Anda di halaman 1dari 32

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan di pengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan sangat erat

hubungannya. Diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin

luas pengetahuannya. Tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak di peroleh

dari pendidikan non formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap

sesorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang di ketahui, maka akan

menimbulkan sikat semakin positif terhadap objek (Notoatmodjo, 2014).

1. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), tingkat pengetahuan di dalam domain

kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termaksuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


8

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan

tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehesion)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menintrepretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.

e. Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi – formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria–kriteria

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


9

yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup

gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare

disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab – sebab mengapa ibu – ibu mau

ikut KB dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di

ukur dari subjek penelitian atau responden.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Faktor internal

1) Tingkat pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka dia akan lebih mudah dalam

menerima hal hal baru sehingga akan lebih mudah pula untuk

menyelesaikan hal hal baru tersebut (Nursalam 2011).

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan

memberikan pengetahuan yang lebih luas, untuk mempermudah pesan

pesan kesehatan bagi masyarakat ( cetak atau elektronik) sebagai alat

saluran untuk menyampaikan pesan kesehatan.

3) Kultur (budaya dan agama)

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang,

karena informasi informasi baru akan di saring kira kira sesuai dengan

kebudayaan yang ada dan agama yang di anut.

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


10

4) Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu,

maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman akan semakin luas,

sedangkan umur semakin bnyak (bertambah tua). (Notoatmodjo 2010)

5) Sosial ekonomi

Tingkatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan

dengan pengahasilan yang ada, sehingga membuat pengetahuan yang

dimiliki harus digunakan semaksimal mungkin, begitu pula dalam menacri

bantuan ke sarana kesehatan yang ada (Yovani SR 2015).

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan

Menurut Notoatmodjo (2014) hasil dari beberpa pengalaman dan hasil

observasi yang terjadi di lapangan (masyarakat) bahwa perlaku seseorang

termaksud terjadinya perilaku kesehatan, diawali dengan pengalaman

pengalaman seseorang serta adanya faktor eksternal (lingkungan fisik dan

non fisik).

2) Sosial budaya

Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status sosial seseorang maka tingkat

pengetahuannya akan semikin tinggi pula(Yovani SR 2015).

3. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut notoatmodjo (2010) terdapat beberapa cara memperoleh

pengetahuan yaitu:

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


11

a. Cara kuno atau non moderen

Cara kuno atau tradisonal di pakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,

sebelum ditemukannya medote ilmiah, atau metode penemuan statistik dan

logis. Cara – cara penemuan pengetahuan pada priode ini meliputi :

1) Cara coba salah (rial and error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak bisa dicoba kemungkinan

yang lain,

2) Pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan.

3) Melalui jalan fikiran

Untuk memperoleh pengetahuan serta kebenaranya manusia harus

menggunakan jalan fikirannya serta penalarannya. Banyak sekali kebiasaan

kebiasaan dan tradisi tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak . kebiasaan kebiasaan

seperti ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi

berikutnya. Kebisaan kebiasan ini sebagai kebenaran yang mutlak.

b. Cara moderen

Cara baru atau moderen dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis

dan almiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih populer

disebut metode penelitian.

1) Metode indukatif

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


12

Mula mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala gejala alam

atau kemasyarakatan kemudian hasilnya di kumpulkan lalu di

klasifikasikan, akhirnya di ambil kesimpulan umum.

2) Metode dedukatif

Metode yang menerapkan hal hal yang umum terlebih dahulu untuk

seterusnya dihubungkan dengan bagian - bagian yang khusus.

4. Kriteria pengetahuan

Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang dapat di ketahui dan di

interpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a. Baik bila subyek benar 76%-100% seluruh pertanyaan

b. Cukup, bila subyek menjawab 56%-75% seluruh pertanyaan

c. Kurang, bila subyek menjawab < 56% seluruh pertanyaan

B. Konsep Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung (observasi) maupun menggunakan alat atau yang tidak dapat

diamati oleh pihak luar. Skinner merumuskan bahwa perilaku merupakan respons

atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar)

(Notoatmodjo,2014). Perilaku dapat terjadi melalui proses stimulus terhadap

organisme dan kemudian organisme tersebut merespon. Teori ini disebut dengan

teori S-O-R (stimulus organism respons). Skinner membedakan adanya 2 respons

a. Respondent response atau reflexive, yaitu respons yang ditimbulkan oleh

rangsangan – rangsangan tertentu (eliciting stimulation) karena

menimbulkan respons – respons yang relatif tetap.

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


13

b. Operant response atau instrumental response, yaitu respons yang timbul

dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu

(reinforcing stimulation) karena memperkuat respons.

2. Klasifikasi Perilaku

Berdasarkan bentuk repons, perilaku dapat dibedakan menjadi dua:

(Fazriayati,2013)

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup. Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada 12

orang yang menerima stimulus tersebut, belum bisa diamati secara jelas oleh

orang lain.

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh

orang lain.

3. Domain prilaku

Benyamin Bloom seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku

manusia itu ke dalam tiga domain, sesuai dengan tujuan pendidikan. Bloom

menyebutkannya ranah atau kawasan yakni : kognitif, afektif dan psikomotor.

Meskipun prilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar organisme (orang). Namun dalam memberikan respons

sangat tergantung pada karakteristik atau faktor faktor lain dari orang yang

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


14

bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang,

namun respons tiap tiap orang berbeda. Menurut Notoatmodjo (2014) faktor

faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang bebeda disebut

determinan perilaku, yang membedakan menjadi 2, yaitu:

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan yang bersifat given atau bawaan.

b. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik,

sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebaginya. Faktor lingkungan

merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

4. Proses pembentukan prilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perihal yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Peneliti rongers (1974) dalam Notoatmodjo (2014) mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru (berprilaku baru), di dalam dairi

orang tersebut terjadi proses berurutan, disingkat AIETA yang artinya:

a. Awarness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulasi (obyek) terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang ,ulai tertarik kepada stimulus.

c. Evaluation (menimbang –nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya). Hal ini berarti sikap respondent sudah lebih baik lagi.

d. Trial, orang telah mulai mencoba prilaku baru.

e. Adoption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


15

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dari sikap yang positif, maka

perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). sebaliknya apabila

perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan

berlangsung lama.

5. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku

Menurut WHO perubahan perilaku dibedakan menjadi tiga,yaitu :

(Notoatmodjo,2014).

a. Perubahan alamiah (natural change)

Merupakan perubahan yang disebabkan kejadian alamiah. Apabila dalam

masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya

ekonomi, maka anggota – anggota masyarakat didalamnya juga akan

mengalami perubahan.

b. Perubahan terencana (planned change)

Merupakan perubahan perilaku yang sudah direncanakan oleh subjek.

c. Kesediaan untuk berubah (readiness to change)

Setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang

berbeda – beda, walaupun kondisinya sama.

6. Strategi Perubahan Perilaku

Menurut WHO, untuk memperoleh perubahan perilaku dapat

menggunakan tiga strategi :

a. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


16

Dengan strategi ini, perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran

sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini dapat

digunakan dengan adanya peraturan – peraturan / perundang – undangan yang

harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Cara ini akan menghasilkan perilaku

yang cepat, akan tetapi perubahan perilaku tersebut belum tentu akan berlangsung

lama karena perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari oleh

kesadaran perilaku.

b. Pemberian informasi

Dengan strategi memberikan informasi – informasi tentang cara–cara

mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit

dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.

Selanjutnya pengetahuan tersebut akan menimbulkan kesadaran, hingga akhirnya

akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya

Hasil atau perubahan perilaku dengan cara pemberian informasi akan

memakan waktu lama, namun perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng

karena didasari oleh kesadaran individu masing – masing dan bukan karena

paksaan.

c. Diskusi partisipasi

Diskusi partisipasi merupakan peningkatan dari pemberian informasi,

karena memberikan informasi tidak dengan satu arah, tetapi dua arah. Hal ini

berarti sasaran tidak hanya pasif dalam menerima informasi, tetapi juga aktif

berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya.

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


17

Dengan demikian maka pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku

mereka diperoleh secara mantap dan lebih mendalam, akhirnya perilaku yang

diperoleh akan lebih mantap. Untuk memperoleh perilaku cara ini akan memakan

waktu lebih lama daripada dengan memberikan informasi saja dan jauh lebih baik

daripada menggunakan cara paksaan.

7. Pengukuran Perilaku

Cara mengamati perilaku dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan

pengamatan langsung (observasi), yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam

rangka memelihara kesehatannya secara langsung. Pengamatan perilaku dengan

cara tidak langsung dapat menggunakan metode mengingat kembali (recall).

C. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


1. Pengertian
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku yang dilakukan

atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya

sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan

di masyarakat. (pedoman pembinanan PHBS 2011)

Menurut Permenkes RI No.2269/MENKES/PER/XI/2011 Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga,

kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

Bidang pencegahan dan penanggulangan penyakit serta penyehatan

lingkungan harus dipraktikkan perilaku mencuci tangan dengan sabun,

pengelolahan air minum dan makanan yang memenuhi syarat, menggunakan air

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


18

bersih, menggunakan jamban sehat, pengelolaan limbah cair yang memenuhi

syarat, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di dalam ruangan dan lain-

lain. (Notoatmodjo,2011)

Di bidang kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana harus

dipraktekkan perilaku meminta pertolongan meminta pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan, mengimunisasi lengkap bayi,

menjadi aseptor keluarga berencana dan lain-lain.

Di bidang gizi dan farmasi harus dipraktekkan perilaku makan dengan

gizi seimbang, minum tablet tambah darah selama hamil, memberi bayi ASI

esklusif, mengkonsumsi garam beryodium dan lain – lain. Sedangkan dibidang

pemeliharaan kesehatan harus dipraktekkan perilaku ikut serta dalam jaminan

pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus dan atau memanfaatkan upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat atau (UKBM), memanfaatkan puskesmas dan fasilitas

pelayan kesehatan lain dan lain – lain.

Penerapan PHBS dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian :

a. PHBS di rumah tangga

b. PHBS di lingkungan tempat kerja

c. PHBS di tempat – tempat umum

d. PHBS di sekolah

e. PHBS pada institusi pelayanan kesehatan

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh

peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran. Sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


19

meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan

sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS

di sekolah yaitu :

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

c. Menggunakan jamban bersih dan sehat

d. Olahraga yang teratur dan terukur

e. Memberantas jentik nyamuk

f. Tidak merokok di sekolah

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

h. Membuang sampah pada tempatnya Manfaat pembinaan PHBS di

sekolah :

1) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

ancaman penyakit

2) Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada

prestasi belajar siswa

3) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga

mampu menarik minat orang tua

4) Meningkatkan citra pemerintah daerah dibidang pendidikan

5) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain Pentingnya PHBS

untuk anak usia sekolah : (Maulana,2012)

(a) Anak usia sekolah termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai

resiko tinggi

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


20

(b) Anak usia sekolah adalah waktu yang paling tepat untuk menanamkan

pengertian dan kebiasaan hidup sehat

(c) Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari anak-anak, terutama di

negara yang mengenal wajib belajar

(d) Sekolah adalah salah satu institusi masyarakat yang telah terorganisir

secara baik.

(e) Kesehatan anak usia sekolah akan menentukan masyarakat dan bangsa di

masa depan.

D. Cuci Tangan Pakai Sabun

1. Pengertian Cuci Tangan Pakai Sabun

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan

membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan

dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini

dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan

menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan

kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan–

permukaan lain seperti handuk, gelas).(Astuti,2014)

Menurut Kemenkes, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis

melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun

biasa dan air, yang bertujuan mencegah penularan penyakit infeksi. Sedangkan

menurut WHO, mencuci tangan adalah istilah umum yang mengacu untuk setiap

tindakan membersihkan tangan. (INFODATION Kemenkes RI,2017)

CTPS merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya mahal. Karena itu,

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


21

membiasakan CTPS sama dengan mengajarkan anak – anak dan seluruh keluarga

hidup sehat sejak dini. Dengan demikian, pola hidup bersih dan sehat tertanam

kuat pada diri pribadi anak – anak dan anggota keluarga lainnya. Kedua tangan

kita adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit kedalam tubuh.

Sebab, tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung

dengan mulut dan hidung. Penyakit – penyakit yang umumnya timbul karena

tangan yang berkuman, antara lain : diare, kolera, ISPA, cacingan, flu, dan

hepatitis A.

2. Manfaat Cuci Tangan Pakai Sabun

Cuci tangan sangat berguna untuk membunuh kuman penyakit yang ada

ditangan. Tangan yang bersih akan mencegah penularan penyakit seperti diare,

kolera, disentri, typus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut

(ISPA), flu burung atau severe acute respiratory syndrome (SARS). Dengan

mencuci tangan, maka tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.

