PENGENDALIAN INFEKSI
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSU KOTA TANGERANG SELATAN
Suatu upaya kegiatan untuk mencegah,
meminimalkan kejadian infeksi pada
pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan
Lainnya.
KEBERSIHAN
TANGAN
Tidak Diperbolehkan
Menggantung masker di leher
memakai sarung tangan sambil
menulis dan menyentuh permukaan
lingkungan.
PERALATAN PASIEN
• Peralatan non kritikal
Peralatan yang hanya dipermukaan
tubuh pasien
(Pembersihan atau disinfeksi), Contoh:
Stetoskop, Thermometer
• Peralatan kritikal
Peralatan yang masuk kedalam
pembuluh darah atau jaringan steril
(Sterilisasi), Contoh: Alat Operasi
PENANGANAN LINEN
• Menggunakan spuit
berulang kali tidak
direkomendasikan,(jarum
suntik sekali pakai buang)
• Tidak diperbolehkan
menutup jarum resiko
tertusuk jarum
• Menggunakan bak
instrumen jika memberikan
suntikan.
• Lapor Jika ada kejadian
tertusuk jarum
KEBERSIHAN PERNAFASAN/
ETIKA BATUK
HAIs
Healtcare Associated Infections
Klasifikasi VAP
• Early-onset : Dalam 96 jam setelah intubasi tracheal, komplikasi
intubasi
• v Late-onset : Setelah 96 jam intubasi
KRITERIA VAP
Klinikal ¨ Demam ¨ Temperature > 38 0 C atau <
35 o C ¨ Sputum purulen ¨ Batuk , dyspnoe atau
tachypnoe ¨ Suara nafas ; rales , suara nafas
bronchial
X ray ¨ Infiltrat baru persisten atau progresif
Laboratorium ¨ Leukosit > 12000/mm3 atau <
4000/mm3 ¨ Kulture aspirasi trakheal ≥ 10 5 ppm/
ml ¨ Perubahan hasil analisa gas darah (↓ O2sats, ↑
O2 requirement.)
BUNDLES VAP
1. Membersikan tangan setiap akan melakukan kegiatan terhadap pasien yaitu dengan 6 langkah dan lima
momen kebersihan tangan.
2. Posisikan tempat tidur antara 30-45° bila tidak ada kontra indikasi misalnya trauma kepala ataupun cedera
tulang belakang.
3. Menjaga kebersihan mulut atau oral hygiene setiap 2-4 jam dengan menggunakan bahan dasar anti septik
clorhexidine 0,02% dan dilakukan gosok gigi setiap 12 jam untuk mencegah timbulnya flaque pada gigi
karena flaque merupakan media tumbuh kembang bakteri patogen yang pada akhirnya akan masuk ke
dalam paru pasien.
4. Manajemen sekresi oroparingeal dan trakeal yaitu:
a. Suctioning bila dibutuhkan saja dengan memperhatikan teknik aseptik bila harus melakukan tindakan
tersebut.
b. Petugas yang melakukan suctioning pada pasien yang terpasang ventilator menggunakan alat
pelindung diri (APD).
c. Gunakan kateter suction sekali pakai.
d. Tidak sering membuka selang/tubing ventilator.
e. Perhatikan kelembaban pada humidifire ventilator.
f. Tubing ventilator diganti bila kotor
5. Melakukan pengkajian setiap hari ‘sedasi dan extubasi”:
6. Peptic ulcer disease Prophylaxis diberikan pada pasien-pasien dengan risiko tinggi.
7. Berikan Deep Vein Trombosis (DVT) Prophylaxis
PENGERTIAN IAD
6. Melepaskan kateter
Sebelum membuka kateter urine keluarkan cairan dari balon
terlebih dahulu, pastikan balon sudah mengempes sebelum
ditarik untuk mencegah trauma.
INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)
1. Pengertian Infeksi Daerah Operasi (IDO)
a. Infeksi Daerah Operasi Superfisial
Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah dan hanya meliputi kulit,
subkutan atau jaringan lain diatas fascia. Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut:
1) Pus
2) Biakan positif yang keluar dari luka
3) Terdapat 1 dari tanda-tanda infeksi
4) Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi
b. Infeksi Daerah Operasi Profunda/Deep Incisional
Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu 30 hari pasca bedah atau sampai satu tahun pasca
bedah (bila ada implant berupa non human derived implant yang dipasang permanan) dan meliputi
jaringan lunak yang dalam. Terdapat paling sedikit satu keadaan berikut:
1) Pus
2) Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens. mempunyai paling sedikit satu dari tanda-tanda
atau gejala-gejala berikut: demam (> 38ºC) atau nyeri lokal, terkecuali biakan insisi negatif
3) Ditemukan abses atau bukti lain adanya infeksi dengan pemeriksaan histopatologis atau radiologis
4) Dokter yang menangani menyatakan terjadi infeksi
LANJUTAN…..
c. Infeksi Daerah Operasi Organ/Rongga
Infeksi timbul dalam waktu 30 hari setelah prosedur pembedahan, bila tidak
dipasang implant atau dalam waktu satu tahun bila dipasang implant dan infeksi
tampaknya ada hubungannya dengan prosedur pembedahan.
Infeksi tidak mengenai bagian tubuh manapun, kecuali insisi kulit, fascia atau
lapisan lapisan otot yang dibuka atau dimanipulasi selama prosedur pembedahan.
Paling banyak infeksi daerah operasi bersumber dari patogen flora endogenous
kulit pasien, membrane mukosa. Bila membrane mukosa atau kulit di insisi,
jaringan tereksposur risiko dengan flora endogenous. Selain itu terdapat sumber
exogenous dari infeksi daerah operasi. Sumber exogenous tersebut adalah:
1) Tim bedah
2) Lingkungan ruang operasi
3) Peralatan, instrumen dan alat kesehatan
4) Kolonisasi mikroorganisme
5) Daya tahan tubuh lemah
6) Lama rawat inap pra bedah
PENCEGAHAN IDO
Pencegahan Infeksi Sebelum Operasi (Pra Bedah)
1. Jika ditemukan ada tanda-tanda infeksi, sembuhkan terlebih dahulu infeksi nya sebelum hari operasi elektif,
dan jika perlu tunda hari operasi sampai infeksi tersebut sembuh
2. Jangan mencukur rambut, kecuali bila rambut terdapat pada sekitar daerah operasi dan atau akan
menggangu jalannya operasi
3. Cukur rambut di kamar Bedah
4. Kendalikan kadar gula darah pasien diabetes
5. Mandi sebelum operasi menggunakan zat antiseptic sebelum operasi
6. Sarankan pasien untuk berhenti merokok
7. Antiseptik tangan dan lengan untuk petugas bedah
8. Petugas yg terkolonisasi atau terinfeksi melaporkan dirinya kepada petugas kesehatan karyawan dan tidak
bekerja sampai sembuh dari penyakit infeksinya
Pencegahan Infeksi Selama Operasi
1. Ventilasi
2. Membersihkan dan disinfeksi permukaan lingkungan
3. Sterilisasi instrumen kamar bedah
4. Pakaian bedah dan drape
5. Teknik aseptik dan tindakan pembedahan
Pencegahan Infeksi Setelah Operasi
Selain pencegahan infeksi daerah operasi diatas, pencegahan
infeksi dapat di lakukan dengan penerapan bundles IDO yaitu :
1. Pencukuran rambut, dilakukan jika mengganggu jalannya
operasi dan dilakukan sesegera mungkin sebelum tindakan
operasi.
2. Antibiotika profilaksis, diberikan satu jam sebelum tindakan
operasi dan sesuai dengan empirik.
3. Temperatur tubuh, harus dalam kondisi normal.
4. Kadar gula darah normal.
PENGERTIAN SURVEILANS
Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara
efektif dan efisien.Salah satu dari bagian surveilans kesehatan adalah
Surveilans infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health Care
Associated Infections/HAIs)
Tujuan Surveilans Hais di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1. Tersedianya informasi tentang situasi dan kecenderungan kejadian
HAIs di fasilitas pelayanan kesehatan dan faktor risiko yang
mempengaruhinya.
2. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan
terjadinya fenomena abnormal (penyimpangan) pada hasil
pengamatan dan dampak HAIs di fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Terselenggaranya investigasi dan pengendalian kejadian
penyimpangan pada hasil pengamatan dan dampak HAIs di fasilitas
pelayanan kesehatan.
PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Pemberian terapi antimikroba merupakan salah satu tata laksana
penyakit infeksi yang bertujuan membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroba di dalam tubuh.
Jika mikroba penyebab infeksi telah resisten terhadap antimikroba
yang digunakan, maka mikroba tersebut tetap bertahan hidup dan
berkembang biak sehingga proses infeksiterus berlanjut.
Permasalahan resistensi yang terus meningkat diberbagai negara
termasuk Indonesia terutama terjadi akibat penggunaan antimikroba
yang kurang bijak.
Penggunaan antibiotik secara bijak dapat dicapai salah satunya
dengan memperbaiki perilaku para dokter dalam penulisan resep
antibiotik. Antibiotik hanya digunakan dengan indikasi yang ketat yaitu
dengan penegakan diagnosis penyakit infeksi menggunakan data klinis
dan hasil pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah tepi,
radiologi, mikrobiologi dan serologi.
Pemberian antibiotik pada pasien dapat berupa:
1. Profilaksis bedah pada beberapa operasi bersih (misalnya
kraniotomi, mata) dan semua operasi bersih terkontaminasi
adalah penggunaan antibiotik sebelum, selama, dan paling lama
24 jam pasca operasi.
2. Terapi antibiotik empirik yaitu penggunaan antibiotik pada
kasus infeksi atau diduga infeksi yang belum diketahui jenis
bakteri penyebabnya. Terapi antibiotik empirik ini dapat
diberikan selama 3-5 hari.
3. Terapi antibiotik definitif adalah penggunaan antibiotik pada
kasus infeksi yang sudah diketahui jenis bakteri penyebab dan
kepekaannya terhadap antibiotic.
Penggunaan APD yang sesuai indikasi, lepaskan setelah selesei tindakan. Menulis menggunakan handscoon dan menggantung
masker dileher tidak diperbolehkan.
Tidak menggunakan perhiasan atau aksesoris lainnya selama berada di ruang pelayanan kesehatan
Memisahkan linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh dengan linen kotor tidak ternoda, Menempatkan linen kotor tidak
dilantai
Lakukan etika batuk jika sedang batuk atau bersin, dan ajarkan kesekitar kalo belum melakukan etika batuk.
Ingat selalu pemilahan sampah medis, non medis dan benda tajam, buanglah pada tempat yang sesuai.
Laporkan jika ada petugas yang tertusuk jarum atau benda tajam