Disusun oleh :
Rizqi Auwaluwiyanti
(G3A018029)
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-
NYA kami dapat menyelesaikan makalah seminar Aplikasi Latihan William
Fleksi untuk Mengurangi Nyeri Pada Ny. S dengan Ca Mammae Di Ruang
Rajawali 3A RSUP Dr. Kariadi Semarang ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Meskipun dalam penyusunannya kami banyak mengalami hambatan.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari
hasil makalah ini. Karena ini kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu memahami Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Ca
Mammae.
2. Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Ca Mammae.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi Ca Mammae.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi Ca Mammae.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinik Ca Mammae.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan Ca Mammae.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pengkajiaan fokus pada Ca Mammae.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan pathways Ca Mammae.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa keperawatan Ca Mammae.
9. Mahasiswa mampu menjelaskan intervensi dan rasional Ca Mammae.
10. Mahasiswa mampu mengaplikasikan jurnal Evidence Based Nursing
pada pasien dengan kelainan tulang belakang (Ca Mammae)
C. Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN (Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulisan,
Sistematika Penulisan)
BAB II : KONSEP DASAR (Pengertian, Etiologi/predisposisi, Patofisologi,
Manifestasi Klinis, Penatalaksanaan, Pengkajian Focus, Pathways
Keperawatan, Diagnose Keperawatan, Focus Intervensi dan Rasional).
BAB III : RESUME ASKEP (Pengkajian Fokus, Diagnosa Keperawatan,
Pathways Keperawatan Kasus, Fokus Intervensi dan Rasional.
BAB IV : APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET
BAB V : PEMBAHASAN
PENUTUP (Kesimpulan, Saran)
BAB II
KONSEP DASAR
A. ANATOMI FISIOLOGI
Perkembangan dan struktur dari gllandula mamaria berkaitan dengan kulit.
Fungsi utamanya adalah menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini
langsung diperentarai oleh hormone-hormon yang sama dengan yang
mengatur fungsi system refroduuksi.
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa, dan lemak. Jaringan ikat
memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus
anterior. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat putting (papilla
mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola. Putting
mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil, yaitu
aperture duktus laktiferosa. Tuberkel-tuberkel Montgomery adalah kelenjar
sebasea pada permukaann areola.
Jaringan kelenjar membentuk 15 hingga 25 lobus yang tersusun radier di
sekitar putting dan dipishkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya,
yang mengelilingi jaringan ikat (stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus
berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus
lainnya. Drainase dari lobus menuju sinus laktiferosa, yang kemudian
berkumpul di duktus pengumpul dan kemudian bermuara ke putting. Jaringan
ikat di banyak tempat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus
terhadap substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan
payudara pada kulit. Pita ini, yaitu ligamentum cooper, merupakan
ligamentum suspensorium payudara.
B. DEFINISI
Ca mammae adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah
bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker
bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati dan kulit (Erik T, 2005).
Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya
onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan
payudara (karsono, 2006 ) ca mamae merupakan tumor ganas yang tumbuh di
dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran
susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).
C. ETIOLOGI
Penyebab kanker payuudara belum dapat ditentukan namun terdapat
beberapa faktor-faktor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah
lingkungan dan genetic. Factor- factor yang yang berkaitan dengan
peningkatan risiko kanker payudara adalah tempat tinggal di Negara
berkembang bagian barat, keadaan sosioekonomi yang rendah, ras, riwayat
penyakit payudara proliferative, awitan dini menarke, terlambatnya kelahiran
anak pertama, menopause yang terlambat, keadaan multipara, terapi hormone
eksogen, terpajan radiasi dan faktor-faktor makanan (obesitas dan asupan
alcohol yang tinggi) (Price, 2006).
