Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Berbagai penyakit infeksi pada anak antara lain poliomelitis, campak, diptheri,
pertusis tetanus dan Tubercolusis atau TBC dapat dicegah dengan pemberian imunisasi pada
bayi. Pemberian imunisasi pada anak sangat penting untuk mengurangi mortalitas dan
morbiditas terdapat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI, 1987).
Agar imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat maka sasaran yang
ditujukan ialah orang tua. Khususnya pada ibu atau calon ibu untuk diberikan penyuluhan
tentang pentingnya imunisasi bagi anak, menganjurkan agar ibu membawa anaknya ke
Posyandu. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi hal tersebut yakni faktor pendidikan
(pengetahuan), usia, dan penyuluhan oleh bidan dan perawat setempat.
Semua orang tua, tentu berkeinginan supaya anak-anaknya tetap sehat. Jangankan
sakit berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan sampai diderita anaknya. Salah satu upaya
agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit adalah dengan jalan memberi
imunisasi.
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti dengan
menurunya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi menurun 10%
dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya
menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia.(Depkes RI/2009 ).
Sedangkan untuk Puskesmas Batang Beruh, kecamatan Sidikalang, angka
keberhasilan untuk imunisasi dasar adalah 96% untuk imunisasi BCG, 89% untuk imunisasi
Hepatitis B, 96% untuk imunisasi DPT-HB, 100% untuk imunisasi polio, dan 94% untuk
imunisasi campak.
Keberhasilan imunisasi ini tidak lepas dari peran serta petugas kesehatan baik di
posyandu maupun puskesmas. Peran orangtua tentunya memegang peranan utama dalam
terlaksananya program imunisasi dasar. Maka dari itu, penulis merasa perlu mengkaji lebih
lanjut mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan keterlibatan anak dalam
imunisasi dasar.

1
1.2.Rumusan Masalah
Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Dusun Gunung Amal, wilayah
kerja Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.

1.3.Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Dusun Gunung
Amal, wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.

1.4.Manfaat Penelitian
a.)Manfaat teoritis
Dapat memperkaya konsep/ teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya yang terkait dengan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada
bayi.

b). Manfaat praktis


Dapat memberikan masukkan yang berarti bagi ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang
imunisasi dasar lengkap pada bayi khususnya melalui perspektif motivasi.

c).Manfaat bagi peneliti


Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat karya tulis ilmiah (KTI) .

d).Manfaat bagi puskesmas


Untuk memberi tambahan informasi sebagai bahan acuan dalam melaksanakan penyuluhan
maupun pendidikan kepada masyarakat mengenai imunisasi dasar selanjutnya.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Konsep Dasar Pengetahuan


2.1.1.Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan
pengindraan obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan
manusia melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2005).
Pada bagian lain pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), karena dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoadmojo : 1997).
Benyamin Bloom (1980) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku
manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni a) kognitif (cognitive), b)
afektif (affective) dan c) psikomotor (psychomotor) (Notoadmojo, 2003 : 121).

2.1.2.Tingkat Pengetahuan
Setelah ada beberapa definisi pengetahuan yang telah diuraikan di atas, pengetahuan
yang dicakup kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :
A).Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengikat suatu materi yang sah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali (recal) terhadap suatu
spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh suatu
sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

B).Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara besar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar,
menyebarkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan obyek yang dipelajari tersebut.

3
C).Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau sisi lain.

D).Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.

E).Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

F).Evaluasi (evaluation)
Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membantu
penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

2.1.3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang


Menurut Notoadmojo (2003 : 18-169) faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya pengetahuan yaitu :
A).Kecerdasan
Intelegensi (kecerdasan) merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan
inteleknya atau pikirannya, cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah
tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan
pesan dalam suatu komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara Common sense
dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu
pesan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi
tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

4
B).Pendidikan
Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan,
menimbulkan sifat positif serta memberkan atau meningkatkan ketrampilan masyarakat atau
individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang
berkembang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan
yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi
tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek sangat ditentukan oleh tingkat
pendidikannya.

C).Pengalaman
Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO (World Health
Organitation), menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu
salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang
terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-
penilaian seseorang terhadap obyek tersebut, dimana seseorang dapat mendapatkan
pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.

D).Informasi
Teori depensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa
dianggap sebagai informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan,
perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas
sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi cognitive, afektif dan
behavior. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau
menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan ambiguitas,
pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan
nilai-nilai tertentu.
Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet, leaflet, rubik yang
terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi
televisi, radio, video, slide dan film serta papan (bilboard) (Notoadmojo, 2003 : 63).

