Anda di halaman 1dari 35

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER


TERKAIT PEMASANGAN KATETER VENA
SENTRAL

OLEH
KOMITE RUMAH SAKIT MITRA
MEDIKA PONTIANAK 2017
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah selesai proses pembelajaran ini
peserta mampu menerapkan bundles dan
penegahan pengendalian infeksi aliran darah
primer terkait dengan pemasangan kateter
vena sentral sesuai standar yang sudah
ditetapkan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah proses pembelajaran ini peserta mampu:
Menjelaskan latar belakang
Menjelaskan pengertian IADP
Menjelaskan epidemiologi IADP
Menjelaskan tujuan penerapan bundles dan pencegahan
dan pengendalian IADP
Menjelaskan fakto-faktor penyebab IADP
Menjelaskan indikasi pemasangan kateter vena sentral
Menjelaskan yang memasang kaketer vena sentral
Menjelaskan kriteria IADP
Menjelaskan ruang lingkup bundles IADP
Menjelaskan cara melaksanakan bundles IADP
POKOK BAHASAN
Latar belakang
Pengertian IADP
Epidemiologi IADP
Tujuan penerapan bundles dan PPI IADP
Faktor-faktor penyebab IADP
Indikasi pemasangan kateter vena sentral
Yang memasang kaketer vena sentral
Kriteria IADP
Ruang lingkup bundles IADP
Cara melaksanakan bundles IADP
PENDAHULUAN HH
Mortalitas APD
Masalah Biaya
HAIs Morbiditas Tuntutan
hukum
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
PPRA Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

VAP,IADP
ILO,ISK

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI
IPCN

Central vena Audit


IPCN
line ICRA
LATAR BELAKANG
Vasculer Catheters BloodStream
Infection
In patient & out patient care

Microorganism
Intravenous fluid
Blood products
Medications
Parenteral nutrition
Hemodialysis access Central Line Associated
Bloodstream Infection
Hemodinamic monitoring
(CLABSI)
PENGERTIAN
CLABSI adalah Infeksi Aliran Darah Primer, yang
terjadi pada sistem aliran darah, dimana tidak ada
infeksi di daerah lain, terjadi setelah 48 jam
pemakaian catheter central line
Cultur Catheter tip atau Peripheral blood bukan kriteria untuk
CLABSI
Lebih sulit menentukan infeks terkaiit Central line dibanding
dengan ISK, Pnumonia

Kriteria CRBSI
1. A positive semi quantitative > 15 colony forming unit
2. Simultaneus quantitative blood cultures wit a 5: 1
3. 3. Differential periode of CVC, culture versus peripheral blood
culture positif of > 2 hours
EPIDEMIOLOGI
1. Satu dari empat pasien dengan central line meninggal
akibat infeksi;
2. Angka kejadian CLABSI pada 422 ICU di 36 negara Latin
Amerika, Asia, Afrika, dan Eropa cenderung meningkat
dari 2004 hingga 2009, dengan rata-rata 6.8 kejadian
tiap 1,000 hari central line;
3. Laju CLABSI di US dan 15 negara berkembang telah
berhasil diturunkan melalui upaya komprehensif
dalam pencegahan dan pengawasan infeksi
berkesinambungan
4. Insiden rate di RSJPDHK 5.3
FAKTOR RISIKO CLABSI

Faktor Resiko Faktor Resiko terkait Faktor Resiko


Insersi / Maintenance terkait YanKes:
terkait Pasien: Kateter:
1. Usia: pediatric dan 1. Respons NaKes
1. Skill insersi; yang rendah;
geriatric;
2. Jenis kelamin: laki > 2. Pemilihan lokasi 2. Kurangnya ratio
pr; insersi; perawat-pasien
3. Penyakit atau 3. Multiple vascular 3. Kurangnya
kondisi medis: luka catheter; kesadaran antara
kulit, trauma, 4. Multilumen catheter;
imunologis, GIT, CV,
NaKes dan pasien
renal, HT; 5. Durasi central line;
4. Waktu rawat inap 6. Campuran TPN;
bertambah. 7. Transfusi darah;
DAMPAK INFEKSI IADP
Lama hari rawat pasien
Biaya perawatan $$
Patient Discomfort
Penggunaan antibiotika
Morbiditas
Mortalitas
Tujuan penerapan bundles dan PPI
IADP
Untuk mencegah terjadinya Infeksi Aliran
Darah Primer pada pasien yang terpasang
kateter vena sentral
Patogesesis
Sumber microoganism
Faktor-faktor penyebab IADP