Sedangkan meurut Brunner dan suddarth (2002) faktor-faktor resiko ca
mamae adalah :
a. Riwayat keluarga
b. Menarche dini (Depkes RI, 2007)
c. Tidak pernah menyusui
d. Riwayat reproduksi melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
e. Riwayat kesehatan : penyakit payudara jinak.
f. Tidak menyusui
g. Pemakaian kontrasepsi oral, penggunaan terapi ekstrogen
h. Trauma terus-menerus. Pemakaian Bra yang terlalu ketat dan menekan
jaringan payudara terus-menerus dalam waktu lama merupakan salah satu
risiko ca mammae.
i. Obesitas, life style
j. Pemicu dari psikis: stress hebat
k. Terapi radiasi terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
D. PATOFISIOLOGI
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering
terjadi pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasi sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk
bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter1 cm). Pada ukuran itu, sekitar 25%
kanker payudara sudah mengalami metastasis (Price, 2006).
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti
pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari
sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang
mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh.
Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam
intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal.
E. MANIFESTASI KLINIS
Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih
sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah
teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri.
1. Terdapat massa utuh (kenyal)
Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan,
bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
2. Nyeri pada daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam/dimpling, tarikan dan retraksi pada area
mammae. Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat
distorsi ligamentum cooper. Cara pemeriksaan: kulit area mammae
dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa lalu didekatkan
untuk menimbulkan dimpling.
4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti
kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya
cairan secara spontan kadang disertai darah.
7. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
F. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran.
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental
(pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai
kuadranektomi (pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan
atau pengambilan contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk
penentuan stadium; radiasi dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad).
b. Mastektomi total
Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila
d. Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya,
seluruh isi aksila.
e. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe
mamaria interna.
2. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi
pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe
,aksila, kekambuhan tumor local atau regional setelah mastektomi.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang
lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,
antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Price, 2006).
G. KOMPLIKASI
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma. Hal ini terjadi
jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak
berfungsi dengan adekuat. Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat,
maka sistem kolateral dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka.
Metastasis di parenkhim paru pada rontgenologis memperlihatkan
gambaran coin lesionyang multiple dengan ukuran yang bermacam-macam.
Metastatis ini seperti pula mengenai pleura yang dapat mengakibatkan pleural
effusion.
Metastatis ketulang vertebra akan terlihat pada gambaran rontgenologis
sebagai gambaran obteolitik/destruk, yang dapat pula menimbulkan fraktur
patologis berupa fraktur kompresi.
1. Metastatis melalui sistem vena :
Metastatis tumor ganas payudara melalui sistem vena, akan menyebabkan
terjadinya metastatis ke paru-paru dan organ-organ lain. Akan tetapi dapat
pula terjadi metastasis ke vertebra secara langsung, melalui vena-vena
kecil yang bermura ke v. interkostalis, dimana v. interkostalis ini akan
bermuara ke dalam vertebralis. V. Mammaria interna merupakan jalan
utama metastatis tumor ganas payudara ke paru-paru melalui sistem vena.
2. Metastatis tumor ganas payudara melalui sistem limfe :
Metastatis melalui sistem limfe ini pertama kali akan mengenai kelenjar
getah bening regional.
a. Metastatis utama karsinoma mamma melalui limfe adalah ke kelenjar
getah bening aksila. Pada stadium tertentu, biasanya kelenjar aksila
inilah yang terkena.
b. Metastatis ke kelenjar getah bening sentral (Central nodes) kelenjar
getah bening sentral ini merupakan kelenjar getah bening yang
tersering terkena metastatis. Menurut beberapa penyelidikan, hampir
90% metastatis kekelenjar aksila adalah kekelenjar getah bening
sentral.
c. Metastasis ke kelenjar getah bening interpektoral (Rotter’s nodes)
d. Metastasis ke kelenjar getah bening sub klavikula
e. Metastatsis ke kelenjar getah bening mammaria eksterna. Metastasis
ke kelenjar getah bening ini adalah paling jarang terjadi dibanding
dengan kelenjar-kelenjar getah bening aksila lainnya.
f. Metastatsis ke kelenjar getah bening aksila kontralateral. Jalan
metastatsis ke kelenjar getah bening kontralateral sampai saat ini
belum jelas. Bila metastatasis tersebut melalui saluran limfe kulit,
sebelum sampai ke aksila akan mengenai payudara kontralateral lebih
dulu.
