Anda di halaman 1dari 56

Penggunaan peralatan Kesehatan ini tidak

dapat dihindari yang bertujuan memberikan


bantuan kesehatan pasien meliputi menggunaan
alat intra vaskuler, ventilator, urine kateter dan
tindakan operasi
Penggunaan alkes tersebut sering menjadi
penyebab komplikasi infeksi kepada pasien
yang diakibatkan oleh terinfeksinya bagian
tubuh tertentu karena kontaminasi bakteri yang
terkolonisasi
Intrinsik: terjadi pada alkes yang
terkontaminasi mikroorganisme dari pabrik
pembuatan. misalnya: bakteria gram negatif,
klebsiela spp, enterobacter.

Extrinsik : kontaminasi terjadi saat tindakan,


persiapan, tangan petugas.misalnya;
coagulasi gram negative staphylococci,
staphylococcus aureus.
Populasi yang berisiko
Semua pasien yang menggunakan alat kesehatan alat intra
vaskuler, ventilator, urine kateter dalam waktu > 2 X 24 jam
Faktor risiko adalah :
Lamanya terpasang alat kesehatan
Lamanya hari perawatan
Kondisi penurunan daya tahan tubuh (immunocompromised)
Kontaminasi alkes
Perilaku petugas
Dan masa waktu alat kesehatan
PPI PADA IADP
Infeksi aliran darah primer (BSI) yang dikonfirmasi laboratorium infeksi
aliran darah (LCBI) , tidak ada infeksi ditempat lain
Kejadian BSI , tanggal elemen/kriteria terjadi digunakan ketika untuk
dikonfirmasi laboratorium infeksi aliran darah (LCBI).
Sinonim: Tanggal kriteria , tanggal infeksi.
Laboratorium-Konfirmasi infeksi aliran darah (LCBI)
a. Terdapatnya kriteria klinis yang spesifik serta lokasi yang jelas.
b. Harus memenuhi salah satu dari kriteria berikut:
Terdapat kuman patogen dari satu atau lebih kultur darah
dan organisme dikultur dari darah tidak berhubungan dengan infeksi di
tempat lain.
Mikroorganisme penyebab IADP
Kelbsiella
pnemoniae
Pseudomonas Candida spp.
3%
aeruginosa 8%
4% Coagulase-
nagative
Enterobacter
5% staphylococci
37%
E.Coli
2%
Staphylococcus
Gram negative
Enterococcus aureous
rods
13% 13%
14%
Termasuk central-line BSI
menurut NHSN
Aorta,Pulmonary artery ,
Superior vena cava ,
Inferior vena cava ,
Brachiocephalic veins,
Internal jugular veins ,
Subclavian veins,
External iliac veins ,
Common iliac veins,
Femoral veins,
In neonates :the umbilical artery/vein.
Intravenous Infusions Sites of Possible Contamination
Pasien memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda atau
gejala berikut: demam (> 38oC), menggigil, atau hipotensi
dan
Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi
di tempat lain dan komensal umum (yaitu, diphtheroid
[Corynebacterium spp. C. diphtheriae tidak], Bacillus spp.
[bukan B. anthracis], Propionibacterium spp.,
staphylococcus koagulase-negatif [termasuk S.
epidermidis], viridans kelompok streptokokus, Aerococcus
spp., dan Micrococcus spp.) yang dikultur dari dua atau
lebih kultur darah diambil pada kesempatan terpisah
Dengan tidak ada penyebab lain
Bila tangan tak tampak kotor
lakukan handrub berbasis alkohol

Bila tangan tampak kotor lakukan


cuci tangan di air mengalir
menggunakan cairan antiseptik
Operator dan asisten
Topi ( non steril ): menutupi seluruh rambut
Maker ( non steril) : menutupi seluruh mulut dan hidung
Gaun ( steril)
Sarung tangan ( steril )

