan alat bantu brankard / kursi
roda
4. Pasien dengan keterbatasan fisik berikan kursi roda / brankard

6
4 Kriteria Skrining Rawat Jalan

1. KONDISI GAWAT DARURAT

2. RIWAYAT JATUH 6 BULAN TERAKHIR / PUSING

3. BATUK NGEKEL

7
4. KETERBATASAN FISIK

Perawat Poliklinik Bertugas :


1. Indentifikasi kebutuhan pasien
2. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik singkat
3. Tentukan kebutuhan rencana tindak lanjut pengobatan, perawatan dan pemeriksaan
penunjang
4. Lakukan penilaian apakah ada tanda – tanda kegawatdaruratan. Jika ada beri kalung pita
merah
5. Tempakan pasien dengan resiko jatuh pada jalur “FAST TRACK”
6. Informasikan pada pasien atau pasien atau keluarga sesuai dengan kebutuhan rencana
tindak lanjut pengobatan dan pemeriksaan penunjang
7. Dokumentasikan hasil skrining awal
8. Anjurkan pasien awal untuk menunggu panggil

8
Alur Pelayanan Cepat

( Fast Track )

Lakukan Skrining awal secara Visual dan Verbal

Tujuan : - Ada kegawatdaruratan atau tidak

- Ada keterbatasan fisik atau tidak


- Ada batuk atau tidak
- Ada risiko jatuh tidak

Tanyakan pada pasien apakah pusing dan memerlukan bantuan pada saat
berdiri / berjalan atau pernah jatuh, dalam enam bulan terakhir, jika iya berikan
penandaan berupa

KALUNG PITA KUNING

Arahkan pasien untuk masuk pada antrian kelompok resiko jatuh

Daftarkan pasien ke Klinik yang akan dituju sesuai nomor antrian Pasien
Risiko Jatuh

C. Di IGD

9
Skrining dilakukan melalui criteria triage. Jika dari skrining atau pemeriksaan
disimpulkan bahwa pasien harus dirawat dan rumah sakit memiliki sumber daya yang
sesuai dengan pasien, maka pasien di rawat di rumah sakit.
Jika rumah sakit tidak memiliki sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi pasien, maka pasien di rujuk kerumah sakit yang memiliki sumber daya dan
fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.

D. Skrining via Telepon


Skrining terhadap pasien yang akan dirujuk kerumah sakit Kartika Cibadak dari
fasilitas pelayanan kesehatan atau rumah sakit lain melalui telepon dilaksanakan oleh
dokter IGD.
Skrining dilakukan atas dasar data anamnesis, hasil pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang (laboratorium dan diagnostik) dari fasilitas kesehatan atau rumah
sakit asal rujukan.
Jika rumah sakit dapat memenuhi pelayanan perawatan yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pasien, maka pasien bisa di transfer dari tempat asal
rujukan kerumah sakit Kartika Cibadak.

E. Tatalaksana Skrining
Skrining dilakukan melalui:
1. Kriteria triage
Triage adalah seleksi pasien sesuai tingkat kegawat daruratan sehingga pasien
terseleksi dalam mendapatkan pertolongan sesuai dengan kegawat daruratannya.
Triage di RS KARTIKA CIBADAK menggunakan sistem labelin warna, pasien
ditentukan apakah gawat darurat, gawat tidak darurat, darurat tidak gawat atau tidak
gawat dan tidak darurat, pasien yang telah diseleksi diberi label warna pada list nya,
sesuai dengan tingkat kegawatannya.
Adapun pemberian labeling warna sesuai dengan tingkat kewatatannya sebagai
berikut:
a. Pasien gawat darurat diberi label warna merah
b. Pasien gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat diberi label warna kuning

10
c. Pasien tidak gawat dan tidak darurat diberi warna hijau
d. Pasien yang telah dinyatakan meninggal diberi label hitam
Initial assement (penilaian awal)
Pasien yang masuk melalui IGD (instalasi gawat darurat) maupun poli klinik
memerlukan penilaian dan pengelola yang cepat dan tepat. Waktu berperan sangat
penting, oleh karena itu diperlukan cara yang mudah, cepat dan tepat. Proses awal
ini dikenal dengan initial assesment (penilaian awal). Untuk di triage IGD petugas
melakukan penilaian kesadaran dengan menggunakan kriteria AVPU:
A : alert
V : respon tu verbal
P : respon to pain
U : unrespon
Penilaian awal ini intinya adalah;
a. Primary survei yaitu penanganan ABCDE dan resusitasi. Disini dicari keadaan
mengancam nyawa dan apabila menemukan harus dilakukan resusitasi.
Penanganan ABCDE yang dimaksud adalah:
A : Airway dengan control cervical
B :Breating dan ventilasi
C : Circulation dengan control perdarahan
D : Disability, status neurologis dan nilai GCS
E : Exposure buka baju penderita tapi cegah hipotermi
Langkah selanjutnya harus pertimbangkan pemakaian kateter urin (foley
cateter), kateter lambung (NGT), pemasangan heart monitor dan pemeriksaan
laboraturium atau rontgen.
b. Secondary survey adalah pemeriksaan teliti yang dilakukan dari ujung rambut
sampai ujung kaki, dari depan sampai belakang dan setiap lubang dimasukan jari
(tub finger in every orifice).
1) Anamnesis melalui pasien, keluarga atau petugas pra hospital yang
meliputi:
A : Alergi
M : Medikasi/obat-obatan

