Anda di halaman 1dari 33

Pencegahan & Pengendalian

infeksi COVID - 19 di Puskesmas

Ranoto, S.Kep Ners


Data covid – 19 di Indonesia
Etiologi dan gejala
* Coronavirus Disease 2019 ( Covid – 19 )

adalah penyakit menular yang disebabkan Severe Acute Respiratory


syndrome Coronavirus 2 ( SARS – COV – 2 ) ( Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian COVID – 19 , Kemenkes RI Juli 20 )

• Manifestasi klinik
Gejala yang dialami biasanya bersifat ringan , muncul secara bertahap
Gejala yang paling umum : demam, rasa lelah dan batuk kering dan
beberapa gejala yang lain hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan,
nyeri kepala , diare, hilang penciuman .
Mata rantai penularan infeksi
PENULARAN (lanjutan….)

• CORONAVIRUS merupakan zoonosis ( ditularkan antar hewan dan


manusia )
• Masa Inkubasi COVID -19 rata –rata 5-6 hari, dengan range 1 dan 14
hari
• Orang yang terinfeksi dapat langsung menularkan sampai 48 jam
sebelum onset gejala ( presimtomatik ) dan sampai 14 hari setelah
onset gejala.
• Berdasarkan studi epidemologi dan virologi, membuktikan Covid 19
utamanya ditularkan dari orang yang bergejala ( simptomatik ) ke
orang lain yg berada dekat melalui droplet.
PENULARAN ( lanjutan….)
• Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter > 5-10 um.
Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada dalam jarak dekat
( dalam 1 meter ) dengan orang yang memiliki gejala pernafasan ( bat
uk, bersin ) shg droplet berisiko mengenai mukosa ( mulut, hidung ,
mata. (kontak langsung )

• Penularan juga dapat terjadi melalui benda / permukaan yang terkon-


taminasi droplet orang yang terinfeksi. ( Kontak tidak langsung )

• Transmisi melalui udara dapat dimungkinkan dalam keadaan khusus


dimana ada prosedur atau perawatan suportif yang menghasilkan
AEROSOL (misal : intubasi endotracheal, bronkoskopi,suction,
nebulisasi, trakeostomi, ventilasi manual sebelum intubasi, CPR ).
KEWASPADAAN STANDAR UNTUK MEMUTUSKAN
RANTAI PENULARAN C0VID -19
A. Kewaspadaan Standar ( upaya yang harus dilaksanan
oleh semua orang di semua tempat fasyankes ),terdiri :
1. Kebersihan Tangan / Hand Hygiene
Kebersihan tangan ( lanjutan….)

• CARA MELAKUKAN KEBERSIHAN TANGAN :


1. Dengan sabun dan air mengalir apabila tangan tampak kotor/
terkontaminasi cairan tubuh ( waktu 40 – 60 detik )
2. Dengan handrub berbasis alcohol ( waktu 30 – 40 detik )
2. Alat Pelindung Diri (APD)
• dipakai untuk melindungi petugas atau pasien dari paparan darah, cairan
tubuh sekresi maupun ekskresi yang terdiri dari sarung tangan, masker
bedah atau masker N 95, gaun, apron, pelindung mata (goggles), face
shield (pelindung wajah), pelindung/penutup kepala dan pelindung kaki.
Penggunaan APD perlu 4 unsur yang harus dipatuhi :
a. Tetapkan indikasi penggunaan APD
# Transmisi penularan covid adalah droplet dan kontak : masker bedah
gaun, sarung tangan,penutup kepala , goggles dan sepatu.
# Transmisi airbone pada tindakan yang memicu aerosol : gaun, sarung
tangan, masker N 95 , penutup kepala , googles, face shiel, sepatu
APD ( lanjutan . . . )
b. Cara mamakai yang benar
c. Cara melepas dengan benar
d. Cara mengumpulkan disposal yang benar.