Menutupi seluruh kepala dan badan


pasien dari atas sampai bawah dengan
steril drape
Berdasarkan data klinik chlorhexidine antiseptik kulit
lebih efektif dibanding dengan antiseptik kulit yang lain
seperti povidone-iodine.
CDC guidelines
untuk mencegah intravascular catheter-related infections
chlorhexidine lebih disukai untuk cutaneous antisepsis,
tincture of iodine, an iodophor, or 70% alcohol merupakan
alternatif
Prepare the skin at the insertion site with chlorhexidine
2% in 70% isopropyl alcohol.
Aplikasikan antiseptik paling sedikit 30 detik
Biarkan antiseptik mengering sebelum di insersi lebih
kurang 2 menit
Area Femoral : risiko infeksi lebih tinggi
terutama pada pasien gemuk
Area Subclavian : risiko lebih kecil
daripada lower internal jugular vein
Pertimbangkan risiko infeksi
Lebih tinggi risiko komplikasi mekanikal
Dokter harus melihat risiko keuntungan
pada setiap individu
Kepatuhan Bundle didokumentasikan
CDC merekomendasikan subclavian site,
daripada jugular or femoral sites, untuk
nontunneled central venous catheter pada
pasien dewasa
Klinisi sebaiknya mempertimbangkan resiko
komplikasi infeksi, dan komplikasi mekanikal
seperti pneumothorax, hemothorax,
thrombosis, air embolism, catheter
misplacement, subclavian artery puncture,
and subclavian vein stenosis or puncture
ketika seleksi area penusukan
Penggantian administrasi set
- Administrasi set : 72 96 jam
- Administer blood, produk
blood, lipid emulsion : 24 jam
- Intermiten infusion : 24 jam
PPI PADA VAP
KLASIFIKASI VAP
Early-onset :
within 48-72 hours after tracheal
intubation,
which complicates the intubation
process
Late-onset :
After 72 hours
Identifikasi VAP
Klinikal
Demam
Temperature > 38 0 C atau < 35 o C
Sputum purulent
Batuk , dyspnoe atau tachypnoe
Suara nafas : rales,/ bronchial
X ray
Infiltrat baru persisten atau progresif caviation,consolidation
Laboratorium
leukosit > 12000/mm3 atau < 4000/mm3
Kulture aspirasi trakheal 10 5 ppm/ ml
Perubahan hasil analisa gas darah ( sats, P:F ratio < 240,
O2 req.)
PENCEGAHAN VAP

Menerapkan Bundle VAP


Kebersihan tangan
Posisi pasien
Kebersihan mulut
Manajemen sekresi oropharingeal dan trakheal
Pengkajian setiap hari sedasi dan ekstubasi
Pendidikan staf
Kebersihan lingkungan
Dekontaminasi peralatan
Jarak tempat tidur / single room
Peptic Ulcer Prophylaxis
DVT Prophylaxis
Surveilans
Hand Hygiene

Hand Hygiene adalah tindakan


membersihkan tangan dengan tepat
dan benar yang dapat dilakukan
dengan:
Melakukan handrub dengan cairan
handrub berbasis alkohol, bila tangan
tidak tampak kotor

Mencuci tangan dengan sabun dan


air, bila tangan tampak atau terasa
kotor, terkontaminasi dengan darah
maupun cairan tubuh, dan bila
berpotensi membentuk spora kuman.
POSISI PASIEN

Posisi kepala
pasien 30 45
setiap saat,
kecuali ada kontra
indikasi
KEBERSIHAN MULUT

Menjaga kebersihan mulut pasien


secara rutin, dengan cara:
Menyikat gigi setiap 12 jam

untuk mencegah terjadinya


plaque
Membersihkan mulut setiap 2-

4 jam
Gunakan oral antiseptik yang

bebas dari alkohol


(chlorhexidin 0.2 %)
MANAJEMEN SEKRESI
OROPHARINGEAL DAN TRAKHEAL
Pengisapan lendir jika
diperlukan
Lakukan tindakan aseptik
Gunakan cairan steril untuk
membersihkan jika kateter
dimasukkan kembali ke ETT
Sebaiknya dengan sistem
tertutup
Gunakan APD
Pencegahan VAP lainnya

Pendidikan & Latihan


Penggunaan APD
Pengendalian lingkungan
Dekontaminasi peralatan
Pengobatan
Peptic Ulcer Prophylaxis
DVT Prophylaxis
Surveilans
Peran Perawat
PPI PADA ISK
Catheter Associated Urinary Tract Infection (CA
- UTI)/INFEKSI SALURAN KEMIH

Pengertian :
Infeksi Saluran Kemih yang terjadi
setelah pemasangan urine kateter

2 x 24 jam (48 jam)


