Anda di halaman 1dari 40

PENERAPAN BUNDLES

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER
TERKAIT PEMASANGAN
KATETER VENA SENTRAL

PP. PERDALIN
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
• Setelah selesai proses pembelajaran ini peserta
mampu menerapkan bundles dan penegahan
pengendalian infeksi aliran darah primer terkait
dengan pemasangan kateter vena sentral sesuai
standar yang sudah ditetapkan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu:
 Menjelaskan latar belakang
 Menjelaskan pengertian IADP
 Menjelaskan epidemiologi IADP
 Menjelaskan tujuan penerapan bundles dan pencegahan dan
pengendalian IADP
 Menjelaskan fakto-faktor penyebab IADP
 Menjelaskan indikasi pemasangan kateter vena sentral
 Menjelaskan yang memasang kaketer vena sentral
 Menjelaskan kriteria IADP
 Menjelaskan ruang lingkup bundles IADP
 Menjelaskan cara melaksanakan bundles IADP
POKOK BAHASAN
 Latar belakang
 Pengertian IADP
 Epidemiologi IADP
 Tujuan penerapan bundles dan PPI IADP
 Faktor-faktor penyebab IADP
 Indikasi pemasangan kateter vena sentral
 Yang memasang kaketer vena sentral
 Kriteria IADP
 Ruang lingkup bundles IADP
 Cara melaksanakan bundles IADP
PENDAHULUAN HH
Mortalitas APD
Masalah Biaya
HAIs Morbiditas Tuntutan
Limbah
Lingkungan
hukum Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN

Central vena Audit


IPCN
line ICRA
LATAR BELAKANG
Vasculer Catheters
BloodStream Infection
In patient & out patient care

Microorganism
Intravenous fluid
Blood products
Medications
Parenteral nutrition
Hemodialysis access Central Line Associated
Bloodstream Infection
Hemodinamic monitoring
(CLABSI)
PENGERTIAN
CLABSI adalah Infeksi Aliran Darah Primer, yang terjadi
pada sistem aliran darah, dimana tidak ada infeksi di
daerah lain, terjadi setelah 48 jam pemakaian catheter
central line
Cultur Catheter tip atau Peripheral blood bukan kriteria
untuk CLABSI
Lebih sulit menentukan infeks terkaiit Central line
dibanding dengan ISK, Pnumonia

Kriteria CRBSI
1. A positive semi quantitative > 15 colony –forming unit
2. Simultaneus quantitative blood cultures wit a ≥ 5: 1
3. Differential periode of CVC, culture versus peripheral blood culture positif
of > 2 hours
EPIDEMIOLOGI
1. Satu dari empat pasien dengan central line meninggal
akibat infeksi;
2. Angka kejadian CLABSI pada 422 ICU di 36 negara Latin
Amerika, Asia, Afrika, dan Eropa cenderung meningkat dari
2004 hingga 2009, dengan rata-rata 6.8 kejadian tiap 1,000
hari central line;
3. Laju CLABSI di US dan 15 negara berkembang telah berhasil
diturunkan melalui upaya komprehensif dalam
pencegahan dan pengawasan infeksi berkesinambungan
4. Insiden rate di RSJPDHK 5.3 ‰
FAKTOR RISIKO CLABSI

Faktor Resiko Faktor Resiko terkait Faktor Resiko terkait


terkait Pasien: Insersi / Maintenance YanKes:
Kateter:
1. Usia: pediatric dan 1. Respons NaKes yang
geriatric; 1. Skill insersi; rendah;
2. Jenis kelamin: laki > 2. Pemilihan lokasi 2. Kurangnya ratio
pr; insersi; perawat-pasien
3. Penyakit atau kondisi 3. Multiple vascular
medis: luka kulit, 3. Kurangnya kesadaran
catheter; antara NaKes dan
trauma, imunologis,
GIT, CV, renal, HT; 4. Multilumen catheter; pasien
4. Waktu rawat inap 5. Durasi central line;
bertambah. 6. Campuran TPN;
7. Transfusi darah;
DAMPAK INFEKSI IADP
• Lama hari rawat pasien 
• Biaya perawatan $$
• Patient Discomfort 
• Penggunaan antibiotika 
• Morbiditas 
• Mortalitas 
Tujuan penerapan bundles dan PPI IADP

• Untuk mencegah terjadinya Infeksi Aliran


Darah Primer pada pasien yang terpasang
kateter vena sentral
Patogesesis
Sumber microoganism
Faktor-faktor penyebab IADP

 Kurangnya kepatuhan kebersihan tangan


 Kualitas pemeliharaan kateter
 Kurangnya perawatan kateter
 Status imonologis pasien
 Teknik sterilitas kurang
 Pemakaian jangka lama
 Kurangnya kepatuhan penggunaan APD
Yang memasang kateter vena sentral