3. Waktu yang Tepat Untuk Cuci Tangan

Kementrian Kesehatan RI, yang tertuang dalam Petunjuk Teknis

Pengelolaan Kegiatan CTPS. Modul TOT CTPS (2011) dalam menganjurkan lima

waktu terpenting untuk cuci tangan pakai sabun yaitu : (Maryam,2014)

a. Sesudah ke wc atau buang air besar

b. Sebelum makan

c. Sebelum menyusui bayi atau menyuapi bayi/anak

d. Sesudah menceboki bayi/anak

e. Sesudah memegang binatang/ternak, termasuk ayam

Tetapi selain waktu terpenting diatas, CTPS dapat dianjurkan pada waktu

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


22

lainnya pada lingkungan sekolah:

1) Sebelum makan/ jajan di kantin

2) Setelah bermain di tanah/lumpur

3) Setelah bersin/batuk

4) Setelah mengeluarkan ingus

5) Setelah menggambar

6) Setelah menggunakan cat/crayon

7) Dan waktu lainnya saat tangan kita kotor dan bau

4. Jenis Sabun Untuk Mencuci Tangan

Segala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun

(mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti

bakteri sering kali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada

penelitian yang dapat membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan

tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di

alam. (Solang et All,2016)

Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah sabun ini

mengandung zat anti bakteri umum seperti triklosan yang memiliki daftar panjang

akan resistensinya terhadap organisme tertentu. Namun zat ini tidak resisten untuk

organisme yang tidak terdapat didaftar, sehingga mereka mungkin tidak seefektif

yang diiklankan. (Astuti,2014)

5. Cara Mencuci Tangan yang Benar

Cuci tangan 6 langkah merupakan cara membersihkan tangan sesuai

prosedur yang benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Pengertian cuci

tangan 6 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan sabun untuk

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


23

membersihkan jari– jari, telapak dan punggung tangan dari semua kotoran, kuman

serta bakteri jahat penyebab penyakit. ( Notoatmodjo,)

Langkah cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar :

a. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air

yangmengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan

secara lembut.

b. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian. Jangan lupa

jari – jari tangan, gosok sela – sela jari hingga bersih.

c. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan saling mengunci.

d. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.

e. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

f. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar,

kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih

yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.

E. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha

untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau

individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat,

kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang

lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap

perilakunya. Dengan kata lain, adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat

terhadap perubahan perilaku sasaran. (Notoadmodjo,2014)

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


24

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Secara umum, tujuan dari pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku

individu atau masyarakat di bidang kesehatan. Tujuan pendidikan kesehatan yaitu:

(Sari et All,2016)

a. Meningkatkan pengetahuan (kognitif)

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikan informasi, pengertian,

menyarankan, mendiskusikan masalah kesehatan, pendapat dan konsep-konsep

tentang kesehatan.

b. Mengubah sikap dan persepsi masyarakat dalam kesehatan.

c. Menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru yang akan membuat individu,

kelompok, masyarakat lebih peduli pada kesehatannya.

d. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat.

e. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan

kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari dimensi sasaran

pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya dan dimensi tingkat

pelayanan kesehatan.(Kholid,2014)

Dari dimensi sasaran pendidikannya, ruang lingkup pendidikan kesehatan

dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu

b. Pendidikan kesehatan kelompok, dengan sasaran kelompok

c. Pendidikan kesehatan massa, dengan sasaran masyarakat luas

Dari dimensi tempat pelaksanaannya, ruang lingkup pendidikan

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


25

kesehatandibagi menjadi lima bagian, yaitu :

1) Pendidikan kesehatan didalam keluarga (rumah)

2) Pendidikan kesehatan di sekolah, (dilakukan di sekolah dengan sasaran murid)

3) Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan, (dilakukan di rumah

sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas dan

sebagainya)

4) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau

karyawan yang bersangkutan

5) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum

4. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Sasaran primer (Primary Target)

Sasaran langsung pada masyarakat.

b. Sasaran sekunder (Secondery Target)

Sasaran pada tokoh masyarakat adat, diharapkan kelompok ini akan

memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sekitarnya.

c. Sasaran tersier (Tersier Target)

Sasaran pada pembuat keputusan/penentu kebijakan baik ditingkat

daerah, diharapkan dengan keputusan dari kelompok ini akan berdampak

kepada perilaku kelompok sasaran sekunder yang kemudian berdampak

kepada kelompok primer.

