B A B
7
TUMOR/ONKOLOGI
ONKOLOGI U M U M
D. Tjindarbumi
Onkologi adalah cabang ilmu kedokteran yang Organisme yang dewasa tidak lagi mengada-
mempelajari berbagai aspek pertumbuhan jaring- kan pertumbuhan oleh karena di sini pertum-
an sel abnormal yang disebut neoplasma yang buhan sehsel baru sudah ada dalam kondisi seim-
dalam bahasa sehari-hari disebut tumor. bang dengan matinya sel-sel lama.
Tumor atau neoplasma dibagi dalam dua Dalam keadaan tertentu seperti terjadinya
golongan, yaitu: luka pada jaringan tubuh dimungkinkan lagi
- tumor jinak dan terjadinya pertumbuhan sel lokal yang akan ber-
- tumor ganas = kanker. henti dengan sendirinya bila keseimbangan dan
Untuk dapat melakukan pengobatan yang produksi sel-sel sudah kembali lagi pada tingkat
ter harus menguasai dan mempunyai dasar penge- Pada pertumbuhan tumor terjadi keadaan yang
tahuan yang baik mengenai onkologi. disebabkan oleh karena adanya "disregulasi" per-
tumbuhan. Pertumbuhan tumor sedikit banyak
Dasar-dasar neoplasma bersifat otonom, tidak terpengaruh oleh mekanis-
Pertumbuhan merupakan sifat pokok dari organ me yang mengatur pertumbuhan sel tubuh kita.
yang hidup dan untuk ini ada aturannya (regu- Disregulasi pertumbuhan tumor dapat ditemu-
lasi). kan baik pada tumor jinak (meskipun dalam gra-
3 1 4 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
dasi yang lebih rendah) maupun pada tumor- Bekerja tergantung dari sitoplasma sedang-
tumor ganas. kan reproduksi bergantung pada inti.
]^ada stadium dini (awal) kadang-kadang sukar Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat, di
membedakan antara proses pertumbuhan tumor sini tenaga lebih banyak digunakan untuk per-
yang jinak dan yang ganas. H a l ini biasanya baru tumbuhan sedangkan sedikit untuk fungsi.
diketahui bila proses tersebut berlangsung agak
Jadi di sini terjadi perubahan struktural, bio-
lanjut.
kimiawi dan fungsional.
Tumor ganas dibedakan dari tumor jinak
Telah dikatakan di atas bahwa neoplasma itu
antara lain oleh karena kemampuannya meng-
ada yang ganas dan jinak.
adakan penyebaran (metastasis), juga hubungan-
nya dengan jaringan sekitarnya berbeda dengan Untuk mengetahui apakah tumor itu jinak
tumor jinak. atau ganas selain dari ciri-ciri klinisnya yang
paling penting adalah mengetahui keadaan:
Tumor jinak pada umumnya tumbuh secara
eksjjansif (mendesak) pada jaringan sekeliling- - sitologik
nya sedang tumor ganas menginfiltrasi (menem-
- histologik
bus) jaringan sekitarnya.
- imunohistokimia.
j adi tumor jinak mempunyai simpai (kapsul)
dan tumor ganas (kanker) tidak bersimpai. - Sitologik:
Struktur dan sifat serta perangai keadaan inti nukleolus, kromatin, bentuk dan
besarnya sel-sel tumor.
tumor ganas = kanker
- Histologik:
Deiinisi
Neoplasma adalah penyakit pertumbuhan sel- Melihat hubungan jaringan tumor dengan
jaringan sehat sekitarnya, misalnya apakah
sel baru yang tidak terbatas, tidak ada koor-
tumor tumbuh secara infihratif.
dinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak ber-
fungsi fisiologis. - Imunohistokimia:
Regenerasi epitel dan pembentukan jaringan Merupakan penggabungan konsep ikatan kimia
graimlasi juga suatu pertumbuhan sel baru, dan prinsip imunologik yang dapat menilai
tetapi ini bukan neoplasma karena proses di sini sifat sel. Bagaimana kaitan analisis morfolo-
sesuai dengan pertumbuhan normal. gik sel dengan perubahan fungsional sel yang
Sel mempunyai dua fungsi utama: bekerja diperiksa secara imunokimia untuk mempre-
dan reproduksi. diksi sifat keganasan sel tumor.
T U M O R / O N K O L O G I • 3 1 5
Parenkim Polaritas
Sel-sel neoplasma yang berproliferasi akan meng- Tumor ganas pun akan kehilangan polaritas yaitu
alami perubahan sehingga mungkin tidak menye- kehilangan susunan atau struktur yang normal.
rupai sel asalnya lagi. Misalnya pada "carcinoma in situ" dari serviks,
Derajat morfologi menyerupai sel normal pada epitel gepeng berlapis stratifikasinya tidak
atau asal disebut "differensiasi" dari parenkhim. jelas lagi, sel-selnya menunjukkan tanda ganas
Bila derajat morfologi sel tumor lebih menye- walaupun belum melewati membran sel, jadi ter-
jadi kekacauan dalam susunan lapisan-lapisan.sel.
rupai sifat-sifat sel normal atau asal disebut dif-
ferensiasi baik, bila banyak berbeda dari sifat-
sifat sel normal atau asal disebut differensiasi Dari segi fungsi sel
buruk. Kehilangan differensiasi disebut dediffe- Dewasa ini diagnosis kanker lebih banyak chtegak-
rensiasi. kan melalui evaluasi struktural morfologik (baik
Banyak ahli patologi menggunakan istilah histologik maupun sitologik) kemantapan diag-
D i samping anaplasia, sel tumor masih me- dalanya karena faktor subyektivitas yang tinggi
dan kesulitan dalam menilai invasi sel ke stroma.
nunjukkan beberapa sifat morfologik yang agak
spesifik. Intinya biasanya besar dan menunjuk- Penyelidikan ke arah proses metabolik sel
kan perbedaan yang nyata dalam bentuk dan memungkinkan untuk melakukan analisis ter-
ukuran (poll atau pleomorfi). hadap fungsi sel.
Kadar asam nukleat dalam inti seringkali Evaluasi kandungan kimia dalam sel telah
tinggi, sehingga lebih mudah diwarnai dengan dapat dilakukan dengan bantuan teknik imuno-
zat warna dasar seperti hematoksilin terlihat kimia.
3 1 6 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
Eieberapa pemeriksaan khusus, yaitu onko- Penyelidikan Collins dan Breur menunjuk-
gen dan petanda prohferatif telah dapat ditemu- kan bahwa diperlukan 30 kali pelipatan untuk
kan yang dapat mengetahui nilai prognostik suatu mencapai volume 1 c m \ Waktu untuk satu kali
kanker. pelipatan, adalah 100 hari dan ini tetap konstan.
F'emeriksaan imunohistokimia merupakan Maka untuk 30 kali pelipatan diperlukan
tambahan informasi berharga untuk menegak- waktu 6 tahun, dalam waktu 10 kali pelipatan
kan diagnosis terutama bila terdapat antigen yang selanjutnya (10 x 100) volume akan naik dari 1 cc
lebih sensitif sebagai indikator perubahan kega- menjadi 1000 cc. Jadi jelas di sini bahwa tumor
nasan (transfdrmasi malignansi). sesungguhnya sudah ada jauh sebelum kita men-
deteksinya, dengan alat-alat diagnostik yang
Waktu siklus sel yaitu fase mitotik ditambah Salah satu sifat karakteristik dari sel kanker ada-
fase intermitotik memegang peranan penting lah kemampuannya untuk menembus jaringan
dalam kecepatan pertumbuhan. normal dan penetrasi ke dalam pembuluh darah
Setelah sel membagi diri, sel-sel anak datang dan saluran limfe.
dalam fase G i , yaitu periode waktu sel menja- Selain daripada itu sel kanker pun sering me-
lankan fungsi spesifik misalnya sintesa protein. manfaatkan struktur-struktur yang sudah ada
Dari fase G i sel datang ke fase S, saat sel mulai untuk mempermudah infiltrasi, misalnya rongga
mensintesa D N A , melipatkan material genetik perineural.
sebagai persiapan diri. Sebelum sel membagi diri Di lain pihak infiltrasi dapat dipersulit oleh
( fase M ) masih ada fase G2. Pada waktu ini struktur-struktur seperti fasia, simpai suatu organ,
nukleus mengandung D N A dua kali lipat banyak- atau periosteum.
nya. Faktor penambahan volume tumor akan
Waktu minimum suatu siklus sel diukur pada mengakibatkan kenaikan tekanan dalam tumor
sel-S(;l dalam kultur jaringan, ± 16 jam. dan ini akan mempermudah menembusnya sel
\ / a k t u fase S dan fase G 2 kira-kira selalu tumor ke dalam jaringan normal.
sama. Variabilitas yang besar hanya terletak dalam Pada ttmior jinak, keadaannya berbeda, tumor
fase G i . Ada sel-sel yang bertahun-tahun berada jinak tumbuh secara ekspansif, yaitu mende-
dalam fase G i . sak jaringan sehat sekitarnya, hingga jaringan
T U M O R / O N K O L O G I • 3 1 7
sehat yang terdesak merupakan simpai (kapsul) ke dalam kelenjar getah bening regional
tumor. dan melekat pada simpainya.
- Hematogen:
Residif (kekambufian) Yaitu lewat pembuluh darah. Masuknya
sel-sel kanker ke dalam pembuluh darah
Setelah pengangkatan tumor ganas dengan ope-
dapat dengan cara:
rasi atau radiasi sering tumor tumbuh kembali.
Hal itu disebabkan oleh karena: a. langsung menembus pembuluh darah
a. Adanya sel-sel kanker yang tertinggal kemu- b. menembus pembuluh hmfe dulu, ikut
dian menjadi besar kembali pada tempat dengan aliran limfe kemudian sampai
di duktus torasikus dan baru masuk ke
yang sama.
dalam aliran darah.
b. Adanya pertumbuhan baru dari tumor yang
- Melalui saluran-saluran yang sudah ada,
sama pada tempat yang sama karena adanya
misalnya: bronkus, traktus digestivus, ure-
sel-sel yang mempunyai potensi menjadi sel
ter dan lain-lain, sel kanker tertanam pada
kanker yang sama dengan tumor yang diang-
saluran-saluran tersebut.
kat.
- Perkontinuitatum, yaitu kontak langsung,
Tumor ganas umumnya tumbuh cepat se- misalnya tumor gaster menjalar ke ova-
dangkan tumor jinak umumnya tumbuh lambat. rium.
- Inokulasi (transplantasi) dibuktikan pada
K e m a m p u a n bermetastasis binatang percobaan.
(menyebar) - latrogen, metastasis yang disebabkan oleh
Dengan kemampuan sel kanker untuk menem- karena tindakan manipulasi yang berle-
bus jaringan normal, maka tumor ganas primer bihan di lapangan operasi dimana tumor
dapat menyebarkan sel-sel kankernya ke seluruh itu akan diangkat, sehingga sel-sel kanker
Prinsip cara ini adalah penghancuran sebanyak usulan Penelitian untuk Disertasi. Diajukan
mungkin sel-sel kanker dan sedikit mungkin pada Program Pascasarjana Universitas Indo-
merusak jaringan yang sehat. nesia, Jakarta.
KANKER PAYUDARA
H. Muchlis Ramli
I. Pendahuluan
Kan ker payudara merupakan kanker yang sangat Hal ini diperkirakan disebabkan semakin baik-
menakutkan kaum wanita; di samping kanker nya edukasi dan teknologi yang mempunyai dam-
mulut rahim. Masalah etiologi yang belum dike- pak luas dalam penemuan penyakit, semakin
tahui; masalah usaha-usaha pencegahan yang tingginya keadaan status sosial ekonomi yang
sukar untuk dilaksanakan serta perjalanan pe- mempunyai dampak pula terhadap perubahan
nyakit yang sukar cHduga dan apabila sudah dalam pola hidup {lifestyle).
keadaan lanjut penderita akan masuk dalam era
Di AS insiden kanker payudara 92 kasus baru/
penderitaan nyeri dan disability yang menakut-
100.000 penduduk wanita dengan mortalitasnya
kan menjelang akhir dari suatu kehidupannya.