Padahal pernah ditemukan kasus dengan Metastasis ke kelenjar aksila
kontra lateral tanpa Metastasis ke payudara kontralateral. Diduga jalan
metastasis tersebut melalui deep lymphatic fascial plexus dibawah
payudara kontralateral, melalui kolateral limfatik.
g. Metastatsis kekelenjar getah bening supraklavikula
Bila Metastasis karsinoma mamma telah sampai kekelenjar getah
bening subklavikula, ini berarti bahwa metastasis tinggal 3-4 cm
dari grand central limfatik terminus yang terletak dekat pertemuan v.
subklavikula dan v. jugularis interna. Bila sentinel nodes yang terletak
disekitar grand central limfatik terminus telah terkena metastasis,
dapat terjadi statis aliran limfe, sehingga bisa terjadi aliran membalik,
menuju kekelenjar getah bening supraklavikula, dan terjadi metastasis
kekelenjar tersebut. Penyebaran ini disebut sebagai penyebaran tidak
langsung. Dapat pula terjadi penyebaran ke kelenjar subklavikula
secara langsung ke kelenjar subklavikula tanpa melalui sentinel nodes.
h. Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna
Metastasis ke kelenjar getah bening mammaria interna ternyata lebih
sering dari yang di duga. Biasanya terjadi pada karsinoma mamma di
sentral dan kwadran medial. Dan biasanya terjadi setelah Metastasis ke
aksila.
i. Metastasis ke hepar
Selain melalui sistem vena, ternyata dapat terjadi karsinoma mamma
ke hepar melalui sistem limfe. Keadaan ini terjadi bila tumor terletak
ditepi bagian bawah payudara. Metastasis melalui sistem limfe yang
jalan bersama-sama vasa epigastrika superior. Bila terjadi Metastasis
ke kelenjar preperikardial, akan terjadi stasis aliran limfe, dan terjadi
aliran balik limfe ke hepar, dan terjadi metastasis ke hepar.
H. PENGKAJIAN FOKUS
Datafokus yangperludikaji menurut Doenges ,(1999)adalah
1. Demografi
a. Biodata
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Nyeri pada payudara, terdapat benjolan dan kesulitan untuk
bernafas
2) Riwayat kesehatan sekarang
Sejak pasien mengeluh nyeri dan ada benjolan pada payudara
sampai kerumah sakit
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat menarche, menopause
4) Riwayat kesehatan keluarga
Adanyaanggotakeluarga yangmenderitapenyakit yangsama
2. Aktivitas/Istirahat
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kerja, aktivitas yang melibatkan banyak gerakan
tangan/pengulangan. Polatidur(contoh, tidur tengkurap).
b. Sirkulasi
Tanda: Kongestifunilateral padalengan yanglerkena(sistem limfe).
c. Makanan/Cairan
Gejala: Kehilangannafsu makan,adanya penurunanberat badan.
d. Integritas Ego
Gejala: Stresorkonstandalam pekerjaan/poladi rumah. Stres akut
tentangdiagnosa,prognosis, harapan yangakandatang
e. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatik. (nyeri lokal jarang
terjadi pada keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan
atau perasaan "lucu" pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri
sebelum menstruasi biasanyamengindikasikanpenyakit fibrokistik.
f. Keamanan
Tanda: Massanodul aksila. Edema,eritemapadakulit sekitar.
g. Seksualitas
Gejala : Adanya henjolan payudara; peruhahan pada ukuran dan
kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau
suhu; rabas puting yang tak biasanya; gatal, rasa terbakar atau putting
meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12 lahun):
menopause lambat (seielah 50 lahun); kehamilan pcrtama lambat
(selclahusia35Tahun). Masalah tentang seksualilas/keintiman.
