Anda di halaman 1dari 11

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR RS SARI ASIH KARAWACI


NOMOR 053/PER/DIR/RSSAK/II/2015
TENTANG
PANDUAN SKRINING PASIEN

BAB I
DEFINISI

Rumah sakit seyogyanya mempertimbangkan bahwa pelayanan di rumah sakit merupakan


bagian dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional dibidang
pelayanan kesehatan dan tingkat pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas
pelayanan. Maksud dan tujuannya adalah menyelaraskan kebutuhan pasien dibidang
pelayanan kesehatan dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan
pelayanan, kemudian merencanakan tindakan selanjutnya.

Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan
berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah di identifikasi dan
pada misi serta sumber daya rumah sakit yang ada. Skrining atau penapisan bertujuan
untuk menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah sakit
tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan kondisinya lewat
skrining pada kontak pertama.

Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,


pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau
diagnostik imajing sebelumnya.Skrining dapat terjadi disumber rujukan, pada saat pasien
ditransportasi emergensi atau apabila pasien tiba di rumah sakit. Hal ini sangat penting
bahwa keputusan untuk mengobati, mengirim atau merujuk hanya dibuat setelah ada hasil
skrining dan evaluasi. Hanya rumah sakit yang mempunyai kemampuan menyediakan
pelayanan yang dibutuhkan dan konsisten dengan misinya dapat dipertimbangkan untuk
menerima pasien rawat inap atau pasien rawat jalan. Hal hal penting terkait dengan
proses skrining :

1
1. Skrinning dilakukan pada kontak pertama didalam atau di luar rumah sakit.
2. Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan pelayanan yang
dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan dengan tepat.
3. Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk melengkapi hasil tes diagnosis
berkenaan dengan tanggung jawab untuk menetapkan apakah pasien diterima,
dipindahkan atau di rujuk.
4. Pasien tidak dirawat, dipindahkan atau dirujuk sebelum hasil tes yang dibutuhkan
didapatkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
5.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Skrinning dilakukan dari saat pasien keluar kendaraan atau pintu masuk Rumah Sakit
sampai pasien mendapat pelayanan kesehatan dari instalasi yang dibutuhkan pasien. 2
jenis skrining yang dilakukan :
1. Skrinning visual
2. Skrinning medis
Skrinning ini melibatkan petugas non medis maupun medis, yang dimulai dari kedatangan,
hingga pasien mendapat pelayanan di Instalasi Rawat jalan atau Instalasi Gawat Darurat
(IGD). Sebagian pasien tidak mengetahui tujuan pasien berobat, mereka hanya berpikir
bahwa pasien dibawa ke rumah sakit dengan maksud mendapat pertolongan. Sebagai
masyarakat rumah sakit, sudah menjadi kewajiban memberitahu dan mengarahkan pasien
sesuai dengan kebutuhan pasien.
Dalam proses skrining kebutuhan pelayanan pasien dipenuhi dengan pendekatan
preventif, paliatif, kuratif, dan rehabilitatif. Preventif ( pencegahan ) adalah mencegah
jangan sampai terkena penyakit atau menjaga orang yang sehat agar tetap sehat, contoh :
cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar untuk mencegah terjadinya
penyakit diare.
Perbedaan lain yang cukup mencolok adalah kesehatan masyarakat mengambil obyek
sasaran kesehatannya, yaitu : masyarakat atau komunitas ( skala makro ) sedangkan
kedokteran menangani individu ( skala mikro ). Kuratif ( pengobatan ) digunakan untuk
orang-orang sakit atau dengan kata lain yang lebih mudahnya kuratif adalah nama lain dari
proses menyembuhkan seseorang dari keadaan sakit secara fisik dan psikis. Sedangkan
rehabilitatif ( pemulihan ) adalah proses menjaga agar seseorang yang sudah sembuh (
belum 100% sembuh ) kembali bugar seperti semula, misalnya untuk balita sakit
pneumonia membutuhkan asupan gizi yang adekuat terutama protein untuk proses
penyembuhan serta pemulihan dari penyakitnya. Perawatan paliatif adalah perawatan
interdisipliner yang berfokus pada pasien penyakit serius atau mengancam jiwa dengan
tujuan mengurangi beban penyakit, meringankan penderitaan dan mempertahankan
kualitas hidup dari saat setelah diagnosis.

3
Adapun tujuan skrining adalah sebagai berikut :
1. Agar pasien mendapat pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya
2. Agar pasien tahu tentang kondisinya saat ini
3. Agar dokter dapat mengambil keputusan segera sehubungan dengan kondisi pasien

4
BAB III
TATA LAKSANA

A. ALUR SKRINNING

Pasien ingin berobat ke


Pendaftaran pasien
Poli Klinik / Pemeriksaan
Rawat Jalan
penunjang
Pasien tiba di Petugas
RS RS Pasien ingin dirawat atau
pasien dengan kegawat Instalasi Gawat
daruratan Darurat

1. Pasien tiba di Rumah Sakit


Pasien tiba di rumah sakit
Petugas rumah sakit menanyakan kebutuhan pasien terhadap pelayanan
kesehatan.
Jika pasien menjawab akan berobat ke Poli Klinik, pemeriksaan laboratorium
dan atau radiologi pasien diarahkan untuk mendaftar ke pendaftaran rawat
jalan
Jika pasien mengatakan akan dirawat ( dengan atau tanpa membawa surat
pengantar atau surat rujukan ) pasien diarahkan ke IGD
Jika petugas melihat kondisi gawat darurat seperti sesak napas, pasien
dewasa mengeluh nyeri dada, muntah - muntah atau pasien terlihat lemas
dan pasien diarahkan ke IGD
Skrinning dilaksanakan oleh petugas rumah sakit yang terlatih.

