Abstrak
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir.
Berdasarkan penelitian WHO (2000) dienam negara berkembang, risiko kematian bayi antara
usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut disusui. Untuk bayi beusia dibawah 2 bulan,
angka kematian ini meningkat menjadi 48%. Inisiasi menyusu dini dapat mengurangi 22%
kematian bayi 28 hari. Dan inisiasi menyusu dini dapat mengurangi angka kematian balita
8.8%. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan bidan dalam melakukan IMD pada proses persalinan di bidan praktik mandiri di
Kecamatan Bekasi Timur tahun 2014. Metode yang digunakan penulis adalah metode
kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan
Bekasi Timur, pada bulan Juni-Juli 2014. Subjek penelitian adalah semua bidan praktik di
wilayah Kecamatan Bekasi Timur yang berjumlah 111 orang. Analisis menggunakan analisis
univariat (distribusi frekuensi), analisis bivariat (chi square), dan analisis multivariat (regresi
logistik sederhana). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa bidan yang patuh sebanyak
50,5%, yang berumur 20-40 tahun (52,3%), yang berpendidikan rendah (61,3%), yang
berpengetahuan tinggi (91,9%), yang praktek ≥5 tahun (76,6%), yang pernah mengikuti
pelatihan (62,2%), yang mendapatkan dukungan teman sejawat (691,1%). Variabel yang
mempunyai hubungan yang signifikan dalam melakukan IMD yaitu variabel pendidikan,
pengetahuan dan pelatihan menunjukkan sedangkan yang tidak ada hubungan yang signifikan
adalah umur, lama bekerja, dan dukungan teman sejawat. Variabel yang paling dominan yiatu
pelatihan dengan (OR 3,98) setelah dikontrol oleh variabel pendidikan dan pengetahuan.
Disarankan bidan praktik mandiri melakukan IMD proses persalinan. Organisasi IBI agar
meningkatkan pembinaan dalam melakukan IMD. Agar ada pertemuan rutin secara berkala
sehingga akan memotivasi para bidan praktik mandiri untuk melakukan IMD
KERANGKA TEORI
Faktor Pemungkin:
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pengetahuan
4. Lama bekerja
Faktor Pemungkin:
Kepatuhan melakukan
5. Pelatihan IMD
Faktor Pendorong
atau Penguat:
6. Dukungan teman
sejawat
4
Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Variabel Independen (umur, pendidikan, pengetahuan, lama
bekerja, pelatihan, dan dukungan teman sejawat)
di Kecamatan Bekasi Timur Tahun 2014
b. Analisis bivariat
Tingkat Kepatuhan
Total OR P
Variabel Tidak Patuh Patuh
(95%CI) Value
N % N % n %
Umur
20–40 thn 27 46,6 31 53,4 58 100,0 0,721 0,503
41-60 thn 29 54,7 24 45,3 53 100,0 0,341-1,522
Pendidikan
Rendah (D1) 1 50,0 1 50,0 2 100,0 0,982 1,00
Tinggi (≥D3) 55 50,5 54 49,5 109 100,0 0,60-16,09
Pengetahuan
Rendah (< 75%) 9 100,0 0 0 9 100,0 2,170 0,006
Tinggi (≥ 75%) 47 46,1 55 53,9 102 100,0 1,759-2,677
Lama bekerja
< 5 tahun 13 50,0 13 50,0 26 100,0 0,977 1,00
≥ 5 tahun 48 50,6 42 49,4 85 100,0 0,406-2,351
Pelatihan
Tidak pernah 28 66,7 14 33,3 42 100,0 2,929 0,14
Pernah 28 40,6 41 59,4 69 100,0 1,314-6,528
Dukungan teman
Tidak ada 6 66,7 3 33,3 9 100,0 2,080 0,505
Ada 50 49,0 52 51,0 102 100,0 0,493-8,772
1. Umur dengan kepatuhan bidan dalam bidan yang berumur 41-60 tahun hanya
melakukan IMD diperoleh hasil bahwa 24 orang (45,3%) yang patuh dalam
bidan yang berumur 20-40 tahun yang melakukan IMD. Hasil uji statistik
patuh dalam melakukan IMD yaitu diperoleh nilai p value = 0,503 maka
sebesar 31 orang (53,4%), sedangkan dari dapat disimpulkan bahwa tidak ada
7
hubungan bermakna antara umur dengan melakukan IMD diperoleh hasil bahwa
kepatuhan bidan dalam melakukan IMD. bidan yang bekerja < 5 tahun yang patuh
2. Hubungan antara pendidikan dengan dalam melakukan IMD sebesar 13 orang
kepatuhan bidan dalam melakukan IMD (50,0%), sedangkan bidan yang bekerja
diperoleh hasil bahwa bidan yang patuh ≥ 5 tahun patuh dalam melakukan IMD
dalam melakukan IMD ada 26 orang yaitu sebesar 42 orang (49,4%). Hasil uji
(63,4%) yang patuh dalam melakukan statistik diperoleh p value= 1,000 maka
IMD berpendidikan tinggi (>D3 dapat disimpulkan tidak ada hubungan
kebidanan). Sedangkan ada 29 orang bermakna antara lama bekerja dengan
(41,4%) responden yang berpendidikan kepatuhan dalam melakukan IMD.
rendah (D1-D3 kebidanan). Hasil uji 5. Hubungan antara pelatihan dengan
statistik diperoleh p-value= 0,041 maka kepatuhan bidan dalam melakukan IMD
dapat disimpulkan ada hubungan yang diperoleh hasil bahwa bidan yang tidak
bermakna antara responden yang pernah mengikuti pelatihan patuh dalam
berpendidikan rendah (D1-D3 melakukan IMD sebesar 14 orang
kebidanan) dengan yang berpendidikan (33,3%), sedangkan bidan yang pernah
tinggi (>D3 kebidanan) terhadap mengikuti pelatihan yang patuh dalam
kepatuhan bidan dalam melakukan IMD. melakukan IMD sebesar 41 orang
Dari hasil analisis diperoleh OR= 2,451, (59,4%). Hasil uji statistik diperoleh
artinya bidan yang berpendidikan tinggi nilai p value=0,014 maka dapat
mempunyai peluang 2,4 kali untuk patuh disimpulkan ada hubungan bermakna
melakukan IMD dibandingkan dengan antara bidan yang pernah mengikuti
bidan yang berpendidikan rendah. pelatihan dan bidan yang tidak pernah
3. Hubungan antara pengetahuan dengan mengikuti pelatihan dengan kepatuhan
kepatuhan bidan dalam melakukan IMD bidan dalam melakukan IMD. Dari hasil
diperoleh hasil bahwa tidak ada bidan analisis diperoleh nilai OR= 2,929,
yang berpengetahuan rendah patuh artinya bidan yang pernah mengikuti
dalam melakukan IMD, sedangkan bidan pelatihan mempunyai peluang 3 kali
yang berpengetahuan tinggi sebanyak 55 untuk patuh dalam melakukan IMD
orang (53,9%) patuh dalam melakukan dibandingkan dengan bidan yang tidak
IMD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p pernah mengikuti pelatihan.
value= 0,006 maka dapat disimpulkan 6. Hubungan antara dukungan teman
ada hubungan bermakna antara bidan dengan kepatuhan diperoleh bahwa ada
yang berpengetahuan tinggi dengan sebanyak 3 (33,3%) yang tidak
bidan yang berpengetahuan rendah mendapatkan dukungan teman patuh
terhadap kepatuhan bidan dalam dalam melakukan IMD. Sedangkan yang
melakukan IMD. Dari hasil analisis mendapatkan dukungan teman, ada 52
diperoleh nilai OR=2,170, artinya bidan (51,0%) yang patuh dalam melakukan
yang berpengetahuan tinggi mempunyai IMD. Hasil uji statistik diperoleh p
peluang 2 kali untuk patuh dalam value = 0,505 maka dapat disimpulkan
melakukan IMD dibandingkan dengan tidak ada hubungan yang signifikan
bidan yang berpengetahuan rendah. antara dukungan teman dengan
4. Hasil Hubungan antara lama bekerja kepatuhan melakukan IMD.
dengankepatuhanbidandalam
8
c. Analisis multivariat
Tabel 3
Hasil Seleksi Bivariat
Tabel 4
Hasil Uji Regresi Logistik Antara Variabel Umur, Pendidikan, Pengetahuan, Lama Praktik, Sikap, Ketersediaan Alat,
Pelatihan, dan Dukungan Teman
Variabel B P Value OR 95%CI
Umur -0,420 0,680 0,657 0,089-4,850
Pendidikan -1,423 0,372 0,241 0,011-5,477
Pengetahuan 3,298 0,006 27,071 2,636-278,066
Lama Praktik -0,732 0,520 0,481 0,052-4,479
Sikap 2,821 0,008 16,800 2,110-133,752
Ketersediaan Alat 20,964 0,998 1E+009 0,000-
Pelatihan 0,828 0,372 2,288 0,371-14,108
Dukungan Teman 4,443 0,000 85,066 7,711-938,423
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel model. Analisis selanjutnya dengan tidak
ketersediaan alat mempunyai nilai p terbesar mengikutsertakan variabel ketersediaan alat.
(0,998), sehingga harus dikeluarkan dari
Tabel 5
Hasil Uji Regresi Logistik Antara Variabel Umur, Pendidikan, Pengetahuan,
Lama bekerja, Pelatihan, dan Dukungan Teman
Tabel 5.16
Hasil Uji Regresi Logistik Antara Variabel Umur, Pendidikan, Pengetahuan, Pelatihan,
dan Dukungan Teman
Variabel B P Value OR 95%CI
1 Umur -0,581 0,390 0,559 0,238-1,318
2 Pendidikan 1,172 0,025 3,228 1,288-8,090
3 Pengetahuan 21,485 0,002 2,143E9 0,000-
4 Pelatihan 1,266 0,008 3,547 1,440-8,741
5 Dukungan Teman 0,743 0,310 2,102 0,411-10,765
Setelah lama bekerja dikeluarkan, kita lihat pendidikan, pengetahuan, pelatihan, dan
perubahan nilai OR untuk variabel umur, dukungan teman.
Tabel 5.17
Hasil Uji Regresi Logistik Antara Variabel Umur, Pendidikan, Pengetahuan,
Pelatihan, dan Dukungan Teman
Tabel 5.18
Hasil Uji Regresi Logistik Antara Variabel Umur, Pendidikan,
Pengetahuan, dan Dukungan Teman
Variabel B P Value OR 95%CI
1 Pendidikan 1,172 0,025 3,228 1,288-8,090
2 Pengetahuan 21,485 0,002 2,141E9 0,000-
3 Pelatihan 1,266 0,008 3,547 1,440-8,741
4 Dukungan Teman 0,743 0,310 2,102 0,411-10,765
Dari analisis perbandingan OR, ternyata Dari analisis multivariat ternyata variabel
perubahannya <10%, dengan demikian yang berhubungan bermakna dengan
variabel umur dikeluarkan dari model. kepatuhan bidan dalam melakukan IMD
Selanjutnya variabel yang terbesar p valuenya adalah variabel pendidikan, pengetahuan, dan
adalah Dukungan teman (0,310) maka pelatihan. Dari ketiga variabel tersebut adalah
variabel dukungan teman harus dikeluarkan variabel pelatihan merupakan variabel yang
dari model. Akhirnya diperoleh hasil sebagai paling dominan. Hasil analisis didapatkan
berikut: odds ratio (OR) dari variabel pelatihan adalah
Tabel 5.20 3,98 artinya responden yang pernah
Hasil Uji Regresi Logistik Antara Variabel mengikuti pelatihan mempunyai peluang 3,9
Pendidikan, kali untuk patuh melakukan IMD dibanding
Pengetahuan, dan Pelatihan responden yang tidak pernah mengikuti
P pelatihan setelah dikontrol variabel
Variabel B OR 95%CI
Value pendidikan dan pengetahuan.
Pendidikan 1,100 0,025 3,004 1,234-7,315
Pengetahuan 21,389 0,002 1,946 0,000- Pembahasan
Pelatihan 1,163 0,008 3,98 1,330-7,691 1. Kepatuhan bidan dalam melakukan
IMD
Setelah umur dikeluarkan, kita lihat Berdasarkan hasil penelitian
perubahan ORnya: diketahui bidan yang tidak patuh
Tabel 5.21 dalam melakukan IMD pada proses
Hasil Uji Regresi Logistik Antara Variabel persalinan sebanyak 56 orang
Pendidikan, (50,5%), sedangkan bidan yang
Pelatihan Pengetahuan patuh dalam melakukan IMD pada
Variabel OR OR Duk. Perubahan proses persalinan yaitu sebanyak 55
Duk. teman OR orang (49,5%). Dalam penelitian ini
Teman Tidak faktor-faktor yang berhubungan
Ada dengan kepatuhan bidan dalam
Pendidikan 3,205 3,004 0,06% melakukan IMD pada proses
Pengetahuan 1,912 1,946 0,01% persalinan adalah pengetahuan dan
Pelatihan 3,293 3,98 0% pelatihan. Selanjutnya faktor yang
paling berhubungan dengan
Dari analisis perbandingan OR, ternyata kepatuhan adalah pelatihan.
perubahannya <10%, dengan demikian 2. Umur
variabel dukungan teman dikeluarkan dari Hasil uji statistik diperoleh nilai p-
model. value = 0,503 maka dapat
Akhirnya model yang dihasilkan sebagai disimpulkan bahwa tidak ada
berikut: hubungan bermakna antara umur
dengan kepatuhan bidan dalam
Tabel 5.22 melakukan IMD.
Hasil Uji Regresi Logistik Antara Variabel Hasil penelitian ini sejalan dengan
Pendidikan, penelitian yang dilakukan oleh
Pengetahuan, dan Pelatihan Mardiah (2011) yang menyatakan
P bahwa tidak ada hubungan yang
Variabel B OR 95%CI bermakna antara usia dengan
Value
Pendidikan 1,100 0,025 3,004 1,234- pelaksanaan IMD dengan p value >
7,315 0,05. Namun hal ini berbeda dengan
penelitian Setiarini (2012) yang
Pengetahuan 21,389 0,002 1,946 0,000-
menyatakan bahwa adanya hubungan
Pelatihan 1,163 0,008 3,98 1,330-
yangbermakna antara umur dengan
7,691
11
Dinas Kesehatan Kota Bekasi. (2011). Profil Soekidjo Notoatmodjo. (2003). Pendidikan
Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Ibu, Jakarta. dan Prilaku Kesehatan. PT. Asdi
Mahasatya, Jakarta.
-----------------------------. (2005). Promosi
Dinas Kesehatan Jakarta. (2009). Standart Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka
Asuhan Kebidanan. Jakarta Cipta, Jakarta.
Keberhasilan. PT. Gunung Agung,
Jakarta. -----------------------------. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta,
Dyah, Ni Made Dkk. (2010). Hubungan Jakarta.
antara tingkat pengetahuan bidan
15
Roesli, dr. Hj. Utami SpA, MBA, IBCLC, Sondakh, Jenny J.S. (2013). Asuhan
FABM. (2012). Panduan Inisiasi Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Menyusu Dini Plus Asi Eksklusif . Lahir .Erlangga
Pustaka Bunda.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Rudiyanti, Novita. (2012). Faktor-faktor yang Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
berhubungan dengan pelaksanaan Bandung.
Inisiasi Menyusu Dini. Lampung Selatan
Triana, Eka. (2010). Hubungan tingkat
Septiyorini, Asih Dwi. (2011). Karakteristik pengetahuan dan sikap bidan tentang
Dan Sikap Tenaga Kesehatan Dengan Inisiasi menyusu Dini Terhadap perilaku
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di bidan melakukan Inisiasi Menyusu Dini.
Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari YLPP Purwokerto.
Wetan. Semarang.
WHO. (1994). Preventing Prolonged
Setiarini, Tatik. (2012). Faktor-faktor yang Labour:a practical guide, The
behubungan dengan kinerja bidan Partograph Part II: User’s Manual.
dengan pelaksanaan IMD di RSIA Budi Geneva:Maternal Health And Safe
Kemulyaan Jakarta. Universitas Motherhood Programme Division Of
Indonesia Family Health World Health
Organization.