• Dokter ahli /Anaesthesiologist/SpJP


Kriteria IADP
• Pasien memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda atau gejala berikut:
demam (> 38oC), menggigil, atau hipotensi
dan
Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi di tempat
lain dan komensal umum
– (diphtheroid [Corynebacterium spp. C. diphtheriae tidak],
– Bacillus spp. [bukan B. anthracis],
– Propionibacterium spp., staphylococcus koagulase-negatif [termasuk S.
epidermidis],
– Viridans kelompok streptokokus, Aerococcus spp., dan Micrococcus spp.)
yang dikultur dari dua atau lebih kultur darah diambil pada kesempatan
terpisah
• Dengan tidak ada penyebab lain
Kriteria IADP

• Pasien ≤ usia 1 tahun memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda


atau gejala berikut: demam (> 38oC) hipotermia(<36oC), apnea,
atau bradikardi dan
Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi di
tempat lain dan
komensal umum (yaitu, diphtheroid [Corynebacterium spp.
tidak C. diphtheriae], Bacillus spp. [tidak B. anthracis],
Propionibacterium spp., staphylococcus koagulase-negatif
[termasuk S. epidermidis], viridans kelompok streptokokus,
Aerococcus spp., Micrococcus spp.) yang dikultur dari dua atau
lebih kultur darah diambil pada kesempatan terpisah
Kriteria IADP

• Infeksi aliran darah primer (BSI) yang dikonfirmasi laboratorium infeksi aliran darah
(LCBI) , tidak ada infeksi ditempat lain
• Kejadian BSI , tanggal elemen/kriteria terjadi digunakan ketika untuk dikonfirmasi
laboratorium infeksi aliran darah (LCBI).
Sinonim: Tanggal kriteria , tanggal infeksi.
• Laboratorium-Konfirmasi infeksi aliran darah (LCBI)
a. Terdapatnya kriteria klinis yang spesifik serta lokasi yang jelas.
b. Harus memenuhi salah satu dari kriteria berikut:
• Terdapat kuman patogen dari satu atau lebih kultur darah
dan organisme dikultur dari darah tidak berhubungan dengan infeksi di tempat lain.
Kriteria IADP/CLABSI
Umum Anak ≤ 1 th
Minimal 1 dari : Minimal 1 dari :
Simtom •demam (38°C)
•demam (38°C)
(gejala & tanda •menggigil •hipotermi (<37°C)
•hipotensi •apnoe
•bradikardi

Kultur darah Positif “≥ 1” mikroba patogen Positif “≥ 2” mikroba patogen

Bukti kasus
infeksi tempat negatif
lain

Kriteria IADP 1 2 3

Keterangan
•Mikroba pathogen pada kriteria 1 mis : S.aureus, Enterococcus spp, E.coli, Klebsiella spp, Candida spp, dll
•Flora kulit = mikroba kontaminan kulit yang umum, mis difteroid, bacillus spp, Staph epidermidis, S viridans, Aerocuccus spp, Micrococcus spp
•Arti kultur darah “≥ 2” pada kriteria 2 & 3 adalah 2 spesimen darah diambil dari lokasi yang berbeda dan dengan jeda waktu tidak lebih dari 2 hari.

yohana.fw/perdalin/2016 19
CLABSI PREVENTION BUNDLES
Central Line Insertion Bundle Central Line Maintenance Bundle
(CLIB) (CLMB)
1. Optimal site selection; 1. Daily review of line necessity
2. Hand hygiene; and replacement;
2. Hand hygiene;
3. Alcohol-based chlorhexidine
skin preparation; 3. Disinfection of hubs and
changing the access
4. Maximum barrier lumens/devices;
precautions. 4. Proper dressing change
technique;
5. Standardize administration
sets change.
CLIB – Optimal Site Selection
 Area insersi mempengaruhi komplikasi phlebitis dan CRBSI sehubungan
dengan resiko thrombophlebitis dan akumulasi flora kulit secara lokal;
 Femoral memiliki resiko kolonisasi dan CRBSI tertinggi;
 Subclavia dan Jugular lebih dipilih untuk kemudahan pengawasan infeksi;

Rekomendasi:
1. Pilih kateter berdasarkan tujuan dan lama penggunaan, komplikasi infeksi
dan non-infeksi, serta pengalaman operator;
2. Hindari jarum baja yang memungkinkan nekrosis bila terjadi ekstravasasi;
3. Gunakan midline / PICC daripada PIVC untuk terapi IV lebih dari 6 hari;
4. Untuk CVC, hindari femoral (utamanya pada pasien obese), gunakan
panduan ultrasonic untuk insersi internal jugular (mengurangi resiko
komplikasi mekanis), pada HD & pheresis pilih jugular atau femoral (untuk
cegah stenosis);
CLIB – Hand Hygiene

 Lakukan cuci tangan dengan sabun cair dan air atau hand
rub berbasis alcohol; lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah palpasi area insersi, insersi, penggantian,
mengakses, atau memperbaiki dressing pada kateter;
 Teknik aseptik untuk insersi dan perawatan IV kateter;
 Sarung tangan steril harus digunakan untuk insersi
arterial, sentral, dan midline kateter, serta ketika
melakukan penggantian dressing;
 Gunakan sarung tangan baru sebelum menangani kateter
baru ketika dilakukan penggantian guidewire
CLIB – Skin Preparation
 Siapkan dan bersihkan kulit dengan larutan CHG alcohol dengan
konsentrasi CHG 0,5 – 2% sebelum insersi dan selama
penggantian dressing; bila ada kontraindikasi, gunakan iodine,
iodophor, atau alcohol 70%;
 Tidak ada rekomendasi keamanan atau efikasi CHG pada infant
kurang dari 2 bulan;
 Biarkan PI selama 2 menit untuk berefek antibakteri (jika tidak
mongering sebeum insersi); untuk CHG langsung bekerja ketika
kontak;
 Setelah insersi, disinfeksi catheter hubs, needleless connectors,
dan port injeksi sebelum menghubungkan kateter, dengan
menggunakan preparasi CHG alcohol atau alcohol 70%.
CLIB – Maximal Barrier Precaution

 Gunakan sterile gown, masker, penutup kepala, sarung tangan


steril, dan full body drape, ketika pemasangan CVC;
 Gunakan apron lengan panjang steril untuk kateter arteri
pulmonal selama insersi;

Penggunaan Drape Insisi sebagai penghalang cairan dari luar atau


penahan migrasi flora kulit pada area insersi
CLMB – Daily Review of Line
Necessity
 Personil terlatih dan berpengalaman; ratio pasien-perawat
memadai;
 Lepaskan kateter IV yang tidak lagi digunakan;
 Ketika teknik aseptik tidak bisa dipastikan (kondisi darurat),
segera ganti kateter dalam 48 jam;
 Jangan mengganti secara rutin CVC, PICC, HD, atau PAC untuk
mencegah CRBSI;
 Gunakan justifikasi klinis yang tepat untuk melepas CVC atau PICC;
 Jangan menggunakan guidewire exchanges untuk non-tunneled
kateter; hanya gunakan ketika terjadi kegagalan kateter jika tidak
ada tanda infeksi muncul;
CLMB – Hand Hygiene
 Lakukan cuci tangan dengan sabun
cair dan air atau hand rub berbasis
alcohol; lakukan cuci tangan sebelum
dan sesudah palpasi area insersi,
insersi, penggantian, mengakses,
atau memperbaiki dressing pada
kateter;
 Teknik aseptik untuk insersi dan
perawatan IV kateter;
 Sarung tangan steril harus digunakan
untuk insersi arterial, sentral, dan
midline kateter, serta ketika
melakukan penggantian dressing;
CLMB – Disinfection & Changing
Access Lumens / Devices
 Gunakan CVC dengan jumlah port atau lumen minimal;
 Gunakan konektor tanpa jarum (needleless connector) untuk
mengakses tubing IV;
 Penggantian needleless connector hendaknya tidak terlalu
sering;
 Pastikan komponen sistem kompatibel untuk meminimalkan
kebocoran atau kerusakan sistem;
 Scrub port akses dengan antiseptik yang sesuai (CHG, PI,
alcohol 70%) dan hubungkan port hanya dengan alat steril;
CLMB – Proper Dressing Change
Technique
 Dressing transparan lebih dipilih daripada kasa karena kemudahan
pemantauan visual dari area kateter, walaupun pada kondisi pendarahan,
diaforesis, kasa digunakan dulu dan segera diganti dengan dressing
transparan;
 Lakukan preparasi kulit setiap kali melakukan penggantian dressing;
 Bila menggunakan kasa, dressing harus diganti apabila basah, kotor, atau
secara visual rusak;
 Dressing CVC jangka pendek harus diganti tiap 2 hari sekali apabila
menggunakan kasa dan paling tidak setiap 7 hari sekali jika dressing
transparan digunakan
CLMB – Proper Dressing Change
Technique
 Dressing transparan untuk tunneled atau implanted CVC harus
diganti tidak lebih dari sekali seminggu;
 Gunakan dressing terimpregnasi CHG untuk CVC jangka
pendek pada pasien lebih dari dua bulan, bila laju CLABSI tidak
berkurang apabila prosedur dasar telah dilakukan;
 Pemantauan area kateter secara regular harus dilakukan
ketika mengganti dressing atau dengan palpasi.
CLMB – Standardize
Administration Set Change