Tanda: Perubahan pada kontur/massa payudara, asimetris. Kulil
cekung. berkerut; perubahan pada warna tekslur kulit, pembengkakan,
kemerahan atau panas pada payudara. Puting retraksi; rabas dari
puting (serosa. Serosangiosa, sangiosa. rabas berair meningkatkan
kemungkinankanker, khususnyabiladiscrtai benjolan).
h. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi
dari ibu. alau nenek). Kanker unilateral sebelumnya, kanker
endometrial atau ovarium. Pertimbangan DRC menunjukkan rerata
lama dirawat: 4,0 hari 1 Rencana pemulangan: membutuhkan bantuan
dalam pengobatan/rehabililasi, keputusan, aktivitas perawatan diri.,
pemeliharaan rumah.
I. PATHWAYS
J. DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik : prosedur invasive)
2. Ganggaun integristas kulit berhubungan dengan factor mekanik karena
pembedahan opersi
3. Resiko infeksi berhubungan dengan factor resiko prosedur invasif
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan : pembedahan
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
6. Risiko deficit nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan factor
psikologis
7. Anxietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
K. INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma karena pembedahan
NOC : Pain Control
Kriteria hasil :
a. Mampu mmengontrol nyeri
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
RESUME ASKEP
A. Pengkajian fokus
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. S
Umur : 35 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa : Ca Mammae
No. RM : C722768
Tanggal masuk : 14 November 2018
Tanggal pengkajian : 22 November 2018
2. Keluhan utama :
Pasien mengeluh nyeri pada daerah payudara
Pengkajian gordon
A. STATUS KESEHATAN
Alkohol : - Lama: -
a. Gejala (Subyektif):
1). Dispnea: ( v ) Tidak ada ( ) Ada, jelaskan
2). Yang meningkatkan / mengurangi sesak pasien tidak sesak
3). Pemajanan terhadap udara berbahaya: pasien tidak sesak
4). Penggunaan alat bantu: ( v ) Tidak ada ( ) Ada, jelaskan pasien
tidak menggunakan alat bantu
b. Tanda (Obyektif):
1). Pernafasan : 1) Frekwensi : 22 x/mnt 2) Kedalaman :……..... 3)
Simetris: pengembangan dada simetris
2). Penggunaan otot bantu nafas: tidak ada Nafas cuping hicung: tidak
menggunakan otot bantu nafas
3). Batuk: pasien tidak batuk Sputum (Karakteristik Sputum) : pasien
tidak mengeluarkan sputum
4). Fremitus : teraba Auskultasi bunyi nafas: vesikuler
5). Egofoni : tidak ada. sianosis tidak ada.
6). Perkusi : sonor
b. Tanda (Obyektif):
1). Respon terhadap aktifitas yang teramati : pasien tampak kesakitan
2). Status mental (misalnya menarik diri, letargi) pasien tidak menarik
diri
3). Penampilan umum:
a). Tampak lemah : ( ) Tidak, ( v ) Ya
b). Kerapian berpakaian : rapi
4). Pengkajian neuromuskuler:
5). Masa/ tonus otot : baik. Kekuatan otot: 5. Postur: baik, Rentang
gerak: baik Deformitas: tidak ada.
6). Bau badan: tidak bau. Bau mulut: tidak bau. Kondisi kulit kepala :
bersih. Kebersihan kuku: bersih.
