Anda di halaman 1dari 7

SPO

Judul

SKRINING PASIEN IGD


Tanggal Terbit: ……………………………….
No. Dokumen: Ditetapkan Oleh:
MB/ SPO/ DIVISI/ 00000
No. Revisi:
-
Halaman: (dr. Dendi Artstetrianto)
+ Managing Director

PENGERTIAN
Skrining pasien adalah suatu rangkaian kegiatan melakukan penilaian awal kegawatdaruratan pada setiap
pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat. Dalam hal ini skrining awal pasien dengan melakukan
triage meliputi cara mendiagnosis serta memilah penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber
daya yang tersedia.

TUJUAN
Mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini yang sesuai terhadap kasus-
kasus kegawatdaruratan.
KEBIJAKAN

PROSEDUR
1. Petugas IGD merespon dengan cepat terhadap kedatangan pasien.
1. Lakukan skrining awal dalam waktu maksimal 5 menit :
a. Lakukan penilaian kesadaran dengan menggunakan kriteria GCS (Glascow Coma Score. )
b. Lakukan penilaian jalan nafas pasien (airway), dengan kriteria sebagai berikut :
- Jalan nafas bebas (pasien bernafas dengan baik).
- Adanya suara tambahan.
- Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas total.
c. Lakukan penilaian pernafasan (breathing) dengan menghitung frekuensi nafas, jika didapatkan
pasien dengan kondisi kegawatan sistem pernafasan (henti nafas, bradypnea, ataupun tachypnea)
maka langsung bawa pasien ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
d. Pasang pulse oximeter untuk pemeriksaan sirkulasi darah (circulation) jika didapatkan :
- Heart rate tidak terdengar, cek pulsasi dan segera lakukan tindakan resusitasi jantung paru
sesuai dengan prosedur.
- Heart rate bradycardia ataupun tachycardia segera bawa pasien ke ruang resusitasi untuk
penatalaksanaan lebih lanjut.
- SpO2 < 90%, pasien segera bawa pasien ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih
lanjut.
e. Tanyakan keluhan utama pasien jika terdapat keluhan yang potensial mengancam nyawa
(misalnya : kejang, kelemahan/ kelumpuhan anggota gerak, nyeri dada, sesak nafas, dan
sebagainya) maka segera bawa pasien ke ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih
lanjut.

Paraf Manager QA:


1
f. Lakukan pemeriksaan penunjang sesuai kondisi pasien untuk menegakkan diagnose dan untuk
pasien yang berusia diatas 35 tahun wajib diperiksa EKG, Thorax Foto, pemeriksaan darah
lengkap dan kimia darah.
g. Dokumentasi hasil pemeriksaan skrining pasien awal di triase ditulis status medis IGD. Jika pada
hasil skrining pasien awal di triase ditemukan pasien dengan kondisi kegawatan yang potensial
dapat mengancam nyawa maka tindakan pemeriksaan terhadap pasien dilakukan sedemikian
rupa sehingga dapat dilakukan secara terintegrasi di ruang resusitasi untuk penatalaksanaan lebih
lanjut
h. Jika pada hasil skrining pasien awal di triase ditemukan pasien dengan kondisi tidak ada tanda-
tanda kegawatan yang potensial dapat mengancam nyawa maka lakukan pemeriksaan terhadap
pasien dilakukan di tempat periksa / tempat observasi sesuai dengan kondisi klinisnya ; ruang
pemeriksaan, ruang tindakan.
i. Bila hasil skrining menyatakan bahwa pasien tidak dapat diterima di Rumah Sakit Ananda maka
pasien akan dirujuk ke rumah sakit lain sesuai dengan kebutuhan pasien

UNIT TERKAIT
1. Unit Kamar Bedah
2. Unit Kamar Bersalin
3. Unit Rawat Inap
4. Unit Radiologi
5. Unit Laboratorium

REFERENSI

DIAGRAM ALUR

Paraf Manager QA:


1
SPO
Judul:

TRIAGE
Tanggal Terbit: ……………………………….
No. Dokumen: Ditetapkan Oleh:
MB/ SPO/ DIVISI/ 00000
No. Revisi:
-
Halaman: (dr. Dendi Artstetrianto)
+ Managing Director

PENGERTIAN
Triase adalah Proses mengidentifikasi pasien dengan cedera yang mengancam jiwa,
memilah dan memilih pasien berdasarkan beratnya penyakit menentukan prioritas untuk
dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui secara cepat kondisi pasien.
2. Untuk dapat memberikan penanganan yang cepat pada pasien yang mengalami
kondisi yang mengancam kehidupan.
3. Untuk meminimalkan tingkat kerusakan/ tingkat keparahan pasien.
KEBIJAKAN

PROSEDUR
1. Kriteria
Petugas melakukan triase berdasarkan observasi terhadap 3 hal, yaitu:
A. Sirkulasi (perfusion)
B. Pernafasan ( respiratory)
C. Status Mental (Mental State)
2. Sistem Triase Petugas menggunakan triase tipe START (Simple Triage and
Rapid Treatment), proses triase tidak boleh lebih dari 60 detik/ pasien. START
mengklasifikasikan pasien dalam empat kelompok:
1. Hijau : Pasien sadar dan dapat berjalan.
2. Kuning : Semua pasien yang tidak termasuk golongan merah dan hijau, pasien cedera
yang tidak mengancam jiwa dalam waktu dekat.
3. Merah : Semua pasien yang ada gangguan Airway, Breathing, Circulation, Disability
dan Exposure, pasien cedera berat atau mengancam jiwa dan memerlukan transport
segera.
4. Hitam: Pasien sangat kritis namun sulit untuk diselamatkan nyawanya.
2. Triase
1. Petugas menerima pasien di UGD. Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan
singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya .
2. Petugas melakukan pengamatan untuk menilai pasien. Untuk pasien yang masih bisa
berjalan diberikan label Hijau.
3. Petugas memeriksa Airway dan Breathing. Cek pernapasan, apabila tidak bernapas
buka jalan napasnya, jika tetap tidak bernapas berikan label Hitam, sedangkan untuk