Kurangnya kepatuhan kebersihan tangan


Kualitas pemeliharaan kateter
Kurangnya perawatan kateter
Status imonologis pasien
Teknik sterilitas kurang
Pemakaian jangka lama
Kurangnya kepatuhan penggunaan APD
Yang memasang kateter vena sentral

Dokter ahli /Anaesthesiologist/SpJP


Kriteria IADP
Pasien memiliki setidaknya satu dari tanda-tanda atau gejala
berikut: demam (> 38oC), menggigil, atau hipotensi
dan
Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi di
tempat lain dan komensal umum
(diphtheroid [Corynebacterium spp. C. diphtheriae tidak],
Bacillus spp. [bukan B. anthracis],
Propionibacterium spp., staphylococcus koagulase-negatif [termasuk S.
epidermidis],
Viridans kelompok streptokokus, Aerococcus spp., dan Micrococcus
spp.) yang dikultur dari dua atau lebih kultur darah diambil pada
kesempatan terpisah
Dengan tidak ada penyebab lain
Kriteria IADP

Pasien usia 1 tahun memiliki setidaknya satu dari tanda-


tanda atau gejala berikut: demam (> 38oC)
hipotermia(<36oC), apnea, atau bradikardi dan
Hasil laboratorium positif tidak berhubungan dengan infeksi
di tempat lain dan
komensal umum (yaitu, diphtheroid [Corynebacterium spp.
tidak C. diphtheriae], Bacillus spp. [tidak B. anthracis],
Propionibacterium spp., staphylococcus koagulase-negatif
[termasuk S. epidermidis], viridans kelompok streptokokus,
Aerococcus spp., Micrococcus spp.) yang dikultur dari dua
atau lebih kultur darah diambil pada kesempatan terpisah
Kriteria IADP

Infeksi aliran darah primer (BSI) yang dikonfirmasi laboratorium infeksi


aliran darah (LCBI) , tidak ada infeksi ditempat lain
Kejadian BSI , tanggal elemen/kriteria terjadi digunakan ketika untuk
dikonfirmasi laboratorium infeksi aliran darah (LCBI).
Sinonim: Tanggal kriteria , tanggal infeksi.
Laboratorium-Konfirmasi infeksi aliran darah (LCBI)
a. Terdapatnya kriteria klinis yang spesifik serta lokasi yang jelas.
b. Harus memenuhi salah satu dari kriteria berikut:
Terdapat kuman patogen dari satu atau lebih kultur darah
dan organisme dikultur dari darah tidak berhubungan dengan infeksi
di tempat lain.
Kriteria IADP/CLABSI
Umum Anak 1 th
Simtom Minimal 1 dari : Minimal 1 dari :
(gejala & demam (38C) demam (38C)
menggigil hipotermi (<37C)
tanda
hipotensi apnoe
bradikardi

Positif 1 mikroba
Kultur darah patogen Positif 2 mikroba patogen

Bukti kasus
infeksi tempat negatif
lain

Kriteria IADP 1 2 3
Keterangan
Mikroba pathogen pada kriteria 1 mis : S.aureus, Enterococcus spp, E.coli, Klebsiella spp, Candida spp, dll
Flora kulit = mikroba kontaminan kulit yang umum, mis difteroid, bacillus spp, Staph epidermidis, S viridans, Aerocuccus spp, Micrococcus
spp
Arti kultur darah 2 pada kriteria 2 & 3 adalah 2 spesimen darah diambil dari lokasi yang berbeda dan dengan jeda waktu tidak lebih
dari 2 hari.
yohana.fw/perdalin/2016 19
CLABSI PREVENTION BUNDLES
Central Line Insertion Bundle Central Line Maintenance Bundle
(CLIB) (CLMB)