27/100.000 yaitu ± 1 8 % dari angka kematian
Namun demikian usaha-usaha untiik pene- pada wanita. D i Indonesia insiden kanker payu-
muan dini (early detection) dapat dilakukan dara ini belum ada datanya, namun suatu data
dengan baik dengan mengikutsertakan masyara- pathological base registration mencatat bahwa
kat melalui penyuluhan-penyuluhan (health kanker payudara ini menduduki tempat kedua
edui:ation). Apabila ditemukan dalam stadium (15,8%) dari sepuluh kanker terbanyak setelah
dini dan mendapat terapi yang tepat dan adekuat kanker mulut rahim di tempat pertama. Diper-
maka bukan tidak mungkin kanker payudara kirakan pula insiden kanker payudara ini di
itu dapat disembuhkan. Kemajuan-kemajuan Indonesia semakin meningkat di masa yang akan
dalam penemuan dini yang dilengkapi dengan datang.
kemajuan terapi pada dekade-dekade akhir, baik
teknik operasi, radiasi, hormonal terapi dan ke- Distribusi menurut lokasi tumor
moterapi serta imunoterapi atau pun pelaksa- Berdasarkan penelitian (Haagensen) kanker payu-
naan kombinasi terapi dari modalitas terapi di dara lebih sering terjadi di kuadran lateral atas,
atas; yang didasarkan pada ketepatan penentuan kemudian sentral (subareolar). Payudara sebelah
staging dan pengenalan sifat-sifat biologis kan- kiri lebih sering terkena bila dibandingkan
ker yang baik; semakin membawa harapan baru dengan sebelah kanan (Gambar 1).
untuk penderita kanker payudara ini.
Distribusi menurut umur
II. Epidemiologi Berdasarkan umur, kanker payudara lebih sering
Insi<ien kanker payudara pada dekade terakhir ditemukan pada umur 40-49 tahun (dekade V )
ini memperlihatkan kecenderungan meningkat. sekitar 30% untuk kasus-kasus di Indonesia; di
T U M O R / O N K O L O G I • 3 2 3
A : 38,5%
B:14,2%
a. Adanya kecenderungan pada keluarga
C : 5,0% tertentu lebih banyak kanker payudara
D: 8,8%
E : 29,0% daripada keluarga lain.
Undeterminable 1,8%
b. Adanya chstribusi predileksi antar bangsa
atau suku bangsa.
Payudara kanan Payudara kiri
c. Pada kembar monozygote; terdapat kan-
1430 1532
ker yang sama.
d. Terdapat persamaan lateralitas kanker
buah dada pada keluarga dekat dari pen-
derita kanker buah dada.
e. Seorang dengan klinefelter akan menda-
pat kemungkinan 66 kali dari pria iior-
mal.
2. Pengaruh hormon; ini berdasarkan bahwa:
a. Kanker payudara umumnya pada wanita,
pada laki-laki kemungkinan ini sangat
rendah.
b. Pada usia di atas 35 tahun insidennya
jauh lebih tinggi
Dapat dicatat bahwa faktor etiologinya sampai Terutama makanan yang banyak mengan-
saat ini belum diketahui pasti, namun dapat di- dung lemak.
catat pula bahwa penyebab itu sangat mungkin Karsinogen: terdapat lebih dari 2000 karsino-
muhifaktorial yang saling mempengaruhi satu gen dalam lingkungan hidup kita.
sama lain, antara lain: 5. Radiasi daerah dada:
1. Konstitusi genetika Ini sudah lama diketahui, karena radiasi dapat
Ini berdasarkan: menyebabkan mutagen.
3 2 4 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
Parenkhim epitelial dibentuk oleh kurang nyusuri tepi lateral m. Pektoralis mayor
lebih 15-20 lobus, yang masing-masing mempu- untuk mendarahi bagian lateral payudara.
yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit ralis lalu menembus fasia tersebut dan
dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan masuk ke dalam m. Pektoralis mayor. Lalu
"the bloody angle". jalan ke medial bersama-sama dengan sis-
2. Vena tem perforantes menembus m. Interkos-
Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena: talis dan bermuara ke dalam kelenjar getah
Vena ini merupakan vena terbesar yang alir melalui trunkus limfatikus mammaria
mengalirkan darah dari payudara. Vena interna. Sebagian akan bermuara pada
ini bermuara pada v. Mammaria interna V. Kava, sebagian akan bermuara ke duk-
yang kemudian bermuara pada v. Innomi- tus Torasikus (untuk sisi kiri) dan duktus
limfatikus dekstra (untuk sisi kanan).
nata.
3) Pembuluh getah bening di daerah tepi
b. Cabang-cabang v. Aksilaris yang terdiri
medial kuadran medial bawah payudara.
dari v. Torako-akromialis, v. Torakalis
Pembuluh ini berjalan bersama-sama vasa
lateralis dan v. Torako-dorsalis.
epigastrika superior, menembus fasia rek-
c. Vena-vena kecil yang bermuara pada
tus dan masuk ke dalam m. Rektus abdo-
V. Interkostalis.
minis. Saluran ini bermuara ke dalam ke-
Vena interkostalis bermuara pada v. Ver-
lenjar getah bening preperikardial ante-
tebralis, kemudian bermuara pada v. Azy-
rior yang terletak di tepi atas diafragma di
gos (melalui vena-vena ini metastase dapat
atas ligamentum falsiforme. Kelenjar getah
langsung terjadi di paru).
bening ini juga menampung getah bening
Sistem limfatik payudara dari diafragma, ligamentum falsiforme dan
1) Pembuluh getah bening aksila: jar ini, limfe mengalir melalui trunkus
di bawah kulit dan fasia pada pusat jar ini. Seluruh kelenjar getah bening
Metastasis ke kelenjar getah bening aksila Bila metastasis karsinoma mamma telah
kontralateral. Jalan metastasis ke kelen- sampai ke kelenjar getah bening subkla-
jar getah bening kontralateral sampai vikula, ini berarti bahwa metastasis ting-
saat ini masih belum jelas. Bila metas- gal 3-4 cm dari grand central limfatik
tasis tersebut melalui saluran limfe kulit, terminus yang terletak dekat pertemuan
sebelum sampai ke aksila akan menge- V. Subklavia dan v. Jugularis interna.
nai payudara kontralateral lebih dulu. Bila sentinel nodes yang terletak di
Padahal pernah ditemukan kasus dengan sekitar grand central limfatik terminus
metastasis ke kelenjar getah bening telah terkena metastasis, dapat terjadi
aksila kontralateral tanpa metastasis ke stasis aliran limfe. Sehingga bisa terjadi
payudara kontralateral. Diduga jalan aliran membalik, menuju ke kelenjar
metastasis tersebut melalui deep lymphatic getah bening supraklavikula, dan terjadi
fascial plexus di bawah payudara kontra- metastasis ke kelenjar tersebut. Penye-
lateral, melalui kolateral limfatik. baran ini disebut sebagai penyebaran
tidak langsung. Dapat pula terjadi penye-
b. Metastasis ke kelenjar getah bening supra-
baran ke kelenjar supraklavikula secara
klavikula.
/ Kelenjar getali
bening subklavikula
Kelenjar getah
bening v. Aksilaris
bening sentral
kelenjar getah
kelenjar getah bening skapula
ining interpektoral
VI. Prosedur menegakkan diagnosis dengan batas yang irregular umumnya tanpa ada
rasa nyeri; tumbuh progresif cepat membesar
Untuk sampai kepada diagnosis kanker payu-
dan jika sudah lanjut akan ditemukan tanda-
dara diperlukan:
tanda yang tercantum dalam kriteria operabi-
A. Pemeriksaan fisik yang baik
litas Haagensen.
Hal ini meliputi:
1. Anamnesis yang lengkap: Anamnesis yang lain
- mengenai keluhan-keluhan Pengaruh siklus menstruasi terhadap keluhan
, - perjalanan penyakit tumor dan perubahan ukuran tumor; kawin atau
- keluhan tambahan tidak; jumlah anak, menyusui atau tidak; riwa-
- faktor-faktor risiko tinggi yat penyakit kanker dalam keluarga; obat-obatan
3 3 0 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
yan g pernah dipakai terutama yang bersifat hor- Jadi maksudnya hanya untuk lebih WAS-
monal; apakah pernah operasi payudara dan obs- P A D A , tidak untuk menakut-nakuti dan me-
tetiiginekologi. H a l berikut ini tergolong dalam nimbulkan kegelisahan pada orang-orang yang
faktor risiko tinggi kanker payudara yaitu mempunyai faktor ini. D i samping itu ada pula
keadaan-keadaan dimana kemungkinan seorang beberapa faktor risiko ini yang terutama bagi
wanita mendapat kanker payudara lebih tinggi yang mempunyai kelainan mammari displasia,
dari yang tidak mempunyai faktor tersebut yaitu: tidak kawin dan sebagainya. Dalam hal ini tidak
dianjurkan untuk memakai obat-obat pil K B
- t i m u r > 30 tahun
pada wanita-wanita dengan mammari displasia
- anak pertama lahir pada usia ibu > 35 tahun
(gross mammary dysplasia) atau pada wanita di
(2 kali)
atas 35 tahun.
- tidak kawin ( 2 - 4 kali)
Berdasarkan beberapa faktor risiko ini dan
- menarche < 12 tahun (1,7 - 3,4 kali)
melihat pula faktor yang ikut berperan pada
- menopause terlambat > 55 tahun (2,5 - 5 kali)
etiologi maka bukan tidak mungkin kanker
- pernah operasi tumor jinak payudara ( 3 - 5
payudara ini dapat pula dihindari (atau dicegah)
kali)
walaupun dalam arti yang terbatas. Tanda-tanda
- mendapat terapi hormonal yang lama (2,5 kali)
umum tentang nafsu makan dan penurunan berat
- adanya kanker payudara kontralateral ( 3 - 9
badan juga perlu ditanyakan.
kali)
- operasi ginekologi ( 3 - 4 kali)
Pemeriksaan fisik
- radiasi dada ( 2 - 3 kali)
- liwayat keluarga ( 2 - 3 kali) Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor
hormonal antara lain estrogen dan progesteron
Faktor risiko tinggi bukanlah faktor etiologi.
maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilaku-
Apa manfaat mengetahui faktor risiko ini? kan di saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin, yaitu setelah menstruasi lebih kurang
Dengan mengetahui adanya faktor risiko pada
satu minggu dari hari pertama menstruasi.
seseorang diharapkan agar ia lebih waspada ter-
Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan teliti,
hadap kelainan-kelainan yang ada pada payu-
ketepatan pemeriksaan untuk kanker payudara
dara, baik dengan rutin melakukan S A D A R I
secara klinis cukup tinggi.
maupun secara periodik memeriksakan kelainan
pajTidara atau tanpa kelainan kepada dokternya.
Teknik pemeriksaan
Dan bagi dokter perlu melakukan pemeriksaan
fisik yang baik dan legeartis dan melakukan Penderita diperiksa dengan badan bagian atas
pemeriksaan mammografi pada penderita dengan terbuka:
high risk faktor tersebut. 1. Posisi tegak (duduk).
T U M O R / O N K O L O G I • 3 3 1
Penderita duduk dengan tangan bebas ke areola dan di bawah papil). Payudara
samping, pemeriksa berdiri di depan dalam dibagi atas empat kuadran yaitu kua-
posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada dran lateral atas, lateral bawah, medial
inspeksi dilihat: simetri payudara kiri-kanan; atas dan bawah serta ditambah satu
kelainan papila; letak dan bentuknya; adakah daerah sentral.
retraksi puting susu; kelainan kulit, tanda- b. Ukuran tumor, konsistensi, batas-batas
tanda radang; peau d'orange, dimpling; ulse- tumor tegas atau tidak tegas.
rasi dan lain-lain. c. Mobilitas tumor terhadap kulit dan
2. Posisi berbaring. m. Pektoralis atau dinding dada.
atau keseimbangan hormonal. Pengobatan ke- baru selesai masa laktasi. Tumor ini berisi air stisu
lainan ini umumnya medikamentosa simptoma- yang mengental. Klinis tumor berbatas tegas,
tis. Namun pada beberapa keadaan diperlukan bulat dan kisteus.
operasi, yaitu apabila:
5. Mastitis
- meehkamentosa tidak menghilangkan keluhan
Ini adalah suatu infeksi pada kelenjar payudara,
nyerinya
yang biasanya terdapat pada wanita yang sedang
- liitemukan pada usia pertengahan sampai tua.
menyusui. Tanda radang lengkap ditemukan.
subkutan.
Jadi jika menemukan hal ini kecurigaan kepada
keganasan lebih besar.
4. Galaktokel
Ini bukan suatu kelainan neoplasma atau per- Kanker payudara
tumbuhan baru, tetapi suatu massa tumor kistik Ini adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan
yang timbul akibat tersumbatnya saluran atau jaringan payudara abnormal yang tidak meman-
duktus laktiferus pada ibu-ibu yang sedang atau dang jaringan sekitarnya tumbuh infiltratif dan
T U M O R / O N K O L O G I • 3 3 5
destruktif dan dapat bermetastase. T u m o r ini Semakin dini ditemukan dan ditangani dengan
tumbuh progresif, dan relatif cepat membesar. adekuat keberhasilan pengobatan atau penyem-
Pada stadium awal tidak ada keluhan sama buhan semakin besar.
sekali hanya seperti fibroadenoma atau fibro- Sebagai suatu patokan, kecurigaan keganasan pada
kistik disease yang kecil saja. Bentuk tidak ter- tumor payudara jika:
atur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, 1. Tumor payudara secara klinis tidak jelas suatu
konsistensi padat keras. tumor jinak. Dikenal diktuk motto Tam-
Pada stadium yang lebih lanjut dapat menim- bunan:
bulkan kelainan pada kulit berupa infiltrasi, Suatu tumor payudara dianggap ganas sam-
retraksi puting susu melekat pada kulit, seperti pai terbukti tidak.
kulit jeruk (peau de' orange), benjolan-benjolan 2. T u m o r payudara didapat pada wanita go-
kecil di kulit (satelit nodule) sampai dapat dijum- longan risiko tinggi.
pai ulserasi atau basah di atas tumor dan lain 3. Kista payudara yang cairannya berdarah.
sebagainya. Dapat bermetastase jauh ke paru- 4. Adanya nipple discharge baik sanguineus
paru, hepar dan tulang dan lain-lain dengan segala atau berdarah atau serous.
macam akibatnya sampai kepada yang fatal. 5. Jika pada mammogram terdapat bayangan
Walaupun kanker payudara ini adalah suatu batas tegas, bentuk stelata, mikrokalsifikasi,
tumor ganas; namun tidak perlu ditakuti tetapi bayangan indurasi stromal yang asimetris
perlu diwaspadai. Tidak perlu ditakuti karena dengan distorsi struktur arsitektur buah dada.
kanker payudara ini bukanlah suatu penyakit
yang tidak dapat disembuhkan, kanker payu-
VIII. Stadium Klinis
dara dapat disembuhkan jika ditemukan pada
stadium dini. Kanker payudara perlu diwaspa- Stadium
dai, karena dia mempunyai gejala-gejala dini dan Adalah mutlak untuk menentukan stadium pada
mempunyai faktor-faktor risiko yang dapat di- setiap proses keganasan, termasuk pada kanker
jadikan rambu-rambu uiituk lebih hati-hati. payudara ini. Berdasarkan stadium ini baru dite-
S t a d i u m IV: T apa saja N apa saja M1 - T u m o r buah dada yang telah mengadakan
metastasis jauh.
tap kan kebijakan pengobatan yang akan diam- aspiratnya. Ketepatan hasil F N A B cukup tinggi
bil. Penentuan stadium pada kanker payudara di tangan yang ahli (ahli sitopatologi) dan tepat
ini berdasarkan klasifikasi sistem T N M U I C C cara pengambilannya.
1982.
Klasifikasi Histopatologi:
Klasifikasi stadium berdasarkan T N M U I C C
ini dapat berubah dari tahun ke tahun. Saat ini Berdasarkan gambaran histopatologi kanker
sucah ada revisi T N M . Namun demikian per- payudara dapat diklasifikasikan berdasarkan kla-
Hanya dikerjakan untuk stadium I atau I I gesteron reseptor yang positif respons terapi
(3 cm; untuk yang lebih besar belum dikerjakan hormonal sampai 77%.
dan mempunyai prognosa yang lebih jelek dari 2. Hormonal terapi merupakan terapi utama
terapi radikal). Oleh karena itu penerapan cara pada stadium I V di samping kemoterapi;
ini memerlukan pertimbangan yang lebih jauh, karena kedua-duanya merupakan terapi sis-
antara lain: tematik.
1. Penentuan stadium harus betul-betul akurat. 3. Dibedakan tiga golongan penderita menurut
2. Tersedianya fasihtas terapi radiasi yang cukup; status menstruasi, yaitu:
karena pada Breast Conserving Treatment - premenopause;
ini antara operasinya dan radiasi merupakan - 1-5 tahun menopause;
satu kesatuan (satu paket). - post menopause;
3. Pendidikan masyarakat atau penderita yang Untuk premenopause terapi hormonal berupa
baik dan mau kontrol secara teratur. terapi ablasi yaitu bilateral oopharektomi.
4. D a n teknik diseksi aksila benar-benar diker- Untuk post menopause terapi hormonal
jakan dengan baik. Diseksi aksila di sini di- berupa pemberian obat anti estrogen.
kerjakan lebih sulit, karena otot-otot pekto- Untuk 1-5 tahun menopause, jenis terapi
ral tetap intake dan jaringan payudara sen- hormonal tergantung dari aktivitas efek estro-
diri masih ada yang menghambat pembu- - gen. Efek estrogen positif dilakukan terapi
kaan lapangan operasi aksila dengan baik. ablasi, efek estrogen negatif dilakukan pem-
berian obat-obatan anti estrogen.
D i samping jenis operasi di atas, ada pula
op(;rasi yang dinamakan operasi supra radikal Kemoterapi
Dahl Everson; yaitu mastektomi radikal dengan Terapi ini bersifat sistemik, bekerja pada tingkat
sekaligus melakukan diseksi mammaria interna sel. Terutama diberikan pada kanker payudara
dan supraklavikuler. Operasi ini sudah diting- yang sudah lanjut, bersifat paliatif; tetapi dapat
galkan karena mutilasi yang hebat tanpa me- pula diberikan pada kanker payudara yang sudah
nambah cure rate-nyz. dilakukan operasi mastektomi, bersifat terapi
ajuvant. Biasanya diberikan terapi kombinasi
Hormonal terapi
C M F . ( C : Cyclophosphamide = endoxan; M :
1. Dari pemberian terapi hormonal ini adalah
methotrexate; F : 5 Fluorouracil).
kenyataan bahwa 30-40% kanker payudara
adalah hormon dependen. Terapi ini sema-
kin berkembang dengan ditemukannya estro-
XI. Prognosis kanker payudara
gen dan progesteron reseptor. Pada kanker Prognosis kanker payudara ditentukan oleh:
payudara dengan estrogen reseptor dan pro- 1. Staging ( T N M )
T U M O R / O N K O L O G I • 3 3 9
Semakin dini semakin baik prognosisnya kasus dapat dijaring dan dalam stadium lebih
, H: 70-50%
, Kapan SADARI ini sebaiknya dilakukan?
m: 20-11%
' Sebaiknya dikerjakan setelah menstruasi, yaitu
i IV: 0%
hari ke 7-10 dari hari menstruasi pertama;
t
Untuk stadium 0 (in situ) 96,2% karena saat ini pengaruh hormonal estrogen pro-
2. Jenis histopatologi keganasan gresteron sangat rendah dan jaringan kelenjar
Karsinoma in situ —> mempunyai progno- payudara saat itu dalam keadaan tidak edema
sis yang baik diban- atau tidak membengkak sehingga lebih mudah
dingkan dengan kar- meraba adanya tumor atau kelainan. Dilakukan
sinoma yang sudah waktu mandi atau waktu lain di depan cermin.
invasif. American Cancer Society dalam proyek Breast
Cancer Screening menganjurkan untuk menda-
Suatu kanker payudara yang disertai oleh
patkan kasus dini pada asymptomatic woman;
gambaran peradangan dinamakan mastitis karsi-
(wanita yang tidak ada keluhan) agar melakukan
nomatosa, ini mempunyai prognosis yang sangat
upaya sebagai berikut:
buruk. Harapan hidup 2 tahun hanya ± 5%.
Tepat tidaknya tindakan terapi yang diambil 1. Wanita > 20 tahun; melakukan S A D A R I
Kanker payudara tergolong pada keganasan yang 4. Wanita 35-40 tahun; dilakukan base line
dapat didiagnosis secara dini. Usaha untuk ini mammografi
adalah melakukan S A D A R I (Periksa Payudara 5. Wanita < 50 tahun; konsul ke dokter untuk
Sendiri). kepentingan mammografi
Ternyata dari penelitian bahwa lebih kurang 6. Wanita > 50 tahun; setiap tahun mammo-
85% adanya tumor payudara, diketahui oleh pen- grafi kalau bisa
derita lebih dahulu atau ditemukan oleh pen-
derita. Dengan demikian sangat besar artinya Wanita dengan riwayat keluarga {+); memer-
jika S A D A R I ini lebih digalakkan terhadap lukan pemeriksaan fisik oleh dokter lebih sering
kaum ibu terutama yang berusia di atas 30 tahun dan pemeriksaan mammografi rutin atau perio-
(cancer age), diharapkan akan lebih banyak dik sebelum umur 50 tahun.
3 4 0 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
1. Berdiri di depan cermin dengan badan bagian ker payudara bukanlah penyakit yang tidak
Puting susu : dihhat sama besar kira 85% tumor payudara ditemukan oleh
atau tidak.
Pemeriksaan mammografi sebenarnya dapat
Lengan di atas kepala : seperti tangan di
dipergunakan untuk mencari kasus-kasus dini;
bawah. Kadang-
dengan melakukan mass screening. Dengan mam-
kadang dalam
mografi dapat dideteksi lesi-lesi yang kecil 2-4
gerakan lengan ke
mm yang secara klinis tidak bisa diketahui.
atas dapat dilihat
Namun pemeriksaan lesi untuk suatu mass scree-
bayangan tumor di
ning memerlukan biaya yang besar dibanding-
bawah kulit ikut
kan dengan hasil yang didapat. D i A S pun sudah
bergerak.
ditinggalkan. Oleh karena itu mammografi di-
2. Berbaring anjurkan pada wanita yang mempunyai faktor
Sebaiknya bagian payudara yang diperiksa risiko tinggi; untuk menemukan lesi-lesi atau
misalnya kanan; bahu kanan diganjal sedikit tumor yang kecil.
dengan bantal agar semua payudara jatuh
rata di atas lapangan dada. Demikian juga Pencegahan
untuk yang sebelahnya. Dengan jari-jari I I - I V Kanker payudara sebenarnya sukar dilakukan.
bagian tengah dan kaudal dilakukan pera- Namun dengan mengetahui adanya faktor risiko
baan seluruh payudara secara sistematis; dari tinggi; bukan tidak mungkin kanker payudara
atas ke bawah dari pusat (papila) ke tepi. Jika itu untuk diusahakan pencegahannya dalam arti
meraba adanya tumor atau kelainan, sece- yang terbatas.
patnya berkonsultasi ke dokter. Untuk
wanita di atas 40 tahun dianjurkan untuk
tidak lupa memeriksakan ini setiap bulan.
Breast Diagnosis and Treatment. Little Kanker Payudara kepada Masyarakat. Suatu
T U M O R DAERAH LEHER
( S e h u b u n g a n d e n g a n Embryonic Remnant)
H. Muchlis Ramli
P E N D A H U L U A N Terapi
Dalam proses pertumbuhan dapat terjadi kega- Operasi ekstirpasi, tract diikuti sampai di bawah
galan sehingga menimbulkan kelainan kongeni- OS. Hioid dengan memotong os. Hioid.
tal ataupun terdapat sisa embrional dari proses
per:umbuhan tersebut. 2. K i s t a b r o n k i o g e n i k
l^ada bab ini akan dibicarakan kelainan
Ditemukan juga pada usia 2-7 tahun dan dapat
berapa turnor yang terjadi dari sisa-sisa embrio-
pada orang dewasa.
nal, yaitu:
1. Kista duktus tiroglosus" Patogenesis
2. Kista bronkiogenik. Oleh karena kegagalan pertumbuhan normal
dari celah insang I dan I I , akan menimbulkan
1. Kista dulttus tiroglosus sisa sepanjang bagian anterior m. Sternokleido-
mastoideus.
Patogenesis
Hal ini dapat berupa sisa tulang rawan, kista
Terjadi akibat penutupan atau proses obliterasi atau sinus atau kombinasi ketiganya.
yang tidak komplit dari jalan turun kelenjar Klinis penampilannya berupa kista yang
tiroid dari foramen sekum hingga daerah pre- terdapat unilateral dengan lokasi anterior dari
laringeal setinggi krikotiroid. m. Sternokleidomastoideus. Bentuk bulat lon-
IDijumpai terutama pada usia 2-7 tahun, dapat jong yang terkadang dapat diikuti sampai daerah
pula ditemukan pada orang dewasa. setinggi orofaring. Kadang-kadang disertai infeksi.
IDitemukan di garis tengah, umumnya kranial
dar: kelenjar tiroid hingga daerah dasar lidah. Histopatologi
Apabila terdapat hubungan dengan rongga Terdiri dari epitel berlapis gepeng dan epitel
mu ut maka dapat disertai oleh infeksi. kolumnar berisiko dan ditemukan unsur-unsur
!)ecara klinis sering ditemukan adanya tract tulang rawan yang merupakan kunci diagnostik
dan kista hingga ke hyoid bone. kelainan ini. Dapat pula ditemukan unsur lim-
foid di bawah epitel yang membentuk folikel.
Histopatologi
- berisi unsur seperti koloid. Terapi
- epitel skuamous atau kolumnar berisiko. Operasi: ekstirpasi kista.
T U M O R / O N K O L O G I • 3 4 3
3. Kistik: yang merupakan higroma yang Tumors of the Head Neck in Children.
Secara klinis Higroma kistika akan memberi- 3. Gross C . R . : The Surgery of Infancy and
kan massa yang lunak, fluktuasi dan lobulated Childhood. Saunders 62.
K A R S I N O M A TIROID
D. Tjindarbumi
tiroid yang dilaksanakan di Rumah Sakit D r . tak dkk(6) di Jakarta menemukan 18,3% kega-
Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran nasan pada 60 kasus dengan tonjolan tunggal
Universitas Indonesia di Jakarta yang disesuai- pada tiroid pada tahun 1982, dan Tjindarbumi
kan dengan kondisi dan fasilitas yang ada ber- dkk(7) menemukan-10,7% keganasan dari 964
dasarkan pengalaman dan perkembangan Ilmu tumor tiroid selama 5 tahun (1980 s/d 1984) di
Bedah Onkologi di Rumah Sakit D r . Cipto Rumah Sakit D r . Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Maagunkusumo atau Fakultas Kedokteran Uni- Bila dibandingkan angka yang didapatkan
versitas Indonesia sejak semua kasus keganasan oleh penuhs luar negeri seperti Hirabayashi(8)
tire id dikelola oleh satu subbagian. (1960) dengan angka 6,6%, Winship(9) (1971)
dengan angka yang berkisar antara 3,6% — 17,1%
embryonic thyroid yang ketinggalan pada waktu trakeal dan dinding trakea serta mediasti-
migrasi jaringan ini ke bagian anterior di hipo- num.
faring.
pool atas lobus lateralis, hal ini dapat mencede- - adenokarsinoma folikuler
Sel-sel ini bervariasi dalam ukuran, bentuk sentase keganasan pada kista ini belum pernah
dan inti. Banyak ditemukan mitosis. Penyebaran didapatkan pada sample kami.
melalui sistem kelenjar getali bening dan ber- Clark (12) mengemukakan bahwa angka ini
metastasis jauh. sangat rendah. Keuntungan dari pemeriksaan ini
ialah kista dapat dideteksi dengan penampang
C. Karsinoma meduler
1-2 mm.
Sering ditemukan pada penderita usia tua (50-60
tahun). Kami sendiri menemukan satu kasus ber- 2 . Scanning tiroid
usia 27 tahun. Karsinoma berasal dari sel C atau Dasar pemeriksaan ini adalah uptake dan distri-
parafolikuler kelenjar gondok yang banyak me- busi Yodium radioaktif dalam kelenjar gondok.
ngandung amiloid, yang merupakan sifat khas- Pemeriksaan- ini dimulai oleh Cassen dkk(12)
nya, di samping itu tumor ini mengeluarkan kal- tahun 1951. Yang dapat dihhat dari pemeriksaan
sitonin, A C T H , prostaglandin dan histamin. Sel ini adalah bentuk, besar dan letak kelenjar tiroid
C disebut juga sel A P U D (amine precursor up serta distribusi dalam kelenjar. Juga dapat di-
take and decarboxylation cell) sehingga tipe ini ukur uptake iodiumnya dalam waktu 3, 12, 24
disebut pula A P U D O M A . Disebut juga karsi- dan 48 jam.
noma solidum karena jenis ini sangat keras Penelitian Asmara dari Jakarta tahun 1977
seperti batu. Sering didapatkan bersamaan dengan dengan 124 kasus yang dilakukan scanning di
penyakit atau golongan hormonal lainnya seperti Rumah Sakit D r . Cipto Mangunkusumo, yaitu
adenoma paratiroid, feokromositoma. Tipe ini 22 kasus menunjukkan karsinoma pada cold
bersifat familial dan herediter. Penyebaran me- nodule dan dari 24 kasus karsinoma yang dike-
lalui sistem getah bening. temukan tidak ada yang menunjukkan hot nodule.
Kesimpulan yang dapat diambil ialah mini-
D. Tumor-tumor ganas lainnya:
mal 1/6 (15%) kasus dengan cold nodule pada
- sarkoma
nodul soliter tiroid menunjukkan keganasan.
- limfoma
Penulis luar negeri lain seperti Katz(9) (1976)
- karsinoma epidermoid
menemukan 22,2% keganasan dari cold nodule
- metastasis
pada kelenjar soliter tiroid.
- teratoma malignum
Kelemahan pada penggunaan scanning tiroid
l ialah hasilnya kurang dapat dipercaya pada nodul
Cara pemeriksaan untuk membe- yang lebih kecil dari 2 cm.
dakan neoplasma dari kelainan lain
3 . Fine nodule aspiration biopsy (FNAB)
1. Ultrasonografi
Merupakan tindakan yang mudah dan aman
Pemeriksaan ini dapat membedakan kista terha-
hanya harus diperiksa oleh seorang sitolog yang
dap kelainan lainnya pada kelenjar gondok. Per-
3 4 8 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
berpengalaman. D i tangan seorang ahli, hasil Pemberian supresi ini tidak dianjurkan pada
ketepatan F N A B ciapat mencapai 75-95%. penderita yang sangat muda atau pun sangat tua,
karena pada penderita-penderita seperti ini insi-
4. E'iopsi
den keganasan tiroid pada nodul tunggal tiroid
Yang terbaik adalah pemeriksaan secara biopsi
memang tinggi, sebaiknya lebih cepat diope-
dengan atau tanpa potong beku. Dengan cara ini
rasi.
dapat dilihat secara makroskopis saja bagian mana
dari nodul yang dikeluarkan itu sudah menga-
Penentuan stadium Iclinik
1am:. perubahan struktur, sehingga ahli patologi
(Clinico-pathological staging)
dapat diarahkan untuk pemeriksaan bagian yang
mencurigakan keganasan. I. A . Unilateral
Thomas (12) menemukan 30% dari empat Tib: Tumor 1-4 cm — multifokal
nodul tunggal tiroid memberikan respons baik. N: Kelenjar getah bening regional
T U M O R / O N K O L O G I • 3 4 9
li
No: Kelenj ar getah bening regional tidak teraba B. Untuk keganasan yang mengenai kelenjar
Nl: N l a : metastasis kelenjar getah bening leher gondok dengan kecurigaan metastasis pada
ipsilateral kelenjar getah bening leher.
N i b : metastasis leher bilateral atau midline 1. Keganasan terbatas pada satu lobus dan
j atau leher kontralateral atau mediasti- pembesaran kelenjar getah bening leher
A . Untuk keganasan yang mengenai satu lobus 4. Bila keganasan mengenai kedua lobus dan
dimana tidak ada fasilitas potong beku, ada pembesaran kelenjar getah bening
isthmolobektomi cukup. Jaringan dapat di- leher bilateral, dalam hal ini dilakukan
kirim ke Lembaga Patologi terdekat. Bila biopsi kelenjar getah bening leher bila-
hasil menunjukkan adanya tumor multisen- teral. Bila satu sisi positif metastasis dari
trik; karsinoma dengan bagian-bagian ana- karsinoma tiroid dilakukan total tiroi-
plastik atau pinggir sayatan masih ada sisa dektomi dengan deseksi radikal kelenjar
tumor, tiroidektomi total dapat saja dila- getah bening pada sisi yang bersangkutan.
kukan di kemudian hari. Bila ada fasilitas Bila kedua sisi kelenjar getah bening leher
pemeriksaan potong beku ini dapat dilaku- positif dengan metastasis karsinoma tiroid
kan dalam satu tahap. dilakukan tiroidektomi total dengan
3 5 0 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
deseksi radikal kelenjar getah bening leher setelah dibuat sediaan patologi secara para-
bilateral satu tahap atau dua tahap. fin. Bila tumor telah menembus dinchng kista
C. Dalam hal sudah terdapat metastasis jauh maka keadaannya sudah menjadi karsinoma
(tulang atau paru-paru) bila teknik masih tiroid folikuler; tindakan definitif adalah
memungkinkan dilakukan tiroidektomi total tiroidektomi total. Tapi sementara itu telah
Hasilnya belum memuaskan. Kami sendiri folikuler: tindakan definitif adalah tiroidek-
baru menemukan tiga kasus yang menga- tomi total. Tetapi sementara itu telah dila-
lami partial remisi dari 24 kasus dengan kukan tindakan yang adekuat.
pemberian kemoterapi kombinasi dengan
Adriamycin + Oncovin. Prognosis:
D . Hormonal
Prognosis bergantung pada:
Digunakan sebagai terapi suplemen atau su- - tipe histopatologi
presi terutama untuk tipe papiler atau cam-
- stadium klinik patologi
puran papiler-folikuler, juga unttik mengobati
- lamanya penyakit hingga terdiagnosa dan
hipotiroidisme pada tipe yang lain. Prinsip
diberikan pengobatan
cara pengobatan ini adalah menekan stimu-
- usia penderita
lasi dari hormon T S H yang dapat merang-
D i antara tipe karsinoma tiroid, maka tipe
sang sekresi hormon sel kelenjar gondok
karsinoma papiler mempunyai prognosa yang
tiroksin yang pada gilirannya dapat merang-
terbaik. • .
sang pertumbuhan karsinoma yang ada pada
Russel dkk. berdasarkan penyelidikannya me-
kelenjar tiroid.
nemukan survival rate 10 tahun:
Preparat yang digunakan adalah trijodotiro-
- 60% untuk karsinoma folikuler
nin atau tiroksin. Crile mengatakan bahwa
- 74% untuk karsinoma papiler
pemberian dessicated thyroid dapat mengon-
trol pertumbuhan karsinoma papiler. - 82% untuk karsinoma tipe campuran
E . Jika hasil pemeriksaan potong beku menun- McKenzie, Crile menemukan prognosa lebih
jukkan kista folikuler tiroid maka lobus baik pada usia di bawah 40 tahun daripada usia
tiroid yang bersangkutan diangkat seluruh- lebih tua terutama untuk tipe papiler.
nya bersama dengan sinus tiroid.
Kesimpulan
I s m u lobektomi
Hal ini dianjurkan oleh karena pada peme- Penanganan karsinoma tiroid hendaknya dilak-
riksaan patologi potong beku sangat sulit sanakan secara terpadu, dengan melakukan anam-
untuk menentukan apakah tumor telah me- nesis yang baik, pemeriksaan klinis yang teliti,
nembus dinding kista atau belum, keadaan pemeriksaan stadium klinik dan klasifikasi his-
yang sebenarnya hanya dapat dilihat setelah topatologik yang benar dan akhirnya pemilihan
dibuat sediaan patologi secara parafin. Bila cara pengobatan yang tepat.
tumor telah menembus dinding kista maka Prognosa ketahanan hidup (survival) dan
keadaannya sudah menjadi karsinoma tiroid harapan hidup (expectancy of life) tergantung
3 5 2 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
Head & Neck Surgery, Bagian Ilmu Bedah roid cancer. A report of 102 cases analyzed
K A R S I N O M A R O N G G A MULUT
sering ditemukan penderita yang datang pada mempunyai insiden yang lebih tinggi. H a l ini
stadium yang sudah tidak dini lagi, di mana pen- sering dihubungkan dengan kebiasaan setempat
derita datang dengan keluhan yang sudah sering seperti merokok, mengunyah sirih dan temba-
kurangnya pengertian atau pengetahuan pende- Gupta dkk (1980) mendapatkan insiden di
karena kurangnya atau tidak adanya fasilitas D i India dan Srilanka angka kematian karena
Rumah Sakit untuk diagnosis dan tindakan. Hal- kanker adalah 30% dari kematian karena kanker
hal inilah yang memperburuk prognosis dari rongga mulut dan dari angka ini 30-40% dise-
penyakit ini. Untuk mengatasi ini perlu adanya babkan karena residif lokal dan regional.
peningkatan pengetahuan tenaga medis dan para-
medis serta kesadaran dan pengertian dari pen- E T I O L O G I dan P R E D I S P O S I S I
derita terhadap penyakitnya dan tentu saja pe- Penyebab karsinoma rongga mulut seperti ke-
ningkatan fasilitas lainnya. ganasan lainnya sampai sekarang belum dike-
tahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga sebagai faktor predisposisi terjadi-
P A T O L O G I
nya kanker rongga mulut.
Kanker rongga mulut 90-97% adalah karsinoma Pada daerah yang insidennya tinggi setelah
sel skuamosa, 2-3% adalah adenokarsinoma dan diselidiki ternyata ada hubungan antara tinggi-
lain-lain 1%. Untuk grading dipakai klasifikasi nya insiden dengan kebiasaan setempat.
Broders. Wynder dkk (1957), Vogler dkk (1962) mem-
bagi faktor predisposisi menjadi dua faktor yaitu
ekstrinsik dan faktor intrinsik.
E P I D E M I O L O G I
Faktor ekstrinsik antara lain merokok, minum
Keganasan rongga mulut untuk daerah yang ber- alkohol, mengunyah sirih atau tembakau, sinar
beda, insidennya juga berbeda. matahari, kebersihan mulut dan lain-lain.
3 5 4 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
nieotine yang konservasinya bertambah 30- yang ada. Oleh karena gejala dini tidak me-
40% bila nitrat dalam liur bercampur lang- nimbulkan keluhan dan tidak semua tenaga
karena iritasi dan mulut kotor. Nyeri ini disebabkan oleh infiltrasi dan
3. Alkohol dan Sirosis Hepatis. ulserasi yang akan menetap bila terkena
Mc Qarrie mengatakan 90% peminum dan atau menginfiltrasi saraf dan menjalar ke
il Terutama bila yang terkena dasar lidah dengan Toluidine Blue 1% berguna untuk
dan derajat diferensiasi sel tumor Waldron (1970) dan diseksi leher radikal atau modifikasi di-
mempunyai prognosis paling buruk dan karsi- Eksisi luas dilakukan 2-4 cm dari batas tumor
noma lidah adalah yang kedua. yang chtentukan dengan pemeriksaan potong
secara mikroskopis ke kelenjar getah bening Indikasi diseksi leher radikal adalah bila
merupakan faktor yang paling penting untuk kelenjar getah bening leher secara mikros-
menentukan prognosis. kopis positif dan masih mobile.
Sebagian besar penulis mengatakan bahwa 2. Radioterapi
five years survival penderita karsinoma rongga
Terapi radiasi pada T l dan T 2 memberikan
mulut adalah 42 sampai 65%.
hasil yang hampir sama dengan terapi pem-
Marchetta dkk mengatakan bila tumor lebih bedahan.
kecil dari 2 cm dan belum ada tanda-tanda me-
Karsinoma yang berdiferensiasi buruk mem-
tastasis maka 64-75% akan mencapai five years
berikan respons radioterapi lebih baik dari-
survival setelah dilakukan eksisi luas dan 25%
pada karsinoma yang berdiferensiasi baik.
akan mengalami residif.
Dosis 5000-6000 rad tmtuk tumor yang
sudah inoperable.
P E N G O B A T A N 3. Kemoterapi
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan kan sebagai terapi paliatif untuk kasus yang
lanjut atau diberikan sebagai terapi adjuvant
tumor, mempertahankan fungsi fisiologis dan
setelah terapi operasi.
kosmetik sedapat mungkin.
Pemilihan jenis pengobatan tergantung pada Kemoterapi kombinasi yang sering diguna-
survival dan penderita biasanya meninggal cinoma of the tongue the Montreal General
faat untuk mematikan sel tumor yang tersisa 5. R A M L I . M . , Karsinoma Rongga Mulut.
pada tempat operasi atau mengontrol metas- Kuliah staf Bagian Ilmu Bedah F K U I Juli
tasis tumor di kelenjar getah bening leher. 1985.
1. A L B A R . Z . A , S I H O M B I N G . B , Penatalaksa- 7. S C H O L L . P . B Y E R S . R . M . E T A L , Microsco-
naan Karsinoma Rongga Mulut di R S Cipto pic cut through of cancer in the surgery
Mangunkusumo, th 1986-1988. Pertemuan treatment of squamous carcinoma of the
Ilmiah Tahunan V I Perhimpunan Ahli tongue Am.J.Surg 1986, 152 .354-60.
T U M O R / O N K O L O G I • 3 5 9
T U M O R KELENJAR LUDAH
TogarM. Simanjuntak
Kelenjar ludah adalah kelenjar tubuloasiner. kelenjar ini menjadi lobus superfisial dan pro-
Secara embriologis kelenjar berasal dari lapisan funda. Sebenarnya pembagian lobus ini sifatnya
germinal ektodermal dan lapisan germinal endo- sebagai lobus imaginer saja karena secara anato-
dermal. Kelenjar ludah dapat dibagi dalam dua mis tidak ada batas yang tegas antara lobus pro-
golongan: funda dan lobus superfisial.
1. Kelenjar ludah besar (major) yang terdiri Saraf fasialis setelah keluar dari foramen stylo-
dari tiga pasang kelenjar; kelenjar ludah paro- mastoideus (disebut trunkus saraf fasialis) berca-
tis, submandibuler dan sublingual. bang dua: temporo zygomaticus dan cervico-
2. Kelenjar ludah kecil (minor). Kelenjar- acial.
kelenjar ini jumlahnya banyak dan ukuran- Dari kedua cabang ini terbentuk lima cabang
nya kecil-kecil. Kelenjar ludah minor menem- lain yaitu cabang-cabang: temporal, zygomati-
pati mukosa pipi (buccal) dan mukosa faring. cus, buccal, mandibular dan cervical.
Pada operasi-operasi tumor jinak parotis pe-
Yang terpenting dalam Ilmu Bedah dari semua
nyelamatan saraf ini penting karena putusnya
kelenjar ludah di atas adalah kelenjar ludah paro-
salah satu cabang mengakibatkan kelumpuhan
tis karena kelainan terbanyak ditemukan pada
otot wajah yang bersangkutan. Pengenalan
kelenjar ini. Pembicaraan akan lebih ditekankan
cabang-cabang saraf fasialis pada operasi harus
pada kelenjar tersebut.
dilakukan.
masseter dengan batas atas pada zygomaticus, penderita datang dengan benjolan/pembengkakan
bagian bawah dibatasi otot digastrikus, bagian pada parotis. Tidak semua kelainan ini bersifat
belakang dibatasi liang telinga dan bagian depan neoplastik meskipun berupa benjolan/pembeng-
Kelenjar parotis bermuara pada pipi melalui Beberapa kelainan ini antara lain:
duktus Stenson yang keluar kira-kira di daerah 1. Kista retensi kelenjar ludah
molar ke dua rahang atas. Kelenjar parotis di- Bila ada batu penyumbatnya disebut sialo-
tembus oleh saraf fasialis dan membagi dua lithiasis. Kadang-kadang kista tidak disertai
3 6 0 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
batu. Peradangan kelenjar-ludah saja disebut - pleomorfik: mixed tumor (tumor cam-
sialodenitis. Kista retensi ludah ada yang pur)
dapat mengecil dan membesar, ada yang rela- 2. T u m o r mucoepidermoid
tif menetap atau bertambah besar. 3. T u m o r sel asinik
2. Radang 4. Karsinoma:
Penyakit Miculicz: kelainan sistemik yang - adenoid cystic carcinoma
disertai dengan pembesaran parotis, xeros- - mucoepidermoid carcinoma
tomia dan keratoconjungtivitis sicca. Bila di- - adenocarcinoma
sertai dengan arthritis' disebut syndroma - undifferentiated carcinoma
Sjogren. - malignant mixed tumor
3. Lymphadenitis di regio parotis. B. T u m o r non epithelial
2. Gross anatomi: tumor berkapsul, berwarna Tumor jinak dari lobus profunda diangkat
putih dan padat. setelah terlebih dahulu mengangkat lobus super-
3. Patologi: tumor tidak berkapsul asli, menge- fisialis (parotidektomi totalis).
sankan berasal dari campuran adenoma dan
jaringan miksomatosa. D a n gambaran ini di- T u m o r Ganas Parotis
berikan nama: pleomorphic adenoma (tumor
Tumor ganas parotis atau kelenjar ludah lainnya
campur).
pada tingkat permulaan tidak mudah dibedakan
4. T u m o r campur mudah residif bila pengang-
dari benjolan yang bersifat benigna. Kadang-
katan inadekuat.
kadang hasil keganasan ini hanya dapat dike-
tahui pada saat pemeriksaan potong beku atau
Terapi pemeriksaan parafin.
Setiap benjolan pada parotis yang mencurigakan Beberapa tanda-tanda yang mencurigakan akan
neoplasma harus dioperasi. Pada operasi dilihat keganasan parotis antara lain: •
letak tumor, apakah dari lobus superfisialis atau - T u m o r keras dan berbatas tidak tegas
lobus profunda. Sebagian besar tumor parotis
- Parese atau paralise nervus fasialis
jinak berasal dari lobus superfisialis karena bagian
- Tumor yang ulseratif
ini volumenya jauh lebih besar daripada lobus
- T u m o r yang tumbuh cepat
profunda. Bila tumor berasal dari lobus super-
fisialis, saraf fasialis dikenali mulai dari trunkus - Tumor dengan pembesaran kelenjar getah
deseksi leher radikal (Radical Neck Dissection) sehingga luka menutup. Fistel liur yang tidak
dan parotidektomi totalis; dengan atau tanpa sembuh-sembuh sebaiknya dieksplorasi.
pengangkatan saraf fasialis. Radioterapi diberi- 2. Syndroma Frey.
kan bila tumor inoperabel atau tidak terangkat Penderita mengalami berkeringat di daerah
seluruhnya pada operasi. Pemberian kemote- operasi sewaktu makan. H a l ini disebabkan
rapi pada tumor ganas parotis lanjut hasilnya gangguan persarafan kulit karena regenerasi
ma>ih belum memuaskan. yang salah dari cabang saraf auriculotempo-
ralis yang terpotong. Keluhan biasanya tidak
P E N D A H U L U A N
KeLmjar getah bening termasuk dalam susunan D i samping itu bertugas pula untuk mem-
retilsuloendotel, yang tersebar di seluruh tubuh. bentuk sel-sel limfosit darah tepi.
Mempunyai fungsi penting berupa barier atau Kelainan yang dapat dijumpai pada kelen-
filter terhadap kuman-kuman atau bakteri-bakteri jar getah bening berupa pembesaran kelen-
yang masuk ke dalam badan dan barier pula jar itu dapat disebabkan oleh beberapa hal
untuk sel-sel tumor ganas (kanker). seperti:
T U M O R / O N K O L O G I • 3 6 3
- ada sakit gigi atau karies dentis atau di Indonesia adalah akibat tuberkulosa.
I infeksi stomatitis sering diikuti pembe- Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh
i saran kelenjar getah bening submandi- pembesaran kelenjar getah bening, padat atau
buler (limfadenitis submandibuler). keras, multipel dan dapat berkonglomerasi satu
3 6 4 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
sama lain. Dapat pula sudah terjadi perkejuan kan pada dua puncak golongan umur, yaitu pada
seluruh kelenjar, sehingga kelenjar itu melunak usia 20-40 tahun dan sesudah 50 tahun. Sedang-
seperti abses tetapi tidak nyeri seperti abses kan limfoma N o n Hodgkin pada umumnya pada
banal. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya usia tua dengan puncak di atas 60 tahun.
sukar sembuh oleh karena keluar sekret terus-
Gejala klinis.
menerus sehingga seperti fistula.
1. Pembengkakan kelenjar getah bening.
Limfadenitis tuberkulosa pada kelenjar getah
Pada Hodgkin 80% terdapat pada kelenjar
bening leher dapat terjadi sedemikian rupa; besar
getah bening leher, kelenjar ini tidak sakit,
dan konglomerasi sehingga leher penderita itu
multipel, bebas atas konglomerasi satu sama
disebut seperti bull neck.
lain.
Pada keadaan seperti ini kadang-kadang sukar
Pada N o n Hodgkin limfoma, dapat tum-
dibedakan dengan hmfoma malignum.
buh pada kelompok kelenjar getah bening
Limfadenitis tuberkulosa diagnosis ditegak-
lain ( G . l ) misalnya pada traktus digestivus
kan dengan pemeriksaan histopatologi, terutama
atau pada organ-organ parenkima.
yang tidak disertai oleh tuberkulosa paru.
2. Demam tipe pel Ebstein.
Pada gambaran histopatologi yang spesifik
3. Gatal-gatal.
adalah perkejuan dan sel datia Langhan.
4. Keringat malam.
5. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam
2. Neoplasma 6 bulan terakhir tanpa diketahui sebabnya.
6. Kurang nafsu makan.
a. Primer
7. Daya kerja menurun drastis.
Staiiium I V : Bila penyakit ditemukan difuse pada Peranan pembedahan pada penatalaksanaan lim-
satu organ atau lebih dengan atau foma malignum terutama hanya untuk diagnos-
tanpa terserangnya kelenjar getah tik (biopsi) dan laparotomi splenektomi bila ada
bening. inchkasi.
Pengobatan
b. N e o p l a s m a sekunder
I. Radiasi:
(metastasis).
- Untuk stadium I dan I I secara mantel
radikal. Metastasis dari suatu proses keganasan secara
limfogen pertama-tama akan mengenai kelenjar
- Untuk stadium I I I A / B secara total nodal
getah bening regioner sebelum sampai ke tempat-
radioterapi.
tempat lain yang lebih jauh. D a n keadaan ini
- Untuk stadium IIIB secara subtotal body
akan menyebabkan pembesaran kelenjar getah
irradiation.
bening tersebut.
- Untuk stadium I V secara total body irra-
Kelenjar getah bening yang mengandung me-
diation.
tastasis akan teraba lebih padat atau keras, tidak
II. Kemoterapi untuk stadium I I I dan I V .
nyeri, dapat digerakkan dan dapat multipel. Apa-
Untuk stadium I dan I I dapat pula diberi
bila sudah menembus kapsul maka akan lebih
kemoterapi preradiasi atau pasca radiasi.
terfiksir pada jaringan lunak sekitar dan dapat
Kemoterapi yang sering dipakai adalah kom-
terjadi konglomerasi satu sama lain. Kadang-
binasi:
kadang sukar dibedakan dengan limfadenitis
C O P untuk Limfoma N o n Hodgkin
tuberkulosa, secara klinis perabaan.
C: Cyclophosphamide 800 mg/m^ hari
Pada suatu proses keganasan misalnya karsi-
pertama
noma mamma atau karsinoma rongga mulut
O: Oncovin 1,4 mg/m^ i.v. hari per-
atau lidah atau yang lainnya, di samping meme-
tama riksa lesi primer untuk menentukan besar tumor
P: Prednison 60 mg/m^ hari 1 s/d 7 (T), juga selalu diperiksa kelenjar getah bening
lalu tapering off. regioner untuk melihat adakah pembesaran ke-
M O P P (untuk limfoma Hodgkin). lenjar getah bening tersebut (N) yang merupa-
M : Nitrogen mustard 6 mg/m^ hari kan metastasis limfogen.
ldan8 Sebaliknya apabila kita menemukan pembe-
O: Oncovin 1,4 mg/m^ hari 1 dan 8 saran kelenjar getah bening setelah infeksi di-
P: Prednison 60 mg/m^ hari 1 s/d 14 singkirkan maka pikirkan metastasis pada kelen-
P: Procarbazin 100 mg/m^ hari 1 s/d jar getah bening, dan cari tumor primernya atau
14. limfoma.
T U M O R / O N K O L O G I • 3 6 7
M E L A N O M A MALIGNUM
Muchlis Ramli, Didid Tjindarbumi, Evert DC Poetiray,
Zafiral Azdi Albar dan Idral Danuis
P E N D A H U L U A N
Melanoma maligna adalah tumor ganas kulit yang pucat daripada orang kulit berwarna dan
yang timbul dari sel melanosit yang berasal dari bagian yang terkena biasanya bagian yang ter-
sel-sel neural crest yang mengadakan migrasi ke kena paparan sinar matahari. Sebagian besar me-
kulit pada masa fetal. D i samping ke kulit migrasi lanoma timbul dari pre existing benign nevi oleh
ini lerjadi pula ke mata, susunan saraf pusat dan karena itu perlu memperhatikan setiap perubahan
dapat ke bagian lain dari tubuh. dari nevus tersebut.
Namun demikian hubungan antara pre existing Tidak ada perbedaan angka kejadian antara
benign nevi dengan melanoma belum jelas. wanita dan laki-laki.
Dari ketiga tumor ganas kulit yaitu basalioma
Sebagian kecil harus mempunyai faktor here-
dan Squamous sel karsinoma yang tergolong
diter yang disebut B K male syndrome.
non melanoma dan melanoma maligna sendiri,
golongan terakhir merupakan yang lebih jarang, Kecenderungan insiden melanoma ini sema-
seluruh keganasan kulit. Lebih sering ditemu- Seorang penderita atau dokter seharusnya
kan pada orang kulit putih terutama yang ber- waspada terhadap adanya perubahan-perubahan
mata biru, rambut putih atau merah dan kulit yang terjadi pada pre existing benign nevi.
T U M O R / O N K O L O G I • 3 6 9
Adanya perubahan warna, ukuran ketebalan exposure atau terpapar sinar matahari mau-
serta adanya rasa gatal atau perdarahan curiga pun tidak.
kepada suatu melanoma. 3. Nodular Lesions
Pada pemeriksaan suatu lesi melanoma akan Pertama tumbuh vertikal atau ke dalam,
memperlihatkan tepi dan permukaan yang ire- warnanya uniform blue black color dan tepi-
guler. Warnanya bervariasi dari hitam sampai nya tegas. Cepat membesar dan berulserasi.
abu-abu dan kadang-kadang kemerahan. Ada- Daerah kepala, leher dan badan merupakan
nya nodul di sekitarnya hati-hati dengan satelit. daerah yang sering terkena. D i sini pun war-
Pemeriksaan yang komplit meliputi peme- nanya dapat pula bervariasi kebiruan, abu-
riksaan kelenjar getah bening regional, dan usaha abu atau kemerahan. Pada tipe a melanotic
untuk mencari metastasis. warnanya agak putih.
Gambaran yang tipikal secara klinis dan his- 4. Acral Lentigenous Melanoma (ALM)
topatologis dari melanoma adalah: Lokasinya di telapak kaki, telapak tangan,
1. Lentigo Maligna Melanoma (LMM). jari kaki atau tangan di bawah kuku. D i sam-
ping itu dapat pula ditemukan di mukosa
Lesi ini tumbuh radial, menghasilkan warna
atau batas kulit mukosa.
berbeda, dan mengadakan invasi disertai ada-
nya indurasi atau nodul pada lesi tersebut. Diagnosis pasti:
Biasanya timbul di daerah muka dan gam- Dengan pemeriksaan histopatologis.
baran kulit seperti kulit yang sering terkena Untuk ini dilakukan eksisional biopsi dengan
matahari. Kelainan ini melebar atau meluas memperhitungkan tepi sayatan bebas tumor,
perlahan dengan adanya bagian yang menga- untuk sisi-sisi kecil atau insisional biopsi untuk
lami regresi. Warna bervariasi coklat, hitam yang sudah inoperable.
atau belang; warna merah atau abu-abu di
Pemeriksaan penunjang untuk mencari metas-
daerah yang mengalami regresi.
tasis perlu dilakukan:
2. Superficial Spreading Melanoma (SSM)
- toraks foto
Ini tipe yang paling sering yaitu 60-70% dari
- C T scan
semua seri.
laman invasi tumor sebagai berikut: 0,76-1,49 mm; metastasis ke kelenjar getah
Tingkat 3: mengisi papila dermis dan men- 1,50-3,99 mm; metastasis ke kelenjar getah
bagian bawah (dermis retiku- 1,50-2,25 mm; 5 years survival rate 69%
Melanoma maligna tingkat 1 tidak menimbul- (Data dari Modified from Balch dalam Malignant
kan anak sebar, begitu juga tingkat 2; jarang. Melanoma, Clinical Oncology; Philip Rubin, Chap-
Tingkat berikutnya 3, 4 dan 5 umumnya sudah ter 16).
menimbulkan anak sebar. Penentuan kedalaman
Berdasarkan sistem T N M dikenal pula penta-
ini penting untuk pertimbangan diseksi kelenjar
hapan klinis atau tingkat klinis sebagai berikut:
getah bening regioner.
T- Tumor primer
Ilreslow (1970) mengukur ketebalan invasi
tumor dengan mikrometer. Kedalaman invasi Pada saat sekarang tidak ada penta-
N4 Kelenjar getali bening juksta regional pT2 - T u m o r sampai ke pars retikularis der-
teraba membesar mis, tetapi belum menginvasinya (level
Nx Sarat-sarat minimal untuk menetap- III) dan/atau lebih dari 0,75-1,50 mm
kan keadaan kelenjar getah bening re- tebalnya.
gional dari juksta regional tidak leng- pT3 - Tumor sampai ke dalam pars retiku-
I kap. laris dermis (level IV) dan/atau lebih
dari 1,50-3,00 mm.
Catatan: Klasifikasi N 2 dan N 3 tidak dapat
pT4 •- Invasi tumor sampai ke jaringan lemak
ditentukan.
subkutan (level V) dan/atau lebih dari
Klasifikasi N4 tidak berlaku untuk tungkai
3,00 mm.
bawah; kelenjar getah bening kontralateral
pTx - Sarat-sarat minimal untuk menetap-
masuk M l .
kan tumor primer tidak terpenuhi.
M- Metastasis jauh.
pN - Kelenjar getah bening regional: tahap
Ml Terbukti ada metastasis jauh.
p N sesuai dengan N .
pM - Metastasis jauh: pM sesuai dengan M .
Pentahapan Pascabedah (post-
Catatan: Bila ada satelit atau metastasis intran-
surgical class)
sit, maka semua golongan dapat di-
Pentahapan pascabedah dari melanoma maligna
bagi sebagai berikut:
didasarkan atas dua kriteria histologik:
a. Satelit di lingkungan dekat atau
1. Menurut Breslow: ketebalan tumor, sesuai
daerah regional dari tumor pri-
dengan ukuran terpanjang dari diameter ver-
mer, di luar daerah aliran kelen-
tikal tumor dalam milimeter.
jar getah bening regional.
2. Menurut Clark: kedalaman infiltrasi tumor
b. Metastasis intransit terdapat di
ke lapisan-lapisan kulit, Clark's levels.
•daerah aliran kelenjar getah be-
Catatan: bila ada ketidak-cocokan antara ke-
ning dan tumor primer.
dua kriteria ini, maka p T diambil
Jl
yang terburuk ukurannya.
Pengobatan
pT Tumor primer.
pTis Hiperplasia atipik melanosit (tidak Pengobatan pilihan adalah eksisi luas.
ganas/Zei^e/ 1). Untuk T l minimal softy margin 3 cm di luar
pTo Tidak ada tanda-tanda tumor primer indurasi atau tepi tumor. Sebaiknya 5 cm ter-
•pTi Tumor invasi ke papilaris dermis (level utama ke arah kranial.
II) dan tidak lebih dari 0,75 m m tebal- Pada keadaan NiMo dilakukan eksisi luas dan
nya. diseksi kelenjar getah bening regioner tersebut.
3 7 2 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
Apabila tumor primer letaknya dekat dengan Intra Artrerial Infusion dilakukan pada lesi-
kelenjar getah bening regioner maka eksisi luas lesi di ekstremitas, pada ketebalan invasi level
dan diseksi kelenjar getah bening dilakukan III, IVdan V{> 1,5 mm).
secara en bloc dengan mengangkat kulit dan
jaringan lunak subkutis yang terletak di antara P R O G N O S I S
tumor dan kelenjar getah bening regioner.