5. Metode Pendidikan Kesehatan

Metode pendidikan kesehatan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:


(Notoatmodjo,2014)

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


26

a. Metode pendidikan individual (perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual

ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai

tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.

Metode atau pendekatan individual ini adalah bimbingan dan penyuluhan

(guidance and counseling). Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas

lebih instensif, setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu

penyelesaiannya.

b. Metode pendidikan kelompok

Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran

pendidikan. Metode pendidikan kelompok dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1) Kelompok besar

Yang dimaksud dengan kelompok besar ini adalah apabila peserta

penyuluhan itu lebih dari 20 orang. Metode yang bisa digunakan untuk kelompok

besar yaitu :

a) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah keatas. Seminar adalah suatun penyajian

(presentasi) dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang

dianggap penting dan biasanya dianggap hangat dimasyarakat.

2) Kelompok kecil

a) Diskusi kelompok

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


27

Dalam diskusi kelompok, semua anggota kelompok dapat bebas

berpartisipasi dalam diskusi. Maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian

rupa sehinggga mereka dapat berhadap- hadapan atau saling memandang satu

sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi

atau penyuluh juga duduk diantara peserta, sehingga tidak menimbulkan kesan

ada yang lebih tinggi. Dengan arti, setiap anggota kelompok ada kebebasan dan

keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.

b) Curah pendapat (brainstorming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya

sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan, pemimpin

kelompok memancing dengan satu masalah, kemudian tiap peserta memberikan

jawaban-jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-

jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum

semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh

siapapun. Setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, baru tiap anggota

dapat mengomentari dan akhirnya terjadinya diskusi.

c) Bola salju (snowballing)

Kelompok dibagi dalam pasangan – pasangan (1 pasang 2 orang).

Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5

menit tiap 2 pasang bergabung jadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah

tersebut dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah

beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian

seterusnya akhirnya menjadi diskusi seluruh kelas.

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


28

d) Kelompok kecil–kecil (buzzgroup)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group)

kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak dengan kelompok lain dan

masing – masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya

kesimpulan dari tiap kelompok digabungkan dan dicari kesimpulannya.

e) Bermain peran (roleplay)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai

pemegang peran tertentu untuk memainkan peran. Misalnya sebagai dokter

puskesmas, perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain

sebagai pasien atau masyarakat. Mereka memeragakan bagaimana interaksi atau

komunikasi sehari – hari dalam melaksanakan tugas.

f) Permainan simulasi (simulation game)

Metode ini merupakan gambaran antara role play dengan diskusi

kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan

seperti permainan monopoli. Cara memainkannya sama persis seperti bermain

monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), selain beberan atau

papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai

narasumber.

Metode pendidikan massa untuk mengomunikasikan pesan-pesan

kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik,

maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Sasaran pendidikan massa

bersifat umum yaitu tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan,

status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya.

Pendidikan kesehatan massa dilakukan untuk menggugah awareness atau

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


29

kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi. Beberapa metode pendidikan massa

adalah sebagai berikut:

1) Ceramah umum (public speaking)

Ceramah umum ini dilakukan pada acara – acara tertentu, misalnya pada

hari kesehatan nasional, Menteri kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya

berpidato dihadapan massa untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

2) Pidato – pidato dan diskusi tentang kesehatan

Pidato – pidato dan diskusi tentang kesehatan yang dilakukan melalui

media elektronik baik TV maupun radio, pada hakikatnya adalah bentuk

pendidikan kesehatan massa.

3) Simulasi

Dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya

tentang suatu penyakit melalui TV atau radio juga merupakan pendekatan

pendidikan massa.

4) Sinetron

Sinetron dalam acara TV juga bisa dijadikan metode penyampaian pesan

– pesan kesehatan.

F. Media Pendidikan Kesehatan

Media kesehatan merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan

informasi-informasi kesehatan. Alat – alat tersebut digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien.

Pada garis besarnya ada tiga macam alat bantu (alat peraga) atau media,yaitu :

1. Alat bantu lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu

menstimulasi indra mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


30

penerimaan pesan. Menurut penelitian para ahli, indera mata adalah indera

yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak (kurang lebih 75%

sampai 87%). Alat ini ada 2 bentuk, yaitu

c. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan sebagainya.

d. Alat yang tidak diproyeksikan :

1) Dua dimensi, gambar peta, bagan dan sebagainya.

2) Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka dan sebagainya.

2. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat membantu untuk

menstimulasikan indra pendengar pada waktu proses penyampaian bahan

pendidikan/pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio, pita suara dan sebagainya.

3. Alat bantu lihat–dengar (audiovisual aids), yaitu media yang dapat membantu

untuk menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran pada waktu proses

penerimaan pesan. Media ini dapat memudahkan pengertian dan pemahaman

seseorang terhadap suatu objek. Seperti televisi, video dan DVD.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan – pesan kesehatan, media

dibagi menjadi tiga bagian,yaitu: (Sari,2014)

a. Media cetak

1) Booklet yaitu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan – pesan

kesehatan dalam bentuk buku yang berisi tulisan atau gambar atau kedua

– duanya yang dapat diberikan kepada masyarakat yang bisa membaca.

2) Leaflet yaitu media penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat yang berisikan informasi berupa kalimat

ataupun gambar atau kombinasi. Leaflet diberikan kepada sasaran yang

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


31

mampu membaca dan biasanya diberikan setelah dilakukan ceramah

dengan tujuan untuk sebagai pengingat pesan atau dapat juga dibagikan

sewaktu ceramah untuk memperkuat pesan yang disampaikan.

3) Flyer yaitu media penyampaian pesan – pesan kesehatan berupa

selebaran, seperti leaflet namun tidak dalam bentuk lipatan.

4) Flipchart yaitu media penyampaian pesan – pesan kesehatan dalam

bentuk lembar balik yang menyerupai kalender balik bergambar.

5) Rubrik yaitu tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai

bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal – hal yang berkaitan dengan

kesehatan.

6) Poster yaitu media penyampaian pesan-pesan kesehatan yang berupa

pesan singkat dalam bentuk gambar, yang biasanya ditempel ditembok,

kendaraan umum, dan sebagainya.

7) Spanduk yaitu media penyampaian informasi kesehatan yang berupa kain

yang berisikan tulisan ataupun gambar dan biasanya dipasang ditepi

jalan.

8) X-Banner juga biasa disebut dengan standing banner. Standing banner

ini biasa ditemukan di rumah sakit, klinik, dan sebagainya.

b. Media elektronik

1) Televisi yaitu penyampaian pesan atau informasi kesehatan dengan

media audiovisual dan gerak. Penyampaian pesan melalui media televisi

dapat dalam bentuk sandiwara sinetron, forum diskusi atau tanya jawab

seputar masalah kesehatan, pidato (ceramah), kuis dan sebagainya.

2) Radio yaitu penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


32

pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar.

Penyampaian pesan melalui radio dapat berbentuk obrolan (tanya jawab),

sandiwara radio, ceramah, radio spot dan sebagainya.

3) Video yaitu penyampaian pesan atau informasi kesehatan menggunakan

media audio visual dalam bentuk video

4) Slide yaitu media untuk menyampaikan presentasi yang tujuannya untuk

menyampaikan pesan atau informasi.

5) Film strip yaitu media visual proyeksi diam yang bias digunakan untuk

menyampaikan pesan – pesan atau informasi kesehatan.

6) Iklan yaitu media penyampaian pesan – pesan kesehatan atau informasi

kesehatan dengan tujuan menarik simpati dan empati publik.

c. Media papan (billboard), dipasang ditempat – tempat umum dapat dipakai

sebagai media untuk menyampaikan informasi – informasi kesehatan karena

billboard dipasang ditempat – tempat yang sering dilewati publik.

d. Media internet yaitu media yang sangat efektif karena masyarakat dapat

menerima informasi kesehatan tanpa harus keluar rumah untuk mencari informasi

terkait.

e. Media hiburan yaitu penyampaian informasi kesehatan dapat dilakukan

melalui media hiburan, baik diluar gedung (panggung terbuka) maupun dalam

gedung. Biasanya dalam bentuk dongeng, sosiodrama, kesenian tradisional dan

pameran.

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


33

Gambar 2.1:Kerucut Edgar Dale

Sumber :Aat Agustini (2014). Promosi Kesehatan.Jakarta:EGC Menurut

teori Edgar Dale tentang alat peraga atau media untuk membantu permasalahan

seseorang, yang digambarkan dalam suatu teori yang dinamakan kerucut Edgar

Dale. Ia menyebutkan bahwa penyerapan materi dalam proses belajar itu berbeda-

beda. Dengan cara membaca bisa mengingat 10%, dengan cara mendengar (audio)

bisa mengingat 20%, dengan cara melihat (visual) bisa mengingat 30% dan

dengan cara melihat dan mendengar (audio visual) bisa mengingat 50%. Bisa

disimpulkan bahwa media audiovisual lebih efektif digunakan dalam proses

pembelajaran dibandingkan dengan menggunakan media audio saja atau media

visual saja.

