13
14
15
HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROSEDUR PENCEGAHAN
INFEKSI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN PROSES
PENYEMBUHAN LUKA
DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang
E-mail : 44miftahur@gmail.com
ABSTRAK
Pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit,
apabila tidak dilakukan dengan standar operasional pelayanan maka kemungkinan terjadi infeksi pada luka
operasi pasien. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi
dengan proses penyembuhan luka pada pasien post operasi di Rumah Sakit Islam UNISMA – Malang. Desain
penelitian mengunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
sebanyak 63 pasien yang melakukan operasi pada bulan Juli 2016 dengan penentuan sampel penelitian
menggunakan random sampling yang berarti pengambilan sampel secara acak dengan jumlah 20 pasien post
operasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Metode analisa data yang di gunakan
yaitu uji spearman rank dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian membuktikan lebih dari separuh(70,0%)
responden mendapatkan pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi baik dan lebih dari separuh(55,0%)
responden mengalami proses penyembuhan luka cepat. Terdapat hubungan antara pelaksanaan prosedur
pencegahan infeksi dengan proses penyembuhan luka pada pasien post operasi dengan p-value = (0,000)
<(0,050). Diharapkan pasien selalu menjaga lokasi luka operasi agar tetap steril untuk menghindari dari
kajadian infeksi dengan bertanya kepadapihak layanan kesehatan tentang cara merawat luka operasi yang benar
untuk mempercepat penyembuhan.
Kata Kunci : Pasien post operasi, pelaksanaan prosedur, pencegahan infeksi, proses penyembuhan luka operasi
16
RELATIONSHIP BETWEEN THE IMPLEMENTATION OF INFECTION
PREVENTION PROCEDURES IN POST OPERATION PATIENTS WITH HEALING
PROCESS IN ISLAMIC HOSPITAL UNISMA – MALANG
ABSTRACT
17
Pelaksanaan prosedur pencegahan Kegiatannya dilakukan secara baik dan
infeksi merupakan tindakan keperawatan benar di semua sarana rumah sakit;
yang sering dilakukan di rumah sakit, peralatan medis dan non medis, ruang
apabila tidak dilakukan dengan standar perawatan dan prosedur serta lingkungan
operasional pelayanan maka (Roslaili, 2013).
kemungkinan terjadin infeksi klinis. Mengingat kegiatan pencegahan
Komplikasi yang dapat terjadi karena infeksi melibatkan berbagai disiplin dan
perawatan luka post operasi seperti tingkatan personil rumah sakit.
oedema, hematoma, perdarahan sekunder, Diperlukan adanya prosedur baku untuk
luka robek, fistula, adesi atau timbulnya setiap tindakan yang berkaitan dengan
jaringan scar. Pelaksanaan prosedur pengendalian infeksi dituangkan dalam
perawatan luka yang tepat akan tata laksana pengendalian infeksi yang
mempercepat penyembuhan luka operasi merupakan prosedur maksimal yang
(Fridawaty, 2013). harus diupayakan untuk dilaksanakan
Tindakan perawatan luka post seluruhnya sesuai dengan situasi pada
operasi yang berkualitas selalu saat dan tempat pelaksanaannya (Molina,
memperhatikan metode universal 2012).
precautions yang telah ditetapkan seperti Infeksi luka operasi terjadi karena
mencuci tangan, alat-alat yang digunakan adanya gangguan penyembuhan luka.
harus steril sebelum digunakan pada Luka operasi dikatakan terinfeksi apabila
pasien. Keberhasilan pengendalian luka tersebut mengeluarkan nanah atau
infeksi pada tindakan perawatan luka post pus dan kemungkinan terinfeksi apabila
operasi ditentukan oleh kesempurnaan luka tersebut mengalami tanda-tanda
petugas dalam melaksanakan asuhan inflamasi atau mengeluarkan rabas
keperawatan klien secara benar, karena serosa. Infeksi Luka Operasi merupakan
sumber bakteri Infeksi Luka Operasi salah satu komplikasi pasca operasi
(ILO) dapat berasal dari pasien, perawat karena dapat meningkatkan lama
dan tim, lingkungan, dan termasuk juga perawatan yang tentunya akan menambah
instrumentasin (Molina, 2012). biaya perawatan, Selain itu infeksi luka
Pencegahan Infeksi merupakan suatu operasi dapat mengakibatkan cacat dan
upaya penting dalam meningkatkan mutu bahkan kematian (Alexandra, 2015).
pelayanan medis rumah sakit. Hal ini Pendapat yang sama disampaikan
hanya dapat dicapai dengan keterlibatan Lisnawati (2011), menyatakan bahwa
secara aktif semua personil rumah sakit, infeksi luka pasca operasi merupakan
mulai dari petugas kebersihan sampai salah satu masalah utama dalam praktek
dengan dokter dan mulai dari pekarya pembedahan dan infeksi menghambat
sampai dengan jajaran Direksi. proses penyembuhan luka sehingga
18
menyebabkan angka morbiditas dan sectional. Populasi dalam penelitian ini
mortalitas bertambah besar. sebanyak 63 pasien yang melakukan
Hasil penelitian Bahtia (2013), operasi pada bulan Juli 2016 dengan
kejadian infeksi luka post operasi di penentuan sampel penelitian
RSUP TB dari 20 pasien yang dilibatkan menggunakan random sampling yang
dalam penelitian terdapat 5 pasien (25%) berarti pengambilan sampel secara acak
mengalami kejadian infeksi pendarahan dengan jumlah 20 pasien post operasi.
dan sebanyak 15 pasien (75%) tidak Instrumen pengumpulan data yang
mengalami infeksi. Kejadian infeksi digunakan adalah kuisioner. Metode
dialami pasien pada hari ke-7 dan 10 post analisa data yang di gunakan yaitu uji
operasi. Seiring dengan masih tingginya spearman rank dengan menggunakan
angka kejadian infeksi pasca operasi SPSS.
mengakibatkan bertambahnya biaya Variabel bebas pada penelitian ini
perawatan yang ditanggung pasien. adalah Pelaksanaan Prosedur Pencegahan
Berdasarkan data Rumah Sakit Islam Infeksi. Variabel terikat dalam penelitian
UNISMA – Malang bulan Juni 2016 ini adalah Kejadian infeksi. Kriteria
diketahui bahwa sebanyak 17 pasien yang inklusi adalah pasien post operasi di
melakukan operasi didapatkan sebanyak Rumah Sakit Islam Unisma - Malang
3 orang mengalami infeksi pada luka pada hari ke-7 dan hari ke-10,bersedia
operasi berupa terjadi pendarahan. Hal ini menjadi responden. Sedangkan kriteria
menyebabkan perlu adanya pelaksanaan eksklusi pasien post operasi di Rumah
prosedur pencegahan infeksi pada pasien Sakit Islam Unisma - Malang yang tidak
post operasi, karena luka operasi perlu bersedia menjadi responden, tidak hadir
mendapatkan perawatan yang steril dan pada saat penelitian. Lokasi penelitian
intensif. dilakukan di Rumah Sakit Islam Unisma
Tujuan penelitian untuk mengetahui - Malang, beralamat di Jl. MT. Haryono,
hubungan antara pelaksanaan prosedur Malang, Kota Malang, Jawa Timur
pencegahan infeksi dengan proses 65144, Indonesia. Adapun penelitian
penyembuhan luka pada pasien post dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus
operasi di Rumah Sakit Islam UNISMA – 2016 sampai 25 September 2016.
Malang.
19
Rumah Sakit Islam Unisma – Malang. Tabel 2. Distribusi Frekuensi
didapatkan kurang dari separuh (30%) Pelaksanaan Prosedur
responden berumur 30-39 tahun, lebih Pencegahan Infeksi di Rumah
dari separuh 12 (60%) responden berjenis Sakit Islam Unisma – Malang.
kelamin perempuan, didapatkan separuh Prosedur Pencegahan
f (%)
10 (50%) responden melakukan operasi Infeksi
Baik 14 70
caesar dan lebih dari separuh 25 (75%) Tidak baik 6 30
responden baru satu kali melakukan Total 20 100
operasi.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Proses
Tabel.1 DistribusiFrekuensi Berdasarkan Penyembuhan Luka Pada Pasien
Karakteristik Responden di Post Operasi Di Rumah Sakit
Rumah Sakit Islam Unisma – Islam Unisma – Malang.
Malang Proses Penyembuhan
f (%)
Umur f (%) Luka
20-29 tahun 4 20 Cepat 11 55
30-39 tahun 7 35 Cukup Lama 6 30
40-49 tahun 6 30 Lama 3 15
50-59 tahun 3 13 Total 20 100
Total 20 100
Jenis Kelamin f (%) Berdasarkan Tabel 3 didapatkan
Laki-laki 8 40 lebih dari separuh 11 (55,0%) responden
Perempuan 12 60
Total 20 100 mengalami proses penyembuhan luka
Jenis Operasi f (%) cepat.
Caesar 10 50 Berdasarkan penilitian ini
Kista 1 5 mengunakan uji spearman rank untuk
Luka Robek 3 15
menentukan hubungan antara
Tumor 3 15
Usus Buntu 3 15 pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi
Total 20 100 dengan proses penyembuhan lukapada
OperasiKe f (%) pasien post operasi di Rumah Sakit Islam
1 15 75 Unisma – Malang, keapsahaan data
2 5 35
dilihat dari tingkat signifikasi (α) kurang
Total 20 100
dari 0,050. Hasil uji spearman rank
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan diketahui dari p-value = (0,000) < (0,050)
lebih dari separuh 14 (70,0%) responden sehingga H0 ditolak yang artinya ada
mendapatkan pelaksanaan prosedur hubungan antara pelaksanaan prosedur
pencegahan infeksi baik. pencegahan infeksi dengan proses
penyembuhan lukapada pasien post
20
operasi di Rumah Sakit Islam Unisma – (2014),mengemukakan umur yang masih
Malang. produktif terutama pada usia dewasa
mendukung mempercepat kemampuan
Pelaksanaan Prosedur Pencegahan penyembuhan jaringan dalam tubuh
Infeksi Pada Pasien Post Operasi karena adanya kedisiplinan responden
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan untuk menjaga kebersihan luka dan
bahwa lebih dari separuh 14 (70,0%) meminum obat secara teratur hal ini
responden mendapatkan pelaksanaan didasarkan oleh adanya dukungan dari
prosedur pencegahan infeksi baik di anggota keluarga terutama suami/istri dan
Rumah Sakit Islam Unisma – Malang. anak-anaknya. Adapun pelaksanaan
Diketahui pelaksanaan prosedur prosedur pencegahan infeksi baik juga
pencegahan infeksi baik didasarkan oleh berhubungan dengan pengelaman dimana
tekhnik septic dan antiseptic yang benar didapatkan sebanyak (25%) responden
sebanyak (100%) responden melakukan operasi sudah dua kali.
menggunakan pembalut yang bersih dan Kecepatan penyembuhan luka
selalu diganti setelah pembersihan luka, tergantung dari steril permukaan kulit
sedangkan sebanyak (85%) responden selama proses pembersihan luka sebelum
mendapatkan perawatan luka steril dengan pembalutan dan kecepatan membunuh
mendapatkan pembersihan luka dilakukan mikroorganisme pada pemberian teknik
secara teratur sesuai jadwal dan sebanyak antiseptik. Berdasarkan penjelasan HIPPII
(70%) responden tidak terdapat daki dan (2014), mengemukakan cara yang
kerak yang menempel disekitar luka. dilakukan untuk pencegahan infeksi
Diketahui responden mendapatkan dengan menggunakan antiseptik
pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dilakukan dalam waktu sekurang-
baik didukung oleh faktor bimbingan kurangnya 30 menit untuk instrumen
pihak medis dengan mendapatkan terbungkus. Tujuan pembalutan untuk
perawatan luka steril dan faktor melindungi luka dari kontaminasi
keterlibatan pasien untuk mempercepat mikroorganisme, membantu hemostasis,
penyembuhan luka operasi seperti pasien mempercepat penyembuhan dengan cara
selalu rutin melakukan pembersihan luka menyerap drainase dan untuk melakukan
secara teratur. Adapun faktor lain dari debredemen luka, menyangga atau
pasein dalam pencegahan infeksi mengencangkan tepi luka dan melindungi
didukung oleh umur sebanyak (35%) klien agar tidak melihat keadaan luka (bila
responden berumur 30-39 tahun, sehingga luka terlihat tidak menyenangkan).