• Hal hal yang perlu diperhatikan pada peggunaan APD :


> melepas semua aksesorsis ditangan ( cincin, gelang ,jam )
> Memakai baju kerja / scrub suit sebelum memakai APD
> Melakuan kebersihan tangan sebelum dan sesudah memakai APD
> Memakai APD di anteroom atau ruang khusus, APD di lepas di area
kotor segera setelah meninggalkan ruang perawatan.
> Mandi setelah melepas APD dan mengganti dengan baju bersih.
APD …..lanjutan
• Hal – hal yang tidak boleh dilakukan pada penggunaan APD :
> Menyentuh mata, hidung ,mulut .
> Menyentuh bagian depan masker
> Memakai masker tidak tepat ( tidak menutup lubang hidung mulut)
> Menggantungkan APD di ruangan dan mengganti kembali.
> Menggunakan APD keluar dari area perawatan
> Membuang APD di lantai / tidak pada tempatnya.
> Menggunakan sarung tangan saat menulis, pegang rekam medic,
memegang handle pintu dll.
Informasi terkait APD > mengacu padaPetunjuk teknis APD covid 19 yang dikeluarkan Dirjen Yan Kes
, Kemkes th 2020.
3. KEBERSIHAN PERNAFASAN /ETIKA BATUK
4. KEBERSIHAN/KESEHATAN
LINGKUNGAN
a. Lakukan prosedur pembersihan dan desinfeksi lingkungan secara
rutin sekitar lingkungan dengan cara mngelap seluruh permukaan
lingkungan ruangan dan pengepelan lantai dengan dengan meng-
gunakan cairan deterjen kemudian bersihkan dengan air bersih
selanjutnya menggunakan klorin 0,05 %.
Cairan pembersih harus diganti setelah digunakan di area perawatan
pasien covid -19.
b. Aplikasi desinfektan ke permukaan lingkungan secara rutin di dalam
ruangan dengan penyemprotan atau fogging tidak diekomendasi.
5.PENANGANAN LINEN
* Semua linen diruang perawatan covid -19 dianggap infeksius.
(terbagi linen kotor tidak ternoda darah / cairun tubuh dan linen
kotor tidak ternoda darah / cairan tubuh )
* Pisahkan linen kotor ternoda darah dan cairan tubuh dengan linen
kotor tanpa noda darah / cairan tubuh , masukkan ke wadah infeksius
yang tertutup dan diberi lebel .
* Ganti linen setiap hari sekali atau bila kotor ( sesuai kebijakan fasyankes )
* Gunakan APD yg sesuai dengan resiko saat menangani linen infeksius
* Linen harus ditangani / proses sesuai SPO untuk mencegah kontaminasi
ke tubuh petugas dan lingkungan.
* Tempatkan linen bersih pada almari tertutup dan tidak campur
dengan peralatan lainya.
6. PENGELOLAAN LIMBAH
> Limbah pasien covid -19 dianggap sebagai limbah infeksius dan
penatalaksanannya sama seperti limbah infesius lainya.

> Segera buang limbah yang dihasilkan , ke tempat pembuangan


limbah sesuai kebijakan / SPO.
> Pertahankan tempat limbah tidak lebih dari 3/4 penuh sudah di-
buang.
> Pertahankan kebersihan tempat limbah / container .

( Pengelolaan limbah> Pedoman pengeloaan limbah RS rujukan, darurat dan


Puskesmas yang menangani COVID -19 dikeluarkan Dirjen Kes Mas, Kemkes
2020)
7. PRAKTIK MENYUNTIK YANG AMAN
• Menggunakan jarum suntik sekali pakai.
• Segera buang jarum suntik yang sudah dipakai ke tempat benda tajam
yang tahan tusuk dan tahan air.
• Perhatikan tehnik aseptik
• Obat suntikan kalau sudah dilarutkan segera diberikan.
• Masukan spuit di bak spuit ( jangan di genggam, kantong )
Cara menghindari luka :
+ Hindari RECAPPING .
+ Hindari memberikan benda tajam ke orang lain
8. DEKONTAMINASI PERALATAN PERAWATAN
PASIEN ( Berdasarkan jenisnya )
( 1 ) Peralatan kritikal
* Peralatan yang masuk ke pembuluh darah dan jaringan steril.
* Resiko infeksinya tinggi
* maka alat harus dilakukan STRELISASI.
Contoh : intrumen bedah, jarum suntik, kateter jantung dll.

( 2 ) Peralatan semi kritikal.