Pendaftaran pasien Pasien panas tinggi, sesak


Rawat Jalan napas, nyeri dada IGD

5
B. BAGIAN PENDAFTARAN
1. Petugas menanyakan keluhan dan kebutuhan pasien dan pelayanan poliklinik
mana yang akan dituju.
2. Jika dalam skrining ditemukan keluhan sebagai berikut : panas tinggi, sesak
nafas, nyeri dada (pada pasien dewasa), kejang maka pasien segera diarahkan
atau diantarkan ke IGD. Setelah dari skrinning bahwa pasien dapat dilayani di
poliklinik rawat jalan sesuai dengan kebutuhannya, maka pasien didaftarkan ke
Poli Klinik Dokter Spesialis yang dituju.
3. Jika dalam skrinning ditemukan pasien dengan kebutuhan preventif, paliatif dan
dengan kebutuhan spesifik lainnya maka diberikan prioritas pelayanan.
4. Skrinning dilakukan oleh petugas yang terlatih.

C. SKRINING MEDIS
Skrinning medis dilakukan oleh tenaga medis yang berkontak pertama dengan
pasien. Skrining medis juga sekaligus dimaksudkan untuk mengidentifikasi pasien -
pasien asimptomatik yang berisiko mengidap gangguan kesehatan serius. Melalui
proses skrinning diharapkan dapat mengurangi morbiditas atau mortalitas penyakit
dengan penanganan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Skrinning medis
dilakukan melalui kriteria triase, anamnesis, pemeriksaan fisik,
psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imaging. Pada kasus rujukan, skrinning
dapat dilakukan sebelum pasien dikirim atau sebelum pasien tiba di IGD, bisa
dilakukan via telpon maupun datang sendiri. Pasien hanya diterima apabila rumah
sakit dapat menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat
jalan dengan tepat. Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan dalam melengkapi
proses Skrinning antara lain :

1. Kasus Anak
Pemeriksaan Hematologi
Darah Tepi (Haemoglobin, Hematrokrit ,Lekosit, Trombosit dan Hitung Jenis).
2. Kasus Umum
Hematologi/Darah Lengkap :

6
Hemoglobin, Hematokrit, Lekosit, Trombosit, Eritrosit, LED dan Hitung Jenis.
Gula darah sewaktu
Kimia Klinik Standar : Ureum,Creatinin, SGOT, SGPT
Urine Lengkap
EKG (untuk pasien jantung, & pasien dewasa>usia 35 tahun )
Pemeriksaan Radiologi : Foto Rontgen Thorax
CT Scan ( untuk pasien-pasien Stroke)

3. Perawatan Geriatri
Darah Tepi (Haemoglobin, Hematrokrit, Lekosit, Trombosit dan HitungJenis)
Gula darah sewaktu
Kimia Klinik Standar : Ureum -Creatinin, SGOT dan SGPT
Elektrolit
EKG, Rontgen Thorax

4. Perawatan Perinatologi
Hematologi Rutin
Gula darah sewaktu
CRP dan IT Ratio
Kultur Darah
Bilirubin Bayi (Bilirubin Total,Bilirubin Direct/Indirect)
Radiologi : Thoraco abdomen.

5. Perawatan NICU
Hematologi Rutin
Gula Darah Sewaktu
CRP dan IT Ratio
Kultur Darah
Bilirubin Bayi (Bilirubin total, Bilirubin Direct / Indirect)
PT / AP TT
Radiologi : Thoraco abdomen.

7
AGD
Elektrolite

6. Perawatan ICU
Hematologi : Darah Lengkap
Gula Darah Sewaktu
Analisa Gas Darah
Kimia Klinik Standar : Ureum,Creatinin,SGOT,SGPT
Enzim Jantung
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan Foto Rontgen Thorax
CRP

7. Perawatan Pre Operatif


a. Untuk Golongan Operasi Sedang :
Haematologi Rutin
BT (masa perdarahan)
PT / APTT
Gula darah sewaktu
b. Untuk Golongan Operasi Besar :
Hematologi Rutin
LED
Golongan Darah dan Rhesus
BT (masa perdarahan)
PT / APTT
Bilirubin Total/Direk/Indirek
Ureum / Creatinin
SGOT /SGPT
Glukosa Puasa dan Glukosa 2 jam PP
Urine puasa
Protein total/Albumin/Globulin

8
Urine Lengkap
Rontgen : Foto Thorax
EKG
Konsul Pre Operatif : Dokter Spsialis Jantung/ dokter Spesialis
penyakit Dalam & dokter Spesialis Anestesi

8. Radiologi
Pemeriksaan CT Scan yang menggunakan kontras.
Pemeriksaan Laboratorium: Ureum/ Creatinin

9
BAB IV
DOKUMENTASI

Pendokumentasian skrining terutama skrining medis, perlu didokumentasikan dalam


berkas rekam medis, kertas copy-an dimasukkan dalam berkas rekam medis, baik berkas
rekam medis rawat jalan maupun berkas rekam medis inap. Tujuan pendokumentasian ini
untuk mengikuti perkembangan penyakit dan evaluasi pengobatan ataupun penanganan,
serta nantinya akan digunakan untuk bahan perencanaan pemulangan pasien.

Direktur,

dr. H. Mahruzzaman Naim, SpA

10
11

Anda mungkin juga menyukai