11
P : past ilness / penyakit sebelumnya yang menyertai
L : Last meal / terakhir makan jam berapa bukan makan apa
E : Event / hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera
2) Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Periksa
dengan teliti apakah ada perubahan bentuk, tumor, luka dan sakit (BTLS).
Pemeriksaan punggung dilakukan dengan log roll ( memiringkan penderita
dengan tetap menjaga kesegarisan tubuh ). Cek tanda-tanda vital.
2. Evaluasi visual atau pengamatan
a. Pasien yang secara pengamatan visual dalam keadaan gawat dan memerlukan
pertolongan segera langsung diarahkan ke igd
b. Pasien yang secara pengamatan visual tidak memerlukan pertolongan segera akan
diarahkan ke poli klinik
c. Jika RS belum mempunyai pelayanan spesialistik tertentu maka pasien disarankan
untuk di rujuk
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan head to toe meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi termasuk
juga pemeriksaan psikologi.
4. Pemeriksaan laboraturium atau diagnostic imaging (penunjang)
Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan dalam melengkapi proses Skrining :
a. Kasus Anak
1) Pemeriksaan Hematologi : DarahTepi (Haemoglobin, Hematrokrit, Lekosit,
Trombosit, Hitung Jenis)
2) Pemeriksaan Radiologi : Rongent Thorax ( bila perlu )
b. Kasus Umum
1) Hematologi/DarahLengkap : Hemoglobin, Hematokrit, Lekosit, Trombosit,
Eritrosit, LED, dan Hitung Jenis.
2) Gula darah sewaktu
3) Kimia Klinik Standar : Ureum,Creatinin, SGOT, SGPT
4) Urine Lengkap
5) EKG (untuk pasien jantung, & pasien dewasa usia >45 tahun )
6) Pemeriksaan Radiologi : Foto Rontgen Thorax atau sesuai keluhan

12
7) CT Scan (untuk pasien-pasien Stroke)
c. Perawatan Geriatri
1) Darah Tepi (Haemoglobin, Hematrokrit,Lekosit,Trombosit,Hitung Jenis)
2) Guladarah sewaktu
3) Kimia Klinik Standar : Ureum Creatinin, SGOT, SGPT
4) Elektrolit
5) EKG, Rontgen Thorax
d. Perawatan Perinatologi
1) Hematologi Rutin
2) Gula darah sewaktu
3) CRP dan IT Ratio
4) Kultur Darah
5) Bilirubin Bayi(Bilirubin total,Bilirubin Direct/Indirect)
6) Radiologi :Thoraco abdomen ( Baby gram ).
e. Perawatan ICU
1) Hematologi : Darah Lengkap
2) GulaDarahSewaktu
3) Analisa Gas Darah
4) Kimia Klinik Standar : Ureum,Creatinin,SGOT,SGPT
5) Enzim Jantung
6) Pemeriksaan EKG
7) Pemeriksaan Foto Rontgen Thorax
f. Perawatan Pre Operatif
1) Untuk Golongan Operasi Sedang :
a) Haematologi Rutin,
b) BT (masa perdarahan)
c) PT / APTT
d) Gula darah sewaktu
2) Untuk Golongan Operasi Besar :
a) Hematologi Rutin
b) LED

13
c) Golongan Darah dan Rhesus
d) BT(masa perdarahan)
e) PT / APTT
f) Bilirubin Total/Direk/Indirek
g) Ureum / Creatinin
h) SGOT / SGPT
i) Glukosa Puasa dan Glukosa 2 jamPP
j) Urine puasa
k) Protein total/Albumin/Globulin
l) Urine Lengkap
m) Rontgen : Foto Thorax
n) EKG
o) Konsul Pre Operatif :dokter Spesialis penyakit Dalam / dokter spesialis
Anak & dokter SpesialisAnestesi
g. Radiologi
1) Pemeriksaan CT Scan yang menggunakan kontras
2) Pemeriksaan Rongent

14
BAB IV
PENDOKUMENTASIAN

Semua rangkaian proses skrining pasien, baik medis dan non medis dilakukan secara
terkoordinasi dan terintegrasi dalam suatu rekam medis agar asuhan diterimaoleh pasien
terencana dengan baik, terpantau sehingga pelayanan yang diberikan dapat optimal dan sesuai
dengan kebutuhan asuhan pasien.
Bila pasien tidak dapat dilayani di rumah sakit setempat, maka diberi surat rujukan
beserta resume klinis kerumah sakit rujukan eksternal.Semua rujukandan alasandirujuktercatat di
berkas rekam medik.

15

Anda mungkin juga menyukai