5. ISTIRAHAT
a. Gejala (Subyektif):
1). Kebisaaan tidur: pasien tidur jam 21.00. lama tidur: 8 jam
2). Masalah berhubugan dengan tidur:
a). Insomnia: ( v ) Tidak ada ( ) Ada, berhubungan dengan tidak
ada masalah
b). Kurang puas/ segar setelah bangun tidur ( v ) Tidak ada ( )
Ada, jelaskan : pasien merasa segar setelah bangun tidur
c). Lain-lain, sebutkan : tidak ada keluhan tidur
b. Tanda (obyektif):
1). Tampak mengantuk/ mata sayu: ( v ) Tidak ada ( ) Ada, jelaskan
pasien nampak segar
2). Mata merah: ( v ) Tidak ada ( ) Ada, jelaskan pasien nampak segar
3). Sering menguap: ( v ) Tidak ada ( ) Ada, jelaskan : pasien nampak
segar
4). Kurang konsentrasi: ( v ) Tidak ada ( ) Ada, jelaskan pasien
nampak fokus
6. SIRKULASI
a. Gejala (Subyektif):
1). Riwayat Hipertensi atau masalah jantung: tidak ada
2). Riwayat edema kaki: ada/ tidak ada, jelaskan : tidak ada riwayat
edema kaki
3). Penyembuhan lambat : ada/ tidak ada
4). Rasa kesemutan: ada/ tidak ada
5). Palpitasi : ada/ tidak ada. Nyeri dada: ada/ tidak ada
b. Tanda (obyektif):
1). Tekanan Darah (TD) : 100/60 mmHg
2). Mean Arteriar Presure /Tekanan nadi : 73,3 mmHg
3). Nadi/Pulsasi:
a). Karotis:....................... d) Radialis: 100 x/mnt
b). Femoralis:..................... e) Jugularis :................
c). Popliteal:..................... f) Dorsal Pedis:...........
4). Bunyi jantung: Frekuensi: 100x/mnt, reguler/ireguler, kuat/lemah
5). Friksi Gesek:ada/tdk ada. Murmur: ada/tdk ada
6). Ekstremitas: Suhu: 36,7 Warna: pink. Tanda Homan:. ada/ tidak ada
7). Pengisian Kapiler: ……Varises: ada/ tidak ada Plebitis: tidak ada
8). Warna: Membran mukosa: baik. Bibir: pucat. Konjungtiva: anemis
9). Bibir: kering Punggung kuku: baik Sklera: kuning
7. ELIMINASI
a. Gejala (subyektif):
1). Pola BAB : frekwensi 1 kali sehari. konsistensi lembek
2). Perubahan dalam kebiasaan BAB (penggunaan alat tertentu misal:
terpasang kolostomy/ileostomy) : tidak ada
3). Kesulitan BAB: Konstipasi : tidak ada. Diare: tidak ada.
4). Penggunaan laksatif: ( v ) tidak ada, ( ) ada jelaskan pasien tidak
menggunakan obat pencahar
5). Waktu BAB terakhir: tadi pagi
6). Riwayat perdarahan: tidak ada. Hemoroid tidak ada.
7). Riwayat inkontinensia alvi : tidak ada.
8). Penggunaan alat-alat: misalnya pemasangan kateter : tidak
terpasang kateter
9). Riwayat penggunaan diuretik: tidak pernah menggunakan diuretik
10). Rasa nyeri/rasa terbakar saat BAK: tidak ada keluhan BAK
11). Kesulitan BAK: tidak ada
12). Keluhan BAK lain: tidak ada
b. Tanda (obyektif):
1). Abdomen:
a). Inspeksi: Abdomen membuncit: ada/ tidak ada jelaskan
b). Auskultasi : Bising usus: 10 x/ mnt. Bunyi abnormal (v ) tidak
ada ( ) ada, jelaskan tidak ada bunyi abnormal lain
c). Perkusi :
(1). Bunyi tympani: ( v ) ada, ( ) tidak ada, Kembung : ( )
ada, ( v ) tidak ada
(2). Bunyi abnormal lain ( v ) tidak ada ( ) ada, jelaskan tidak
ada bunyi abnormal lain
d). Palpasi:
(1). Nyeri tekan : ada/ tidak ada . Nyeri lepas: ada/ tidak ada
jelaskan tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas
(2). Distensi kandung kemih: ada/ tidak ada jelaskan tidak ada
distensi kandung kemih
2). Pola eliminasi
a). Konsistensi Lunak/keras: lunak. Massa: ( v ) tidak ada ( )
ada, jelaskan
b). Pola BAB : Konsistensi lunak. warna abnormal: ( v ) tidak
ada ( ) ada, jelaskan warna kekuning-kuningan
c). Pola BAK: Inkontinensia ada/ tidak ada jelaskan warna
kekuning-kuningan
Retensi ada/ tidak ada jelaskan tidak ada keluahan retensi
urine
2). Rasa ingin pingsan/ pusing: ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan tidak
ingin pingsan
3). Sakit kepala: lokasi nyeri : tidak sakit kepala frekwensi -
4). Kesemutan / kebas/ kelemahan (lokasi) : tidak ada
5). Kejang ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan cara mengatasi : pasien
tidak kejang
6). Mata: Penurunan penglihatan: ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan :
mata masih jelas melihat
7). Pendengaran: Penurunan pendengaran : ( v ) tidak ada, ( ) Ada :
tidak ada penurunan pendengaran
Telinga berdengung : ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan tidak ada
gangguan pendengaran
b. Tanda (Objyektif)
1). Status mental
Kesadaran : ( v )Composmentis, ( )Apatis, ( )Somnolen, (
)Sopor, ( ) coma
9. KEAMANAN
a. Gejala (Subyektif)
1). Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)
2). Obat-obatan : tidak ada alergi obat
3). Makanan : tidak ada alergi makanan
4). Faktor Lingkungan : tidak ada ancaman
a). Riwayat penyakit hub seksual : ada/ tidak ada jelaskan : tidak
ada riwayat penyakit seksual
b). Riwayat tranfusi darah : ada/ tidak ada, jelaskan : pernah
menjalani transfuse darah
c). Riwayat adanya reaksi transfusi ada/ tidak ada jelaskan : tidak
pernah ada
5). Kerusakan penglihatan, pendengaran: ( v ) tidak ada, ( ) Ada,
sebutkan : tidak ada keluhan
6). Riwayat cidera. ( v ) tidak ada, ( ) Ada, sebutkan : tidak ada
7). Riwayat kejang. ( v ) tidak ada, ( ) Ada, sebutkan : tidak ada
b. Tanda (Obyektif)
1). Suhu tubuh : 36,70C. diaforesis : tidak ada
2). Integritas jaringan : baik
3). Jaringan parut: ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan : tidak ada
4). Kemerahan/pucat: ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan : tidak ada
5). Adanya luka : luas : kurang lebih 10 cm. Kedalaman : kurang lebih
1 cm
drainase purulen : tidak ada. peningkatan nyeri pada luka : nyeri
pada payudara kiri
b. Tanda (Obyektif)
1). Pemeriksaan payudara/ penis/ tetis : terdapat luka pada payudara,
panjang 10 cm, kedalaman 1-2 cm
2). Kutil genital/ lesi : tidak ada kutil genital atau lesi
b. Tanda (Obyektif)
1). Kemampuan bicara : ( v ) jelas, ( ) tidak jelas
2). Tidak dapat dimengerti: tidak ada. Afasia : tidak ada
3). Pola bicara tidak biasa/ kerusakan : tidak ada gangguan
4). Penggunaan alat bantu bicara : tidak menggunakan alat bantu
5). Adanya laringaktomi/ trakesostomy : tidak ada penggunaan alat
6). Komunikasi nonverbal/verbal dengan keluarga/ orang lain : pasien
mampu berkomunikasi dengan baik, jelas dan bisa dimengerti
7). Perilaku menarik diri : ( v ) tidak ada, ( ) Ada, sebutkan : tidak
ada
b. Tanda (Obyektif)
1). Perubahan perilaku:
a). Menarik diri: ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan : pasien
tidak menarik diri dan mau berbaur
b). Marah/ sarkasme: ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan : pasien
tampak tenang
c). Mudah tersinggung: ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan :
pasien tampak tenang
d). Mudah menangis: ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan : pasien
