No.Dokumen :
50/SOP/PKMN/I/2023
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 25 Januari
2023
Halaman : 1/4
Puskesmas MARIA YOHANETA
NAICEA, S.SI
Manumean NIP. 19780609 200212 2
007
1.Pengertian Proses mengidentifikasi pasien dengan cedera yang
mengancam jiwa, memilah dan memilih pasien
berdasarkan beratnya penyakit menentukan prioritas
untuk dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan yang
lebih tinggi
2.Tujuan 1. Untuk mengetahui secara cepat kondisi pasien
2. Untuk dapat memberikan penanganan yang cepat pada
pasien yang mengalami kondisi yang mengancam
kehidupan
3. Untuk meminimalkan tingkat kerusakan/ tingkat
keparahan pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas
4.Referensi Buku Panduan BT&CLS (Basic Life Suppport & Basic
Cardiac Life Support) Diklat Yayasan Ambulans Gawat
Darurat 118, 2012
5. Prosedur a. Alat :
1. Tabung oksigen
2. Nasal prong, Nasal Katheter, Masker Oksigen
3. Ambu Bag
4. Oro-pharyngeal tube/ Mayo/ Gudell
b.
c. Bahan :
1. APD (Sarung tangan steril, masker)
2. Set Infus (Selang Infus, abocath sesuai ukuran)
3. Cairan kristaloid (NaCl 0,9%, RL)
4. Spuit 5cc
5. Kassa steril
6. Plester
Prosedur :
1. Kriteria
Petugas melakukan triase berdasarkan observasi
terhadap 3 hal, yaitu :
A. Pernafasan ( respiratory)
B. Sirkulasi (perfusion)
C. Status Mental (Mental State)
2. Sistem triase
Petugas menggunakan triase tipe START (Simple
Triage and Rapid Treatment), proses triase tidak boleh
lebih dari 60 detik/ pasien. START mengklasifikasikan
pasien dalam empat kelompok:
1. Hijau : Pasien sadar dan dapat berjalan
2. Kuning : Semua pasien yang tidak termasuk
golongan merah dan hijau, pasien cedera yang
tidak mengancam jiwa dalam waktu dekat.
3. Merah : Semua pasien yang ada gangguan
Airway, Breathing, Circulation, Disability dan
Exposure, pasien cedera berat atau
mengancam jiwa dan memerlukan transport
segera
4. Hitam : pasien meninggal atau cedera fatal
yang tidak memungkinkan untuk resusitasi
7.Diagram Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait