d. Gangren diabetik
Gangren diabetik dialami oleh pasien karena obstruksi arteri atau
aliran darah kecil seperti atherosclerosis yang disertai kadar
gula darah yang berlebihan pada jaringan seperti pada pasien
Diabetes melitus,
JENIS NEKROSIS
5. Nekrosis Kaseosa
Nekrosis kaseosa adalah suatu bentuk nekrosis dimana jaringan yang mati
kehilangan sama sekali strukturnya. Secara makroskopiksel yang
mengalami nekrotik berwarna putih yang akan hancur tetapi pecahan-
pecahan selnya tetap ada selama betahun-tahun. Sebagai contoh pada
pasien yang menderita penyakit Tuberculosis.
JENIS NEKROSIS
6. Nekrosis fibrinoid
Proses terjadinya nekrosis
fibrinoid yaitu ketika
plasma dapat merembes
kedalam lapisan media
arteriol yang akibatnya
terjadi penimbunan fibrin.
Hal tersebut dialami oleh
pasien hipertensi maligna
yang bertahun tahun
arteriolnya mengalami
tekanan sehingga dinding
otot polosnya mengalami
nekrosis sehingga plasma Fibrinoid of vascular wall
dapat merembes dan
menimbulkan fibrin.
POSTMORTAL
Berikut ini adalah perubahan sel yang terjadi setelah tubuh mengalami kematian
1. Autolisis : Proses dimana jaringan yang mati dihancurkan oleh enzim dari lisosom.
Tubuh yang mati akan mencair, kecuali jika dilakukan pengawetan atau
pendinginan.
2. Rigor Mortis (kaku mayat) : Proses kaku mayat terjadi setelah 2 sampai 4 jam dari
kematian dan mencapai puncak setelah 48 jam. Proses kaku mayat akan
menghilang setelah 3 sampai 4 hari kemudian.
3. Livor Mortis (lebam mayat) : Proses lebam mayat terjadi setelah 30 menit
kematian dan mencapai puncaknya setelah 6 hingga 10 jam. Lebam mayat mudah
diamati pada tubuh bagian bawah.
4. Algor Mortis : Suhu dingin pada jasad mayat terjadi setelah 24 sampai 48 jam
kematian dimana suhu tubuh menjadi dingin sesuai suhu lingkungan akibat proses
metabolisme terhenti.
5. Pembusukan : Proses pembusukan terjadi 1 sampai 2 Minggu setelah kematian.
Adanya pembusukan ditandai kulit kehijauan dan jaringan tubuh hancur karena
invasi bakteri.