1. Optimal site selection; 1. Daily review of line


2. Hand hygiene; necessity and replacement;
2. Hand hygiene;
3. Alcohol-based
chlorhexidine skin 3. Disinfection of hubs and
changing the access
preparation; lumens/devices;
4. Maximum barrier 4. Proper dressing change
precautions. technique;
5. Standardize administration
sets change.
CLIB Optimal Site Selection
Area insersi mempengaruhi komplikasi phlebitis dan CRBSI sehubungan
dengan resiko thrombophlebitis dan akumulasi flora kulit secara lokal;
Femoral memiliki resiko kolonisasi dan CRBSI tertinggi;
Subclavia dan Jugular lebih dipilih untuk kemudahan pengawasan infeksi;

Rekomendasi:
1. Pilih kateter berdasarkan tujuan dan lama penggunaan, komplikasi
infeksi dan non-infeksi, serta pengalaman operator;
2. Hindari jarum baja yang memungkinkan nekrosis bila terjadi
ekstravasasi;
3. Gunakan midline / PICC daripada PIVC untuk terapi IV lebih dari 6 hari;
4. Untuk CVC, hindari femoral (utamanya pada pasien obese), gunakan
panduan ultrasonic untuk insersi internal jugular (mengurangi resiko
komplikasi mekanis), pada HD & pheresis pilih jugular atau femoral
(untuk cegah stenosis);
CLIB Hand Hygiene
Lakukan cuci tangan dengan sabun cair dan air atau
hand rub berbasis alcohol; lakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah palpasi area insersi, insersi,
penggantian, mengakses, atau memperbaiki dressing
pada kateter;
Teknik aseptik untuk insersi dan perawatan IV kateter;
Sarung tangan steril harus digunakan untuk insersi
arterial, sentral, dan midline kateter, serta ketika
melakukan penggantian dressing;
Gunakan sarung tangan baru sebelum menangani
kateter baru ketika dilakukan penggantian guidewire
CLIB Skin Preparation
Siapkan dan bersihkan kulit dengan larutan CHG alcohol
dengan konsentrasi CHG 0,5 2% sebelum insersi dan
selama penggantian dressing; bila ada kontraindikasi,
gunakan iodine, iodophor, atau alcohol 70%;
Tidak ada rekomendasi keamanan atau efikasi CHG pada
infant kurang dari 2 bulan;
Biarkan PI selama 2 menit untuk berefek antibakteri (jika
tidak mongering sebeum insersi); untuk CHG langsung
bekerja ketika kontak;
Setelah insersi, disinfeksi catheter hubs, needleless
connectors, dan port injeksi sebelum menghubungkan
kateter, dengan menggunakan preparasi CHG alcohol atau
alcohol 70%.
CLIB Maximal Barrier
Precaution
Gunakan sterile gown, masker, penutup kepala, sarung
tangan steril, dan full body drape, ketika pemasangan CVC;
Gunakan apron lengan panjang steril untuk kateter arteri
pulmonal selama insersi;