pasien akan lebih disiplin dalam menjaga Salah satu cara pencegahan infeksi
kebersihan disekitar luka operasi, hal ini yang bisa dilakukan pasien sesuai dengan
sesuai dengan penjelasan Maryunani penejlasan Alexandra (2015) yaitujangan
21
menyentuh daerah luka insisi dengan kulit untuk operasi caesar kurang lebih 7-
tangan, cuci tangan sebelum dan sesudah 10 hari pascaoperasi, jahitan sudah
tindakan / perawatan luka, alat-alat melekat sempurna.
perawatan luka yang akan digunakan Didapatkan sebanyak (15%)
harus dalam keadaan steril (bebas dari responden mengalami proses
kuman), bersihkan luka dengan penyembuhan luka lama berhubungan
menggunakan tekhnik septic dan dengan faktor usia didapatkan sebanyak
antiseptic dan setelah dibersihkan luka (30%) responden berumur 30-39 tahun
insisi ditutup kembali dengan verband. dimana dapat dipahami semakin tua akan
semakin lama proses penyembuhan. Hal
Proses Penyembuhan Luka Pada ini dipengaruhi oleh adanya penurunan
Pasien Post Operasi elastisitas dalam kulit dan perbedaan
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan penggantian kolagen yang mempengaurhi
lebih dari separuh 11 (55,0%) responden penyembuhan luka (Ekaputra, 2013).
mengalami proses penyembuhan luka Tindakan yang dapat dilakukan
cepat di Rumah Sakit Islam Unisma – untuk mempercepat proses penyembuhan
Malang. Proses penyembuhan luka cepat luka operasi melakukan hudup sehat
diketahui dari luka pasien sudah kering, dengan mengkonsumsi makan yang sehat
tidak bernanah dan jahitan sudah dan bergizi tinggidan teratur
menutup dalam waktu kurang dari 7 hari. mengkonsums obat sesuai anjuran dokter.
Penyebab responden mengalami Sesuai penjelasan Brunner dan Suddarth
penyembuhan lukaoperasi cepatkarena (2014), mengemukanperawatan yang baik
adanya perawatan yang baik diberikan didasarkan oleh terpenuhi kecukupan
pihak medis melalui penggunaan alat nutrisi sehingga mempercepat proses
yang steril dan adanya motivasi diri penyembuhan luka, dengan makan
untuk menjaga kebersihan lokasi luka makanan yang mengandung protein
yang di dukungan oleh keluarga dalam tinggi: telur, ikan, daging, dll, karena
merawat perawatan luka pasien. protein sangat diperlukan untuk proses
Sedangkan hal lain yang mempercepat penyembuhan luka.
penyembuhan luka operasi seperti jenis
operasi yang dilakukan pasien dimana Hubungan Antara Pelaksanaan
didapatkan sebanyak (50%) responden Prosedur Pencegahan Infeksi Dengan
melakukan operasi caesar. Sesuai Proses Penyembuhan LukaPada
pendapat Fridawaty (2013), menjelaskan Pasien Post Operasi
bagian yang paling cepat mengalami Berdasarkan analisis Tabel 3
proses penyembuhan adalah bagian kulit dengan mengunakan uji spearman rank
dan subkutis jaringan lemak di bawah didapatkan bahwa p value = (0,000) <
22
(0,050) sehingga H0 ditolak yang artinya penyembuhan luka operasi. Kegiatan
ada hubungan antara pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi dilakukan
prosedur pencegahan infeksi dengan secara baik dan benar diketahui dari
proses penyembuhan luka pada pasien sterilisasi sarana rumah sakit seperti
post operasi di Rumah Sakit Islam peralatan medis dan non medis, ruang
Unisma – Malang. Didapatkan hasil perawatan dan prosedur serta lingkungan.
tabulasi silang menunjukan dari 14 (70%) Sedangkan berdasarkan penelitian Bahtia
responden yang mendapatkan (2013), menjelaskan perlu adanya
pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi
baik berdampak terhadap proses pada pasien post operasi, karena luka
penyembuhan luka operasi cepat pada 11 operasi perlu mendapatkan perawatan
(55%) pasien post operasi. yang steril dan intensif sehingga
Pelaksanaan prosedur pencegahan mempercepat penyembuhan luka operasi.
infeksi yang sesuai standar akan Cara dilakukan pasien untuk
mempercepat proses penyembuhan luka mempercepat proses penyembuhan luka
pada pasien post operasi, dengan operasi yaitu mengkonsumsi makanan
melakukan tindakan perawatan luka post yang bernutrisi tinggi, hal ini sesuai
operasi yang berkualitas selalu penjelasan Fridawaty (2013),
memperhatikan metode universal menemukakan proses penyembuhan luka
precautions yang telah ditetapkan seperti memerlukan protein sebagai dasar untuk
mencuci tangan, alat-alat yang digunakan terjadinya jaringan kolagen. Sedangkan
harus steril sebelum digunakan pada tindakan dari pihak rumah sakit dengan
pasien. Infeksi luka operasi terjadi karena melaksanakan prosedur pencegahan
adanya gangguan penyembuhan luka, infeksi dengan baik berupa sterilisasi alat
kemungkinan terinfeksi apabila luka dan fasilitas yang digunakan saat
tersebut mengalami tanda-tanda inflamasi pembedahan dan pengobatan luka operasi
atau mengeluarkan rabas serosa (Bahtia, pasien.
2013).
Hasil penelitian ini sepaham KESIMPULAN
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hakim (2015), diketahui ada hubungan 1) Lebih dari separuh 14 (70,0%)
penerapan standar operasional prosedur responden mendapatkan pelaksanaan
perawatan luka terhadap mempercepat prosedur pencegahan infeksi baik
proses penyembuhan lukapada pasien diRumah Sakit Islam Unisma –
post operasi. Sehingga dapat di pahami Malang.
pelaksanaan prosedur perawatan luka
yang tepat akan mempercepat
23
2) Lebih dari separuh 11 (55,0%) Brunner & Suddarth. 2014. Keperawatan
responden mengalami proses Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta:
penyembuhan luka cepat di EGC.
RumahSakit Islam Unisma – Malang. Depkes RI. 2013 Pedoman Pencegahan
3) Ada hubungan antara pelaksanaan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
prosedur pencegahan infeksi dengan Sakit dan Fasilitas Pelayanan K Di
proses penyembuhan lukapada pasien RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
post operasi di Rumah Sakit Islam Jurnal: Universitas Gadjah Mada
Unisma – Malang dengan p Yogyakarta. (No.1. Vol.6. Oktober
value=(0,000) <(0,050). 2013).
Hakim. 2015. Hubungan Penerapan
Standar Operasional Prosedur
SARAN Perawatan Luka Terhadap
Mempercepat Proses Penyembuhan
Diharapkan peneliti selanjutnya LukaPada Pasien Post Operasi Di
melakukan penelitian menambah jumlah RS. Panti Nirmala Malang. Skripsi:
sampel penelitian dan melakukan Universitas Brawijaya Malang.
penelitian pada pasien post operasi yang Hasdianah 2015 Buku Ajar Dasar-Dasar
bersedia untuk dilakukan observasi pada Riset Keperawatan Cetakan Ke -1.
luka operasinya. Jakarta : Nuha Medika.
HIPPII. 2014. Kebijakan Kemenkes
DAFTAR PUSTAKA Dalam Pencegahan dan Pengendalian
Infeks. Jakarta : IPCN
Alexandra, O. 2015. Pencegahan Infeksi Maryunani A. 2014. Pencegahan Infeksi
Dalam Pelayanan Keluarga dalam Kebidana. Jakarta: EGC.
Berencana (Manual Rujukan Molina, V. F . 2012. Analisis
Berdasarkan Pemecahan Masalah). Pelaksanaan Program Pencegahan
Jakarta: PKMI. dan Pengendalian Infeksi
Bahtiar H. 2013. Hubungan Tingkat Nosokomial di Rumah sakit Dr.
Kepatuhan Pelaksanaan Protap Mintohardjo Jakarta Tahun 2012
Perawatan Luka Post SC Dengan Tesis Program Pasca sarjana
Kejadian Infeksi Luka Post Sectio Universitas Indonesia. Universitas
Caesarea Di Ruang Melati RSUP Indonesia.
NTB. Jurnal: Universitas NTB (No.1. Mansjoer A . 2013. Kapita Selekta
Vol.16. April 2013). Kedoktera Edisi 3 Jilid 2 Jakarta:
Media Aescul
24
36
ISSN: 2548-1843
EISSN: 2621-8704
1
) Dosen Akademi Keperawatan RS Husada , Jakarta, 10730, Indonesia
2
) F.Kep, Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor, 45363, Indonesia
E-mail : ressa.andriyani.utami@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
Laparotomy is a surgical procedure in the abdominal area to overcome health problems. The risk of
infection can occur due to inadequate postoperative wound care. This study used a descriptive
approach to determine the description of the implementation of wound care for postoperative
laparotomy patients in Sumedang District. The study sample was 60 respondents, taken by random
sampling. Measuring the implementation of wound care was used using the SOP of the Ministry of
Health's Republic of Indonesia Health Care Implementation Instrument using a non-participatory
observation method. The results showed that the stage of the study carried out by nurses was 44%
adequate, 35% of the data analysis stage was adequate, 48% of adequate nursing planning, 32% of
adequate implementation, and 80% of the evaluation and documentation stages were adequate.
. This study recommends that nurses do wound care according to the SOP and the Hospital provides
adequate facilities to carry out nursing actions.
pasien yang telah menjalani operasi mulai dari pre operatif dapat
pembedahan perut. Adapun tujuan mencegah infeksi luka operasi di atas
perawatan post laparatomi, antara 1 % sadangkan intra operatif dan
lain; mengurangi komplikasi akibat post operatif dapat mencegah infeksi
pembedahan, mempercepat nosokomial di bawah 1%.
penyembuhan, mengembalikan fungsi
pasien semaksimal mungkin seperti Infeksi post laparatomi adalah infeksi
sebelum operasi, mempertahankan pada waktu penderita di rawat di
konsep diri pasien, dan rumah sakit tidak sedang dalam masa
mempersiapkan pasien pulang. inkubasi dari infeksi tersebut (Kozier,
et al, 1991:462). Infeksi nosokomial
Infeksi Rumah Sakit sering disebut terjadi karena adanya interaksi antara
sebagai Infeksi Nosokomial. Infeksi host, agent dan environment. Ada
nosokomial adalah infeksi yang beberapa faktor yang mempengaruhi
timbul atau terjadi sesudah 72 jam terjadinya infeksi nosokomial, yaitu:
perawatan pada pasien rawat inap faktor endogen seperti umur, seks,
didapat di rumah sakit dan terjadi penyakit penyerta dan faktor eksogen
pada pasien yang dirawat lebih lama seperti lama penderita dirawat di
dari masa inkubasi suatu penyakit rumah sakit, kelompok yang merawat
(Zulkarnain, Iskandar, 2006). Infeksi penderita, lingkungan, peralatan, dan
nosokomial dapat terjadi karena teknis medis yang dilakukan
faktor kontaminasi kuman, keadaan (Hasbullah T, 1993:8). Infeksi
penderita, keadaan setempat pada nosokomial merupakan masalah yang
luka, lama perawatan sebelum besar di suatu Rumah Sakit, apalagi
operasi, dan lama operasi (Depkes di Rumah Sakit dengan jumlah pasien
RI, 1993:3). Hal ini perlu diantisipasi yang banyak dan tenaga perawat yang
agar kejadian tersebut tidak dialami sedikit. Di negara maju program
oleh pasien dengan melakukan pengendalian infeksi lebih baik
perawatan secara paripurna mulai dari dibandingkan dengan negara
persiapan pre operatif dan post berkembang. Di Amerika Serikat
operatif dengan baik. Menurut Palmar dilaporkan infeksi mencapat 5 % per
(1987), persiapan yang dilakukan tahun bahkan mungkin lebih baik
pada tahun 2016 adalah sebanyak kasa steril di area yang steril.
0,29% dan infeksi post laparatomi Sedangkan terhadap 2 pasien lainnya
pada tahun 2016 adalah 1,81%. tindakan perawatan luka dilakukan
Angka infeksi tersebut menunjukkan sesuai dengan SOP (Standar
angka yang cukup tinggi karena Operasional Prosedur) yang mengacu
sebaiknya angka tersebut adalah pada standar Departeman Kesehatan
dibawah 1%. R.I. dimana perawat mempertahankan
prinsip steril, menggunakan sarung
Pada saat dilakukan studi tangan, mencuci tangan dengan
pendahuluan melalui observasi dan antiseptic serta menggunakan pinset
wawancara pada perawat pelaksana steril untuk mengambil kassa/kapas
dan pasien yang sedang dirawat pada steril.
di RS di wilayah Kabupaten
Sumedang, pelaksanaan tindakan Ruang perawatan pasca bedah
secara aseptik terhadap 3 (tiga) dari 5 memiliki SOP (Standar Operasional
(lima) orang pasien yang meliputi Prosedur) mengenai perawatan luka
kesterilan alat, dan antiseptik yang mengacu pada Panduan
meliputi: desinfeksi luka, mencuci Perawataan Luka Departemen
tangan dan isolasi masih kurang Kesehatan R.I tahun 1995 dan sudah
diperhatikan, misalnya dalam hal disosialisasikan kepada perawat
mencuci tangan sebelum dan sesudah pelaksana yang berkerja di RS. Akan
melaksanakan perawatan luka masih tetapi, pelaksanaannya terkadang
ada diantaranya perawat yang tidak tidak sesuai SOP tersebut. Banyak hal
melakukan cuci tangan terlebih yang mempengaruhi petugas/perawat
dahulu, ada juga yang mencuci tangan melakukan tindakan yang kurang
tidak memakai antiseptik, dan dalam baik, karena tindakan seseorang akan
pelaksanaan perawatan luka sendiri dipengaruhi oleh fasilitas, kebiasaan
masih ada perawat yang tidak dan dukungan dari lingkungan
menggunakan sarung tangan dan juga sekitar, sikap dan
penggunaan pinset yang telah
dipergunakan pada luka tetapi dipakai
juga untuk mengambil kapas atau
luka pada klien post laparatomi yang penurunan fungsi hati dapat
baik akan mengurangi risiko mengganggu sintesis dari faktor
timbulnya komplikasi terhadap pembekuan darah; berdasarkan nutrisi
pasien, tetapi apabila teknik yang menyatakan penyembuhan
dilakukan kurang baik, maka akan menempatkan penambahan
meningkatkan risiko timbulnya pemakaian pada tubuh. Klien
komplikasi. memerlukan diit kaya protein,
karbohidrat, lemak, vitamin C dan A,
Luka adalah kerusakan hubungan dan mineral seperti Fe, Zn. Klien
antar jaringan-jaringan pada kulit, kurang nutrisi memerlukan waktu
mukosa membran dan tulang atau untuk memperbaiki status nutrisi
organ tubuh lain (Agung, 2005). mereka setelah pembedahan jika
Selain itu, menurut Koiner dan mungkin. Klien yang gemuk
Taylan (2001), Luka adalah meningkatkan resiko infeksi luka dan
terganggunya integritas normal dari penyembuhan lama karena supply
kulit dan jaringan di bawahnya yang darah jaringan adipose tidak adekuat,
terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, berdasarkan infeksi menyatakan
tertutup atau terbuka, bersih atau infeksi luka menghambat
terkontaminasi, superficial atau penyembuhan (Ismail, 2008).
dalam. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengertian luka Kondisi fisik dapat mempengaruhi
seperti Klasifikasi Luka yang penyembuhan luka. Adanya sejumlah
diklasifikasikan dalam beberapa besar lemak subkutan dan jaringan
bagian antara lain luka disengaja dan lemak (yang memiliki sedikit
Luka tidak disengaja. pembuluh darah) mengakibatkan
gangguan sirkualsi dan oksigenisasi
Ismail (2008) menjelaskan faktor pada jaringan. Pada orang-orang yang
yang mempengaruhi luka yaitu: gemuk penyembuhan luka lambat
berdasarkan usia menyatakan bahwa karena jaringan lemak lebih sulit
anak dan dewasa penyembuhan lebih menyatu, lebih mudah infeksi, dan
cepat daripada orang tua. Orang tua lama untuk sembuh. Aliran darah
lebih sering terkena penyakit kronis, dapat terganggu pada orang dewasa
dan pada orang yang menderita tubuh akibat dari obstruksi dari aliran
gangguan pembuluh darah perifer, darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari
hipertensi atau diabetes millitus. balutan pada luka terlalu ketat. Dapat
Oksigenasi jaringan menurun pada juga terjadi akibat faktor internal
orang yang menderita anemia atau yaitu adanya obstruksi pada
gangguan pernapasan kronik pada pembuluh darah itu sendiri; Diabetes
perokok. Kurangnya volume darah dengan Hambatan terhadap sekresi
akan mengakibatkan vasokonstriksi insulin akan mengakibatkan
dan menurunkan ketersediaan oksigen peningkatan gula darah, nutrisi tidak
dan nutrisi untuk penyembuhan luka; dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal
Hematoma (bekuan darah), tersebut juga akan terjadi penurunan
merupakan hal yang sering terjadi, protein-kalori tubuh; Keadaan luka
sehingga darah pada luka secara menyatakan bahwa keadaan khusus
bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk dari luka mempengaruhi kecepatan
kedalam sirkulasi. dan efektifitas penyembuhan luka.
Beberapa luka dapat gagal untuk
Apabila terdapat bekuan yang besar, menyatu. Beberapa diantaranya
hal tersebut memerlukan waktu untuk adalah penggunaan obat anti
dapat diabsorbsi oleh tubuh, sehingga inflamasi (seperti steroid dan aspirin),
menghambat proses penyembuhan dimana heparin dan anti neoplasmik
luka; berdasarkan faktor benda asing mempengaruhi penyembuhan luka.
bahwa benda asing seperti pasir atau
mikroorganisme akan menyebabkan Penggunaan antibiotik yang lama
terbentuknya suatu abses sebelum dapat membuat seseorang rentan
benda tersebut diangkat. Abses ini terhadap infeksi luka seperti steroid
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel akan menurunkan mekanisme
mati dan lekosit (sel darah putih), peradangan normal dan tubuh
yang membentuk suatu cairan yang terhadap cedera, antikoagulan dapat
kental yang disebut dengan nanah mengakibatkan perdarahan, antibiotik
(Ismail, 2008) Iskemia merupakan dapat efektif diberikan segera
suatu keadaan dimana terdapat sebelum pembedahan untuk bakteri
penurunan suplai darah pada bagian penyebab kontaminasi yang spesifik.
Taylor C.L.C. & Lemone P. (1998). Fundamental of Nursing: The Art and Science
of Nursing Care. Volume I. Philadelphia- New York. Lippocott.
Tietjen L. (1994). Pencegahan Infeksi. Alih Bahasa Siti Dhyanti W. & Abdul Bari
Saifuddin. Cetakan I. Jakarta. PKMI
Zulkarnain, I. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. (2006). Pusat penerbitan Ilmu penyakit Dalam
Fakultas
Kedokterq
aan Universitas Indonesia. Jaka