DEFINISI
1.2 Tujuan
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan focus dalam menangani pasien berdasarkan
tingkat kegawatdaruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan
penanganan dan sumberdaya yang ada.
1.3. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
BAB III
TATA LAKSANA
3
A. Melakukan Primary Survey
Tindakan untuk mencari keadaan yang mengancam nyawa adalah:
1. Airway dengan kontrol servical
a. Penilaian :
Mengenal keadaan airway dengan: inspeksi,auscultasi,danpalpasi
Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
b. Pengelolaan airway
Lakukan chin lift dan atau jaw trustdengan kontrol servikal
Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning
Pasang gudel.
c. Fiksasi leher
d. Menganggap kemungkinan adanya fraktur servical pada semua pasien
dengan Multi trauma terlebih bila ada gangguankesadaran atau
perlukaan diatas klavicula.
2. Breathing dan Ventilasi oksigen
a. Penilaian :
Buka leher dan dada penderita dengan tetap memperhatikankontrol
servical
Hitung dan perhatikan dalamnya pernapasan
Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk
mengenalikemungkinan terdapat deviasi trakhea, ekspansi
thorakssimetris atau tidak, pemakaian otot otot tambahan dan
tandatanda cidera lainya.
Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor.
Auscultasi thoraks bilateral.
b. Pengelolaan,
Pemberian oksigen konsentrasi tinggi dengan pemakaian NRBM 10-
12 ltr/mnt
Ventilasi dengan bag valve mask
Menghilangkan tension pneumothoraks
Menutup open pneumothoraks
Memasang Saturasi oksigenc.
c. Evaluasi
4
3. Circulation dengan kontrol perdarahan
a. Penilaian.
Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.
Mengetahui sumber perdarahan yang internal
Periksa nadi pasien : kecepatan, kualitas, keteraturan,pulsus
paradoksus.
Tidak di ketemukanya pulsasi dari arteri besar yang merupakan
tanda untuk memerlukan resusitasi masifsegera.
Periksa warna kulit, kenali tanda tanda sianosis.
Periksa tekanan darah.
b. Pengelolaan
Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
Kenali perdarahan internal, kebutuhn untuk intervensi bedah serta
konsultasi pada ahli bedah
Pasang iv canule 2 jalur ukuran besar sekaligus untuk mengambil
sampel darah untuk pemeriksan laboratorium dan Analisa gas darah
Beri cairan kristaloid dengan tetesan cepat
Cegah hipothermia
4. Disability ( Penilaian Status Neurologis )
a. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
Eye :
4 buka mata spontan
3 Buka mata dengan panggilan
2 Buka mata dengan rangsangan nyeri
1 Tidak ada respon
Verbal:
5 Orientasi baik
4 Berbicara bingung
3 Berbicara tidak jelas
2 Hanya merintih
1 Tidak ada respon
Motorik :
6 Bergerak mengikuti perintah
5
5 Bergerak terhadap nyeri
4 Leksi normal ( menarik anggota yg dirangsang )
3 Fleksi abnormal
2 Extensi abnormal
1 Tidak ada responb.
b. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi tanda
tanda lateralisasi.
c. Evaluasi dan Re evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dancirculation.
5. Exposure
a. Buka pakaian pasien untuk melihat dengan jelas apakah adacedera
yang lain.
b. Cegah hipothermia : beri selimut hangat dan tempatkan padaruangan
B. Kategori Triase
Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :
a. Segera - Immediate (Warna Merah)
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar
dapat hidup bila ditolong segera.
b. Tunda - Delayed (Warna Kuning)
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa
segera
c. Minimal (Warna Hijau)
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri
sendiri atau mencari pertolongan
d. Expectant ( Warna Hitam )
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meskipun
mendapat pertolongan
6
▪ Perdarahan eksternal massif.
Pemberian perawatan lapangan intensif ditujukan bagi korban yang
mempunyai kemungkinan hidup lebih besar, sehingga setelah perawatan di
lapangan ini penderita lebih dapat mentoleransi proses pemindahan ke
Rumah Sakit, dan lebih siap untuk menerima perawatan yang lebih invasif.
Triase ini korban dapat dikategorisasikan kembali dari status “merah” menjadi
“kuning” (misalnya korban dengan tension pneumothorax yang telah dipasang
drain thoraks (WSD).
2. Kuning, sebagai penanda korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi
perawatan dapat ditunda sementara. Termasuk dalam kategori ini:
▪ Korban dengan risiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma
abdomen)
▪ Fraktur multipel
▪ Fraktur femur / pelvis
▪ Luka bakar luas
▪ Gangguan kesadaran / trauma kepala
▪ Korban dengan status yang tidak jelas
Semua korban dalam kategori ini harus diberikan infus, pengawasan ketat
terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi, dan diberikan perawatan
sesegera mungkin.
3. Hijau, sebagai penanda kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan
atau pemberian pengobatan dapat ditunda, mencakup korban yang
mengalami:
▪ Fraktur minor
▪ Luka minor, luka bakar minor
▪ Korban dalam kategori ini, setelah pembalutan luka dan atau pemasangan
bidai dapat dipindahkan pada akhir operasi lapangan.
▪ Korban dengan prognosis infaust, jika masih hidup pada akhir operasi
lapangan, juga akan dipindahkan ke fasilitas kesehatan.
4. Hitam, sebagai penanda korban yang telah meninggal dunia.
7
b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan
mencatat waktu datang pasien.
c. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang Tindakan,
maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas
pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam:
e. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di Ruang
Tindakan. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien dapat
dirujuk ke rumah sakit setelah dilakukan stabilisasi.
f. Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut
dapat menunggu giliran setelah pasien kategori triage merah selesai
ditangani.
g. Pasien kategori triage hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan atau bila
memungkinkan dapat dipulangkan.
h. Pasien kategori triage hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan
keluarga.
8
BAB IV
DOKUMENTASI
9
DAFTAR PUSTAKA
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 514 tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama;
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
- Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Dan Tempat Praktek
mandiri Dokter Gigi;
10
11