Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN SKRINING PASIEN


1.
Flu burung (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
2.
Flu babi (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
3.
SARS (kasus dengan hasil Laboratorium penunjang positif).
4.
Pasien KLL indikasi bedah syaraf dengan kepesertaan BPJS.
5.
Tidak ada DPJP yang bertugas kecuali pasien menghendaki atau menyetujui dirawat
dokter lain atau asisten DPJP.
6. Tidak tersedia bed, peralatan dan pemeriksaan yang sangat diperlukan oleh pasien tidak
ditunda pengadaannya
2. SKRINING WILAYAH
Skrining bisa dilakukan saat pasien berada di luar Rumah Sakit tempat asal rujukan
pasien, pada saat pasien ditransportasi, dan pada saat pasien tiba di RS (IGD atau
IRJ).

BAB III TATA LAKSANA


Instalasi Gawat Darurat RS yang menyelenggarakan pelayanan gawat darurat selama
24 jam melaksanakan kegiatan skrining pasien awal di triage primer yang dilakukan
sebagai penilaian awal kegawatdaruratan pada setiap pasien yang datang dengan
prosedur sebagai berikut :

1. Petugas IGD merespon dengan cepat terhadap kedatangan pasien.


2. Skrining awal dilakukan dalam waktu maksimal 3 menit :
 a. Petugas IGD melakukan penilaian kesadaran dengan menggunakan kriteria Glascow
Coma Score.
 b. Petugas IGD melakukan penilaian jalan nafas pasien (airway), dengan kriteria
sebagai berikut :
 Jalan nafas bebas (pasien bernafas dengan baik).
 Adanya suara tambahan.
 Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas total.
 c. Petugas IGD melakukan penilaian pernafasan (breathing) dengan menghitung
frekuensi nafas, jika didapatkan pasien dengan kondisi kegawatan sistem pernafasan
(henti nafas, bradypnea, ataupun tachypnea) maka pasien langsung dibawa ke ruang
resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
 d. Petugas IGD memasang pulse oximeter untuk pemeriksaan sirkulasi
darah (circulation) jika didapatkan :
 Heart rate tidak terdengar, cek pulsasi dan segera lakukan tindakan resusitasi
jantung paru sesuai dengan prosedur.
 Heart rate bradycardia ataupun tachycardia, pasien segera dibawa ke ruang
resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
 SaO2 < 90%, pasien segera dibawa ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan
lebih lanjut.
 e. Petugas IGD menanyakan keluhan utama pasien jika terdapat keluhan yang potensial
mengancam nyawa (misalnya : kejang, kelemahan/ kelumpuhan anggota gerak, nyeri
dada, sesak nafas, dan sebagainya) maka pasien segera dibawa ke ruang resusitasi
untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
 f. Hasil pemeriksaan skrining pasien awal di triase primer ditulis di lembar catatan
medis IGD.
 g. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien dengan
kondisi kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa maka tindakan
pemeriksaan terhadap pasien dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan
secara terintegrasi di ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
 h. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase primer ditemukan pasien dengan
kondisi tidak ada tanda-tanda kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa maka
tindakan pemeriksaan terhadap pasien dilakukan di tempat periksa / tempat observasi
sesuai dengan kondisi klinisnya (kasus bedah / non-bedah / obstetri dan ginekologi).
 i. Lakukan tes pemeriksaan diagnostik untuk kasus :
 Flu burung.
 Flu babi.
 SARS.
Jika ditemukan pemeriksaan diagnostik laboratorium dengan hasil Positif, maka pasien
ditransfer ke RS lain.

BAB IV DOKUMENTASI
Kegiatan skrining pasien awal di triase primer di Instalasi Gawat Darurat RS.
didokumentasikan setiap hari di lembar catatan medis IGD yang sudah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai