Anda di halaman 1dari 4

Rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Kepala dan

Leher (PERHATI-KL)

Pendahuluan
Panduan ini merupakan panduan intern yang dapat berubah sewaktu-waktu karena
perkembangan dan bukti-bukti keilmuan yang terus bertambah mengenai Covid-19 yang
ditujukan khusus untuk anggota Perhati-KL.

Panduan ini berisi:


1. Pemeriksaan sehari-hari pada praktek Dokter Spesialis T.H.T.K.L di poliklinik.
2. Pelaksanaan tindakan operasi yang berhubungan dengan pernafasan.
3. Protokol Dokter Spesialis T.H.T.K.L bila mendapatkan kecurigaan Covid-19.

Pemeriksaan Sehari-Hari Pada Praktek Dokter Spesialis T.H.T.K.L di Poliklinik


1. Perawat:
a. Dilengkapi dengan APD (masker, sarung tangan, dan gown)
b. Mencuci tangan sesuai standar WHO sebelum dan setelah melayani pasien.
c. Mengukur suhu tubuh pasien dengan menggunakan termometer tembak (infra merah).
d. Jarak dengan pasien lebih dari 1 (satu) meter.
e. Check list gejala, bila didapatkan gejala-gejala dibawah ini segera tempatkan pasien di
ruang terpisah:
• batuk, pilek, sakit menelan, demam/riwayat demam, sesak nafas
• riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri dalam waktu 14 hari sebelum timbul
gejala
• riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia
• riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel Covid-19
• riwayat bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan
2. Pasien
a. Mencuci tangan sesuai prosedur WHO dengan sabun dan air mengalir sebelum
dilakukan pemeriksaan.
b. Pendamping pasien hanya 1 (satu) orang.
c. Selesai pemeriksaan dan konsultasi, pasien menunggu resep di luar ruangan.
3. Dokter Sp.T.H.T.K.L:
a. Mencuci tangan sesuai standar WHO sebelum dan setelah melayani pasien.
b. Memakai masker N95 atau (health care particular respiratoar) yang tidak dilepas
sampai pemeriksaan pasien terakhir.
c. Memakai pakaian diatas siku, bila memakai pakaian lengan panjang harap dilipat ke
atas.
d. Memakai sarung tangan non steril.
e. Bila didapatkan pasien suspek Covid-19; masker dan sarung tangan diganti serta
melakukan cuci tangan kembali.
f. Tidak memakai perhiasan ataupun jam tangan.
g. Mengikat rambut bagi perempuan.
h. Identitas tidak memakai name tag yang mempunyai tali panjang.
i. Tidak melakukan kontak fisik dengan pasien seperti bersalaman.
j. Mengurangi pemeriksaan di daerah mulut dan orofaring.
k. Mengurangi pemeriksaan endoskopi bila memungkinkan, apabila diharuskan dilakukan
pemeriksaan:
• Memakai masker N95 atau (health care particular respiratoar) yang tidak dilepas
sampai pemeriksan berakhir.
• Memakai gown sesuai rekomendasi FDA ANSI/AAMI PB70 gown level 1 atau 2.
• Memakai sarung tangan non steril.
• Memakai penutup kepala/nurse cap.
• Bila didapatkan pasien suspek Covid-19; masker, sarung tangan, dan gown diganti
dan melakukan cuci tangan kembali.
4. Peralatan:
a. Alat medis dibersihkan dengan desinfektan. Pencucian alat menggunakan urutan: cuci
dengan air sabun, enzyme, air bersih, natrium hipoklorit, air bersih, keringkan, dan
langsung dimasukkan ke dalam autoclave.
b. Peralatan yang tidak dapat disterilkan autoclave, diminimalkan atau tidak dipakai
selama pandemi Covid-19.
c. Alat medis yang tidak dapat disetrilkan, dibersihkan dengan desinfektan.
d. Alat non medis yang terdapat dalam ruangan dibersihkan dengan desinfektan sebelum
dan sesudah bekerja.
e. Dilakukan desinfeksi ruangan setiap hari, setelah selesai semua pemeriksaan.
f. APD dirobek dahulu sebelum dibuang.