Prognosis tergantung dari:
Adz yang melakukan diseksi kelenjar getah
- lokasi tumor
bening pada Breslow> 1,5 mm, ini masih kon-
- stadium klinis dan derajat invasi
troversi (Charles O . Sherman).
- jenis kelamin.
Tumor ganas mesenkim bukan berasal dari D i Indonesia SJL termasuk salah satu dari
tulang, jaringan parenkim atau viseral umum- sepuluh penyakit kanker terbanyak berdasar-
nya disebut Sarkoma Jaringan Lunak (SJL). Ke- kan Pathological Base Registration untuk kufun
ganasan ini dapat diketemukan pada semua ke- waktu tahun 1990 dan tahun 1991.
lompok umur dari bayi sampai orang dewasa
atau tua dan sampai saat ini masih merupakan
ETIOLOGI
masalah bagi Ahli Bedah. Meskipun dari ber-
Hingga kini masih sangat sedikit diketahui
bagai kepustakaan dilaporkan angka kejadian
mengenai faktor etiologi yang berhubungan
Sarkoma Jaringan Lunak hanya sekitar l % - 2 %
dengan sarkoma jaringan lunak. Hal-hal yang
dari seluruh keganasan, namun Sarkoma mem-
sering disebut terdapat hubungan dengan penya-
punyai perangai biologik yang spesifik, yaitu
kit ini adalah:
mempunyai kemampuan infiltrasi ke jaringan
1. Trauma: meskipun belum terbukti, tetapi
sekitarnya yang cepat dan sering menimbulkan
didapatkan hubungan antara terjadinya trau-
rekuren setelah tindakan pembedahan.
ma, luka bakar, fraktur dengan SJL.
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai 2. Zat-zat kimia: Vinilklorid, herbisides, klo-
perangai biologik Sarkoma Jaringan Lunak, ter- rofenol.
jadi perubahan-perubahan dalam penatalaksa- 3. Pasca Radioterapi: setelah pemberian peng-
naan sarkoma tersebut untuk 10 tahun terakhir obatan radioterapi didapatkan penyakit fibro-
ini. Dengan berlandaskan pola kerja yang "mul- sarkoma, osteosarkoma, malignant fibrous
tidisiplin", akan memberikan hasil meningkat- histiocytoma
nya angka interval bebas tumor dan mening- 4. Terpapar radium: osteosarkoma.
katnya angka survival. Asbestos: mesotelioma.
3 7 4 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
htas pengobatan, sistem pelaporan dan studi per- No Tidak terdapat metastasis ke kelenjar
bandingan dengan pusat-pusat pengobatan di getah bening
rumah sakit lain. Nl Terdapat metastasis ke kelenjar getah
Sistem yang dipakai adalah G(rade), T(umor), . bening.
N(odul) dan M(etastasis) yang dipergunakan oleh
Metastasis jauh (M)
U I C C (Union Internationale Contre de Cancer)
dan AJS (American Joint Committee for Cancer Mo Tidak terdapat metastasis jauh
secara klinis teraba, apakah mengandung sel-sel Stadium I V B : Setiap G Setiap Setiap
Pemeriksaan fisik yang cermat sangat penting Eksisi luas lokal: untuk G I dan tumor
untuk menentukan ekstensi tumor secara kli- masih terlokalisir.
nis dan ada tidaknya penyebaran atau metas- Eksisi luas radikal: untuk G 3 dan tumor
tasis jauh. Pembesaran tumor ke jaringan se- sudah menyebar regional/KGB.
kitarnya akan membentuk suatu kapsul yang Jika diperlukan dapat diberikan terapi
semu dan dikenal sebagai "pseudokapsul". kombinasi yaitu:
- Lfntuk menentukan grading, maka diperlu- - Pembedahan + Radioterapi/Kemo-
kan biopsi dari jaringan tumor. T u m o r > 3 terapi
cm dilakukan biopsi insisi dan pada < 3 cm Untuk mencegah adanya mikrometastasis
dapat dilakukan biopsi eksisional. Informasi - Pembedahan -i- Radiasi + Kemote-
dari jenis sarkoma dan derajat keganasan sangat rapi
penting untuk strategi pengobatan.
1.2. T u m o r yang inoperabel
- Radiasi -i- Kemoterapi
Pemeriksaan penunjang: 2. T u m o r Rekuren (kambuh)
Pemeriksaan yang dilakukan dapat memberikan Pembedahan yang tidak adekuat dan mani-
informasi ekstensi tumor dengan jaringan di pulasi tumor pada saat pembedahan merupa-
sekitarnya dan metastasis jauh. Pemeriksaan ter- kan penyebab timbulnya rekuren lokal.
sebut meliputi: Beberapa hal yang perlu diperhatikan ada-
- foto toraks lah:
- C T scan di sekitar tumor: melihat invasi - evaluasi kembali derajat keganasan dengan
jaringan dan destruksi tulang. melakukan biopsi insisional.
- Angiografi: jika terdapat tanda-tanda pene- - nilai kembali ekstensi tumor dalam mem-
kanan pembuluh darah. pertimbangkan re-eksisi tumor untuk
tujuan kuratif.
P E N G O B A T A N
P R O G N O S I S
1. Tumor Primer
l.l. Tumor yang resektabel Prognosis tergantung dari:
Dilakukan pembedahan radikal pada • Ukuran tumor ( < 5 cm vs > 5 cm).
tumor yang resektabel dengan syarat: • Lokasi tumor (proksimal vs distal).
- tumor dapat terangkat semua • Kedalaman tumor (dalam vs superfisial).
- batas sayatan, bebas sel tumor ganas. • Derajat keganasan ( G I vs G3).
Terdapat dua macam prosedur pembe- • Sel Nekrosis (dinilai pada pemeriksaan histo-
dahan yaitu: patologik).
T U M O R / O N K O L O G I • 3 7 7
Untuk mencapai angka ketahanan hidup (survi- 2. Shiu, M . H . and Haydu, S.I.: Management of
val rate) yang tinggi diperlukan: Soft Tissue Sarcomas. T p n . J. Clin. Oncol
• Kerja sama yang erat dengan disiplin lain. 18:135-142
• Diagnosa klinik yang tepat. 3. Giuliano, A . E . , Eilber, F . R . , Morton, Z . L . :
• Strategi pengobatan yang tepat, di mana The Management of Locally Recurrent Soft
masalah ini tergantung dari: Tissue Sarcoma. A n n Surgery 196: 86-91
• Evaluasi patologi anatomik pasca bedah. 4. Das Gupta, T . K . : General Principles of
• Evaluasi derajat keganasan. Treatment/Surgical Treatment in Tumors
• Perlu atau tidaknya terapi adjuvan (kemo- of the Soft Tissue.
terapi atau radioterapi). 5. Darwis, L et.al: Sarkoma Jaringan Lunak.
Dibacakan pada Muktamar Perhimpunan
T U M O R G A N A S KULIT
Evert.D. C.Poetiray
T U M O R G A N A S K U L I T
T u m o r ganas kulit dapat tumbuh dari setiap sedangkan Surjadi Gunawan M P H melaporkan
elemen kulit, sehingga banyak ragamnya. Data data dari 17 laboratorium P A seluruh Indonesia
Patologi Anatomi selama 5 tahun (1985-1989) tumor ganas kulit sebanyak 8% dan menempati
(1) menunjukkan tumor ganas kulit sebanyak urutan ketiga. D i Netherland (5) tumor ganas
6,8% dari seluruh tumor ganas, dengan urutan kulit + 25%, dan di Australia + 50% menempati
karsinoma sel skuamosa (42,9%), karsinoma sel urutan pertama di antara semua k ganasan. Pen-
basal (32,9%), melanoma maligna (10,7%), serta derita dengan kelainan pra-kanker kulit seperti
sisanya yaitu tumor ganas adneksa kulit (6,1%), "keratosis" antara lain kornu kutaneum, kera-
sarkoma jaringan lunak (3,4%), tumor ganas ja- tosis seniles dapat dianggap sebagai stadium per-
ringan hmfoid (1,9%), undifferentiated carcinoma mulaan dari karsinoma planoselulare, maupun
(1,1%) dan tumor ganas pembuluh darah (0,9), basalioma.
37» • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
A.tas dasar ini maupun dengan alasan kos- Tetapi kira-kira 2/3 penderita ras negro mende-
metik, maka sebaiknya kelainan ini di eksisi. rita melanoma pada bagian-bagian tubuh yang
Kelainan ini biasanya tumbuh pada kulit kepala, kurang berpigmen, seperti telapak kaki, volar
muka, punggung dan lain-lain. Tumor-tumor tangan dan lain-lain, ternyata pada ras Kaukasia
kulit jinak sering sangat mirip dengan tumor frekuensi melanoma mahgna pada tempat-tempat
kulit ganas, sehingga kadang-kadang sangat susah tersebut kurang dari 10%.
dibedakan makroskopis, maupun mikrokopis,
Pada koleksi kami (11) hampir semua lesi
misalnya kerato akantoma yang tumbuh cepat
melanoma maligna ditemukan pada telapak kaki.
mirip dengan karsinoma planoselulare; derma-
Kemungkinan penyebab-penyebabnya adalah
tofibroma, tumor jinak yang sering ditemukan,
kurangnya lapisan pigmen di bagian tersebut,
berupa benjolan-benjolan kecoklatan, keras ke-
trauma kronis karena jarangnya beralas kaki,
nyal dan tumbuh lambat, mirip melanoma
iritasi kronis oleh infeksi kronis, luka bakar
maigna. Juga papiloma sel basal (verruca sebor-
dengan jaringan parut luas. Selain faktor-faktor
rheica, verruca seniles). Yang mempunyai per-
penyebab di atas, faktor-faktor lain seperti ra-
mukaan kasar, agak menonjol, berpigmen, ter-
diasi sinar X , zat-zat kimia yang karsinogenik
utama pada badan, muka dan tangan orang yang
(ter, bensin, arsen), faktor familial dan hormo-
sudah berumur, dapat disalah tafsirkan sebagai
nal serta human papiloma virus (2). Gejala-
meknoma maligna.
gejala permulaan timbulnya perubahan atau dege-
Etiologi dari sebagian besar tumor kulit, khu- nerasi maligna pada kelainan kulit adalah: cepat
sus)iya tumor ganas kulit diperkirakan sinar membesar, perubahan warna, permukaan lesi
ultraviolet, yang sering dan lama menyinari menjadi kasar, rasa gatal dan nyeri yang meng-
bagian-bagian tubuh yang terbuka. Perubahan- ganggu, dan mudah berdarah, serta ulserasi.
perubahan kulit muka, kepala dan punggung
tangan ini teristimewa ditemukan pada nelayan,
pet m i dan pekerja luar lainnya, berupa keratosis Perangai Biologiii dan Prognosa
dan kin-lain kelainan pra-kanker kulit.
Sebab pertumbuhan yang lambat dari keba-
Para ahli memperkirakan, bahwa daya rege- nyakan tumor kulit, ditambah lagi bahwa Basa-
nerasi kerusakan D N A inti sel, terganggu oleh lioma yang tidak atau jarang menyebar jauh,
sinar ultraviolet (5). Selain itu aktivitas kega- maka prognosa sebagian besar tumor ganas kulit,
nasan melanosit dianggap secara langsung dirang- adalah B A I K . Akibatnya, hanya 1-2% dari angka
sang oleh radiasi ultraviolet. Frekuensi mela- kematian oleh kanker disebabkan oleh tumor
noma maligna yang relatif rendah pada ras negro ganas kulit di Netherland (5) dan di U S A (1977).
dan oriental jelas menunjukkan pengaruh per- Penyebaran oleh tumor ganas kulit umumnya
lindungan yang diberikan oleh pigmen kulit (10). terjadi lambat dan sering diremehkan. Padahal
T U M O R / O N K O L O G I • 3 7 9
di antaranya ada yang tumbuh sangat infihratif, - melakukan follow up yang ketat.
biarpun batas-batasnya secara makroskopis jelas, Bila ternyata K G B regional sudah inopera-
serta cenderung membentuk satelit tumor di ble, maka kita dapat menangg^langinya dengan
kulit sekelilingnya. Prognosa tumor ganas kulit radiasi dan atau kemoterapi.
ditentukan oleh ukuran tumor, dalamnya infil- 5. Kelainan-kelainan pra kanker sebaiknya di-
trasi, lokalisasi serta pengobatan primer tumor obati secara tepat dan teliti.
tersebut. 6. Cara-cara pengobatan lainnya seperti Cryo-
surgery, Chemo Surgery dari M O H S dapat
Prinsip pengobatan tumor ganas kulit:
dipakai untuk tumor-tumor kulit yang kecil,
1. Kita harus berusaha untuk mengenal tumor
hanya pemeriksaan P A dari pinggir sayatan
kulit sedini mungkin.
dengan cara-cara ini tidak dapat dilakukan.