E).Kepercayaan

5
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai arah yang berlagu bagi
obyek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan
seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu (Saifudin A, 2002 ).
2.1.4.Kriteria Penilaian Pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :

Keterangan :
P = Nilai pencapaian (%)
SP = Skor yang didapat
SM = Skor maximal semua pertanyaan yang di bawah ini dijawab benar
Dalam pemberian skor untuk pertanyaan karakteristik tidak berarti skor, sedangkan
jawaban pertanyaan pengetahuan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan jawaban yang
salah diberi skor 0.
Berdasarkan hasil pertimbangan kemudian hasilnya di interprestasikan pada kriteria :
A).Pengetahuan baik = 76 – 100%
B).Pengetahuan cukup = 56 – 75 %
C).Pengetahuan kurang = 40 – 55 %
D).Pengetahuan tidak baik = < 40%
(Arikunto, 1998).

2.2.Konsep Dasar Imunisasi


2.2.1.Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit tertentu (Buku Pegangan Imunisasi Depkes, 1992 : 48).

2.2.2.Kekebalan pada Tubuh


2.2.2.1.Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak
terhadap penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama. Kekebalan
aktif dibagi dalam 2 kategori :

6
A).Kekebalan aktif alamiah
Merupakan kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak dengan sendiri setelah
mengalami atau sembuh dari suatu penyakit.

B).Kekebalan aktif buatan


Merupakan kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi).

2.2.2.2.Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak tetapi tidak membuat
zat anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat
pendek, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif dibagi dalam dua
jenis :
A).Kekebalan pasif alamiah
Merupakan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.
B).Kekebalan pasif buatan
Merupakan kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak.

2.2.3.Tujuan Pemberian Imunisasi


a).Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
b).Mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian (Buku Pegangan Imunisasi
Depkes, 1992).

2.2.4.Jenis-jenis Imunisasi
2.2.4.1.Vaksin BCG
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit Tuberkulosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG (Bacilus Calmette
Guerin) yang masih hidup (A.H. Markum, 1997 : 15).
Pemberian imunisasi BCG sebenarnya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai
berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan. Imunisasi yang diberikan pada
usia di atas 2 bulan harus dilakukan tes dengan mauntok terlebih dahulu, untuk mengetahui
apakah anak sudah terjangkit penyakit TBC atau tidak. Apabila hasilnya positif (+) tidak
perlu diberikan imunisasi.

7
Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam, bila ia demam
setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan keadaan lain. Kekebalan yang diperoleh
tindakan mutlak 100%. Efek samping pada dasarnya tidak ada, tetapi reaksi secara normal
akan timbul selama 1 minggu, seperti pembengkakan kecil, merah pada tempat penyuntikan
yang kemudian akan menjadi pus kecil dengan garis tengah 10 mm. Luka ini akan sembuh
sendiri dan meninggalkan jaringan perut (scar) bergaris 3- 7 mm. Tidak ada larangan untuk
melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yang berpenyakit TBC atau menunjukkan uji
mantoux positif.
Cara pemberian imunisasi adalah dengan tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas
(inertio musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di dalam kulit (intra cutan) dengan
dosis 0,05 cc.

2.2.4.2.Vaksin DPT (Difteria, Pertitis, Tetanus)


Manfaat pemberian informasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam
waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan tetanus (A.H.
Markum, 2002).
Difteria adalah suatu penyakit yang bersifat toxin mediated disease dan disebabkan
oleh kuman corynebacterivm dipteriae. Termasuk suatu hasil gram positif. Pada dasarnya
semua komplikasi difteria, beratnya penyakit dan komplikasi biasanya tergantung dari
luasnya kelainan lokal angka kematian difteria masih sangat tinggi dan kelompok usia di
bawah lima tahun merupakan kelompok terbesar yang mengalami kematian.
Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh bakteri bordetella pertuses. Pertusis juga merupakan penyakit yang bersifat
toxin-medicated dan toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran nafas
atas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga menyebabkan gangguan aliran secret
saluran pernafasan, dan berpotensi menyebabkan pneumonia.
Tetanus adalah suatu penyakit akut yang besifat fatal yang disebabkan oleh oksitosin
produksi kuman Clostridium tetanus, kuman tersebut berbentuk batang dan bersifat
anaerobik, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan berbentuk drumstick,
tetanus selain dapat ditemukan pada anak-anak juga dijumpai kasus tetanus neonatal yang
cukup fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara lain : laringospasme, infeksi
nosokomial dan preumonia ortotastik. Pada anak besar sering terjadi hiperpireksi yang juga
merupakan tanda tetanus berat.

8
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi berumur 2 – 11 bulan dengan selang
waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang lainnya diberkan setelah
umur 11/2 – 2 tahun. Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun dan diulang
lagi pada umur 10 tahun.
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri
ditempat suntikan selama 1 – 2 hari. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT yaitu :
vaksin dipteri 80 – 95%, pertusis 50 – 60%, dan tetanus 90 – 95%.
Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti demam tinggi
atau kejang, yang biasanya disebabkan oleh vaksin pertusisnya.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak-anak
yang menderita penyakit kejang, demam kompleks, juga tidak boleh diberikan kepada anak
batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada
penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunisasi). Juga tidak boleh diberikan bila sakit
batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan bukan merupakan indikasi kontra yang
mutlak.
Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM.

2.2.4.3.Vaksin Poliomyelitis
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis.
Vaksin polio mempunyai 2 kemasan yaitu vaksin yang mengandung virus polio yang sudah
dilemahkan (vaksin salk) dan vaksin yang mengandung virus polio masih hidup yang telah
dilemahkan (virus sabin).
Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau beberapa hari dengan interval 4
minggu, pemberian ulangan pada umur 1½ - 2 tahun.
Biasanya tidak ada reaksi, namun dapat terjadi berak-berak ringan kekebalan yang
akan diperoleh sebesar 95 – 100%. Pada imunisasi polio hampir tidak terdapat efek samping
bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak pada penyakit polio sebenarnya.
Pemberian vaksin polio tidak boleh diberikan pada anak dengan diare berat, anak sakit parah
dan anak penderita kekebalan. Diberikan dengan cara diteteskan banyak 2 tetes 3 kali
pemberian dengan selama 4 minggu.

2.2.4.4.Vaksin Campak

9
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak secara
aktif. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.
Diberikan pada bayi umur 9 – 11 bulan dengan satu kali pemberian. Biasanya tidak
terdapat reaksi akibat imunisasi mungkin terjadi demam ringan dan tampak sedikit bercak
merah pada pipi di bawah telinga. Pada hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan mungkin pula
terdapat pembengkakan pada tempat suntikan, pada tempat suntikan kekebalan yang
memperoleh yaitu 96 – 99%.
Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada
hari ke 10 – 12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa ensefalitis
atau ensepalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi.
Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, difisiensi gizi dalam
derajat berat, difisiensi kekebalan, demam yang lebih 38 derajat celcius dan riwayat kejang.
Di suntikkan 1/3 bagian lengan atas lengan kiri dengan dosis 0,5 cc.

2.2.4.5.Vaksin hepatitis B
Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit
hepatitisB.
Vaksinasi awal, diberkan 3 kali, jarak antara suntikan 1 ke II 1 – 2 bulan, sedangkan
suntikan ke III diberikan 6 bulan dari suntikan I, imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah
imunisasi dasar.
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang
mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini akan
menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan.
Kekebalan yang diperoleh cukup tinggi, berkisar antara 94 – 96%.
Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan adanya efek samping yang berarti,
berbagai suara di masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit AIDS akibat
pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma.
Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi
hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membayangkan
janin. Bahkan akan memberkan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu
maupun kepada bayi selama beberapa bulan terakhir lahir.
Penyuntikan diberikan intra muscular, dilakukan di daerah deltoid atau paha
antrolateral dengan dosis Hevac B dewasa 5mg, anak 2,5 mg, hepaccine deweasa 3 mg, anak

10
1,5 mg, anak 1,5 mg, B hepavac II dewasa 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg
dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg.

2.2.5.Jadwal Pemberian Imunisasi

Keterangan :
BCG diberikan pada umur 0 – 1 bulan
Hepatitis B diberikan pada umur 0-6 bulan
DPT diberikan pada umur 2 – 6 bulan
Polio diberikan pada umur 0 – 6 bulan
Campak diberikan pada umur 9 bulan

2.3.Tujuan Program Imunisasi


Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut
adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusius), campak (measles), polio dan tuberkulose
(Notoadmojo, 1997).

11
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang
memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu
hasil.
Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang berbentuk
penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu
keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo 2005)

3.2.Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti, sering kali
di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau
gejala yang akan di teliti (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini variabelnya adalah
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.

3.3.Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Kriteria Alat ukur Skala


Pengetahuan Segala sesuatu yang dipahami, Baik: 76-100% Kuesioner Ordinal
mengenai dimengerti oleh ibu tentang Cukup : 56-75%
imunisasi imunisasi dasar. Kurang : 40-55%
dasar. Tidak baik : ≤40%
(Arikunto,2006)

12
3.4.Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1.Populasi
Adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti (Arikunto, 2006)
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa populasi adalah semua objek yang
di amati dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang
mempunyai bayi umur 0-12 bulan. Dalam penelitian ini populasinya adalah 17 orang.

3.4.2.Sampel
Adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh
populasi (Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 17 orang.

3.5.Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di lakukan di Dusun Gunung Amal, Wilayah Kerja Puskesmas Batang
Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.
Waktu penelitian di lakukan pada hari Senin, 11 Maret 2012, pukul 09.00-12.00 WIB.

3.6.Kerangka Kerja
Adalah langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan
penelitian.

Populasi
Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di Dusun Gunung
Amal, wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh. sebanyak 17 orang.

Sampel
Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 12 bulan di Dusun Gunung
Amal, wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh sebanyak 17 orang.

Teknik Sampling
Total Sampling

Pengumpulan data
Melakukan penyebaran kuesioner terhadap responden yang menjadi
sampel penelitian
13
Kesimpulan
Bagan 1.Kerangka kerja tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Dusun Gunung
Amal, wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :


 Ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan berdomisili di Dusun Gunung Amal, wilayah
kerja Puskesmas Batang Beruh.
 Ibu yang bersedia dilakukan penelitian
 Ibu yang bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :


 Ibu yang tidak mau mengisi kuesioner
 Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data

3.7.Pengumpulan Data
3.7.1.Proses Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian
kuesioner oleh peneliti kepada responden yang dijadikan sampel penelitian sesuai kriteria
inklusi dan eksklusif. Sebelum melakukan pengumpulan data, penelitian meminta surat
persetujuan penelitian baik dari institusi pendidikan, institusi puskesmas dan institusi desa,
kemudian peneliti meminta inform consent (surat persetujuan) kepada responden untuk
dijadikan sampel penelitian, apabila responden setuju maka peneliti memberikan kuisioner
dan mengobservasi buku register imunisasi.

3.7.2.Instrumen Pengumpulan Data


Untuk mengukur pengetahuan ibu instrument penelitian yang digunakan adalah
kuisioner tertutup dengan jumlah 10 pertanyaan pengetahuan dan responden tinggal memilih
pilihan yang telah disediakan.

14
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Komunitas Umum


Secara umum, masyarakat dengan jumlah 23.979 jiwa, yang terbagi menjadi 11.905
jiwa laki-laki dan 12.074 jiwa perempuan, tersebar di 7 desa/kelurahan dalam wilayah kerja
Puskesmas Batang Beruh.

4.2. Data Geografis


Puskesmas Batang Beruh terletak di Kecamatan Sidikalang dan merupakan salah satu
diantara dua puskesmas yang ada di wilayah kecamatan Sidikalang.
Puskesmas Batang Beruh mempunyai wilayah kerja terdiri dari 3 desa dan 3 kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Batang Beruh

2. Kelurahan Sidiangkat

3. Kelurahan Bintang Hulu

4. Desa Kalang Simbara

5. Desa Bintang

6. Desa Bintang Marsada

Batas wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh adalah :


 Timur : Kecamatan Sitinjo

 Barat : Puskesmas Huta Rakyat

 Utara : Kecamatan Siempat Nempu (KM 11)

 Selatan: Kabupaten Pakpak Barat

15
4.3. Data Demografik
Tabel 4.1. Data demografik wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh
No Desa / Kelurahan Jumlah Penduduk Laki-Laki Perempuan

1 Batang Beruh 10.423 5.180 5.243

2 Sidiangkat 4.372 2.241 2.131

3 Bintang 1.953 1.006 947

4 Bintang Marsada 2.052 1.010 1.042

5 Bintang Hulu 1.958 965 993

6 Kalsim 1.179 501 678

7 Perumnas 2.042 1.002 1.040

JUMLAH 23.979 11.905 12.074

4.4. Sumber Daya Kesehatan


Tabel 4.2. Sumber daya kesehatan di Puskesmas Batang Beruh
NO Jenis Ketenagaan Jumlah