F. Media Video dan Leaflet

1. Video

Adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak

yang merupakan paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


34

dengan objek aslinya. Pesan yang disajikan video dapat berupa fakta

(kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (cerita) dapat pula bersifat

informatif, edukatif, maupun instruksional. Video dapat menggambarkan suatu

objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.

Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-

konsep yang rumit dan mempengaruhi sikap. Kelemahannya adalah menekankan

pentingnya materi dari proses pengembangan materi tersebut. (Profil kesehatan

kota padang,2017)

Keuntungan media video :

a. Lebih menarik dan mudah dipahami

b. Dengan video, seseorang dapat belajar sendiri

c. Dapat diulang pada bagian tertentu untuk lebih jelas

d. Dapat menampilkan sesuatu yang lebih detail

e. Dapat dipercepat atau diperlambat

f. Memungkinkan untuk membandingkan antara dua adegan berbeda diputar

dalam waktu yang bersamaan

g. Dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan, suatu situasi

diskusi, dokumentasi, promosi suatu produk, interview dan menampilkan

suatu percobaan yang berproses.

h. Mengatasi keterbatasan jarak, waktu dan sangat kuat untuk mempengaruhi

emosi seseorang.

Manfaat alat bantu (peraga), yaitu

a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


35

b. Mencapai sasaran yang lebih banyak

c. Membantu mengatasi hambatan bahasa

d. Merangsang peserta melaksanakan pesan

e. Membantu peserta belajar lebih banyak dan cepat

f. Merangsang peserta meneruskan pesan pada orang lain

g. Mempermudah penyampaian

h. Mempermudah penerima informasi

i. Mendorong orang untuk mengetahui, mendalami dan memberi pengertian yang

lebih baik

2. Leaflet

Yaitu media penyampaian informasi atau pesan – pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat yang berisikan informasi berupa kalimat, gambar

atau kombinasi.

Leaflet diberikan kepada sasaran yang mampu membaca dan biasanya

diberikan setelah dilakukan ceramah dengan tujuan untuk sebagai pengingat pesan

atau dapat juga dibagikan sewaktu ceramah untuk memperkuat pesan yang

disampaikan.

Leaflet dapat dibuat dengan teknik secara langsung serta melalui teknik

cetak (sablon, offset). Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm, berisi tulisan 200-400

kata. Isi harus bisa ditangkap dengan sekali baca. (Departemen Kesehatan RI)

Keuntungan :

a. Dapat disimpan lama, kalau lupa bisa dilihat kembali

b. Dapat dipakai sebagai bahan bacaan rujukan

c. Isi dipercaya karena dicetak atau dikeluarkan oleh instansi resmi

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


36

d. Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain

e. Jika perlu dicetak ulang

f. Dapat dipakai untuk bahan diskusi, pada kesempatan berbeda Kelemahan :

1) Bila cetakannya tidak menarik, orang segan menyimpannya

2) Kebanyakan orang segan membacanya, apalagi bila hurufnya terlalu

kecil dan susunannya tidak menarik

3) Tidak bisa digunakan oleh individu yang kurang lancar membaca atau

buta huruf

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


37

Gambar 2.1 : Langkah cuci tangan pakai sabun

Sumber : Kemenkes RI tahun.2013,

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi


38

G. Kerangka Teori

Pendidikan Media pendidikan


kesehatan :
Kesehatan
Media video
Media leaflet

Penyerapan materi melalui:


Alat indra
Audio (dengar) → 20%
Mata dan telinga Visual (lihat)→ 30%
Audio Visual (dengar
dan lihat)→ 50%

Otak

Mampu cuci tangan 6


langkah dengan
menggunakan sabun
untuk membersihkan jari
– jari, telapak dan
punggung tangan dari
Domain pengetahuan : semua kotoran, kuman
serta bakteri jahat
penyebab penyakit.

Sumber : Notoatmodjo.2014,
Skema 2.1. Kerangka Teori

Ikes Prima Nusantara Bukittinggi

Anda mungkin juga menyukai