Penggunaan Drape Insisi sebagai penghalang cairan dari luar


atau penahan migrasi flora kulit pada area insersi
CLMB Daily Review of Line
Necessity
Personil terlatih dan berpengalaman; ratio pasien-perawat
memadai;
Lepaskan kateter IV yang tidak lagi digunakan;
Ketika teknik aseptik tidak bisa dipastikan (kondisi darurat),
segera ganti kateter dalam 48 jam;
Jangan mengganti secara rutin CVC, PICC, HD, atau PAC untuk
mencegah CRBSI;
Gunakan justifikasi klinis yang tepat untuk melepas CVC atau
PICC;
Jangan menggunakan guidewire exchanges untuk non-
tunneled kateter; hanya gunakan ketika terjadi kegagalan
kateter jika tidak ada tanda infeksi muncul;
CLMB Hand Hygiene
Lakukan cuci tangan dengan sabun
cair dan air atau hand rub berbasis
alcohol; lakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah palpasi area
insersi, insersi, penggantian,
mengakses, atau memperbaiki
dressing pada kateter;
Teknik aseptik untuk insersi dan
perawatan IV kateter;
Sarung tangan steril harus
digunakan untuk insersi arterial,
sentral, dan midline kateter, serta
ketika melakukan penggantian
dressing;
CLMB Disinfection & Changing
Access Lumens / Devices
Gunakan CVC dengan jumlah port atau lumen minimal;
Gunakan konektor tanpa jarum (needleless connector)
untuk mengakses tubing IV;
Penggantian needleless connector hendaknya tidak terlalu
sering;
Pastikan komponen sistem kompatibel untuk
meminimalkan kebocoran atau kerusakan sistem;
Scrub port akses dengan antiseptik yang sesuai (CHG, PI,
alcohol 70%) dan hubungkan port hanya dengan alat steril;
CLMB Proper Dressing Change
Technique
Dressing transparan lebih dipilih daripada kasa karena kemudahan
pemantauan visual dari area kateter, walaupun pada kondisi
pendarahan, diaforesis, kasa digunakan dulu dan segera diganti dengan
dressing transparan;
Lakukan preparasi kulit setiap kali melakukan penggantian dressing;
Bila menggunakan kasa, dressing harus diganti apabila basah, kotor,
atau secara visual rusak;
Dressing CVC jangka pendek harus diganti tiap 2 hari sekali apabila
menggunakan kasa dan paling tidak setiap 7 hari sekali jika dressing
transparan digunakan
CLMB Proper Dressing Change
Technique
Dressing transparan untuk tunneled atau implanted CVC
harus diganti tidak lebih dari sekali seminggu;
Gunakan dressing terimpregnasi CHG untuk CVC jangka
pendek pada pasien lebih dari dua bulan, bila laju CLABSI
tidak berkurang apabila prosedur dasar telah dilakukan;
Pemantauan area kateter secara regular harus dilakukan
ketika mengganti dressing atau dengan palpasi.
CLMB Standardize
Administration Set Change

Set infus yang digunakan kontinu harus diganti dalam


rentang waktu kurang dari 96 jam dan maksimal 7 hari untuk
keamanan pasien dan faktor biaya;
Jika set infus digunakan untuk pemberian darah, produk
darah, dan emulsi lemak, penggantian dilakukan tiap 24 jam;
Needleless connector membutuhkan penggantian tidak lebih
sering dari 72 jam atau seiring dengan penggantian set infus
Implementasi Program
Pencegahan CLABSI
Implementasikan CLIB dan CLMB di Unit (ICU), lakukan PDCA
model, tetapkan tujuan yang SMART contoh:
menurunkan laju CLABSI 50% dalam 1 tahun dengan 95%
kepatuhan menjalankan CLB
Kerjasama: multidisciplinary team & komunikasi
Toleransi nol HAI -> set target, IPC lead, continuous learning,
sharing knowledge
Edukasi dan Pelatihan -> trainer dari berbagai profesi (dokter,
perawat, IPCN, etc.), modul interaktif (journal, video, slide, lab
skills, web-based, simulasi)
Cost-effectiveness Analysis (CEA) -> cost & effect (health
outcome) dari program, cost (direct, indirect, marginal,
incremental)
Kendala/Penghalang
Kurang keterlibatan manajemen (kurangnya
data surveilans terkait CLABSI)
Kurang pengertian dalam hal kultur yang
aman, termasuk personil, unit perawatan
pasien, dan keseluruhan organisasi;
Kurang tenaga kerja berpengalaman dan
terlatih untuk implementasi bundle
Penggunaan pegawai perawat tidak tetap
Tidak patuh terhadap evidence based
practices
Strategi Reduksi CLABSI

Antiseptic Bathing / Wipes daily bathing dengan CHG 2% (pasien


> 2 bulan);
CHG Impregnated Dressing menekan rekolonisasi bakteri dan
migrasi bakteri sepanjang area insersi kateter, rekomendasi CDC
(1B);
Kateter Antimikroba & Antiseptik minocycline-rifampin / CHG-
silver sulfadiazine (monitoring efek samping);
Antibiotic Locks / Flush HD long term, limited venous access &
recurrent CLABSI, kanker dengan kateter jangka panjang;
Securement IV Catheters tanpa jahitan;
Safety Connectors & Needleless System scrub port konektor,
penggantian tidak lebih sering dari 72 jam,
KESIMPULAN

1. Pemasangan kateter vena sentral bertujuan


untuk meberikan cairan,terapi, nutrisi dan
pengukuran hemodinamik
2. Pemasangan kateter vena sentral dapat
menyebabkan CLABSI
3. CLABSI daat dihindari /diminimalkan dengan
kepatuhan menerapkan bundles CLIB dan
CLMB

Anda mungkin juga menyukai