GAWAT
DARURAT
DAN TRIASE
dr. Yusrina Nur Rahma dr. Ahmad Danial dr. Wida Widiawati,M.kes
NIP : 199107082020122007 NIP: 198912182022031004 NIP: 197106182005012003
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu
cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang
paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya. Triase merupakan usaha
pemilahan korban sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau
penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Triase adalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat ringannya
kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam triase, perawat dan
dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji keadaan dan
memberikan intervensi yaitu < 5 menit.
B. Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat
kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan dan
sumber daya yang ada.
C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas Cipaku baik
dokter, perawat, ataupun bidan.
BAB II
RUANG LINGKUP
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan/Ruang IGD Puskesmas
Cipaku, perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan riwayat singkat dan
melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital, misalnya melihat sekilas kearah
pasien yang berada di brankar sebelum mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit
karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab pasien. Perawat
dan dokter bertanggung jawab untuk menempatkan pasien di area pengobatan yang tepat.
Tanpa memikirkan dimana pasien pertamakali ditempatkan setelah triase, setiap pasien
tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit.
Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat,
pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus didokumentasikan dalam
rekam medis. Informasi baru akan mengubah kategorisasi keakutan dan lokasi pasien di area
pengobatan.
Bila kondisi pasien ketika datang sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa pasien
mengalami gangguan pada airway, breathing dan circulation, maka pasien ditangani dahulu.
Pengkajian awal hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif sekunder dari pihak
keluarga. Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi dengan data
subyektif yang berasal langsung dari pasien.
KATEGORI TRIASE
1. Prioritas 1 - Emergensi
Pasien mengalami cedera mengancam Jiwa yang
kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera.
2. Prioritas 2 - Urgent
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman
jiwa segera.
3. Priotitas 3 – Non Urgent
Pasien mendapat edera minimal, dapat berjalan dan
menolong diri sendiri atau mencari pertolongan.
4. Prioritas 4 – Kasus Kematian
D = Disability
(Kesadaran) GCS 15 GCS 13-15 GCS<13
Nilai Kesadaran
Skala Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
TOTAL
Sesuai Antrian Masuk IGD Masuk IGD
KEPUTUSAN
Pasien gawat darurat harus lebih dulu di stabilkan kondisinya sesuai dengan tatalaksana.
Petugas kemudian menjelaskan dan meminta persetujuan menggunakan form persetujuan
rujukan pada keluarga pasien untuk segera merujuk pasien.
Apabila setuju dirujuk, petugas mengontak whatsapp E-sir Kota Bogor dengan format yang
sesuai yang berisi tentang kondisi pasien berdasarkan SBAR. Kemudian petugas mempersiapkan
Ambulance setelah terdapat kepastian dari E-sir sampai mendapatkan ruangan dan kesiapan
Faskes lanjutan yang akan dituju.
Petugas berjumlah 2 orang (dokter/perawat/bidan) mengantarkan pasien ketempat tujuan
rujukan dengan memastikan kelengkapan berkas rujukan yang sudah di ceklis sebelumnya.
Petugas mencatat monitoring tanda-tanda vital pasien selama perjalanan rujukan di lembar
monitoring pasien rujukan. Petugas melakukan serah terima pasien rujukan di RS tujuan dan
meminta tanda tangan petugas Rumah Sakit.
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan dengan
tepat dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan. Pada tahap pengkajian,
pada proses triase yang mencakup dokumentasi :
a. Waktu dan datangnya pasien
b. Keluhan utama
c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
e. Penempatan di area penanganan yang tepat
f. Permulaan intervensi.
Petugas gawat darurat harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien berdasarkan
hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien ke arah hasil dan tujuan serta
harus mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi pengobatan dan perkembangannya.
Proses dokumentasi triase menggunakan : Rekam Medis pasien.