1. Dokter Umum (Merangkap Kepala 1 Orang


Puskesmas)

2. Dokter Gigi (drg) 1 Orang

3. Sarjana Kesehatan Masyarakat 1 Orang

4. Bidan 14 Orang

• Bidan PNS 5 Orang

• Bidan PTT

5. Perawat 26 Orang

6. Perawat Gigi 1 Orang

7. Tenaga Pelaksana Gizi 2 Orang

16
8. Analis Kesehatan 1 Orang

9. Sanitarian 1 Orang

10. Asisten Apoteker 1 Orang

11. SMA / Sederajat 1 Orang

JUMLAH 55 Orang

4.5. Sarana Pelayanan Kesehatan


No Fasilitas Gedung Jumlah

1. Ruang periksa pasien 1

2. Ruang periksa gigi dan mulut 1

3. Ruang obat/apotik 1

4. Ruang KIA/KB 1

5. Ruang rapat 1

6. Laboratorium 1

7. Ruang Kepala Puskesmas 1

8. Kantor Tata Usaha 1

9. Toilet 1

4.6 Hasil Penelitian


4.6.1 Data Umum
4.6.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel : Distribusi responden berdasarkan umur ibu di Dusun Gunung Amal, wilayah kerja
Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.

17
No Umur Frekuensi Prosentase
1 < 20 tahun 0 0%
2 20-35 tahun 12 70,5 %
3 >35 tahun 5 29,5 %
Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 20 –


35 tahun ( 70,5 % ) , sebagian kecil responden berumur > 35 tahun ( 29,5 % ) dan tidak
terdapat responden yang berumur <20 tahun.

4.6.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Dusun Gunung Amal, wilayah kerja
Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.

No Pendidikan Frekuensi Prosentase


1 Dasar (SD,SMP) 5 29,5%
Menengah (SMA,
2 8 47 %
Sederajat)
Tinggi (Diploma,
3 4 23,5 %
Sarjana)
Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan


menengah (47%), dan sebagian lainnya berpendidikan dasar (29,5%) dan tinggi (23,5%)

18
4.6.1.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel :Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Dusun Gunung Amal, wilayah kerja
Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase


1 Tidak Bekerja/IRT 0 0%
2 Petani/Buruh 10 58,8 %
3 Wiraswasta /Swasta 2 11,7 %
4 PNS 5 29,5 %
Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden bekerja sebagai


petani/buruh (58,8%), sebagian lainnya bekerja sebagai PNS (29,5%) dan wiraswasta/swasta
(11,7%).

4.6.1.4.Karakteristik Responden berdasarkan jumlah anak

Tabel : Distribusi karakteristik responden berdasarkan jumlah anak di Dusun Gunung Amal,
wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat

No Jumlah anak Jumlah Ibu Prosentase


1 1 5 29,5 %
2 2 7 41,1 %
3 3 1 5,9%
4 4 1 5,9%
5 5 3 17,6 %
Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki


jumlah anak 2 (41,1%), sebagian responden lainnya memiliki jumlah anak 1 (29,5%), jumlah
anak 5 (17,6%), jumlah anak 3 (5,9%), dan jumlah anak 4 (5,9%).
19
4.6.1.5. Karakteristik Responden yang Memperoleh Penyuluhan

Tabel :Distribusi responden yang memperoleh penyuluhan mengenai imunisasi sebelumnya


di Dusun Gunung Amal, wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang,
Kelurahan Sidiangkat.

No Memperoleh Informasi Frekuensi Prosentase


1 Ya 17 100 %
2 Tidak - 0%
Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden telah memperoleh


penyuluhan mengenai imunisasi sebelumnya( 100 % ).

4.6.1.6. Karakteristik Dukungan Keluarga

Tabel : Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga responden di Dusun Gunung Amal, wilayah
kerja Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.

No Dukunga Keluarga Frekuensi Prosentase


1 Ya 17 100%
2 Tidak 0 0%
Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden mendapat dukungan


keluarga untuk dilakukan imunisasi (100%)

4.6.2 Data Khusus

Tabel : Distribusi Tingkat Pengetahuan responden mengenai imunisasi dasar di Dusun


Gunung Amal, wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan
Sidiangkat.

20
No Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Prosentase
tentang Imunisasi
1 Kurang 0 0%
2 Cukup 0 0%
3 Baik 17 100 %
Jumlah 17 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki tingkat


penetahuan yang baik mengenai imunisasi dasar (100%)

21
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi
dasar, didapatkan hasil bahwa seluruh responden (100%) memiliki tingkat pengetahuan yang
baik mengenai imunisasi dasar.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti
Diharapkan untuk memperluas wawasan tentang imunisasi agar penelitian selanjutnya dapat
lebih baik dan lebih bermanfaat.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan dengan hasil penelitian ini, dapat memperkaya data mengenai program imunisasi
dasar untuk kemajuan program kesehatan selanjutnya.

5.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan


Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan kinerja dan promosi kesehatan
mengenai imunisasi dasar.

5.2.4 Bagi Masyarakat


Diharapkan bagi masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam program-program
kesehatan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat sekitarnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

1.Arikunto, S. (2006). Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

2.Departemen Kesehatan RI. 2006. Buku Panduan Imunisasi

3.Departemen Kesehatan RI. 1992. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga

4.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :


Pertemuan Kepala Puskesmas Kota Surabaya. htm

5.Markum, A.H. 2002. buku Pelayanan Immunisasi EGC

6.Notoatmodjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

7.Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika

8.Oktarina. 2005. SPSS 13.0 Untuk Orang Awam. Bandung : Alfabeta

9.Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

10.Departemen Kesehatan RI. 2005. Survei Kesehatan Rumah Tangga

11.Suraatmadja. 1995. Imunisasi. Arcan : Jakarta

23
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada,
Masyarakat di Dusun Gunung Amal, wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan
Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah, dokter Internship Sidikalang, Dairi

Nama :

Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar di
Dusun Gunung Amal, wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang,
Kelurahan Sidiangkat.
Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami harap ibu
memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.
Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami mengucapkan
terima kasih.

Dairi, 11 Maret 2013

Penulis

24
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini Responden:

Nama :
Umur :
Alamat :

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan tidak
keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar di Dusun Gunung Amal, wilayah kerja
Puskesmas Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.
Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari penulis.

Dairi, 11 Maret 2013

25
KUESIONER

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar


di Dusun Gunung Amal, wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh,
Kecamatan Sidikalang, Kelurahan Sidiangkat.

Nama :
Nomor :

Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada kotak di sebelah
jawaban yang anda pilih.

I. Karakteristik responden
1) Usia
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun

2) Pendidikan
a. Dasar (SD, SMP)
b. Menengah (SMA atau sederajat)
c. Tinggi (Diploma dan Sarjana)

3) Pekerjaan
a. Tidak Bekerja atau IRT
b. Petani atau Buruh
c. Wiraswasta / swasta
d. PNS

4) Berapakan jumlah anak ibu?

26
5) Pernahkan ibu mendapat penyuluhan tentang imunisasi?
a. Ya
b. Tidak

6) Apakah keluarga ibu mendukung jika bayi ibu dilakukan imunisasi?


a. Ya
b. Tidak

II. Pertanyaan Variabel Pengetahuan


1) Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi agar terhindar dari
penyakit disebut….
a. Imunisasi
b. Imun
c. Posyandu

2) Tujuan dari imunisasi adalah……….


a. Mencegah penyakit tertentu pada seseorang
b. Menambah penyakit tertentu pada seseorang
c. Memberikan penyakit tertentu pada seseorang

3) Penyakit apa yang bisa dicegah dengan imunisasi?


a. Diare
b. Demam Berdarah
c. Campak

4) Apa manfaat imunisasi?


a. Supaya anak tidak terjangkit penyakit infeksi
b. Agar anak tidak rewel
c. Agar nafsu makan anak bertambah

27
5) Berikut ini yang termasuk cara pemberian imunisasi adalah….
a. Diteteskan ke telinga
b. Disuntikkan ke paha
c. Diteteskan ke mata

6) Kapan seharusnya anak anda pertama kali diberikan imunisasi?


a. Usia sekolah
b. Usia 1 tahun
c. Sejak Lahir
7) Kapan imunisasi pada anak anda harus ditunda?
a. Anak sedang demam tinggi
b. Anak banyak makan
c. Anak masih mengkonsumsi ASI

8) Bagaimana cara kerja imunisasi?


a. Meningkatkan daya tahan tubuh
b. Meningkatkan nafsu makan
c. Menyembuhkan penyakit

9) Apakah yang diberikan saat imunisasi?


a. Kuman yang dilemahkan
b. Vitamin
c. Obat
10) Imunisasi apakah yang diberikan dengan cara diteteskan ke mulut?
a. BCG
b. Polio
c. DPT

28

Anda mungkin juga menyukai