2. Bila kita mencurigai adanya sifat ganas tumor Tetapi pemakaiannya dapat dipertimbang-
tersebut, maka perlu dilakukan biopsi dengan kan pada proses yang sangat difus, dimana
narkosa umum atau regional. Dianjurkan cara-cara pengobatan lain tidak mungkin di-
untuk tidak memakai bins lokal dengan cara pergunakan.
infiltrasi. 7. Mengenai kepekaan tumor-tumor kulit ter-
3. Bila keganasan tumor terbukti secara histo- hadap radioterapi, terdapat banyak salah
logik, maka dilakukan "Eksisi luas" dengan pengertian. Sering penyinaran dapat diberi-
mengangkat cukup banyak kulit sehat keli- kan pada tumor-tumor kuht yang relatif tidak
ling tumor, yang luasnya tergantung dari peka, seperti Basalioma, dengan hasil baik,
jenis tumor ganas kulit tersebut. Sesudah bila lokalisasi tumor memungkinkan pem-
pinggir dan dasar sayatan preparat tersebut berian radiasi dengan dosis tinggi dan/me-
oleh P A dinyatakan "bebas tumor", maka rata, tanpa merusak jaringan sehat dan vital
luka ditutup dengan Split Thickness Skin- (12).
graft/STSG. 8. Kemoterapi dengan sitostatika dapat diper-
gunakan dengan topikal (misalnya salp 5 F U )
4. Bila dicurigai penyebaran ke kelenjar getah
dan lokal (misalnya intra-anterial infusion
bening regional, kita lakukan biopsi kelenjar
dan "perfusi regional") atau sistemik, bila
yang dicurigai tersebut. Bila ternyata kelen-
tumor sangat diffus atau sudah ber metasta-
jar tersebut mengandung anak sebar tumor,
sis jauh.
maka kita lakukan "Diseksi K G B Regional"
secara total. Jika ternyata K G B tersebut Tumor-tumor ganas kulit yang paling sering
tidak mengandung anak sebar tumor, maka ditemukan adalah:
kita dapat memilih antara dua alternatif, yaitu: • B A S A L I O M A (Basal cell cancer, tumor sel
- melakukan "diseksi elektif", atau basal), biasanya mulai tumbuh sebagai ben-
3 8 0 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
jolan yang transparan, kadang dengan pinggir ngainya. Sering kita temukan metastasis
yang seperti mutiara. Bagian sentral benjolan dalam kelenjar limfe yang besar, atau
tersebut lalu mencekung dan halus, seakan- organ tubuh lain. Secara hematogenik, yang
;ikan menyembuh. Timibuhnya lambat dengan terjadi cepat, padahal tumor induk.
ulserasi. Jenis ulkus rodens tumbuh lebih cepat,
Gambaran klinis tumor-tumor jinak, seperti ke-
dan dapat menyebabkan kerusakan hebat di
rato akantoma, keratosis solares/keratosis seni-
.sekitarnya. Jenis-jenis lain lain adalah: "Pig-
les dan hiperplasia pseudoepitolioma sangat
mented" basalioma yang mirip Melanoma,
mirip dengan karsinoma planoselular dan sering
"Morphhke basahoma", "Cicatricial" basahoma
ditemukan sel-sel tumor ganas tersebut di dalam-
atau "Field-fire" basalioma, dan "Superficial"
nya. Atas dasar sifat-sifat ini, maka kelainan-
basalioma. Pengobatan dengan radioterapi
kelainan kulit tersebut dianggap sebagai kelainan
dan pembedahan, atau kombinasi kedua cara
"pra-kanker kulit", sehingga harus dieksisi dan
ini, dapat memberikan hasil yang baik.
diperiksa dengan teliti, selain alasan kosmetik.
• ICARSINOMA PLANOSELULAR (Squa-
Di samping penentuan derajat keganasan secara
mousceU cancer) dapat tumbuh dengan ber-
kualitatif oleh seorang ahli Patologi Anatomi,
bagai ragam bentuk. Secara makroskopik
maka derajat keganasan tersebut dapat ditentu-
batasnya tidak jelas, timbul penebalan karena
kan secara kuantitatif menurut "grading Broders"
|)ertandukkan dan dengan cepat terjadi ulse-
berdasarkan perbandingan diferensiasi sel tumor
rasi. hifiltrasi sel-sel tumor ke dalaman, sering
yaitu:
lebih dalam dari indurasi yang dapat diraba
Grade 1: lebih dari 75% sel-sel tumor ber-
secara histologik, tumor ganas ini dibagi dalam
diferensiasi baik.
tiga sub tipe:
Grade 2: yang berdiferensiasi baik, antara
1. Kornifikans, di mana sel-sel tumor masih
50-75%
berdiferensiasi baik, sering ditemukan
Grade 3: yang berdiferensiasi baik, antara
"mutiara tanduk"
25-50%
2. N o n kornifikans, di mana diferensiasi sel-
Grade 4 : yang berdiferensiasi baik kurang
sel mulai memburuk, tetapi asal-usul sel-
dari 25%
sel tumor tersebut masih dapat dikenal.
Perangai sub tipe ini lebih buruk dari jenis Untuk pentahapan tumor ganas ini secara klinis,
A. kami gunakan sistem T.N.M ( U I C C 1976) (13).
3. Undifferentiated atau anaplastik, dimana T: T u m o r primer
chferensiasi sel-sel tumor sedemikian buruk, Tis: Karsinoma insitu, dimana sel-sel tumor
sehingga asal-usulnya stisah atau tidak dapat belum menginfiltrasi lapisan papilaris
dikenal lagi. Jenis ini paling buruk pera- dari dermis.
T U M O R / O N K O L O G I • 3 8 1
- Bila pembesaran kelenjar getah bening sebagian atau seluruh tumornya "amelanotik"/
regional (N1/N3) telah terbukti secara tidak berwarna. Frekuensi Melanoma maligna
histologik, maka kita lakukan diseksi hanya kira-kira 10% (1) dari seluruh tumor ganas
total kelenjar getah bening regional ter- kulit, tetapi bertanggung jawab atas kira-kira
sebut. Bila N 3 / p N 3 , maka kita perlu 65% dari jumlah kematian oleh tumor ganas
meneruskan pengobatannya dengan ra- kulit (7).
diasi (bersifat ajuvant) pada daerah kelen-
C L A R K membedakan sebelas jenis Melanoma,
jar getah bening tersebut, dengan atau
atas dasar perbedaan klinis dan histologik (9).
tanpa kemoterapi.
Jenis Melanoma maligna kulit yang tersering
2. Radioterapi: ada empat macam yaitu: Superficial Spreading
Indikasinya adalah, apabila ada kontraindi- Melanoma/SSM, Lentigo Maligna Melanoma
kasi operasi, tumor primer ternyata inope- L M M , Nodular Melanoma/NM dan Acral Len-
rabel atau secara histologik operasi irradikal. tinginous M e l a n o m a / A L M . Yang paling jinak
3. Kemoterapi: dari ke empat jenis melanoma maligna kulit ini
- Indikasi: adalah jenis L M M (± 10-15% dari melanoma
• sebagai ajuvant terapi pada radiasi mau- maligna kulit), sebab "fase pertumbuhan radial-
• sebagai terapi primer, bila sudah ter- buhan vertikal". SSM adalah jenis melanoma
bukti adanya metastase jauh. maligna kulit yang paling sering ditemukan
± 7 0 % pada ras Kaukasia, dengan derajat kega-
Prcignosa tumor karsinoma planoselular lebih nasan "sedang". Jenis N M (12%) adalah jenis
buiuk dari jenis basalioma, terutama sebab ke- yang paling ganas, dengan pertumbuhan yang
manpuannya bermetastasis jauh. hampir seluruhnya terdiri dari "fase vertikal"
jenis ini pahng sering kami temukan (1). Jenis
M K L A N O M A M A L I G N A K U L I T A L M timbul pada telapak tangan, kaki dan di
kit menonjol di atas atau setinggi permukaan Pada penentuan stadium klinis dipergunakan
kulit. Oleh penderita biasanya diterangkan seba- berbagai macam sistem, jika K G B regional tidak
gai suatu "tahi lalat atau naevus" yang cepat teraba membesar disebut Stadium I . Stadium Ila,
membesar (± 64%), gatal dan mudah berdarah. bila ditemukan metastasis in transit atau satelit
Sering ada halo kemerahan di sekelilingnya. Per- tumor. Apabila K G B tersebut dicurigai mengan-
mukaannya menjadi kasar dan bersisik kemu- dung metastasis tumor, disebut Stadium IIB, se-
dian terjadi "ulserasi". Warna tumor bervariasi dangkan proses penyakit dengan metastase jauh
dari coklat muda sampai hitam. Kadang tumor lagi dari itu disebut Stadium HI.
T U M O R / O N K O L O G I • 3 8 3
MO: Tidak ada metastasis jauh pN: K G B regional: tahap p N sesuai dengan
2. Menurut " C L A R K " : ke dalam infiltrasi tumor di luar daerah aliran K G B regio-
Cat: Bila ada ketidakcocokan antara kedua b. Metastasis intransit terdapat di dae-
kriteria ini, m a k a p T diambil yang ter- rah aliran K G B dan tumor pri-
buruk ukurannya. mer.
3 8 4 • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H
emboli tumor dalam aliran getah bening, metastasis sel tumor, atau
juga merupakan sumber pertahanan immu- - Sel-sel tumor tembus kapsul KGB, atau
nologik regional elektif/prophylactic lym- - Sel-sel tumor ditemukan bebas dalam
fanode Dissection ( E L N D ) hanya dilaku- jaringan preparat diseksi.
kan bila perlu, seperti pada perfusi regio-
nal dimana pembuluh darah A & V regio-
K E P U S T A K A A N
nal perlu dibersihkan imtuk "kanulasi" atau
bila foUow up penderita diperkirakan susah. 1. Tjarta A . C s : Frekuensi relatif Melanoma
Pada ketebalan tumor antara 1,6 mm-4,0 Maligna dan tumor ganas epidermal serta
mm (Intermediate thickness") (11 c). beberapa aspek histopatologinya.
T U M O R / O N K O L O G I • 3 8 5
2. Dityawarman: Pengobatan tumor ganas kulit 12. Protokol tumor ganas kulit di FKUI/
Bag. Ilmu Peny. Kulit dan Kelamin F K U I - R S C M , U n h Kanker F K U I / R S C M
Jakarta. 13. U I C C : Skin tumours T N M Atlas 1985.
3. Andrade dkk.: Atlas of tumours of the Skin
W B Sauders C o
4. Sipahutar B.: Penatalaksanaan Basalioma di
Bagian Bedah F K U I / R S C M , 1979-1981.
5. Van Dongen.J.A.Prof.Dr: Maligna en pre-
maligne processen van de Huid. Oncologie,
2 de druk.
6. NalandH, dkk.: Tumor ganas selama 5 tahun
(1982-1986) yang dirawat di Sub.Bag.Bedah
O n k o l o g i / H N B Unit Bedah R S C M .
7. Marshall M . Urist dkk.: Head and Neck
Melanoma in 534 Clin. Stage I patients.
Prognostic factors analysis and result of sur-
gical treatment. Anals of surgery vol.
8. Muharyo Pudjianto, dkk.: Penetrapan tin-
dakan Eksplorasi laparotomi pada pende-
rita Melanoma Maligna tungkai bawah.
9. Registrasi Kanker di RS Cipto Mangunku-
sumo 1975-1978.
10. Michael Mastrangelo dkk: Cutaneous Mela-
noma
11. Poetiray E D . C dkk.:
a) Skin cancer, Kongres I K A B I , Yogya-
karta, 1973;
b) Perfusi regional, suatu prelimary re-
port.
c) Kongres I K A B I Ujung Pandang 1984.
! Suatu usulan untuk mengubah/mem-
perbaiki P R O T O K O L Penatalaksa-
naan M M Kulit: Konas I I P O I Sura-
baya, 29-1 Juli 1993.
38(i • K U M P U L A N K U L I A H I L M U B E D A H