PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
genetik pada sel tunggal dan mungkin memerlukan waktu beberapa tahun untuk
dapat terpalpasi (suddarth, 2011). Kanker payudara adalah tumor ganas yang
(kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (kelenjar air susu), dan jaringan
payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak
terkendali.
tahun 2002 terdapat 24,6 juta penderita (semua jenis) kanker 10,9 juta kasus baru,
dan 6,7 juta kematian akibat kanker. Meski bukan penyakit menular, kanker
sudah menyerupai epidemi karena terjadi di seluruh dunia. Berdasarkan data dari
American cancer society sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan
tiap tahunnya di seluruh dunia kurang dari 465.000 ribu wanita meninggal oleh
1
karena penyakit ini. Dilaporkan dari American Cancer Society, angka kematian
kanker payudara terdeteksi pada tahun 2007. Sementara itu, secara umum angka
kejadian kanker payudara meningkat sekitar 30% dalam kurun waktu 25 tahun di
per 100.000). Hal ini sesuai dengan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS),
angka pertama dari 10 jenis kanker terbanyak yang tercatat di rumah sakit. Data
payudara mencapai 21,69% lebih tinggi dari kanker leher rahim yang
angkanyanya 17%. Dirumah Sakit Kanker Dharmais jumlah kasus baru juga terus
meningkat. Pada tahun 2003. Hanya ada 221 kasus, sementara pada tahun 2008
sudah tiga kali lipatnya menjadi 657 kasus. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal (....) bulan (...) tahun 2017, Dinas Kesehatan
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal (....)
bulan (...) tahun 2017, RSUD dr. Iskak Tulungagung didapatkan angka kejadian
kasus penyakit ca mamae dilaporkan sebesar (.............) kasus dan dengan masalah
Dampak jika setelah tindakan operasi salah satunya adalah nyer. Dimana
nyeri merupakan respons tubuh akibat luka sayatan yang terjadi selama operasi.
Nyeri ini akan hilang perlahan-lahan dalam beberapa hari. Rasa baal juga
mungkin muncul disekitar tempat sayatan dan biasanya akan membaik dalam 2-3
2
bulan. Pada beberapa kasus nyeri berdenyut di sekitar tempat operasi dapat
berlangsung beberapa bulan. Awalnya, pada tempat luka operasi akan muncul
kemerahan yang makin lama akan makin samar. Anda harus mewaspadai nyeri
Komplikasi operasi pada luka bekas operasi ini berupa infeksi. Tanda-tanda
terjadi infeksi pada tempat operasi yaitu: rasa nyeri yang terus-menerus dan tidak
semakin membaik seiring waktu, bengkak di sekitar luka disertai kemerahan, bisa
dijumpai cairan seperti nanah di sekitar luka, demam dan tidak enak badan
mencegah infeksi pada luka post operasi kanker payudara dengan cara perawatan
luka dengan teknik aseptik dan antiseptik, upaya kuratif meliputi pemberian
meneruskan terapi yang telah diberikan. Peran perawat dalam aspek psikologis
yaitu memberikan informasi dan dukungan positif kepada klien tentang proses
pengobatan yang akan di jalani bahwa itu adalah alternative untuk pengobatan.
3
B. Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada pasien Ca
Mamae dengan masalah nyeri di Instalasi Rawat Inap Anggrek RSUD dr. Iskak
Tulungagung.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dengan Nyeri.
dengan Nyeri.
dengan Nyeri.
dengan Nyeri.
4
e. Menggali diagnosa keperawatan pada pasien Post Operasi Ca Mamae
dengan Nyeri.
dengan Nyeri.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
a. Bagi Peneliti
mendalam.
b. Institusi Pendidikan
5
Memberikan masukan dan pertimbangan bagi tim kesehatan
d. Profesi Keperawatan
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi ca mammae
7
2. Klasifikasi Ca Mamae
intraduktus.