Paraf Manager QA:


1
pasien dengan laju pernapasan > 30 kali / menit atau pernapasan 10-30 kali permenit,
lakukan penilaian terhadap sirkulasi / perfusi.
4. Petugas mengecek Capilary test (tekan kuku tangan pasien) kemudian lepas, apabila
kembali merah lebih dari 2 detik (> 2 detik) berikan label Merah. Bila pencahayaan
kurang sehingga capilary test tidak bisa dilakukan, lakukan cek
nadi radialis, apabila tidak teraba atau lemah berikan label Merah. Apabila nadi radialis
teraba, lakukan pemeriksaan status mental.
5. Petugas memberikan perintah sederhana kepada pasien, apabila pasien bisa mengikuti
maka berikan label Kuning. Apabila pasien tidak dapat mengikuti perintah berikan label
Merah.
6. Petugas mempriotaskan pelayanan pasien dengan urutan warna : merah, kuning, hijau,
hitam.
7. Pasien kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan
UGD sesuai dengan SOP Penanganan Pasien Gawat Darurat. Tetapi bila memerlukan
tindakan medis lebih lanjut, pasien segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
sesuai dengan SOP Rujukan Pasien Emergensi.
8. Pasien dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut
dapatdipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan
kategori triase merah selesai ditangani.
9. Pasien dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila sudah
memungkinkan untuk dipulangkan, maka pasien dapat diperbolehkan untuk pulang.
10. Pasien kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.
11. Petugas mencatat kronologi pasien, tindakan dan perawatan yang telah dilakukan
dalam rekam medis
12. Petugas membuang sampah (medis dan non medis) ketempat sampah masing- masing.
13. Petugas merapikan alat dan bahan.
14. Petugas mencuci tangan

UNIT TERKAIT

1. Instalasi Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalassi Laboratorium.
REFERENSI

DIAGRAM ALUR

Paraf Manager QA:


1
SPO

Judul:

Pelayanan Pasien IGD

Tanggal Terbit: ……………………………….

No. Dokumen: Ditetapkan Oleh:

MB/ SPO/ DIVISI/ 00000

No. Revisi:

Halaman: (dr. Dendi Artstetrianto)

+ Managing Director

PENGERTIAN

1. Penanganan pasien gawat darurat : Upaya mengatasi keadaan gawat darurat agar
pasien tidak meninggal, memburuk keadaannya, atau mencegah/ mengurangi
kecacatan.

2. Pasien gawat darurat : Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau
menjadi gawat dan terancam jiwanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat)
bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.

3. Pasien gawat tidak darurat :Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan segera, misalnya; kanker stadium lanjut.

4. Pasien darurat tidak gawat : Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam jiwa atau anggota badannya.

5. Kecelakaan : Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor sosial yang
datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental,
sosial).

TUJUAN

Paraf Manager QA:


1
1. Memberikan pelayanan segera, tepat dan cepat setiap saat kepada pasien gawat-
darurat, menderita penyakit akut, atau mengalami kecelakaan.

2. Menghindarkan pasien dari kematian, kecacatan, dan membebaskan dari penderitaan


akut.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

1. Pasien datang di Instalasi Gawat Darurat RS.

2. Setelah dokter jaga melakukan Triase, dengan hasil Triase adalah pasien Gawat
Darurat maka: Pasien dibawa ke ruang resusitasi. Dikelola sesuai Protap Resusitasi
Jantung Paru bila disertai henti jantung dan/atau Paru.
Pasien Gawat tidak darurat perlu dipantau kegawatannya sesuai Prosedur Tetap
Pemantauan Kegawatan Pasien.

3. Dokter melakukan anamnesa (Auto/ Allo Anamnese) dan pemeriksaan pada pasien
serta melakukan tindakan/ pengobatan pada pasien dengan dibantu oleh perawat IGD.

4. Bila pasien memerlukan pemeriksaan penunjang, dilakukan pemeriksaan penunjang.

5. Bila dokter jaga IGD tidak mampu menangani pasien sedangkan pasien memerlukan
penangan segera, maka dokter jaga IGD segera memanggil/ menghubungi dokter jaga
konsulen (dokter ahli) terkait sesuai dengan Prosedur Tetap Memanggil Dokter Jaga
Konsulen di IGD RS.NAMA RS .

6. Rekam Medik pasien diisi oleh petugas IGD dan dokter jaga IGD.

7. Dokter memberikan informasi kepada pasien mengenai:

 Penyakit pasien;

 Tindakan medik yang akan dilakukan;

 Kemungkinan penyulit tindakan tersebut ;

 Alternatif terapi lainnya; Prognosanya

UNIT TERKAIT

Paraf Manager QA:


1
1.Pendaftaran
2.Laboratorium
3.Ruang Rawat Inap
4.Intalasi Farmasi
5.Ruang Ok
REFERENSI

DIAGRAM ALUR

Paraf Manager QA:


1

Anda mungkin juga menyukai