BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
dari pendidikan non formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua
aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap
sesorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang di ketahui, maka akan
1. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan
b. Memahami (comprehesion)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
c. Aplikasi (Application)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis
f. Evaluasi (Evaluation)
yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup
gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare
disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab – sebab mengapa ibu – ibu mau
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di
a. Faktor internal
1) Tingkat pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang maka dia akan lebih mudah dalam
menerima hal hal baru sehingga akan lebih mudah pula untuk
2) Informasi
karena informasi informasi baru akan di saring kira kira sesuai dengan
4) Pengalaman
5) Sosial ekonomi
b. Faktor Eksternal
1) Faktor lingkungan
non fisik).
2) Sosial budaya
Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status sosial seseorang maka tingkat
pengetahuan yaitu:
yang lain,
2) Pengalaman pribadi
pengetahuan.
kebiasaan dan tradisi tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui
b. Cara moderen
Cara baru atau moderen dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis
dan almiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer
1) Metode indukatif
2) Metode dedukatif
Metode yang menerapkan hal hal yang umum terlebih dahulu untuk
4. Kriteria pengetahuan
B. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung (observasi) maupun menggunakan alat atau yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Skinner merumuskan bahwa perilaku merupakan respons
organisme dan kemudian organisme tersebut merespon. Teori ini disebut dengan
2. Klasifikasi Perilaku
(Fazriayati,2013)
tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
orang yang menerima stimulus tersebut, belum bisa diamati secara jelas oleh
orang lain.
tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
3. Domain prilaku
manusia itu ke dalam tiga domain, sesuai dengan tujuan pendidikan. Bloom
Meskipun prilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau
sangat tergantung pada karakteristik atau faktor faktor lain dari orang yang
bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang,
namun respons tiap tiap orang berbeda. Menurut Notoatmodjo (2014) faktor
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari oleh
bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru (berprilaku baru), di dalam dairi
dirinya). Hal ini berarti sikap respondent sudah lebih baik lagi.
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dari sikap yang positif, maka
perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
berlangsung lama.
(Notoatmodjo,2014).
masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya
mengalami perubahan.
sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini dapat
harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Cara ini akan menghasilkan perilaku
yang cepat, akan tetapi perubahan perilaku tersebut belum tentu akan berlangsung
lama karena perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari oleh
kesadaran perilaku.
b. Pemberian informasi
dimilikinya
memakan waktu lama, namun perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng
karena didasari oleh kesadaran individu masing – masing dan bukan karena
paksaan.
c. Diskusi partisipasi
karena memberikan informasi tidak dengan satu arah, tetapi dua arah. Hal ini
berarti sasaran tidak hanya pasif dalam menerima informasi, tetapi juga aktif
mereka diperoleh secara mantap dan lebih mendalam, akhirnya perilaku yang
diperoleh akan lebih mantap. Untuk memperoleh perilaku cara ini akan memakan
waktu lebih lama daripada dengan memberikan informasi saja dan jauh lebih baik
7. Pengukuran Perilaku
Cara mengamati perilaku dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
pengelolahan air minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air
syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-
lain. (Notoatmodjo,2011)
gizi seimbang, minum tablet tambah darah selama hamil, memberi bayi ASI
d. PHBS di sekolah
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran
sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS
di sekolah yaitu :
sekolah :
1) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan
ancaman penyakit
resiko tinggi
(b) Anak usia sekolah adalah waktu yang paling tepat untuk menanamkan
(d) Sekolah adalah salah satu institusi masyarakat yang telah terorganisir
secara baik.
(e) Kesehatan anak usia sekolah akan menentukan masyarakat dan bangsa di
masa depan.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini
dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun
biasa dan air, yang bertujuan mencegah penularan penyakit infeksi. Sedangkan
menurut WHO, mencuci tangan adalah istilah umum yang mengacu untuk setiap
CTPS merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya mahal. Karena itu,
membiasakan CTPS sama dengan mengajarkan anak – anak dan seluruh keluarga
hidup sehat sejak dini. Dengan demikian, pola hidup bersih dan sehat tertanam
kuat pada diri pribadi anak – anak dan anggota keluarga lainnya. Kedua tangan
kita adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit kedalam tubuh.
Sebab, tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung
dengan mulut dan hidung. Penyakit – penyakit yang umumnya timbul karena
tangan yang berkuman, antara lain : diare, kolera, ISPA, cacingan, flu, dan
hepatitis A.
Cuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang ada
ditangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare,
kolera, disentri, typus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA), flu burung atau severe acute respiratory syndrome (SARS). Dengan
mencuci tangan, maka tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Pengelolaan Kegiatan CTPS. Modul TOT CTPS (2011) dalam menganjurkan lima
b. Sebelum makan
Tetapi selain waktu terpenting diatas, CTPS dapat dianjurkan pada waktu
3) Setelah bersin/batuk
5) Setelah menggambar
Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun
(mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti
bakteri sering kali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada
tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di
Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah sabun ini
mengandung zat anti bakteri umum seperti triklosan yang memiliki daftar panjang
akan resistensinya terhadap organisme tertentu. Namun zat ini tidak resisten untuk
organisme yang tidak terdapat didaftar, sehingga mereka mungkin tidak seefektif
prosedur yang benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Pengertian cuci
tangan 6 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan sabun untuk
membersihkan jari– jari, telapak dan punggung tangan dari semua kotoran, kuman
yangmengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan
secara lembut.
b. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian. Jangan lupa
kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih
E. Pendidikan Kesehatan
perilakunya. Dengan kata lain, adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat
(Sari et All,2016)
tentang kesehatan.
pelayanan kesehatan.(Kholid,2014)
sebagainya)
ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai
(guidance and counseling). Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas
lebih instensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya.
1) Kelompok besar
penyuluhan itu lebih dari 20 orang. Metode yang bisa digunakan untuk kelompok
besar yaitu :
a) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
b) Seminar
(presentasi) dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang
2) Kelompok kecil
a) Diskusi kelompok
berpartisipasi dalam diskusi. Maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehinggga mereka dapat berhadap- hadapan atau saling memandang satu
sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi
atau penyuluh juga duduk diantara peserta, sehingga tidak menimbulkan kesan
ada yang lebih tinggi. Dengan arti, setiap anggota kelompok ada kebebasan dan
jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum
menit tiap 2 pasang bergabung jadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
puskesmas, perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain
monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau
papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai
narasumber.
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik,
maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Sasaran pendidikan massa
bersifat umum yaitu tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan,
Ceramah umum ini dilakukan pada acara – acara tertentu, misalnya pada
3) Simulasi
pendidikan massa.
4) Sinetron
– pesan kesehatan.
Pada garis besarnya ada tiga macam alat bantu (alat peraga) atau media,yaitu :
penerimaan pesan. Menurut penelitian para ahli, indera mata adalah indera
c. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan sebagainya.
2. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk
3. Alat bantu lihat–dengar (audiovisual aids), yaitu media yang dapat membantu
a. Media cetak
kesehatan dalam bentuk buku yang berisi tulisan atau gambar atau kedua
dengan tujuan untuk sebagai pengingat pesan atau dapat juga dibagikan
5) Rubrik yaitu tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai
bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal – hal yang berkaitan dengan
kesehatan.
jalan.
b. Media elektronik
dapat dalam bentuk sandiwara sinetron, forum diskusi atau tanya jawab
5) Film strip yaitu media visual proyeksi diam yang bias digunakan untuk
d. Media internet yaitu media yang sangat efektif karena masyarakat dapat
menerima informasi kesehatan tanpa harus keluar rumah untuk mencari informasi
terkait.
melalui media hiburan, baik diluar gedung (panggung terbuka) maupun dalam
pameran.
teori Edgar Dale tentang alat peraga atau media untuk membantu permasalahan
seseorang, yang digambarkan dalam suatu teori yang dinamakan kerucut Edgar
Dale. Ia menyebutkan bahwa penyerapan materi dalam proses belajar itu berbeda-
beda. Dengan cara membaca bisa mengingat 10%, dengan cara mendengar (audio)
bisa mengingat 20%, dengan cara melihat (visual) bisa mengingat 30% dan
dengan cara melihat dan mendengar (audio visual) bisa mengingat 50%. Bisa
visual saja.
1. Video
yang merupakan paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama
dengan objek aslinya. Pesan yang disajikan video dapat berupa fakta
objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.
kota padang,2017)
g. Dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan, suatu situasi
emosi seseorang.
g. Mempermudah penyampaian
lebih baik
2. Leaflet
melalui lembaran yang dilipat yang berisikan informasi berupa kalimat, gambar
atau kombinasi.
diberikan setelah dilakukan ceramah dengan tujuan untuk sebagai pengingat pesan
atau dapat juga dibagikan sewaktu ceramah untuk memperkuat pesan yang
disampaikan.
Leaflet dapat dibuat dengan teknik secara langsung serta melalui teknik
cetak (sablon, offset). Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm, berisi tulisan 200-400
kata. Isi harus bisa ditangkap dengan sekali baca. (Departemen Kesehatan RI)
Keuntungan :
3) Tidak bisa digunakan oleh individu yang kurang lancar membaca atau
buta huruf
G. Kerangka Teori
Otak
Sumber : Notoatmodjo.2014,
Skema 2.1. Kerangka Teori