8
Tumor primer (T) :
6) T3 : Tumor diatas 5 cm
9
T4a : Melekat pada dinding dada.
melekat
c. Etiologi Ca Mamae
10
Penyebab dari ca mamae adalah (Dr. dr. Imam Rasjidi, 2009)
a. Faktor risiko
b) Menoupause atau mati haid pada usia relatif tua (lebih dari dari
58 tahun)
d) Infertilitas
e) Melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua (lebih dari 35
tahun)
g) Tidak menyusui
4) Riwayat keluarga
11
gen BRCA 1, BRCA 2, dan juga pemeriksaan histopatologi faktor
a) Tiga atau lebih keluarga (saudara ibu klien atau bibi) dari sisi
b) Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker
dan ovarium.
a) Faktor endokrin
Kontrasepsi oral
12
Dentitas payudara pada mammografi
Intake alkohol.
Obesitas
a. Secara umum, lesi bersifat tidak nyeri saat ditekan, terfiksasi dan
keras dengan batas tidak teratur paling sering terjadi di kuadran luar
atas
abnormal.
e. Komplikasi
13
hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-
c. Faktor patologi
d. Fibrosis payudara
e. Kematian
f. Patofisiologi
14
Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa adanya
Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi maligna. Sel
promosi. Oleh karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk terj adinya
15
suatu keganasan (gabungan dari sel yang akan peka dan suatu
g. Penatalaksaan
h. Pemeriksaan Diagnostik
a. Non Invasive
1) Mammografi
17
hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada perempuan usia nonproduktif
2) Ultrasound
dengan massa padat. Namun untuk masa yang lebih kecil antara
b. Invasiv
1) Sitologi Aspirasi
pada area yang dicuriga, lalu dismear di atas slide dan difiksasi
18
pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa gambaran
3) Biopsy
a) Biopsy Eksisi
19
lesinya bersifat gana. Kebanyakan boipsi bisa dilakukan
progesterone.
b) Biopsi Insisi
bantuan mamograf.
20
posisi supine, dan payudara discan menggunakan tranducer.
bantuan ultrasound.
cairan .cairan yang bisa keluar bisa diusap pada gelas kaca
tersebut.
f) Nipple Biopsy
B. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya pada orang tersebutlah yang
21
dapat menjelaskan atau mengevaluasirasa nyeri yang di alaminya.
nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya. Hal ini
menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien. (Asmadi,
2008)
2. Fase Nyeri
Fase ini mungkin bukan merupakan fase yg paling penting, karena fase
ini bisa mempengaruhi dua fase lain. Pada fase ini memungkinkan
tersebut. Peran perawat dalam fase ini sangat penting, terutama dalam
Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. karena nyeri itu bersifat
3. Klasifikasi Nyeri
22
1) Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh
2) Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus, dan lain-lain.
(asmadi, 2008)
menghilang.
2) Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
23
3) Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas tinggi. (asmadi, 2008)
1) Nyeri Akut
Association for the Study of Pain), awitan yang tiba-tiba atau perlahan
(wilkinson, 2013)
a) Subjektif
isyarat.
b) Objektif
24
(2) Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak
napas panjang).
lingkungan menurun).
2) Nyeri kronik
25
digambarkan dengan istilah kerusakan (Iinternasional Association for
(wilkinson, 2013)
a) Subjektif:
(1) Depresi.
(2) Keletihan.
b) Objektif
sebelumnya.
Anoreksia.
Wajah topeng.
Perilaku melindungi.
26
Iritabilitas.
Gelisah.
Tabel 1.1
27
bervariasi
Perjalanan Biasanya berkurang setelah Penderitaan meningkat
beberapa saat setelah beberapa saat
Sumber : Musrifatul Uliyah (2006)
4. Etiologi Nyeri
a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau
cidera.
b. Iskemik jaringan.
c. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak
terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada
otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang
berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu
yang lama.
dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
a. Gangguan tidur
g. Nadi meningkat
28
h. Pernafaasan meningkat
6. Patofisiologi Nyeri
batang otak oleh mesenfalon. Kedua, melalui tingkat pusat impuls noriseptif
belakang oleh 2 jenis serabut bermielin A delta dan C dari saraf aferen ke spinal
dan sel raat dan sel horn. Impuls nyeri menyebrangi sumsum belakang pada
batang otak dan sebagian ke thalamus mengaktifkan respon automik dan limbuk
7. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh
oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri
29
dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri
Gambaran skala nyeri merupakan makna yang dapat diukur. Adapun cara
sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang
seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan. Alat VDS ini
nyeri. (Potter,2005)
Visual Analog Scale (VAS) adalah suatu garis lurus, yang mewakili
intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap
30
sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari
pada dipaksa memilih satu kata atau satu angka (Potter, 2005).
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien
Tabel 2.2
Pengukuran skala nyeri dengan Score
observasi perilaku Kategori
0 1 2
Muka Tidak ada Wajah Sering dahi tidak
ekspresi atau menyeringai, dahi konsisten, rahang
senyuman berkerut menegang, dagu
tertentu tidak gemetar
mencari perhatian
Kaki Tidak ada posisi Gelisah, resah, Menendang atau
atau rileks dan menegang kaki di siapkan
Aktivitas Berbaring, posisi Menggeliat, Menekuk, kaku
normal, mudah menaikkan atau menghentak
bergerak punggung dan
maju, menegang
Menangis Tidak menangis Merintih atau Menangis keras,
(saat bangun atau merengek, berpekik atau
saat tidur) kadang – kadang sedusedan, sering
mengeluh mengeluh.
Hiburan Isi rileks Kadang – kadang Kesulitan untuk
hati tentram menghibur atau
dengan sentuhan, kenyamanan
memeluk,
berbicara untuk
mengalihkan
31
perhatian
e. Skala wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda, menampilkan wajah
Skala ini dapat dipergunakan mulai sejak anak usia 3 tahun. Skala wajah
terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk “tidak
ada nyeri” hingga wajah yang menangis untuk “nyeri berat”. (Potter, 2005)
Gambar 2.5 Skala Intensitas Nyeri Dengan Skala Wajah (Potter, 2005)
1 - 3 : Nyeri ringan
4 - 6 : Nyeri sedang
7 - 10 : Nyeri berat
9. Pengkajian Nyeri
hal, yaitu pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan waktu
menimbulkan nyeri dan mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri. Quality atau
kualitas nyeri, misalnya rasa tajam dan tumpul. Region atau daerah atau lokasi
yaitu perjalanan kedaerah lain. Severity atau keparahan yaitu intensitas nyeri.
32
Time atau waktu, yaitu jangka waktu serangan dan frekuensi nyeri (Lyndon,
2013). 32
1). Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien dari nyeri. Teknik distraksi
Mendengarkan musik
Massage (pijatan)
Membaca Koran
2). Relaksasi atau latihan nafas dalam, Langkah-langkah teknik relaksasi yaitu
dan objektif yang dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan fisik, data
34
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa,
penanggung jawab.
estrogen suplemen.
pertama pada usia yang relative mudah dan menopause pada usia
35
Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang
membesar.
Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting
dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60 tahun.
Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang saudara
langsung.
Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena
Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker
36
Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara
atau ovarium.
b. Kepala
1) Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia
2) Wajah
3) Mata
4) Hidung
5) Bibir
6) Gigi
37
7) Lidah
Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
c. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Inspeksi
Pada stadium 1
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang
cm.
Pada stadium 2
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga
Pada stadium 3A
biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang
Pada stadium 3B
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
dada.
Pada stadium 4
Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
Pada stadium 1
Pada stadium 2
Pada stadium 3A
Pada stadium 3B
Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh
Perkusi
Pada stadium 1
Pada stadium 2
39
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien
Pada stadium 3A
belum metastase.
Pada stadium 3B
dengan efusi pleura jika kanker telah bermetastase pada organ paru.
Pada stadium 4
Auskultasi
Pada stadium 1
lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas tambahan tidak ada, seprti
Pada stadium 2
40
biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh
lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni nafas klien juga dapat
Pada stadium 3 A
Pada stadium 3 B
panjang, lebih keras nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan
Pada stadium 4
lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi
41
suara tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh
e. Jantung (Kardiovaskuler)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
staralis dektra, batas jantung kiri RIC V,1 jari media linea
clavukularis sinistra).
Auskultasi
f. Mammae (payudara)
Inspeksi
Palpasi
42
g. Perut
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Tympani
h. Genitourinaria
i. Ekstremitas
j. Sistem integument
a. Nutrisi
Makan
porsi
Minum
43
Sakit :biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas sehari
b. Eliminasi
Miksi
Defekasi
Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang
mandi
sehari.
44
klien sakit, penangguang jawab biaya perawatan klien selama sakit
c. Respon Hormone
45
Diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan hormone
Elektrolit(natrium,kalium,kalsium)
g. Sinar X dada
46
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan
adalah:
E.Doenges, 2000)
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan desakan paru oleh diafragma
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi atau
radioterapi misal kehilangan rambut, mual dan muntah, penurunan berat badan,
47
impotensi, sterilisasi, kelelahan berlebihan, nyeri tidak terkontrol kecacatan bedah
N Tujuan dan
Diagnosa
o Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan
Hasil
1. Gangguan rasa Tujuan : Mandiri:
nyaman : nyeri nyeri teratasi a. Tentukan riwayata. Informasi data dasar
berhubungan Kriteria hasil: nyeri, lokasi nyeri, untuk mengevaluasi
dengan prosesa. klien frekuensi durasi dan kebutuhan atau
penyakit menyatakan intensitas (skala keefektifan intervensi
(kompressi atau nyeri berkurang nyeri 0-10), dan
dekstruksi, jaringan atau hilang tindakan penghilang
syaraf, infiltrasi b. Nyeri tekan yang digunakan
syaraf, adanya tidak ada b. Evaluasi atau sadari
penekanan tumor. c. Ekspresi therapy tertentub. Ketidaknyamanan
wajah tenang misalnya: rentang luas adalah
d. Luka sembuh pembedahan, umum (misal nyeri
dengan baik radiasi, insisi, kulit terbakar,
khemoterapi, nyeri punggung
bioterapi, ajarkan bawah, sakit kepala)
klien dan keluarga tergantung pada
tentang cara prosedur atau agen
menghadapinya dan yang digunakan
apa yang diharapkan
c. Berikan tindakan
kenyamanan dasar
(misal : reposisic. Meningkatkan
gosokan punggung) relaksasi dan
dan aktivitas membantu
menyenagkan memfokuskan
seperti kembali perhatian
mendengarkan
musik dan menonton
tv, membaca buku.
d. Dorong penggunaan
keterampilan
manajement nyeri
(misal teknik
48
relaksasi, d. Memungkinkan klien
visualisasi, untuk berpartisipasi
bimbingan cara efektif dan
imajinasi) tertawa, meningkatkan rasa
musik,dan sentuhan kontrol
teraupetik
Kolaborasi
a. kembangkan
rencana manajemen
nyeri dengan klien
dan dokter
a. rencana
terorganisasi
mengembangkan
kesempatan untuk
kontrol nyeri terutama
b. Berikan analgesik dengan nyeri kronis,
sesuai dengan klien atau orang
indikasi terdekat harus aktif
menjadi partisipasin
dalam manajemen
nyeri di rumah
b. Nyeri tekan adalah
komplikasi dari
kanker, meskipun
respon individual
berbeda.saat
perubahan penyakit
atau pengobatan
terjadi,penilaian dosis
dan pemberian akan
di perlukan
2. Ketidak efektifan Tujuan : Mandiri:
pola nafas pola nafasa. Atur posisi kliena. Isi rongga abdomen
berhubungan kembali efektif senyaman mungkin terdorong kebawah
dengan efek dari Kriteria hasil : dengan meninggikan sehingga tidak
desakan paru oleh a. Bunyi nafas daerah kepala mendesak diafragma
difragma sekunder vesikuler b. Monitor vital
terhadap ancites b. RR signs b. Perubahan dari vital
dan efusi pleura normal(20- sisgn dapat di jadikan
24x/menit) sebagai pedoman
c. Tidak ada untuk mengambil
tanda-tanda keputusan dalam
sianosis dan tindakan selanjutnya
pucat c. Dengan nafas dalam
d. Tidak adac. Anjurkan klien nafas diharapkan dapat
49
sputum dalam dengan mempelancar O2
menarik nafas keparu-paru
melalui hidung dan
mengeluarkan
melalui mulut secara
pelan-pelan
d. Diskusikan d. Dengan adanya
penyebab dari sesak diskusi dengan klien
nafas klien diharapkan klien
menerima Apa
penyebab dari sesak
nafas
Kolaborasi:
a. Kolaborasia. pemberian oksigen
dengan dokter dalam yang sesuai dengan
pemberian oksigen program akan lebih
bermanfaat bagi klien
dalam mengatasi
sesak nafas dan
mensuplai O2 yang
b. Kolaborasi dengan mencukupi
tim dokter dalamb. Mencegah kekeringan
pemberian obat- mukosa membran,
obatan (ekspektoran mengurangi
dan bronkodilator) kekentalan secret dan
memperbesar ukuran
lumen trakeobroncial
3. Gangguan Tujuan: Mandiri:
pemenuhan Kebutuhan a. pantau masukan a. Mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi nutrisi terpenuhi makanan setiap hari. kekuatan atau
berhubungan Kriteria hasil: biarkan pasien defisiensi nutrisi
dengan intake yang a. nafsu makan menyimpan buku
tidak adekuat,mual meningkat harian tentang
dan muntah b. klien tidak makanan sesuai
lemah dengan indikasi
c. Penambahan b. Ukur tinggi, berat
berat badan badan, dan
yang ketebalan trisep
b. Membantu dalam
progresif,dan (atau pengukuran mengidentifikasi
bebas dari antropometrik lain malnutrisi protein,
tanda-tanda sesuai dengan kalori, khususnya bila
malnutrusi indikasi, timbang berat badan dan
d. Hb berat badan setiap pengukuran
normal(12-14 hari) antropometri kurang
gr/dl) c. Dorong klien dari normal
makan diet tinggi
kalori kaya nutrient ,
dengan masukan
50
cairan adekuat c. Kebutuhan jaringan
d. Nilai diet sebelum metabolik
dan segera ditingkatkan begitu
pengobatan misal juga cairan(untuk
makanan bening, menghilangkan
cairan dingin, produk sisa)
skrekers kering, roti d. Keefektifan
panggang, minuman penilaian diit sangat
karbonat, berikan individual dalam
cairan 1 jam penghilangan mual
sebelum atau 1 jam pasca terapi
setelah makan
e. Control faktor
lingkungan misalnya
bau kuat atau tidak
sedap atau
kebisingan.hindari
makanan terlalu
manis, berlemak
atau makanan pedas
Kolaborasi:
a. tinjau ulang e. Dapat menriger
pemeriksaan respon mual atau
laboratorium sesuai muntah
dengan indikasi
misal limfosi total ,
transferin serum,dan
albumin
a. Membantu
mengidentifikasi
derajat
ketidakseimbangan
biokimia atau
malnutrisi dan
mempengaruhi
pilihan intervensi diet
51
4 Intoleransi Tujuan: kembali Mandiri :
aktivitas melakukan a. Rencana a. Periode istirahat
berhubungan aktivitas keperawatan untuk sering diperlukan
dengan Kriteria : memungkinkan untuk memperbaiki
penurunan a. Melaporkan periode istirahat atau menghemat
produksi perbaikan rasa
b. Buat tujuan energi
energy,peningkat berenergi aktivitas realitas
b. Memberikan rasa
an energy (status
b. Melakukan dengan pasien control dan mampu
hipermetabolik) aktivitas dan
c. Dorong pasien menyelesaikan
berpartisipasi untuk melakukan c. Meningkatkan
dalam beraktivitas apa saja bila kekuatan/stamina dan
yang di inginkan mungkin misalnya memampukan pasien
pada tingkat mandi menjadi lebih aktif
kemampuan duduk,bangun dari tanpa kelelahan yang
kursi, dan berjalan. berarti.
tingkat aktivitas
sesuai dengan
kemampuan.
d. Pantau respon
fisiologi
aktivitas,perubahand. Toleransi sangat
pada TD atau bervariasi tergantung
frekuensi pada tahap proses
jantung/pernafasan. penyakit.
Kolaborasi :
a. Berikan 02
suplemen sesuai
indikasi a. Adanya anemia/
hipoksemia
menurunkan
ketersediaan 02 untuk
ambilan seluler dan
memperberat
keletihan.
52
gambaran tubuh terapi untuk memeriksa rasa takut
mengungkapkan realitas serta
pikiran dan kesalahan konsep
perasaan. tentang diagnosis.
c. Berikanc. Membantu pasien
lingkungan terbuka untuk merasa di
dimana pasien terima pada adanya
merasa aman untuk kondisi tanpa ada
menduskusikan atau perasaan dihakimi
menolak untuk dan meningkatkan
bicara. rasa terhormat dan
d. Bantu pasien atau kontrol.
orang terdekatd. Keterampilan
dalam mengalami koping sering rusak
dan mengklasifikasi setelah diagnosis dan
rasa takut untuk selama fase
memulai pengobatan yang
mengembangkan berbeda. dukungan
strategi koping dan konseling sering
untuk menghadapi perlu untuk
rasa takut. memungkinkan
individu mengenal
dan menghadapi rasa
takut dan untuk
e. Mempertahankan meyakini bahwa
kontrak sering strategi kontrol atau
dengan pasien,bicara koping tersedia.
dengan menyentuh e. Memberikan
pasien dengan tepat. keyakinan bahwa
f. Dorong pasien pasien tidak sendiri
untuk atau di tolak : berikan
mengekspresikan respek dan
perasaannya. penerimaan individu.
53
14) Implementasi
15) Evaluasi
payudara dengan cara identifikasi/ melihat sejauh mana tujuan dari implementasi
54
BAB 3
METODE PENELITIAN
i. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini merupakan metode studi
Pada studi kasus ini dengan keadaan dan rencana penulisan yang sudah
disebutkan diatas, maka lokasi yang akan digunakan untuk penelitian studi
kasus ini yaitu RSUD dr. Iskak Tulungagung. Dalam penelitian ini waktu
keperawatan pada pasien dimulai dari peneliti terjun langsung kerumah sakit
55
dan memilih pasien yang akan dijadikan subjek penelitian. Jika sebelum 3 hari
pasien sudah pulang, maka perlu penggantian pasien lainnya yang sejenis.
Dalam penelitian studi kasus ini pengumpulan data yang digunakan yaitu
1. Wawancara
secara umum dan keluhan pasien. (hasil anamnesis berisi tentang identitas
2007).
56
Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang
mengambil data yang berasal dari dokumen asli mengenai hal-hal yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan
sebagainya. (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan)
(Aziz, 2007).
Dalam uji keabsahan data yang dimaksud untuk menguji kualitas data /
perlukan teknik pemeriksaan. Salah satu teknik keabsahan data adalah dengan
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
itu untuk kepentingan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
57
Teknik trianggulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
dengan :
data yang utama yaitu pasien, perawat, dan keluarga pasien yang berkaitan
F. Analisa Data
terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trends dan
relationship bisa dideteksi (Aziz, 2007). Analisa data dilakukan sejak peneliti
penelitian. Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan
58
oleh peneliti dibandingkan teori yang ada sebagai bahan untuk memberikan
1. Penyajian data
2. Kesimpulan
59
maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang
harus ada dalam Informed consent tersebut antara lain: partisispasi pasien,
3. Confidentiality (kerahasiaan) :
60
61