PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda
persalinan. Sebagian besar ketuban pecah dini yang terjadi pada umur kehamilan
diatas 37 minggu, sedangkan pada umur kehamilan kurang dari 36 minggu tidak
terlalu banyak. Ketuban pecah dini merupakan masalah kontriversial obstetric dan
kaitanya dengan penyebabnya. Pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya
menyebabkan kemungkinan infeksi dalam rahim, persalinan prematuritas yang akan
meningkatkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayinya (buku kehamilan,
persalinan dan nifas, 2013).
Menurut WHO, kejadian ketuban pecah dini (KPD) atau insiden PROM
(prelobour rupture of membrane) berkisar antara 5-10% dari semua kelahiran. KPD
preterm terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan
aterm. Pada 30% kasus KPD merupakan penyebab kelahiran premature (WHO,
2014). Sampai saat ini KPD preterm masih merupakan masalah di dunia termasuk
Indonesia dan memerlukan perhatian yang besar, karena prevalensinya yang cukup
tinggi.
Faktor penyebab KPD adalah infeksi genitalia, jumlah janin atau hamil kembar,
serviks yang inkompeten, hidramnion, disproporsi sefalopelvik, anemia, letak janin,
paritas ibu dan usia ibu. Secara teori, wanita usia remaja kurang dari 20 tahun yang
mengalami kehamilan juga dapat berisiko mengalami KPD .(Prasetyo, 2013)
Dampak yang paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu
adalah sindrom distress pernafasan (RDS atau Respiratory Distress Syndrome), yang
terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi akan meningkat prematuritas,
asfiksia, dan hipoksia, prolapse (keluarnya tali pusat), resiko kecacatan dan
hypoplasia paru janin pada aterm ( Rohmawati,2018)
Saat ini di kecamatan Cilongok, Banyumas terjadi tingkat KPD yang cukup
tinggi. Berdasarkan data yang didapat saat survey pada tahun 2017 terdapat 78 kasus
tentang ketuban pecah dini. Sedangkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
akhir tahun 2018 terdapat 90 kejadian KPD.
Kejadian ketuban pecah dini (KPD) di Puskesmas 1 Cilongok pada tahun 2018
mengalami peningkatan. Jika dilihat dari data puskesmas 1 cilongok bahwa terjadinya
ketuban pecah dini dialami oleh usia kehamilan remaja <20th , tingkat pendidikan
masyarakatnya juga tergolong rendah untuk itu penelitian ini dimaksudkan untuk
menganalisis tingkat pengetahuan ibu hamil di puskesmas cilongok terhadap usia
kehamilan …………….yang berpengaruh pada Ketuban pecah dini .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, adapun rumusan masalah yang terdapat
dalam penelitian ini sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dan usia kehamilan dengan
kejadian Ketuban Pecah Dini (KDP) di Wilayah Kerja Puskesmas 1 Cilongok
pada periode Tahun 2018”
2. Tujuan Khusus
a) Bagi peneliti
b) Bagi Responden
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahaun
a. Pengertian Pengetahuan
Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu manusia
objek yang dihadapinya, atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu
b. Tingkat Pengetahuan
tingkatan adalah :
1) Tahu (Know )
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (Aplication)
4) Analisa (Analysis)
masih ada kaitannya yang satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
1) Faktor Internal
Adalah faktor yang berasal dari diri pribadi atau individu itu
a) Pendidikan
informasi.
b) Pekerjaan
c) Umur
dipercayai dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan
2) Faktor Eksternal
Adapun faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri yang
terdiri dari ;
a) Lingkungan
b) Sosial Budaya
pengetahuan.
pengetahuan.
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal maka dicoba lagi dengan
(coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-
coba).
c) Cara Kebetulan
penalaran sendiri.
pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang
masalah lain yang sama, orang dapat menggunakan atau merujuk cara
akan menggulangi cara itu, dan berusaha untuk mencari cara lain,
tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya,
melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh
oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha
suatu kesimpulan.
(1) Induksi
abstrak.
(2) Deduksi
Cara ini disebut metode pemilihan ilmiah atau lebih popular atau
a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul
2. Usia Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga bayi lahir, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional
(Prawirohardjo,2009)
4) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat. Biasanya
hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
7) Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon sterroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air
besar.
9) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih
tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.
10) Epulis
1) Perut membesar
Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
2) Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya
makin lama makin bunder.
3) Tanda Heger
4) Tanda Chadwick
6) Tanda Braxton-Hicks
7) Teraba ballotemen
1) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-bagian
janin
b. Faktor Penyebab
a) Pekerjaan