Di Susun Oleh:
Muhammad Asri (R012191009)
Mengetahui
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Carsinoma mammae adalah kanker paling umum yang menyerang wanita.
Diperkirakan lebih dari 500.000 wanita pada tahun 2011 meninggal karena
penyakit ini di seluruh dunia (WHO (Spivey et al., 2018). Di Indonesia,
carsinoma mammae yang paling umum pada tahun 2012 dengan insiden 43,4%
dan tingkat kematian 12,9%. Jumlah pasien carsinoma mammae yang berada pada
stadium lanjut pada saat diagnosis tinggi. Tingginya jumlah pasien dengan
carsinoma mammae lanjut di Indonesia juga terkait dengan budaya dan nilai-nilai
daerah. Orang Indonesia memilih untuk mencoba mengobati kondisi sendiri
dengan menggunakan terapi tradisional. Mereka tidak mengunjungi fasilitas
kesehatan kecuali jika pengobatan atau terapi alternatif gagal, sehingga diagnosis
kanker ditegakkan sudah dalam stadium lanjut (Nuraini, Gayatri, et al., 2018).
Pasien kaker payudara sekitar 60% yang dirawat di Rumah Sakit Kanker
Dharmais di Indonesia menderita kanker stadium lanjut (Nuraini, Andrijono, et
al., 2018). Pengelolaan carsinoma mammae saat ini diantaranya pendekatan
pengobatan radioterapi, kemoterapi, terapi endokrin, dan terapi target molekuler
(Traore et al., 2018). Dengan terapi tersebut pada banyak kasus disertai dengan
kerusakan pada struktur dan fungsi fisiologis jangka pendek dan/atau jangka
panjang secara bersamaan (Plate et all, 2018). Kerusakan struktur dan fungsi
fisiologis yang dialami oleh pasien carsinoma mammae menimbulkan masalah
ketidak nyamanan yang dirasakan. Secara umum, pasien kanker dan keluarganya
mengalami gangguan kenyamanan. Kenyamanan adalah aspek penting yang
menjadi perhatian pada pasien paliatif termasuk pasien carsinoma mammae.
Beberapa indikator ketidaknyamanan fisik dapat diamati dan diukur, dan variabel-
variabel ini tidak hanya fisik, tetapi juga psikologis. Oleh karena itu, aplikasi
“Comfort Theory” (Katharine Kolcaba) dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
pasien dengan carsinoma mammae dapat membantu meningkatkan pengobatan
dan bahkan mungkin menjadi salah satu prognosis faktor (Nuraini, Andrijono, et
al., 2018).
Pendekatan teori kenyamanan (Comfort Theory) Katharine Kolcaba adalah
bagian dari middle range theory yang merupakan suatu yang menguatkan.
Definisi ini memberikan rasional bagi perawat untuk memberikan kenyamanan
pada pasien, serta perawat mendapatkan kepuasan. Melalui kenyamanan, proses
kesembuhan dapat tercapai. Perawat memiliki peranan penting dalam
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan pasien. Harmer
(1926) dalam Alligood, (2014) menyatakan bahwa asuhan keperawatan berfokus
untuk memberikan lingkungan yang nyaman, mencakup kebahagiaan,
kenyamanan fisik dan mental (istirahat, tidur, nutrisi, kebersihan, dan eliminasi).
Secara intuisi, kenyamanan berkaitan dengan aktivitas mengasuh atau merawat.
Pendekatan teori ini memberikan memberikan gambaran kepada perawat untuk
dapat mengidentifikasi masalah dan sumber pendukung sehingga mampu
memberikan kenyamanan yang dapat meningkatkan status kesehatannya
(Alligood, 2014c).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
g. Pemeriksaan penunjang
1) Scan(MRI, SC, Gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
mengetahui diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi terkait
kondisi payudara yang terdiagnosa kanker payudara.
2) Biopsi dilakukan untuk mengetahui atau untuk mendiagnosis
adanya BRCA1 dan BRCA2.
3) Penanda Tumor.
4) Mammografi
5) Sinar X dada.
h. Penatalaksanaan
Beberapa penatalaksanaan untuk kangker payudara dan tergantung
pada stadium klinik penyakit yaitu:
1) Mastektomi
2) Radiasi
3) Kemoterapi
4) Terapi Hormonal
5) Radioterapi
6) Lintasa Metabolisme
B. Landasan konsep “Comfort Theory”
Catherine Kolcaba mengungkapkan bahwa kenyamanan dipandang
sebagai hasil perawatan yang dapat mempromosikan atau memfasilitasi
perilaku pencarian kesehatan. Hal ini mengemukakan bahwa peningkatan
Kenyamanan dapat meningkatkan perilaku pencarian kesehatan (McEwen,
2014). Kolcaba menggunakan gagasan dari tiga ahli teori keperawatan awal
untuk mensintesis atau mendapatkan jenis kenyamanan dalam analisis konsep
(Kolcaba & Kolcaba, 1991) (Alligood, 2014a) yaitu:
1. Relief (Bantuan) disintesis dari karya Orlando (1961), yang menjelaskan
bahwa perawat lega akan kebutuhan yang diungkapkan oleh pasien.
2. Ease (Kemudahan) disintesis dari karya Henderson (1966), yang
menggambarkan 13 fungsi dasar manusia yang harus diperhatikan selama
perawatan.
3. Transendensi (Kelebihan) berasal dari Paterson dan Zderad (1975), yang
mengusulkan agar pasien dapat mengatasi kesulitan mereka dengan
bantuan perawat.
Empat konteks kenyamanan meliputi factor fisik, psychospiritual, sosial
budaya dan lingkungan. Keempat konteks yang di bandingkan dengan tiga
jenis kenyamanan, menciptkan struktur taksonomi yang mempertimbangkan
kompleksitas kenyamanan sebagi hasil (Arifuddin & Burhanudin, 2015).
Taxonomi
c structure of comfort (Alligood, 2014a)
I. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk Poli RS : 23-09-2020
Tanggal Masuk Perawatan mawar : 23-09-2020
Tanggal Pengkajian : 23-09-2020
Unit perawatan : Mawar
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 52 Tahun
Tempat/ Tgl Lahir : Salajo/15-05-1968
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dusun Kale Salajo
No. Rekam Medik :
Diagnosa Medis : Carsinoma Mammae
B. Riwayat Kesehatan
1. Alasan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Nyeri pada payudara kanan
2. Keluhan Saat Pengkajian
Klien mengeluh nyeri pada payudara kanan dan klien mengatakan
mual.
3. Riwayat Keluhan Utama
Nyeri dirasakan sebelum masuk rumah sakit yang bertambah berat dan
keluhan nyeri dirasakan seperti tertusuk jarum dengan skala nyeri VAS 6.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat penyakit masa lalu tidak ada, hanya benjolan dirasakan sejak 2
tahun lalu .
5. Riwayat Pengobatan
Tidak ada riwayat penggunaan obat sebelumnya seperti kemoterapi
tetapi berobat herbal .
6. Riwayat Pembedahan
Klien tidak memiliki riwayat operasi
7. Riwayat Alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi baik makanan maupun obat-obatan
C. Resiko Jatuh dan Resiko Decubitus
1. Resiko Jatuh: 35 resiko rendah (Skala Morse)
2. Resiko Decubitus: 15 (Resiko Sedang Dekubitus)
3. Barthel Index: 9 (Ketergantungan Sedang)
D. Terapi
1. Infus Natrium Clorida 20 tetes/menit
2. Ceftriaxone 1 gram per 12 jam via intravena
3. Ranitidine 50 mg per 8 jam via intravena
4. Ketorolac 30 mg per 12 jam via intravena
5. Asam Traneksamat 500 mg per 12 jam via intravena
6. Neurobion 1 gr/24 jam/intravena
E. Pengkajian Comfort
1. Kenyamanan fisik
Klien mengeluhan nyeri dengan skala VAS 6, nyeri serasa tertusuk-
tusuk, nyeri dirasakan memberat pada saat lengan kanannya digerakkan
atau pada saat pasien mencoba untuk mengubah posisi.
Benjolan pada payudara kanan dengan diameter kurang lebih 20 cm,
Luka pada benjolan bagian atas, luka tampak kemerahan, ada perdarahan,
ada pus, bau nanah.
Ekstremitas atas pada lengan tampak bengkak, keras (tanda-tanda
bendungan dan aliran balik vena yang terganggu).
Klien mengatakan mual dan porsi makanan tidak dihabiskan.
Tanda-tanda vital Frekuensi napas: 16x/menit, Nadi: 84x/menit, Suhu:
36,oC, Tekanan darah: 110/80
2. Pengkajian Psikospiritual
Klien mengatakan takut tentang kondisinya saat sekarang ini dengan
benjolan pada payudara kanannya yang besar dan bernanah. Klien
mengatakan takut karena akan menjalani operasi, Klien bertanya-tanya
kepada perawat apakah bisa kembali normal seperti sediakala.
Pasien berharap banyak pada Tuhan agar penyakit yang dideritanya
akan segera membaik dan bisa kembali ke rumahnya bersama
keluarganya. Ia selalu berdoa pada Tuhan agar bisa sehat kembali agar
kembali bisa berkumpul dengan keluarganya.
Klien meyakini bahwa apa yang dia rasakan sekarang itu merupakan
ujian dari Tuhan, dan semoga diberi yang terbaik. Klien juga
mengkhawatir pada kedua anaknya,.
Klien memiliki seorang anak perempuan yang sekarang sudah kuliah
dan seorang anak laki-laki yang sudah kelas tiga SMA. Selama klien
dirawat hanya didampingi oleh suaminya tersebut.
3. Pengkajian sosialkultural
Anak pasien belum pernah datang untuk berkunjung dan menjaganya
karena kondisinya tidak memungkinkan.
Tidak ada budaya yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan
klien, namun untuk memotong kuku dan memotong rambut ia yakini tidak
boleh dilakukan pada saat sakit. Keluarga menyarankan untuk berobat di
rumah sakit dan meyetujui tindakan yang terbaik yang akan dilakukan oleh
petugas kesehatan yang menanganinya. Pasien berkomunikasi dengan baik
baik kepetugas dan keluarganya.
4. Pengkajian Lingkungan
Pasien dirawat di ruang perawatan kelas III dengan jumlah 6 Klien
didalamnya. klien tidak begitu menghiraukan berapa orang klien yang
sekamar dengannya, masih sangat fokus pada dirinya. Meskipun demikian,
klien merasa cukup baik didalam kamar perawatan tersebut, karena
pencahayaan serta memiliki ventilasi yang cukup baik, serta ruangan
memiliki Ac
Klasifikasi Taksonomi Struktur Comfort
Sociocultural
menjaganya karena suami selalu dengan orang-
kondisinya tidak menemaninya. orang yang ada
memungkinkan disekitarnya dan
- Tidak ada budaya yang dianut menjalin
yang bertentangan dengan hubungan sebagai
kesehatan Pasien, namun support bagi
untuk memotong kuku dan dirinya.
memotong rambut ia yakini
tidak boleh dilakukan pada
saat sakit.
- Keluarga menyarankan untuk
berobat di rumah sakit dan
meyetujui tindakan yang
terbaik yang akan dilakukan
oleh petugas kesehatan yang
menanganinya.
- Klien berkomunikasi dengan
baik kepada petugas dan
keluarganya
-Klien dirawat di ruang -Pasien merasa cukup - Keluarga
perawatan kelas III dengan senang didalam senantiasa selalu
jumlah 6 pasien didalamnya. perawatan, karena berusaha
-Klien tidak begitu pencahayaan serta memberikan
menghiraukan berapa orang memiliki ventilasi lingkungan yang
pasien yang sekamar yang cukup baik, nyaman dengan
Environmental
dengannya, masih sangat dan ruangan menjaga kebersihan
focus pada dirinya. Meskipun memiliki Ac dan merapikan
demikian, Pasien merasa tempat tidur serta
cukup baik didalam kamar area sekitarnya.
perawatan tersebut, karena
pencahayaan serta memiliki
ventilasi yang cukup baik,
serta ruangan memiliki Ac.
Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
(NANDA International, 2018)
-Klien mengeluh nyeri pada payudara
kanan.
-Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk
Nyeri Akut
dengan skala nyeri: 6-7 (VAS).
-Terdapat benjolan pada payudara kanan (Domain 12. Comfort /Class 1)
dengan diameter kurang lebih 20 cm, Diagnosis Code 00132
pada bagian atas benjolan, bernanah,
perdarahan ada dan berbau
-Kesadaran: Composmentis, GCS: 15
(E4M6V5).
-Vital Sign: (BP:110/80 mmHg, HR:
86x/menit, RR: 66x/menit, Suhu 36.oC).
Coaching
a. Ajarkan Pasien untuk dapat melaporkan jika nyeri
b. Ajarkan Pasien tentang managemen nyeri
Coaching
a. Fasilitasi Pasien untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan proses penyakit
b. Dampingi Pasien saat mendapatkan informasi untuk
memastikan pemahaman keluarga.
Coaching
b. Jelaskan kepada keluarga mengenai kemungkinan
terjadinya infeksi pada Pasien
c. Anjurkan pada keluarga dan pengunjuang mengenai
pentingnya mencuci tangan sebagai pencegahan
infeksi
ABSTRAK: Penderita kanker payudara akan timbul rasa nyeri apabila sel kanker sudah
membesar, timbul luka atau bila muncul metastase. Salah satu langkah sederhana untuk
menurukan nyeri adalah dengan menggunakan teknik relaksasi hand massage. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hand massage terhadap nyeri pada pasien
kanker payudara.
Desain penelitian ini menggunakan Pra Experiment one group pre-post design. Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien kanker payudara mengalami nyeri sebesar 12 orang.
Sampel sebesar 11 responden yang diambil secara probability sampling dengan teknik
simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah paired t-test dengan
tingkat kemaknaan α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat nyeri responden sebelum diberikan
teknik relaksasi hand massage adalah 5.09, sedangkan rata-rata tingkat nyeri responden
sesudah diberikan teknik relaksasi hand massage adalah 3.09. Dapat dilihat bahwa ada
perbedaan tingkat nyeri antara sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi hand
massage. Hasil penelitian dengan menggunakan uji paired t-test adalah ρ value = 0.000
dengan nilai α < 0.05.
Simpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian teknik relaksasi hand
massage terhadap nyeri pada pasien kanker payudara. Maka dari itu perlu
adanyakerjasama antara perawat dengan keluarga pasien, sehingga pihak keluarga dapat
melakukan hand massage untuk mengurangi nyeri pasien.
Adinie, P., Nissa, E., Widjajanegara, H., & Purbaningsih, W. (2017). Kontrasepsi Hormonal
sebagai Faktor Risiko Kanker Payudara di RSUD Al-Ihsan Bandung Hormonal
Contraception as a Risk Factor for Breast Cancer in. 1(22), 112–119.
Alligood, M. R. (2014a). Nursing theorists and their work, eighth edition. In editor of
compilation. I. Alligood, Martha Raile (Ed.), Elsevier Mosby (EIGHTH EDI). Mosby, Inc.,
an affiliate of Elsevier Inc. https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a
Alligood, M. R. (2014b). Nursing Theory Utilization and Application (Fifth). Elsevier Ltd.
Alligood, M. R. (2014c). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka (8th ed.). ELSEVIER.
Arifuddin, & Burhanudin, B. (2015). TEORI ILMU KEPERAWATAN PARA AHLI “Teori dan
Aplikasi.”
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016). Nursing
Intervension Clasification (NIC) (T. R. D. Nurjanah Intasari (ed.); 6th ed.).
Eliyarti. (2017). UNES Journal of Scientech Research. UNES Journal of Scientech Research
(JSR), 2(2), 148–158.
Fajar, H. R., Nugroho, H. A., & Soesanti, I. (2015). Ekstraksi Ciri Berbasis Wavelet dan GLCM
untuk DEteksi Dini Kanker Payudara pada Citra Mammogran. 47–52.
Irawan, E., Rahayuwati, L., Yani, D. I., Keperawatan, F., Keperawatan, F., & Padjadjaran, U.
(2017). Hubungan Penggunaan Terapi Modern dan Komplementer terhadap Kualitas
Hidup Pasien Kanker Payudara Relationship between Modern and Complementary
Therapies on the Life Quality of Breast Cancer Patients Undergoing Chemotherapy.
5(April 2017), 19–28.
McEwen, M. (2014). Theoretical basis for nursing (Edition 4). Wolters Kluwer Health |
Lippincott Williams & Wilkins.
Moorhead, S., Marion, J., Meridean, L. M., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes
Classification (NOC) (6th ed.). Elsevier.
Nuraini, T., Andrijono, A., Irawaty, D., Umar, J., & Dewi, G. (2018). Spirituality-Focused
Palliative Care to Improve Indonesian Breast Cancer Patient Comfort. Indian Journal of
Palliative Care, 23(4), 317–320. https://doi.org/10.4103/IJPC.IJPC
Nuraini, T., Gayatri, D., & Irawaty, D. (2018). Validity and reliability of the Comfort
Assessment Breast Cancer Instrument in breast cancer palliative care. Envermeria Clinica,
28, 162–166.
Plate, S., Emilsson, L., Söderberg, M., Brandberg, Y., & Wärnberg, F. (2018). High experienced
continuity in breast cancer care is associated with high health related quality of life. BMC
Health Services Research, 18(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12913-018-2925-0
Seyedfatemi, N., Rafii, F., Rezaei, M., & Kolcaba, K. (2014). Comfort and Hope in the
Preanesthesia Stage in Patients Undergoing Surgery. Journal of PeriAnesthesia Nursing,
29(3), 213–220. https://doi.org/10.1016/j.jopan.2013.05.018
Spivey, T. L., Gutowski, E. D., Zinboonyahgoon, N., King, T. A., Dominici, L., Edwards, R. R.,
Golshan, M., & Schreiber, K. L. (2018). Chronic Pain After Breast Surgery: A Prospective,
Observational Study. Annals of Surgical Oncology, 25(10), 2917–2924.
https://doi.org/10.1245/s10434-018-6644-x
Traore, B. M., El Fakir, S., Charaka, H., Benaicha, N., Najdi, A., Zidouh, A., Bennani, M.,
Errihani, H., Mellass, N., Benider, A., Bekkali, R., & Nejjari, C. (2018). Evolution of
quality of life in patients with breast cancer during the first year of follow-up in Morocco.
BMC Cancer, 18(1), 1–5. https://doi.org/10.1186/s12885-018-4008-3
Utami, S. S. (2017). ASPEK PSIKOSOSIAL PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA :
Pendahuluan Metode. 20(2), 65–74. https://doi.org/10.7454/jki.v20i2.503
Yulianti, L., Setyawan, H., & Sutiningsih, D. (2016). Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara. 4.