tampak tenag
2). Menolak pengobatan: ( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan : pasien
mengikuti aturan dari perawat dan dokter
3). Berhenti menjalankan aktifitas agama: ( ) tidak, ( v ) ya,
jelaskan : pasien mengatakan tidak bisa sholat
4). Menunjukkan sikap permusuhan dengan tenaga kesehatan:
( v ) tidak ada, ( ) Ada, jelaskan : pasien mengikuti aturan dari
perawat dan dokter
B. DATA PENUNJANG
1. Terapi :
Cefodroxil tanb 500 mg / 12 jam PO
Asam mefenamat 500 mg/8 jam PO
Ketorolac 30 mg/8 jam IV
Vit K 10 mg/12 jam IV
Asam tranexamat 500 mg/8 jam IV
2. Diit
3. Laboratorium
Tanggal 17 November 2018
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
Hemoglobin 14,3 g/dL 12.00-15.00
Hematokrit 42 % 35-47
Eritrosit 4,85 106/uL 4.4-5.9
MCH 29,5 Pg 27.00-32.00
MCV 86,6 fL 76-96
MCHC 34 g/dL 29.00-36.00
Leukosit 18,1 103/uL 3.6-11
3
Trombosit 220 10 /uL 150-400
RDW 19,6 % 11.60-14.80
MPV 10,3 fL 4.00-11.00
Kimia Klinik
Ureum 56 mg/dL 15-39
Kreatinin 1,11 mg/dL 0.60-1.30
Elektrolit
Natrium 143 mmol/L 136-145
Kalium 3,6 mmol/L 3.5-5.1
Chlorida 113 mmol/L 98-107
4. Radiologi
USG abdomen
Tanggal 16 November 2018
Kesan :
Pelebaran duktus biliaris intra dan ekstrahepatal
Moderate hidronefrosis dan hidroureter proksimal kiri
Efusi pleura kanan
Ascites
Tak tampak nodul pada hepar maupun lien
Foto thoraks
Tanggal 14 November 2018
Kesan :
Cor tak membesar
Infiltrate noduler pada lapangan tengah paru kanan kiri
Efusi pleura kanan
5. EKG
HR : 100 x/ menit regular
Sinus rhytm
Analisa data
Data Problem Etiologi
DS : pasien mengatakan Nyeri akut agen cidera fisik
nyeri pada payudara kiri (prosedur invasif)
P: nyeri pada payudara
saat tersentuh,
Q : nyeri seperti disayat-
sayat,
R: nyeri pada area
payudara,
S: nyeri sedang dengan
skala nyeri 4,
T : nyeri hilang timbul.
DO : pasien tampak
meringis kesakitan
Pemeriksaan tanda vital
TD : 100/60 mmHg,
Nadi : 100 x/mnt, RR :
22 x/mnt, Suhu : 36,70C,
TB : 155 cm, BB : 33 kg
Mendesak Mendesak
Sel syaraf Pembuluh darah
Aliran darah
Interupsi sel saraf
terhambat
sel
nyeri
hipoxia
Necrose
jaringan
Bakteri Patogen
Infeksi
C. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (prosedur invasif)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan factor resiko prosedur invasif
D. Fokus intervensi
No Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1 Dx : nyeri akut 1. Lakukan pengkajian 1. Bertujuan untuk mengkaji
Setelah dilakukan nyeri secara status nyeri serta sebagai
tindakan komprehensif termasuk acuan untuk melakukan atau
keperawatan 3 x 24 lokasi, karakteristik, memberikan tindakan
jam pasien durasi, frekuensi, keperawatan yang tepat
mangatakan nyeri kualitas dan faktor
berkurang atau presipitasi
hilang dengan 2. Atur posisi untuk 2. Menurunkan tegangan otot
kriteria hasil : meningkatkan ras dan meningkatkan
a. Klien nyaman kenyamanan
melaporkan 3. Ajarkan teknik relaksasi 3. Untuk mengalihkan
nyeri berkurang nafas dalam perhatian sehingga mampu
b. TTV dalam mengurangi nyeri
batas normal 4. Kolaborasi pemberian 4. Bertujuan untuk meredakan
analgetik nyeri
5. Pertahankan lingkungan 5. Bertujuan untuk
yang tenang meningkatkan rasa nyaman
6. Ajarkan latihan distraksi 6. Untuk menurunkan atau
terapi music mengurangi nyeri pada
tulang belakang
2 Dx : risiko infeksi 1. Monitor terhadap 1. Untuk memonitor adanya
Setelah dilakukan kerentaan infeksi tanda-tanda infeksi
tindakan 2. Cuci tangan sebelum dan 2. Menghindari terjadinya
keperawatan 3 x 24 sesudah tindakan infeksi yang dapat terjadi
jam pasien keperawatan pada pasien
mangatakan tidak 3. Ajarkan pasien dan 3. Bertujuan agar pasien dan
ada tanda-tanda keluarga tanda-tanda keluarga mengerti akan
infeksi dengan infeksi tanda-tanda infeksi sehingga
kriteria hasil : 4. Gunakan baju, sarung risiko infeksi dapat dihindari
a. Tidak ada tanda- tangan sebagai alat 4. Sebagai alat pelindung
tanda infeksi pelindung diri terhadap penularan infeksi
b. Jumlah leukosit 5. Lakukan perawatan luka
dalam batas dengan prosedur yang 5. Perawatan luka bertujuan
normal benar agar luka cepat baik dan
c. Menunjukkan menghindari kemungkinan
perilaku hidup terjadinya infeksi
sehat
b.
BAB IV
APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING RISET
A. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 35 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa : Ca Mammae
No. RM : C722768
Tanggal masuk : 14 November 2018
Tanggal pengkajian : 22 November 2018
Mendesak
Sel syaraf
nyeri
PEMBAHASAN
D. Kelebihan dan kekurangan atau hambatan yang ditemui selama aplikasi Evidence
Based Nursing Practice
Kelebihan
1. Latihan terapi ini dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien.
2. Latihan ini dapat digunakan sebagai latihan untuk memberikan suasana rileks
bagi pasien, sehingga nyeri dapat berkurang atau hilang.
3. Latihan ini tidak membutuhkan biaya yang besar
4. Latihan ini jika dilakukan denagan menghayati maka pasien akan merasa
lebih rileks
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Ca mammae adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening
(limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa
bersarang di tulang, paru-paru, hati dan kulit (Erik T, 2005).
Penyebab kanker payuudara belum dapat ditentukan namun terdapat beberapa
faktor-faktor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan dan
genetic. Factor- factor yang yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker
payudara adalah tempat tinggal di Negara berkembang bagian barat, keadaan
sosioekonomi yang rendah, ras, riwayat penyakit payudara proliferative, awitan
dini menarke, terlambatnya kelahiran anak pertama, menopause yang terlambat,
keadaan multipara, terapi hormone eksogen, terpajan radiasi dan faktor-faktor
makanan (obesitas dan asupan alcohol yang tinggi) (Price, 2006).
Payudara merupakan organ kehidupan bagi perempuan, dengan mempunyai
berbagai fungsi yang penting bagi tubuh, oleh karena itu, payudara harus dijaga
dengan benar kesehatannya. Nyeri akan timbul saat kanker sudah bermetastase
dan membesar pada stadium lanjut. Nyeri dapat ditangani dengan berbagai cara,
mulai dari tehnik relaksasi nafas dalam, tehnik distraksi visual, distraksi
pendengaran degan menggunakan terapi music
B. Saran
Setelah membaca makalah ini semoga bermanfaat dan dapat menerapkan
asuhan keperawatan kepada pasien Kelainan Spinal (Skoliosis) serta implikasi
keperawatannya sehingga masalah dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume
2. Jakarta : EGC