SKRINING PASIEN
2018
DAFTAR ISI
Daftar Isi
BAB I. DEFENISI ..................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
2
BAB I
DEFINISI
Skrining diambil dari kata dalam bahasa inggris yaitu screening yang
sehat dari orang yang memiliki keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau
Skrining pasien pada RSUD Batara Guru Belopa merupakan suatu proses
pemilahan awal yang memungkinkan pelayanan di RSUD Batara Guru Belopa sesuai
A. Latar Belakang
kebutuhan pasien, sehingga hanya pasien yang mampu dilayani yang diterima
untuk dirawat. Sedangkan pasien yang tidak mampu untuk dipernuhi kebutuhan
C. Batasan Operasional
1. Kontak pertama pasien di dalam rumah sakit adalah pasien yang datang
kerumah sakit dan telah berada di Instalasi Gawat Darurat/ IGD PONEK atau
3
2. Kontak pertama pasien diluar rumah sakit adalah pasien yang hendak
rumah sakit.
D. Landasan Hukum
Kedokteran;
Kesehatan;
4
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
Rumah Sakit.
5
BAB III
RUANG LINGKUP
Skrining pasien dilakukan melalui triase, skrining awal pasien, yang dilakukan
di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit, skrining kebutuhan pelayanan pasien
rawat inap. Triase dan skrining kebutuhan pelayanan rawat inap akan diatur pada
panduan tersendiri.
Semua pasien baru melalui proses skrining awal untuk mengetahui apakah
Rumah Sakit Batara Guru Belopa dapat memenuhi kebutuhan pelayanan pasien.
Skrining awal pasien dilakukan pada pasien di dalam rumah sakit maupun diluar rumah
sakit, pasien rujukan dari fasilitas kesehatan lain maupun pasien yang datang sendiri,
pasien di instalasi rawat jalan maupun di instalasi gawat darurat/ IGD PONEK.
Ruang lingkup skrining awal pasien masuk RSUD Batara Guru Belopa yaitu :
2. IGD
3. UGD PONEK
1. Melalui sisrute
2. Melalui telpon :
a) Rujukan
b) Bukan rujukan
6
BAB III
TATA LAKSANA
b. Pada Instalasi Gawat Darurat/ UGD PONEK dilaksanakan dokter jaga IGD/
UGD PONEK,
c. Pada instalasi rawat jalan dilaksanakan pada ruangan poli klinik oleh
dokter polikilinik.
B. SKRINING
a. Kriteria Skrining awal pasien masuk RSUD Batara Guru Belopa yaitu
1. Sesuai,
2. Tidak Sesuai,
c. Kriteria tidak sesuai yaitu pasien yang sudah di skrining namun pelayanan
dengan cara ;
7
1. Pertanyaan (anamnesa),
2. Pemeriksaan fisik,
3. Pemeriksaan laboratorium,
4. Pemeriksaan radiologi,
hasil tes yang diperlukan tersedia. Kriteria tes skrining di Rumah Sakit
1. Kriteria Umur
Jenis Tindakan /
No Tes Skrining
Opearsi
Golongan Darah
Golongan Darah
8
5 Laparatomi / Laboratorium Darah lengkap, BT/CT, HbsAg,
3. Gejala Penyakit
Temuan Pemeriksaan
No Gejala Tes Skrining
Fisik
hari lengkap,
Widal
Kanan lengkap
Bawah
Thoraks
EKG
menghilang 3 posisi,
Radiologi Foto
abdomen
9
Temuan Pemeriksaan
No Gejala Tes Skrining
Fisik
3 posisi,
dada rutin
pervaginam rutin
Thoraks
EKG
Rutin,
Thoraks
terbatas Lokasi
fraktur
kesadaran rutin,
10
Temuan Pemeriksaan
No Gejala Tes Skrining
Fisik
GDS,
Ureum
kreatinin
kesadaran rutin,
dengan elektrolit,
trauma GDS,
Ureum
