INFEKSI NOSOKOMIAL
Rosyidah Arafat
TINDAKAN ANTISEPTIK
1. Hand higyene
2. Penggunaan APD
3. Penggunaan Alat yang steril
4. Melakukan tindakan dengan teknik
aseptik
Kebersihan
Tangan
Emolien : gliserin, propilen glikol dan sorbitol , akan melunakkan kulit dan
Membantu mencegah kerusakan kulit(kering, pecah2, iritasi, dermatitis
Karena sering mencuci tangan dengan sabun dan air
Pengertian APD
Peralatan/pakaian
khusus
yang digunakan oleh petugas
untuk perlindungan diri dari
agen infeksi. (OSHA,CDC)
Jenis-jenis APD
Respirator
Gloves
Face protection :
Masker
Face shield
Face mask
Gowns
Head coverings
Alas kaki /sepatu tertutup
Cup style
Fan fold
14
Duckbill
Flat fold
http://www.pandemicflu.gov/plan/healthcare/maskguidancehc.html
Tahapan Penggunaan
APD
sitirohani_17@yahoo.com
sitirohani_17@yahoo.com
Autoclave tape
INFEKSI NOSOKOMIAL
Health Care Associated
Infections (HAIS)
HAIs
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)
KEWASPADAAN
ISOLASI
MASALAH DI YANKES
DI SELURUH DUNIA
MEMUTUS MATA
RANTAI INFEKSI
KRITERIA HAIS
stypandj57@yahoo.com
AGEN
RESERVOAR
HOST/PEJAMU
RENTAN
TEMPAT
MASUK
TMPT KELUAR
METODE
PENULARAN
Jenis HAIS
5/4/1
6
Definisi IADP
28
Patogenesis
5/4/1
6
29
5/4/1
6
30
Kriteria Penentuan
Kolonisasi terlokalisasi kateter
Terdapatnya pertumbuhan mikroorganisme yang
signifikan yaitu 15 cfu (colony forming unit)
dari segmen kateter ( CVC) tanpa disertai gejala infeksi
Infeksi lokal
Terdapat pertumbuhan mikroorganisme > 15 cfu dr
segmen kateter disertai gejala lokal eritema,
pembengkakan,
nyeri tekan dalam batas 2 cm dari tempat insersi
kateter
dan purelensi ( pus)
5/4/1
6
31
5/4/1
6
32
Catheter insertion :
- Jangan menyingkat prosedur
pemasangan kateter yang sudah
ditentukan
- Jangan melakukan prosedur cutdown
sebagai metode insersi
33
FAKTOR-FAKTOR RISIKO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
FAKTOR HOST
PERAWATAN DI RS LAMA SEBELUM INSERSI
DURASI PEMASANGAN LAMA
BAHAN DAN UKURAN KATETER
LOKASI INSERSI
KOMPOSISI CAIRAN INFUS
PEMBERSIHAN KULIT SAAT INSERSI
PENGALAMAN SDM
5/4/1
6
34
PERAWATAN
Lokasi kateter:
Disinfeksi,
jangan palpasi lokasi insersi
Dressing kateter :
Monitoring IV kateter :
5/4/1
6
35
Pencegahan IADP
Pemilihan & Pelepasan IV :
Pilih Resiko komplikasi mekanik
Sesuai Indikasi segera lepaskan
Segera pindahkan jika ada tanda Plebitis dan untuk
meminimal plebitis pada pasien dewasa pindahkan lokasi IV
dengan waktu 72 96 jam
Jika pemasangan dengan Emergenci pindakan IV < 48 jam
Pemberian darah, produk darah, Lipid emulsion administrasi
set diganti 24 jam
Gunakanclose system
Setiap manupulasi tubing kateter lakukan dekontaminasi
5/4/1
6
36
5/4/1
6
37
5/4/1
6
38
5/4/1
6
39
X
PPI IADP
ISK RS CAUTI
Catheter-Associated
Urinary Tract Infection
Definisi
Patogenesis CAUTI
Awal ,saat pemasangan : inokulasi mekanik atau
tehnik pemasangan yang
buruk
Lanjut : melalui ekstra dan intraluminal route
Presentasi klinis
Paling sering adalah asymptomatic.
CAUTI symptomatic
Rasa tak nyaman suprapubis, demam,
menggigil
atau nyeri pinggang
Terpasang kateter atau dilepas < 3 hari
first positive specimen urin >48 jam
bakteriuria
lekosituria
Penatalaksanaan
Tehnik pemasangan kateter secara aseptic dan
menjaga kateter dalam closed system adalah hal
terpenting untuk menekan resiko ISK.
Kateter-meatal junction harus dibersihkan tiap
hari dengan air bersih, penggunaan antibiotic
topical dihindari karena dapat menyebabkan
koloni pathogen yang resisten seperti
pseudomonas.
Lepas kateter sesegera mungkin sesudah tidak
diperlukan.
ANTIBIOTIK
Antibiotic hanya diberikan pada symptomatic
ISK dan dihentikan 48 jam setelah tanda infeksi
mereda.
Pemberian antibiotic sistemik dapat menekan
insiden bakteriuria pada short term, tapi setelah
3 atau 4 hari insiden bateriurianya sama.
Recommendations
1. Personnel
a. Hanya orang2 yang tahu tehnik pemasangan secara
aseptic dan memelihara kateter yang benar yang boleh
melakukannya.Category I
b. Petugas rumah sakit harus dilakukan training secara
periodic untuk menekankan tehnik yang benar dan
potensi komplikasi pemasangan kateter. Category II
2. Catheter Use
a. Kateter urin dipasang hanya atas indikasi dan
kebutuhan,
bukan untuk kenyamanan yang merawat. Category I
b. Pada kasus2 tertentu, drainage urin dengan kondom
kateter, sistostomi dan intermittent kateterisasi dapat
digunakan untuk menggantikan indwelling kateter.
Category III
3. Handwashing
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah memanipulasi
kateter atau perangkatnya. Category I
4. Catheter Insertion
a. Pemasangan kateter harus secara tehnik aseptic dengan
peralatan steril. Category I
b. Gunakan Gloves, drape, sponges, an appropriate
antiseptic
solution untuk membersihkan periurethral dan lubricant
jelly tunggal untuk insersi kateter. Category II
c. Gunakan kateter ukuran sekecil mungkin tapi drainagenya
cukup baik untuk meminimalisasi trauma urethra.
Category II
d. Kateter menetap harus difiksasi yang benar untuk
mencegah
pergerakan dan traksi urethra. Category I
7. Specimen Collection
a. Bila perlu sample urin sedikit ambil dari bagian distal
kateter yang sudah dibersihkan dan dicuci dengan
disinfektan menggunakan syringe dan jarum yang steril.
Category I
b. Bila perlu volume yang lebih banyak untuk pemeriksaan urin
khusus, ambil dari drainage bag secara aseptik. Category I
8. Urinary Flow
a. Jaga aliran urin lancar. Category I
b. Agar aliran urin bebas lancar
1. Jangan ada bagian yang terlipat/kinking,
2. Kantong urin harus dikosongkan secara teratur dengan
penampung yang terpisah,
3. Kateter atau aliran yang tidak lancar harus diirigasi,
4. Urin bag harus dijaga selalu lebih rendah dari kandung
kemih. Category I
9. Meatal Care
Dua kali sehari dicuci dengan povidone-iodine
solution dan dicuci dengan air dan sabun tidak terbukti
menekan angka infeksi, sehingga sekarang tidak
disarankan. Category II
10. Catheter Change Interval
Penggantian pada kateter menetap harus teratur atau sesuai
indikasi. Category II
11. Spatial Separation of Catheterized Patients
Untuk meminimalisasi cross infeksi, pasien dengan
indwelling
kateter terinfeksi dan tidak sebaiknya dipisah. Category III
12. Bacteriologic Monitoring
Penilaian bacteriologic untuk monitor teratur pada pasien
dengan kateter untuk keperluan data tidak
direkomendasikan. Category III
Kriteria SSI
58
Usia
Status Gizi
Diabetes
Perubahan respon imun
Infeksi di tempat lain
Lama rawat inap preoperatif
Obesitas
Merokok
Kolonisasi Mikro organisme
59
Teknik pembedahan
Lingkungan
Alat
Kewaspadaan Aspirasi
Aspirasi precaution
5.Observasi pasien ketika selama makan (periksa
suhu tubuh 60 menit setelah makan untuk
mengetahui gembang puncak demam
6. mengukur dengan spirometri incentive
atau terapi dengan PEEP
7.Suksiondipasang di sebelah tempat tidur pasien
8. Petunjuk pengawasanvaspirasi dipasang
didekat
pasien
lokal
Surveilans
Diklat
Pencegahan Infeksi
Penggunaan Antimikroba rasional
KEWASPADAAN
STANDAR
Kebersihan tangan
Penyuntikan
yang aman
Penggunaan APD
Kebersihan
pernapasan/
Etika batik
Pengelolaan limbah
& benda tajam
Peralatan
perawatan
pasien
Penatalaksanaan
linen
Kesehatan
karyawan
Praktek lumbal
punksi
Pengendalian
lingkungan
stypandj57@yahoo.com
Penempatan pasien
KEWASPADAAN
BERDASARKAN TRANSMISI
Airborne/Udara
Kontak
Droplet/Percikan
TBC
MRSA, VRE
Chicken pox
Herpes Simplex
Meningococcus
Masker N95/
Respiratorik
stypandj57@yahoo.com
Sarung tangan,
Gaun
Masker bedah,
pelindung mata dan
wajah
Meliputi:
Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin;
Pakai tisu, buang ke tempat sampah (kuning) bila
telah terkena sekret saluran napas dan
Lakukan cuci tangan dg sabun /antiseptik dan&
air mengalir, alkohol handrub setelah kontak
dengan sekret
Jaga jarak terhadap orang dg gejala ISPA dg
demam
APD
sarung tangan
gaun
Lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan !
Minimalisasi gerak pasien
Kontrol lingkungan:
cleaning & disinfeksi permukaan terkontaminasi
APD
masker bedah/medik
sarung tangan
gaun
Batasi gerak pasien keluar R. rawat
Ruang terpisah,TT berjarak > 1m atau
kohorting
Cuci tangan tiap melepas APD
APD
masker bedah (minimal)
respirator partikulat (mis N95)
sarung tangan
gaun
apron
Kebersihan tangan
Penempatan pasien :
Idealnya di R dengan tekanan negatif
Pertukaran udara >12 x/jam,aliran udara
yang terkontrol
Jangan gunakan AC sentral, bila mungkin
AC + filter HEPA
Terpisah bila memungkinkan atau
kohorting
2-93
Kondisi PPI di RS
Kondisi PPI di RS
Kondisi PPI di RS
To reduce
health care-associated infections
99