PATOGENESIS
1. Kuman di meatus uretra bagian distal dapat langsung
masuk ke saluran / kandung kemih ketika kateter
dimasukan.
2. Pada indwelling kateter mikroorganisme bermigrasi
sepanjang permukaan luar kateter di mukosa periuretra
atau sepanjang permukaan dalam kateter, setelah terjadi
kontaminasi pada kantong penampung urine atau
sambungan antara kantong penampung dengan pipa
drainase.
Dalam 8 jam setelah insersi terbentuk biofilm pada
permukaan kateter
CATHETER URINE CLOSED SYSTEM
Risiko mendapat ISK HAIs
Metode kateterisasi
Kualitas pemeliharaan kateter
Status imonologis pasien
Setelah 1x pemasangan waktu singkat
1.5%
Indwelling kateter sistem terbuka stlh 4 hari
100%
Indwelling kateter sistem tertutup 20%
Kesalahan penanganan sterilitas sistem
tertutup risiko infeksi
Symptomatic Urinary Tract Infection (SUTI)
Harus memenuhi paling tidak 1 dari kriteria berikut 1a
Pasien terpasang kateter urine pada saat pengambilan
spesimen. DAN
Minimal 1 dari tanda-tanda atau gejala berikut dengan tidak
ada penyebab lain :
Demam ( > 38 C )
Nyeri suprapubik, atau nyeri sudut kostrovertebral DAN
Culture urine 10 unit koloni (CFU) / ml dengan tidak lebih dari
2 spesies mikroorganisme. ATAU

Pasien telah dilepas kateter urin dalam jangka waktu 48 jam saat pengambilan
spesimen DAN
Minimal 1 dari tanda tanda atau gejala berikut dengan tidak ada penyebab lain :
Demam (> 38 C), Frekuensi, disuria, suprapubik rasa sakit atau nyeri, DAN
Urine cultur positif 10. (CFU) / ml dengan tidak lebih dari
2 spesies mikroorganisme.
KOMPONEN BUNDLE UTI
1. Kaji Kebutuhan
2. Hand hygiene
3. Insertion Technique
4. Catheter Maintenance
5. Catheter Care
6. Catheter Removal
1. Kaji Kebutuhan:
Hati hati dalam menentukan pemasangan
kateter
Pertimbangkan untuk pemakaian kondom atau
pemasangan intermitten
Pemasangan kateter hanya jika betul- betul
diperlukan seperti pada retensi urine, obstruksi
kemih, kandung kemih neurogenik, pasca bedah
urologi, untuk memonitor output yang ketat
Segera lepas kateter jika sudah tidak diperlukan
2. Hand hygiene
Segera lakukan kebersihan tangan sebelum dan
sesudah pemasangan kateter serta setelah
memanipulasi kateter

Pakailah sarung tangan jika memanipulasi


kateter atau pengosongan urine bag
3.Insertion Technique:
Gunakan teknik aseptik saat pemasangan
kateter, ( sarung tangan steril, tirai, cairan
antiseptik yang tepat, dan membersihkan
bagian meatus uretra).

Kembangkan Balon dengan jumlah air


yang direkomendasikan pabrik.
4. Catheter Maintenance
Fiksasi Kateter untuk mencegah gerakan dan trauma
pada meatus.
Selalu meletakan urine bag lebih rendah dari
kandung kemih.
Tidak meletakan urine bag dilantai
Periksa slang sesering mungkin jangan sampai terlipat
( kingking).
Menjaga sistem drainase tertutup.
Gunakan penampung pembuangan urine untuk satu
pasien satu alat
Gunakan teknik aseptik untuk mendapatkan spesimen.
Pemeliharaan
Pertahankan indwelling kateter sistem
drainage tertutup
Cara Pengambilan Spesimen.
Pengambilan spesimen steril dari kateter
Clamp tubing di bawah port kateter
Swab port dengan alkohol
Ambil spesimen dengan menusukan jarum suntik
kebagian port kateter.
Dengan menggunakan teknik steril masukkan
spesimen ke dalam tempat yang steril dan kirim
ke lab
Buka clamp, biarkan urine mengalir
5. Catheter Care
Lakukan perawatan perineal sehari-hari dan setiap selesai
buang air besar.
Gunakan kateter terkecil yang mencapai drainase
Tidak ada penggunaan krim atau serbuk di daerah
perineum
Irigasi kandung kemih & pemakaian antibiotika tidak dapat
mencegah infeksi saluran kemih
6. Catheter Removal
Kateter segera lepas jika tidak diperlukan.
Lepas atau ganti semua kateter dalam
waktu 24 jam masuk ke rumah sakit.

Lepas atau ganti kateter jika pasien timbul


gejala
Kriteria SSI

Figure.Cross-section of abdominal wall depicting CDC


classifications of surgical site infection.22

Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC


Kriteria Infeksi Insisional
Superfisial
Infeksi pada luka insisi (kulit dan subcutan),
terjadi dalam 30 hari pasca bedah.
kriteria dibawah ini :
Keluar cairan purulen dari luka insisi
Kultur positif dari cairan yang keluar atau
jaringan yang diambil secara aseptik
Ditemukan paling tidak satu tanda infeksi :
nyeri, bengkak lokal, kemerahan, kecuali bila
hasil kultur negatif
Dokter yang menangani menyatakan infeksi.
Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC

Kriteria Infeksi Insisional Dalam
Infeksi pada luka insisi, terjadi dalam 30 hari
pasca bedah atau sampai 1 tahun bila ada
implant.
Terdapat paling tidak satu keadaan dibawah ini :
Keluar cairan purulen dari luka insisi, tapi
bukan berasal dari rongga / organ
S ecara spontan mengalami dehisens atau
dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah dan
paling sedikit satu dari tanda berikut : demam
(>38 C), nyeri lokal,kultur ( + )
Dokter menyatakan luka infeksi
Guideline for Prevention of Surgical Site Infection, CDC
Kondisi Pasien Berdasarkan American Society
of Anesthesiologists (ASA Score)

ASA 1 : Pasien sehat

ASA 2 : Pasien dg gangguan sistemik ringan


sedang
ASA 3 : Pasien dg gangguan sistemik berat

ASA 4 : Pasien dg gangguan sistemik berat yg


mengancam kehidupan

ASA 5 : Pasien tdk diharapkan hidup


walaupun
dioperasi atau tidak. 46
StratifikasiBerdasarkan Indeks Risiko Menurut
National Nosocomial Infection Surveilance ( NNIS )

Berdasarkan :
Klasifikasi jenis operasi (kategori operasi)
Bersih
0
Bersih tercemar
Tercemar 1
Kotor}
Klasifikasi kondisi pasien
ASA : 1
0
ASA : 2
ASA : 3
1
ASA : 4
ASA : 5
Durasi operasi
Sesuai dgn waktu yg ditentukan nilai } 0
Lebih dari waktu yg ditentukan nilai } 1
47
Hindari pencukuran rambut,
pencukuran rambut dilakukan jika
mengganggu jalannya operasi, dan
jika harus melakukan pencukuran
hindari menggunakan razor, tapi
gunakan clipper electric

Pastikan antibiotika propilaksis


diberikan sesuai pedoman antibiotika
lokal, sesuai kategori operasi spesifik.
Pastikan pemberian antibiotika propilaksis
dalam 60 menit sebelum operasi
Propilaksis dalam 24 jam setelah tindakan,
khusus jantung dalam 48 jam
Pastikan temperatur tubuh pasien normal .
Pastikan glukosa darah dalam batas
normal
1.Pre-operative Phase
Berikan penjelasan pentingnya pencegahan infeksi
Kaji adanya tanda tanda infeksi
Mandikan pasien dengan antiseptik sore hari sebelum
operasi
Lakukan pencukuran satu jam sebelum operasi ( bila di
perlukan ) menggunakan elektik clipper
Mandi dengan antiseptik setelah pencukuran
2.Intra operasi

Petugas kamar bedah :


Petugas yang sakit dilarang masuk kamar bedah
Tidak memakai kutek,berkuku panjang,memakai
perhiasan di tangan ( cincin,gelang,jam tangan )
Bekerja dengan tehnik aseptik
Lakukan kebersihan tangan bedah sebelum menggunakan
sarung tangan
Gunakan baju dan sandal khusus kamar bedah
Gunakan APD sebelum masuk kamar bedah
3.Post operasi
Ada 2 macam luka post operasi
Tertutup (the skin edges are held in approximation by
staples or sutures)
Rawat luka dengan cara septik dan aseptik
Gunakan APD
Luka ditutup hanya 48 jam
Rawat luka dengan cairan normal salin
Terbuka ( delayed primary clossured )
Rawat luka bila kotor atau sesuai indikasi
Lingkungan kamar bedah
Tekanan positive

Kelembaban 40 -60 %

Suhu 20 25 C
Pertukaran udara 15 x/jam

personil yang bekerja di kamar bedah minimum dan


tamu hanya maximal 2 orang

Kamar operasi /lingkungan dibersihkan menggunakan


disinfektan ( tidak ada fogging atau UV )
Teknik penghitungan
Angka Infeksi :
Numerator
x 1000 = 0/
00
Denominator

Angka Infeksi :
Jumlah kasus INFEKSI x 1000 = 0/
00
Jmlh hari pemakaian ALKES

Anda mungkin juga menyukai