* Peralatan semi kritikal adalah peralatan yang masuk ke dalam
membrane mukosa.
* Resiko infeksinya sedang .
* Alat ini harus didesinfeksi tingkat tinggi ( DTT )
Contoh : ETT, Spekulum telinga , hidung , mulut dll
DEKONTAMINASI
PERALATAN….lanjutan
( 3 ) Peralatan non kritikal

* Peralatan yang hanya dipakai menyentuh sekitar permukan tubuh.


* Resiko infeksinya kecil bahkan tidak ada.
* Namun demikian peralatan ini melalui proses dekotaminasi
pembersihan setelah di pakai pasien ( contoh stetoskop ).
* Jika terkontaminasi darah , cairan tubuh, ekresi, harus dilakukan
pemrosesan deinfeksi tingkat rendah dg larutan klorin 0,005 %,
alcohol 70 % dan air sesuai indikasi.
9. PENEMPATAN
PASIEN
Penempatan pasien dalam penerapan kewaspadaan berdasarkan transmisi , antara
lain :
a. Melakukan triase dengan melakukan penyaringan dipintu masuk ruang
penerimaan pasien baru .
b. Pemisahan antara pasien dengan gangguan sistim pernafasan dan
bukan gangguan sisitim pernafasan.
1) Pasien dg gangguan sistim pernafasan dimasukkan dalam ruang
tersendiri, petugas memakai APD standar ( gaun, masker bedah,
googgle, sarung tangan.
2) Pasien bukan gangguan sisitim pernafasan boleh langsung masuk
ke ruang pasien umum , petugas cukup pakai masker bedah.
PENEMPATAN PASIEN…..lanjutan
c. Memberi penanda khusus untuk mengatur jarak minimal 1 meter,
di lokasi lokasi antrian pasien / pengunjung.
d. Membuat penhalang fisik ( barrier ) antara petugas dan pengunjung.
e. Menempatkan penempatan posisi meja , tempat tidur, kursi untuk
mencegah aliran udara dari pasien ke petugas.
f. Menempatkan kasus suspek atau terkonfirmasi positif di ruang
Isolasi :
( 1 ) Pasien covid 19 dengan menggunakan ruangan tersendiri
( jika memungkinkan ) atau melakukan kohorting dengan memberi
jarak mimimal 1 – 1,8 meter, ventilasi ruang dan sirkulasi baik.
Apabila menggunakan ventilasi yang natural , ventilasi harus adekuat.
( 2 ) Ruangan tidak harus tekanan negative, kecuali pasien dengan penyakit
penyerta atau kondisi menurun dengan pemasangan alat / tindakan
aerosol maka harus ditempatkan ruangan tekanan negatif.
10. PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS

• Perlindungan kesehatn pada petugas kesehatan harus ada dalam kebijakan


Fasyankes ;
a. Petugas kesehatan dalam keadaan sehat ( bila sakit tidak boleh
bekerja )
b. Pengaturan waktu kerja maksimal 40 jam / seminggu, 7- 8 jam/hari
tidak melebihi 12 jam.
C. Memantau aspek kesehatan petugas (penekanan survalailans ISPA )
d. Pemantauan kesehatan petugas secara berkala.
e. Melakukan penilaian kelaikan kerja utk petugas dengan komorbid
dan kondisi khusus sebelum ditugaskan di pelayanan covid -19.
Perlindugan kesehatan petugas (lanjutan….)

f. Melakukan penilaian kembali bekerja , pada petugas paska sakit.


g. Memastikan adanya jaminan kesehatan dan jaminan kecelakaan
kerja bagi petugas di fasyankes.
h. Melakukan pemantauan Penyakit Akibat Kerja (PAK ), pada petugas
yang terkena covid -19 ( sesuai dengan Keputusan MenKes No.
HK .01.07 / Menkes tentang Penetapan COVID -19 Akibat Kerja seba
gai Penyakit Akibat Kerja yang spesifik pada pekerjaan tertentu )
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN DI
MASYARAKAT
PRINSIP PRINSIP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DI MASYARAKAT :
1. Pencegahan penularan pada individu, dengan cara :
a. Membersihkan tangan secara teratur ( dengan sabun dan air
mengalir atau dengan handrub). Hindari menyentuh mata,
hidung dan mulut.
b. Menggunakan alat pelindung diri ( masker ) dengan benar
C. Menjaga jarak minimal 1 meter saat interaksi dengan orang lain.
d. Membatasi diri terhadap interaksi dengan orang lain yang tidak
diketahui statusnya.
e. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi ganti baju
sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.
f. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan PHBS.
Pencegahan & pengendalian masyarakat
(lanjutan…)
g. Mengelola penyakit komorbit agar tetap terkontrol
h. Mengelola kesh jiwa dan psikosial, melalui :
- Emosi yang positif ( senang melakukan hobinya )
- Pikiran positif (menjauhi informasi hoax, mencari solusi
positif dll )
- Hubungan sosial yang positif ( Memberi pujian yg positif,
mengingatkan cara cara yang positif, suka berbuat baik
/menolong)
i. Menerapkan etika batuk
j. Menerapkan adaptasi kebiasan baru dengan melaksanan protokol
kesehatan.
pencegahan & pengendalian masyarakat
(lanjutan…. )
2. PERLINDUNGAN KESEHATAN PADA MASYARAKAT .
COVID-19 penularan cukup tinggi tidak mengenal golongan, maka perlu
perlindungan kesehatan masyarakat yang dilakukan secara komprehensif.
Penularan covid -19 dipengaruhi oleh pergerakan dan interaksi masyarakat
Untuk itu perlindungan dilakukan oleh semua unsur masyarakat , melalui :
a. Upaya pencegahan ( prevent )
1) Promosi kesehatan, dilakukan melalui sosialiasi , edukasi dengan
berbagai media untuk memberikan pengertian dan pemahaman semua
orang , juga keteladanan dari pimpinan / tokoh masyarakat.
2) Kegiatan perlindungan ( protect )
Dilakukan melalui penyedian sarana cuci tangan yang mudah diakses,
pengaturan jaga jarak, desinfeksi permukaan , ruangan dan alat .
Pencegahan & pengendalian masyarakat
( lanjutan….)
b. Upaya penemuan kasus ( detect )
1) Deteksi dini untuk mengantisipasi penyebaran covid -19 dapat
dilakukan semua unsur dan kelompok masyarakat melalui
koordinasi dengan dinas kesehatan setempat / fasyankes.
2) Melakukan pemantauan kondisi kesehatan ( gejala demam, batuk,
nyeri tenggorokan, dan atau sesak nafas ) tehadap semua orang.

C. Unsur penanganan cepat dan dan efektif.


Melakukan penanganan cepat untuk mencegah terjadinya penyebara
yang lebih luas ,perlu koordinasi dengan dinas kes / fasyankes (pela-
cakan kontak erat ), meliputi :
Pencegahan & pengendalian mayarakat
( lanjutan …. )
1) Pembatasan fisik dan pembatasan sosial, ;
- menjaga jarak , tidak salaman, tidak berpelukan, hindari transpot-
tasi public, bekerja dari rumah, dilarang dikerumunan fasum dll.
2) Penerapan etika batuk.
3) Isolasi mandiri di rumah.
Isolasi mandiri atau perawatan dirumah dilakukan terhadap orang
yang bergejala ringan tanpa kondisi penyerta .
4) Pelaksanaan Tindakan karantina terhadap populasi Berisiko.
Tindakan karantina dilakukan untuk mengurangi resiko penularan dan
identifikasi dini covid -19 melalui pemisahan individu yang sehat /
atau belum memiliki gejala covid- 19, tapi memiliki riwayat kontak
dengan pasien covid-19 / meiliki riwayat bepergian ke wilayah transmisi
local.
5 ) Pengendalian Lingkungan.
penutup
> Memberikan sosialisasi / edukasi tentang Covid -19 kpd masyarakat.
> Menyiapkan prasaran dan sarana yang dibutuhkan.
> Peningkatan kerja sama yang kuat smua sektor
> Optimalkan 3 T .
> Tingkatkan kepatuhan masyarakat ( Prokes Covid -19 )
> Meningkatkan cakupan Vaksinasi
> Pola Hidup Bersih Sehat
‘smoga bermanfaat …..

Anda mungkin juga menyukai