Pelaksanaan Tindakan Operasi yang Berhubungan dengan Pernafasan


1. Operasi elektif yang berhubungan dengan pernafasan ditunda.
2. Operasi yang bersifat emergensi hanya dikerjakan oleh 1 (satu) orang staf dan 1 (satu)
tenaga medis.
3. Petugas medis harus terlatih dalam prosedur memakai dan melepas Alat Pelindung Diri
(APD).
4. Fasilitas kesehatan harus menyediakan APD yang memenuhi syarat perlindungan terhadap
kontak, droplet, dan airborne.
5. Sebelum melakukan prosedur di bagian jalan nafas, harap diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Tindakan dilakukan di ruangan isolasi atau ruangan khusus bila memungkinkan.
b. Memakai APD, lakukan sesuai prosedur pemasangan APD.
• Memakai penutup kepala/nurse cap.
• Memakai masker N95 atau Powered Air Purifying Respiratoar (PAPR)
• Memakai penutup mata/goggle
• Memakai gown sesuai rekomendasi FDA ANSI/AAMI PB70 gown level 3 atau 4.
• Memakai sarung tangan ganda
c. Batasi jumlah staf di dalam ruang operasi.
d. Sebelum masuk ke ruang operasi, pastikan instrument operasi telah tersedia dan lengkap.
e. Gunakan penutup sekali pakai untuk melindungi peralatan lain yang ada di ruang operasi
untuk mencegah kontaminasi droplet.
f. Semua peralatan operasi yang telah digunakan harus menjalani prosedur dekontaminasi
dan desinfeksi sesuai prosedur yang berlaku
g. Setelah tindakan selesai, lepaskan lapisan terluar sarung tangan untuk mencegah
kontaminasi ke tempat lain.
h. Lakukan pelepasan APD sesuai prosedur (hingga mandi) dengan sangat teliti dan hati-
hati.
i. Setelah melepas APD, cuci tangan kembali sebelum menyentuh bagian tubuh lainnya.

Protokol Dokter Spesialis T.H.T.K.L Bila Mendapatkan Kecurigaan Covid-19


Anamnesis
1. Pasien dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA):
a. Gejala:
1) Demam/riwayat demam
2) Batuk/pilek/nyeri tenggorokan
3) Sesak nafas
b. Faktor risiko:
1) Memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
2) Memiliki riwayat paparan salah satu atau lebih:
i. Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi atau probabel Covid-19 ATAU
ii. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
konfirmasi Covid-19, ATAU
iii. Riwayat perjalanan ke atau tinggal di area transmisi lokal di Indonesia, ATAU
iv. Kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari terakhir ke
area transmisi lokal di Indonesia
c. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) adalah adanya: 1) + 2) + 3) DAN faktor risiko 1),
ATAU gejala 1) / 2) DAN faktor risiko 2)I / 2)ii / 2)iii / 2)iv
d. Orang Dalam Pemantauan (ODP) adaalah gejala 1) / 2) DAN faktor risiko 1
e. Apabila ditemukan minimal 1 gejala dan 1 faktor risiko, pasien diberikan masker bedah.
f. Petugas medis menggunakan APD yang terdiri dari: masker N-95, penutup kepala/nurse
cap, gown sesuai rekomendasi FDA ANSI/AAMI PB70 gown level 1 atau 2, sarung
tangan.

Pemeriksaan
2. Lakukan pemeriksaan fisik yang teliti (pemeriksaan status lokalis telinga, hidung, dan
tenggorok)
3. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin dan rontgen thoraks PA.
4. Bila kedua hasilnya pemeriksaan normal, pasien diberikan simptomatik dan beristirahat di
rumah.
5. Bila hasil positif leukopenia tetapi rontgen thoraks normal, dapat dicurigai viral dan
dimasukkan dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP):
a. Terapi sesuai dengan keluhan (rawat jalan).
b. Edukasi pasien untuk melakukan self-isolated selama 14 hari.
c. Lapor kepada tim Covid-19 yang ada di Rumah Sakit untuk pencatatan data.
d. Lapor kepada Dinkes terkait.
e. Pasien diharuskan lapor ke Dinkes/Puskesmas untuk pemantauan kondisi setiap hari.
f. Bila keluhan bertambah berat, segera kembali ke Rumah Sakit untuk dilakukan
pemeriksaan swab tenggorok.
6. Bila hasil DPL leukopenia dan rontgen positif pneumonia, masuk dalam kategori Pasien
Dalam Pengawasan (PDP):
a. Pasien dipindahkan ke ruang isolasi.
b. Petugas medis memakai APD lengkap yang terdiri dari: masker N-95, penutup
kepala/nurse cap, gown sesuai rekomendasi FDA ANSI/AAMI PB70 gown level 3 atau
4, sarung tangan, penutup mata/goggle, dan sepatu boots/shoes cover.
c. Konsul ke Dokter Spesialis Paru/Spesialis Anak.
d. Bila terjadi gagal nafas, konsul Dokter Spesialis Anestesi.
e. Segera lapor kepada tim Covid-19 di Rumah Sakit untuk dilakukan pencatatan data dan
pemeriksaan swab oleh petugas terlatih.
f. Terapi sesuai dengan keluhan, antibiotika diberikan bila ada indikasi.
g. Terapi cairan.
a. Swab tenggorok (orofaring dan nasofaring) diperlakukan sesuai aturan yang berlaku dan
dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta.
h. Lakukan pemeriksaan laboratorium lainnya: SGOT, SGPT, Ureum, dan Kreatinin.
i. Laporkan ke posko KLB/Dinkes setempat.
j. Rujuk ke Rumah Sakit rujukan nasional dengan menggunakan ambulance yang berisi 2
orang petugas (supir dan perawat) dengan menggunakan APD lengkap.
7. Bila DPL menunjukkan leukositosis:
b. Lakukan pemberian terapi dengan antibiotika selama 5 (lima) hari.
c. Bila setelah terapi gejala tidak membaik atau menjadi bertambah berat dengan disertai
sesak nafas berat), dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin dan rontgen thoraks PA
ulang.
d. Bila hasil leukosit menunjukkan penurunan tetapi didapatkan hasil pemeriksaan rontgen
pneumonia, maka dilakukan swab oleh petugas terlatih dan dilakukan pencatatan data.
e. Konsul ke Dokter Spesialis Paru/Spesialis Anak.
f. Bila terjadi gagal nafas, konsul Dokter Spesialis Anestesi.
g. Segera lapor kepada tim Covid-19 di Rumah Sakit untuk dilakukan pencatatan data dan
pemeriksaan swab oleh petugas terlatih.
h. Terapi sesuai dengan keluhan, antibiotika diberikan bila ada indikasi.
i. Terapi cairan.
j. Swab tenggorok (orofaring dan nasofaring) diperlakukan sesuai aturan yang berlaku dan
dikirimkan ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di Jakarta.
k. Lakukan pemeriksaan laboratorium lainnya: SGOT, SGPT, Ureum, dan Kreatinin.
l. Laporkan ke posko KLB/Dinkes setempat.
m. Rujuk ke Rumah Sakit rujukan nasional dengan menggunakan ambulance yang berisi 2
orang petugas (supir dan perawat) dengan menggunakan APD lengkap.

Referensi
1. Wu Z, McGoogan JM. Characteristics of and Important Lessons from the Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) Outbreak in China. JAMA [Internet] 2020; available
from: https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2762130external icon
2. American College of Surgeons About ACS About the Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) Information for Surgeons Information for Surgeons
COVID-19: Recommendations for Management of Elective Surgical Procedures. Updated
March 13, 2020.
3. James G Adams, Ron M Walls. Supporting the Health Care Workforce During the Covid-
19 Global Epidemic. March 12 2020. American Medical Association. JAMA E1-2.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. FDA: Surgical Mask and Gown Conservation Strategies. March, 13 2020.
6. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (Covid-19). Februari 2020.

Anda mungkin juga menyukai