kreatinin
Radiologi Foto
kepala/
leher,
sesuai
lokasi
11
1) Petugas Admisi menerima permintaan rujukan dari fasilitas
kesehatan lain melalui sisrut,
2) Petugas Admisi meminta data :
nama pasien,
usia,
jenis kelamin,
nama fasilitas kesehatan yang akan merujuk,
keadaan umum pasien/ tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital,
anamnese ringkas,
hasil penunjang bila ada,
kebutuhan pasien,
3) bila ruang rawat yang dibutuhkan tidak tersedia, pelayanan yang
dibutuhkan tidak tersedia atau sedang tidak dapat dilayani karena
alasan tertentu pasien dianjurkan untuk dirujuk ke rumah sakit lain,
4) bila tidak masuk dalam kategori diatas maka petugas admisi
menghubungi petugas IGD(perawat, bidan, dokter) dan memberi
informasi yang dibutuhkan,
5) dokter IGD berdasarkan data yang ada mengambil kesimpulan
apakah pasien dapat diterima atau dianjurkan ke rumah sakit lain
6) perawat IGD/ bidan UGD PONEK atau dokter jaga IGD
menyampaikan hasil skrining pada petugas admisi yang kemudian
menerima atau menganjurkan kerumah sakit lain sesuai hasil
skrining
b. Skrining pasien rujukan di luar rumah sakit melalui telpon:
Skrining pasien rujukan di luar rumah sakit melalui telepon adalah
suatu prosedur untuk menentukan kebutuhan layanan pasien dan
kemampuan rumah sakit memenuhi kebutuhan tersebut, yang
dilakukan pada pasien rujukan dari fasilitas kesehatan lain di luar
rumah sakit melalui telepon.
Tatalaksana :
1) Petugas Admisi menerima permintaan rujukan dari fasilitas
kesehatan lain melalui telepon,
2) Petugas admisi mengcapkan salam, memperkenalkan diri (nama
dan instansi)
12
3) Petugas Admisi meminta data :
nama pasien,
usia,
jenis kelamin,
nama fasilitas kesehatan yang akan merujuk,
keadaan umum pasien/ tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital,
anamnese ringkas,
hasil penunjang bila ada,
kebutuhan pasien,
4) bila ruang rawat yang dibutuhkan tidak tersedia, pelayanan yang
dibutuhkan tidak tersedia atau sedang tidak dapat dilayani karena
alasan tertentu petugas admisi menganjurkan untuk merujuk ke
rumah sakit lain,
5) bila tidak masuk dalam kategori diatas maka petugas admisi
menghubungkan ke petugas IGD(perawat, bidan, dokter) dan
memberi informasi yang dibutuhkan,
6) dokter IGD berdasarkan data yang ada mengambil kesimpulan
apakah pasien dapat dirujuk atau dianjurkan ke rumah sakit lain
7) bila dalam proses skrining dirasa membutuhkan waktu atau
konfirmasi dari unit lain maka pihak penelpon dianjurkan untuk
menelpon kembali setelah 5-10 menit,
8) perawat IGD/ bidan UGD PONEK atau dokter jaga IGD
menyampaikan pada pihak perujuk pasien diterima untuk dirujuk
ke RSUD Batara Guru atau dianjurkan ke Rumah Sakit lain.
c. Skrining pasien bukan rujukan di luar rumah sakit melalui telpon:
Skrining pasien bukan rujukan di luar rumah sakit melalui telepon
adalah suatu prosedur untuk menentukan kebutuhan layanan pasien
dan kemampuan rumah sakit memenuhi kebutuhan tersebut, yang
dilakukan pada pasien bukan rujukan di luar rumah sakit melalui
telepon.
Tatalaksana :
1) Petugas Admisi menerima telepon,
2) Petugas admisi mengcapkan salam, memperkenalkan diri (nama
dan instansi)
13
3) Pada keadaan telepon masuk adalah pasien yang ingin
mendapatkan perawatan dan bukan rujukan dari fasilitas
kesehatan lain, maka petugas admisi menanyakan :
nama pasien,
usia,
jenis kelamin,
kebutuhan pasien layanan yang diperlukan,
4) bila ruang rawat yang dibutuhkan tidak tersedia, pelayanan yang
dibutuhkan tidak tersedia atau sedang tidak dapat dilayani karena
alasan tertentu, petugas admisi menganjurkan untuk mencari
fasilitas kesehatan lain,
5) bila tidak masuk dalam kategori diatas maka petugas admisi
menghubungkan/ menyerahkan telepon ke perawat IGD/ bidan
UGD PONEK dan memberi informasi yang dibutuhkan,
6) dokter IGD berdasarkan data yang ada mengambil kesimpulan
apakah pasien dapat dirujuk atau dianjurkan ke rumah sakit lain
7) bila dalam proses skrining dirasa membutuhkan waktu maka pihak
penelpon dianjurkan untuk menelpon kembali setelah 5-10 menit,
8) perawat IGD/ bidan UGD PONEK atau dokter jaga IGD
menyampaikan pada pihak penelpon dapat dirawat di RSUD
Batara Guru atau dianjurkan ke fasilitas kesehatan lain.
2. Tatalaksana Skrining di dalam Rumah Sakit:
14
2) Petugas rekam medis mempersiapkan rekam medis pasien dan
mengarahkan ke poli tujuan,
3) Bila pasien adalah pasien rujukan dan bagian yang dituju tidak
dapat diberikan layanan oleh rumah sakit maka :
a) Petugas rekam memberikan penjelasan ke pasien tentang
layanan tidak dapat diberikan sesuai dengan rujukan,
b) Pasien diarahkan ke poli umum untuk kemudian dilayani atau
dirujuk,
4) Setelah melakukan asesment awal berupa anamnese, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan diagnostik sesuai indikasi, dokter/ dokter
gigi rawat jalan menarik kesimpulan apakah pasien diterima atau
dirujuk ke fasilitas kesehatan lain sesuai kebutuhan pasien. Bila ada
indikasi dilakukan pemeriksaan diagnostik, kesimpulan skrining baru
dilakukan setelah ada hasil tes diagnostik,
c. Skrining untuk mendapatkan pelayanan gawat darurat
Merupakan skrining yang dilakukan oleh semua staf rumah sakit bila
mendapatkan pasien rawat jalan, pengujung rumah sakit yang
terindikasi memerlukan pelayanan gawat darurat.
Keadaan yang dimaksud terindikasi memerlukan pelayanan gawat
darurat adalah :
Baru saja mengalami cedera
Nyeri dada
Sangat pucat
Sesak nafas
Keluhan buang air besar encer dan atau muntah > 5 kali sehari
Tatalaksana :
1) Staf rumah sakit mengucapkan salam, memperkenalkan diri ( nama
dan instansi)
2) Menyarankan untuk dirawat di IGD
3) Menjelaskan alasan memerlukan perawatan di IGD, penjelasan
berupa keadaan pasien dan menyatakan di IGD perwatan dilakukan
sesuai dengan kegawatan pasien
4) Membantu ke ruang IGD.
15
D. ALUR SKRINING
Tidak Ya
Perlu tes
diagnostik
Kesesuaian
Sesuai Diterima
hasil kebutuhan
pasien dan
kemampuan RS
Alur skrining pasien mulai masuk sampai diterima atau dirujuk di rumah sakit,
hasil skrining, dimana pasien tidak dirawat, tidak dipindahkan, atau dirujuk
16
c. Bila pasien yang telah diskrining tidak sesuai dengan pelayanan di rumah sakit
d. Bila pasien yang telah diskrining sesuai dengan pelayanan rumah sakit maka
17
BAB V
DOKUMENTASI
a. Dokumentasi setelah skrining pasien didalam rumah sakit di IGD/ UGD PONEK
18
BAB VI
PENUTUP
dalam pengambilan keputusan pelayanan yang akan diberikan di RSUD Batara Guru
Panduan Skrining pasien masuk RSUD Batara Guru Belopabagian yang tidak
19