 Set infus yang digunakan kontinu harus diganti dalam rentang


waktu kurang dari 96 jam dan maksimal 7 hari untuk keamanan
pasien dan faktor biaya;
 Jika set infus digunakan untuk pemberian darah, produk darah,
dan emulsi lemak, penggantian dilakukan tiap 24 jam;
 Needleless connector membutuhkan penggantian tidak lebih
sering dari 72 jam atau seiring dengan penggantian set infus
Implementasi Program
Pencegahan CLABSI
 Implementasikan CLIB dan CLMB di Unit (ICU), lakukan PDCA model,
tetapkan tujuan yang “SMART”  contoh: menurunkan laju CLABSI
50% dalam 1 tahun dengan 95% kepatuhan menjalankan CLB
 Kerjasama: multidisciplinary team & komunikasi
 Toleransi nol HAI -> set target, IPC lead, continuous learning, sharing
knowledge
 Edukasi dan Pelatihan -> trainer dari berbagai profesi (dokter,
perawat, IPCN, etc.), modul interaktif (journal, video, slide, lab skills,
web-based, simulasi)
 Cost-effectiveness Analysis (CEA) -> cost & effect (health outcome)
dari program, cost (direct, indirect, marginal, incremental)
Kendala/Penghalang
Kurang keterlibatan manajemen (kurangnya data
surveilans terkait CLABSI)
Kurang pengertian dalam hal kultur yang aman,
termasuk personil, unit perawatan pasien, dan
keseluruhan organisasi;
Kurang tenaga kerja berpengalaman dan terlatih
untuk implementasi bundle
Penggunaan pegawai perawat tidak tetap
Tidak patuh terhadap evidence based practices
Strategi Reduksi CLABSI

 Antiseptic Bathing / Wipes  daily bathing dengan CHG 2% (pasien > 2


bulan);
 CHG Impregnated Dressing  menekan rekolonisasi bakteri dan
migrasi bakteri sepanjang area insersi kateter, rekomendasi CDC (1B);
 Kateter Antimikroba & Antiseptik  minocycline-rifampin / CHG-silver
sulfadiazine (monitoring efek samping);
 Antibiotic Locks / Flush  HD long term, limited venous access &
recurrent CLABSI, kanker dengan kateter jangka panjang;
 Securement IV Catheters  tanpa jahitan;
 Safety Connectors & Needleless System  scrub port konektor,
penggantian tidak lebih sering dari 72 jam,
Surveilansi CLABSI
 Tentukan populasi pasien (perawatan);
 Tentukan metode untuk denominator pengumpulan data:
1. Menghitung jumlah pasien dengan central line pada waktu
yang sama tiap harinya, denominatornya didapat dengan
menambah jumlah pasien;
2. Mencatat tanggal insersi dan pelepasan CVC, denominatornya
dihitung dari lama insersi tiap pasien dan jumlahkan;
3. Data manajemen (sistem komputasi)
 Konsultasikan dengan laboratorium secara regular atau
diinformasikan kultur darah yang positif;
 Untuk kultur positif, konsultasikan riwayat pasien apakah kriteria
LCBI telah terpenuhi, jika ya, kategorikan sebagai CLABSI
 Hitung laju CLABSI dengan rumus
Surveilansi CLIB

 Tentukan populasi pasien;


 Untuk setiap insersi CVC pada populasi pasien spesifik,
setiap tahapan praktek harus dicatat;
 Pencatat biasanya merupakan IC, asisten insersi, atau
petugas yang menginsersi. Catat nama petugas yang
melakukan insersi. Untuk dikaitkan dengan CLABSI, catat
pula identifikasi pasien.
Surveilansi CLMB

 Tentukan populasi pasien;


 Untuk setiap insersi CVC pada populasi pasien spesifik,
setiap tahapan praktek dalam bundle CLMB harus dicatat.
Review harian dari tiap line dan penggantiannya harus
dicatat harian, hand hygiene dan disinfeksi hub dilakukan
setiap kali line diakses, catat teknik penggantian dressing
setiap penggantian;
 Pencatat biasanya merupakan IC, untuk dikaitkan dengan
CLABSI, catat pula identifikasi pasien.
Checklist CLIB

37
CLMB Checklist
KESIMPULAN

1. Pemasangan kateter vena sentral bertujuan


untuk meberikan cairan,terapi, nutrisi dan
pengukuran hemodinamik
2. Pemasangan kateter vena sentral dapat
menyebabkan CLABSI
3. CLABSI daat dihindari /diminimalkan dengan
kepatuhan menerapkan bundles CLIB dan CLMB
costypandjaitan@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai