”M”
DENGAN OPERASI MASTECTOMY SEGMENTAL INDIKASI
TUMOR MAMAE DI RUANG IBS RSUD
KABUPATEN KEBUMEN
Disusun oleh:
Aris Wibowo
(A11000615)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor payudara mempunyai andil terbesar dalam kematian wanita di Nederland karena
tumor-tumor maligna. Insidensi karinoma payudara di kebanyakan negara meningkat 1-2% tiap
tahun, sehingga mulai tahun 2000 kira-kira 1 juta wanita tiap tahun mendapatkan penyakit
ini. Untuk Nederland ini berarti kira-kira 10.000 penderita baru tiap tahun. Setiap wanita
belanda, selama hidupnya sejak lahir mempunyai 10% kemungkinan untuk selama hidupnya
mendapat kanker payudara. Kematian karena karsinoma payudara berkat perbaikan diognotik
dan terapi, meskipun insidennya meningkat, tetap tidak berubah. Tetapi untuk wanita pada umur
antara 35-50 tahun kanker payudara merupakan penyebab kematian terpenting. Terobosan
terakhir dalam penelitian molekular genetik memungkinkan sekarang wanita dengan risiko
genetik yang meningkat dapat didefinisikan dengan pasti. Diagnotik dini dengan skrining
mamografik membantu pengenalan penyakit ini pada stadium dini. Perkembangan dalam
kemoterapi dan radioterapi, kebanyakan dalam kombinasi dengan pembedahan, merupakan
kemungkinan terapi baru dengan memungkinkan penyembuhan yang lebih besar .
Bertitik tolak dari masalah diatas, maka penulis menulis karya ilmiah ini dengan judul
” Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Klien Ny. ”M” Dengan Operasi Mastectomy segmental
Indikasi Tumor Mamae Di Ruang IBS RSUD Kabupaten Kebumen”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada pembahasan makalah
ini adalah “bagaimana pengelolaan pasien dengan operasi mastectomy segmental indikasi tumor
mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif”.
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup pada pembahasan makalah ini adalah pengelolaan pasien selama
preoperasi, intraoperasi dan postoperasi.
D. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan
keperawatan perioperatif.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian analisis data dan perumusan diagnosa
keperawatan pada klien mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan
keperawatan perioperatif
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan keperawatan pada klien
dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan
perioperatif
c. Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan rencana keperawatan pada klien
dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan
perioperatif.
d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan
pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan
keperawatan perioperatif
e. Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan keperawatan
pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan
keperawatan perioperatif
E. Manfaat
1. Manfaat bagi Institusi
Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan pada masa yang akan datang.
2. Manfaat bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada dirumah sakit dalam
mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam rangka meningkatkan pelayanan
keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae.
3. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai bahan evaluasi tentang penetapan konsep perawatan yang didapatkan selama pendidikan
ke dalam praktek keperawatan secara nyata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Dengan komponen muskulokutis dan lemaknya, mammea menempati bagian antara iga
ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris anterior atau
media. Bagian mesenkima payudara terutama menempati facia pectoralis dan muskulus anterior.
Lazim jaringan payudara akan meluas ke dalam lipatan ruang axilla, yang dinamai axillary tail of
spence. Pada pria komponen kelenjar dan duktus mamma tetap rudimenterdan kurang
berkembang dengan duktus pendek dan asinus berkembang tak sempurna. Penampilan rata
payudara pria sekunder terhadap defisisensi perkembangan puting serta densitas parenkima dan
lemak.
Payudara wanita perawan mengambil konfigurasi hemisfer khas yang merata tegas di atas
puting susu. Berbeda dari payudara paepubertas, payudara multipara mengalami perangsangan
hypophysis dari ovarium, yang jauh lebih besar serta mempunyai komponen duktus dan strima
lebih padat.
F. Terapi
1. Terapi kuratif :
Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III
a. Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative tomoorektomi + diseksi aksila
b. Terapi ajuvan, :
1) Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads
2) Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF (Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-
14, methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4 minggu dan flouroracil 600
mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP (Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50 mg/m2
hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6 siklus.
3) Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-2 tahun
c. Terapi bantuan, roboransia,
d. Terapi sekunder bila perlu
e. Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi)
2. Terapi paliatif
Untuk kanker mamma stadium III B dan Iv :
a. Terapi utama
b. pramenopause, bilateral ovariedektomi
c. pasca menopause: hormone resptor positif (takmosifen) dan hormone reseptor negative
(kemoterapu dengan CMF atau CAF)
Terapi ajuvan
a. operable (mastektomi simple)
b. inoperable (radioterapi)
G. Fokus Pengkajian
1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)
2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak kapan , riwayat
penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktro etiologi/resiko.
3. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker mamma.
4. Pemeriksaan klinis, mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormone
antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh
hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien
duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih
kurang sama tinggi.
a. Inspeksi
1) Simetri mamma kiri-kanan
2) Kelainan papilla, letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda radang, dimpling,
ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas
untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah
bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.
b. Palpasi
1) Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika perlu
punggung diganjal bantal kecil.
2) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, dan batas .
3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
4) Adakah metastase Nodus (regional) atau organ jauh)
5) Stadium kanker
BAB III
TINJAUN KASUS
1. Pengkajian
Hari/tanggal : Selasa, 17 Desember 2013
Tempat : Ruang IBS RSUD Kebumen
Jam : 09.00 WIB
Metode : Observasi dan anamnesa
Sumber : Pasien dan Rekam medik
A. Identitas pasien
1. Nama : Ny. M
2. Umur : 45 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat : Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen
5. Pekerjaan : IRT
6. Status : Menikah
7. No. RM : 229615
8. Tgl. Masuk : 16 Desember 2013
B. Penanggung Jawab
1. Nama : Tn. S
2. Umur : 50 tahun
3. Alamat : Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen
4. Hubungan dengan pasien : Suami
C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada payudara sebelah kiri.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada payudaranya sejak 2 bulan yang lalu,nyeri dirasakan hilang timbul,
dan teraba benjolan dipayudara sebelah kiri.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah menjalani operasi pada payudaranya
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada satupun keluarganya yang mengalami penyakit yang diderita
pasien, Riwayat perkawinan Klien menikah pada usia 16 tahun, riwayat KB sejak kelahiran anak
pertama menggunakan KB suntik selama 4 tahun, dan berhenti dan punyak anak nomor 2 ganti
KB pil.
D. Fokus pengkajian fungsional menurut Virnia Handersoon
1. Kebutuhan bernafas dengan normal
Baik sebelum dan selama di rumah sakit pasien dapat bernafas spontan, sesak nafas (-).
2. Kebutuhan nutrisi
Pasien mengatakan sebelum dan selama di rumah sakit nafsu makannya baik, dan tidak ada
anoreksia maupun vomitus, frekuensi makan teratur.
3. Kebutuhan eliminasi
Pasien mengatakan baik BAB/BAK selama dirumah maupun dirumah sakit tidak ada keluhan
4. Kebutuhan istirahat dan tidur
Pasien mengatakan sering terbangun tidurnya apabila merasakan nyeri pada payudaranya
5. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan dan perubahan pada payudaranya membuatnya cemas
terhadap kondisi fisik tubuhnya.
E. Keadaan umum
1. Suhu : 36,5 C
2. Nadi : 80 kali/menit
3. Tekanan darah : 120/80 mmHg
4. RR : 18 kali/menit
5. Berat badan : 60 kg
F. Pemeriksaan fisik
1. KU : cukup
2. Kesadaran : Compos mentis (E4,V5,M6)
3. Cepalo – caudal :
Thorax :
bentuk payudara simetris , areola un inferted, kemerahan (-)
teraba benjolan superior mamae sinistra, benjolan teraba lunak.
Ekstremitas : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
F. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorim tanggal 17 Desember 2013
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
Darah
- Hb 12,3 g/dl 11,7-15,5
- Leukosit 8,7 /ul 3,6-11
- HT 35 35-47
- Eritrosit /ul 3,3-5,2
- Trombosit 4,3 /ul 150-400
- BT 360 Menit 1-3
- CT 3 Menit 3-6
3
Kimia klinik
- GDS 94 mg/dl 70-120
- Ureum 17 mg/dl 15-50
- Kreatinin O,49 mg/dl 0,4-0,9
- SGOT 16 u/l 0-35
- SGPT 13 u/l 0-35
5.
BAB IV
PEMBAHASAN
Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal, khususnya suatu
pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland,
2002). Terdapat beberapa klasifikasi tumor diantaranya :
1. Ditinjau dari segi klinis
a. Malignant Neoplasm (Tumor Ganas)
Malignansi di sini dapat berarti:
1) Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan biasanya fatal; cenderung
semakin parah dan mengarah ke kematian.
2) Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan metastasis yang bersifat invasif
dan merusak.
b. Benign Neoplasm (Tumor Jinak)
Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau sifat non-melignan
dari neoplasma.
2. Ditinjau dari segi histologi, neoplasma dibedakan menjadi:
a. Epithelial Neoplasm (Carcinoma)
Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung
berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.
b. Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma)
Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambungembrional; jaringan yang
tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampatdan diikat oleh jaringan fibrilar atau
homogen.(Robbins and Cotran, 2005).
Dari analisa kasus diatas dapat diketahui bahwa terdapat neoplasma pada jaringan
payudaranya, tetapi belum bisa dibuktikan secara histologis maupun patologis klasifikasi
neoplasma tersebut, maka dari itu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui
adanya keganasan ataukah tidak melalui pemeriksaan patologi anatomi, gejala klinis yang
muncul pada pasien adalah Teraba benjolan, warna sama dengan warna kulit sekitar, teraba masa
diameter sebesar 5 cm, padat, kenyal, mudah digerakkan, dan terdapat nyeri tekan.
Tanda dan gejala klinis tersebut dapat dijadikan acuan untuk menegakan diagnose
keperawatan , dimana pada kasus ini dapat diangkat beberapa diagnose keperawatan yang
mungkin muncul selama pemberian asuhan keperawatan perioperatif diantaranya nyeri
akut,ansietas,resiko kekurangan volume cairan, dan gangguan perfusi jaringan perifer.
Tindakan medis yang dilakukan kepada pasien adalah tindakan pembedahan mastektomi
simple dengan mengankat benjolan yang menginfiltrasi pada jaringan payudaranya, harapanya
setelah tumor diambil maka akan memberikan gambaran keganasan tumor itu sendiri, sehingga
penatlaksanaan selanjutnya lebih tepat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kasus diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tumor/fibroadenoma payudara pada wanita paling sering terjadi pada wanita yang berusia 30
tahun keatas
2. Tumor/ fibroadenoma payudara berdasarkan ukuran tumor paling banyak pada ukuran 2-5 cm.
3. Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan status perkawinan paling banyak penderita menikah.
4. Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan jumlah tumor penderita paling banyak jumlah
tumor tunggal.
B. Saran
1. Fibroadenoma dapat terjadi pada semua wanita dan kadang-kadang dapat timbul bersama-sama
dengan keganasan pada payudara, maka dari itu bila menemukan suatu benjolan, lesi atau
kelainan lain pada payudara harus segera diwaspadai dan memeriksakannya ke dokter ahli atau
rumah sakit.
2. Wanita sebaiknya membiasakan diri untuk melakukan “periksa payudara sendiri” sehingga bila
ditemukan adanya suatu kelainan dapat dideteksi dan diobati lebih dini.
3. Pemberitahuan informasi tidak hanya diberikan di Rumah Sakit tetapi juga dapat dilakukan
melalui media cetak, media elektronik, penyuluhan, dan dapat juga saat melakukan arisan.