Studi Kasus
WILLI ANDRIYANI,S.Kep
NIM : 21216060
Studi Kasus
WILLI ANDRIYANI,S.Kep
NIM : 21216060
ii
4
iii
5
iv
6
vi
7
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
1. Ibu Sri Yulia, S.Kp.,M.Kep, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Palembang.
2. Ibu Anita Apriany, S.Kep,.Ns, M.Bmd Selaku Ketua Jurusan Program
Studi Ilmu Keperawatan STIKes MuhammadiyahPalembang.
3. Bapak dr. Pangestu Widodo, MARS selaku Direktur Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang yang telah memberikan izin untuk penelitian
4. Ibu Suratun, S.Kep.,Ns M.Kep, Selaku Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan telah banyak memberikan masukan, saran,
bimbingan dan pengarahan dengan sabar dalam penulisan laporan studi
kasus ini.
5. Ibu Dewi Pujiana, S.Kep, Ns,.M.Bmd, Selaku Dewan Penguji.
6. Semua Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Palembang.
vii
8
7. Kedua Orangtua Saya, Ayahanda Kardi dan Ibunda Sujiah yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada
henti untuk kesuksesan saya, karena tiada doa yang paling khusyuk selain
doa yang terucap dari orang tua.
8. Saudara Kandung Saya, Rudy Ariyanto dan Wira Ade Tri Utomo yang
selalu memotivasi, mendukung serta mendoakan saya.
9. Teman satu perjuangan, Sahabat, serta Saudara walau tak sedarah , Yoan
Rizki Aditya, Novita Damaiyanti, Mentari Desy Ratnasari, Septimiani, M.
Ikhsan Gani Amin, Juanda, Bayu Amiliansyah dan Adi Saputra yang
senantiasa menjadi penyemangat dan menjadi tempat saya untuk kembali
disaat saya benar atau salah, menang atau kalah, dan disaat suka maupun
duka.
10. TemansejawatMahasiswa Profesi Nersangkatan XI yangtelahmemberikan
masukan dan bantuan yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan studi kasus
ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu dengan hati
terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga
dapat memberikan perubahan kearah yang lebih positif dalam proses
pembelajaran dimasa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
viii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS........................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI................................................. vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. TujuanPenelitian................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 3
BAB IV : PEMBAHASAN.............................................................................78
BAB V :PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 91
B. Saran..................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
10
DAFTAR TABEL
x
11
DAFTAR GAMBAR
xi
12
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah
merah dankadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia
defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di Negara maju
maupun berkembang. Anemia defisiensi besi adalah keadaan anemia yang
disebabkan karena kurangnya penyerapan zat besi (Fe). Hal ini disebabkan
oleh tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap zat besi
dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan diakibatkan
oleh perdarahan. (Hofbrand, Pettit and Moss,2005).
Kejadian anemia bervariasi tetapi diperkirakan sekitar 30% penduduk
dunia menderita anemia, dimana prevalensi tertinggi berada di Negara-negara
sedang berkembang. Prevalensi anemia adalah sekitar 8-44%, dengan
prevalensi tertinggi pada laki-laki usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa
hasil studi lainnya dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada laki-laki adalah
27-40% dan wanita adalah 16-21%. Penyebab tersering terjadinya anemia
adalah anemia kronik dengan prevalensinya sekitar 35% dan diikuti oleh
anemia defisiensi besi sekitar 15%. Penyebab lainnya yaitu defisiensi vitamin
B12, defisiensi asam folat dan perdarahan saluran cerna (WHO, 2015).
Hasil Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2015 menemukan
prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia antara lain, anemia (46,3%),
hipertensi (42,9%), penyakit sendi (39,6%), penyakit jantung dan pembuluh
darah (10,7%). Survey di 12 Provinsi pada tahun 2015 menunjukan anemia
yang dirawat di rumah sakit sebanyak 3.251 kasus. Jumlah ini meningkat
drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1.236 kasus.
Diawal tahun 2009 tercatat 2.159 kasus yang dirawat di rumah sakit
(Depkes,2015).
Berbagai sebab penyakit anemia defisiensi besi antara lain
adalahfaktorkekurangan nutrisi, kegagalan sumsum tulang, hemolisisdan
kehilangan sel darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala
1
2
muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana
terjadi kegagalan sempurna dan irreversible(Kiswari, 2014). Hasil penelitian
dari Sri (2010) di salah satu SMP di kota Makassar diketahui bahwa
konsumsi zat besi yang cukup beresiko anemia 27,8% dan konsumsi zat besi
yang kurang beresiko anemia 75%. Itu berarti bahwa siswi dengan konsumsi
zat besi kurang berisiko 276 kali lebih besar untuk menderita anemia dengan
nilai p =0,002. Berdasarkan hasil rekam medik dari Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang untuk bulan Maret-Mei 2017 tercatat bahwa ada
92 kasus anemia yang terjadi (Rekam Medik RSMP, 2017).
Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk menerapkan
asuhan keperawatan pada Klien Nn. Y dengan gangguan sistem hematologi:
anemia defisiensi besidi ruang penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Tahun 2017.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana asuhan keperawatan pada Klien Nn. Y dengan gangguan sistem
hematologi : anemia defisiensi besi di ruang penyakit dalam Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2017 ?
c. Tujuan Penulisan
a) Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Klien Nn. Y
dengan gangguan sistem hematologi anemia defisiensi besi di ruang
penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
b) Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada Klien Nn. Y dengan gangguan sistem
hematologi : anemia defisiensi besi di ruang penyakit dalam Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang.
3
d. Manfaat Penulisan
1. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Diharapkan laporan studi kasus ini dapatmenjadi bahan ajar dalam
kegiatan belajar mengajar untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang
keperawatan medikal bedah, terutama pada aspek yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem hematologi.
2. Bagi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Diharapkan laporan studi kasus ini dapat memberikan informasi dan
sumbangan pikiran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap
pasien dengan anemia.
3. Bagi Penulis
Penulis dapat memperluas ilmu pengetahuan dan menambah wawasan
tentang anemia secara teoritis maupun klinis serta dapat mengaplikasikan
asuhan keperawatan terhadap pasien anemia.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,
2011).
Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat
kosongnya cadangan besi tubuh ( depleted iron store) sehingga penyediaan
besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan
hemoglobin (Hb) berkurang (Bakta, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah keadaan anemia yang disebabkan karena
kurangnya penyerapan zat besi, perdarahan trauma dan meningkatnya
kebutuhan zat besi yang tidak sesuai dengan pemasukan (Soeparman, 2008).
Dengan demikian anemia defisiensi besi adalah suatu keadaan dimana
jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam
sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekurangan zat
besi.
b. Etiologi
Menurut Bakta (2007), Penyebab anemia yaitu:
1. Kehilangan darah yang bersifat kronis danpatologis:Yang paling sering
adalah perdarahanuterus ( menorrhagi, metrorrhagia) padawanita,
perdarahan gastrointestinaldiantaranya adalah ulcus pepticum,varices
esophagus, gastritis, hernia hiatus, diverikulitis, karsinoma
lambung,karsinoma sekum, karsinoma kolon,maupun karsinoma
rectum.
2. Konsumsi alkohol atau aspirin yangberlebihan dapat menyebabkan
gastritis,hal ini tanpa disadari terjadi kehilangandarah sedikit-sedikit
tapi berlangsungterus menerus.
4
5
Peran penting dilakukan juga oleh sel darah, yaitu pengaturan suhu
tubuh karena dengan cara konduksi ia membawa panas tubuh dari pusat-
pusat produksi panas untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dan ke
permukaan tubuh yang pada akhirnya diatur pelepasannya dalam upaya
homeostatis suhu (termoregulasi). Jumlah darah manusia bervariasi
tergantung berat badan seseorang. Rata-rata jumlah darah adalah
70cc/kgBB. Bagian padat darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan
trombosit. Bagian padat darah merupakan 45% dari seluruh volume
darah, 55% adalah plasma yang merupakan komponen cair darah.
1. Sel darah merah atau eritrosit
Bentuknya bulat pipih dengan cekungan di tengahnya. Sel
darah merah normal tidak mempunyai inti sel, diameternya 7 mikron
yang bersifat kenyal sehingga bisa berubah bentuk menyesuaikan
pembuluh darah yabg dilaluinya.Sel darah merah dibuat di dalam
sumsum tulang. Rata-rata umur hidup sel darah merah sekitar 105-
120 hari. Kemudian sel menjadi usang dan dihancurkan dalam
system retikuloendoteal. Terutama di limfa dan hati. Globin dan
globulin diubah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai
protein dalam jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin
diubah menjadi glirubin dan bili verdin yang berwarna kehijau-
hijauan. Jumlah hemoglobin pada laki-laki 14-16% dan pada wanita
12-14%.
2. Sel darah putih atau leukosit
Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan
tubuh dengan cara menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin)
yang masuk. Ada 5 jenis leukosit :
1) Neutrofil (65%-75%)
2) Eosinofil (2%-5%)
3) Basofil (0,5%-1%)
4) Limfosit (20%-25%)
5) Monosit (3%-8%).
7
b) Fisiologi
Menurut Wiwik (2011), fungsi darah adalah :
1. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
1) Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
2) Mengambil CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
paru.
3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan
ke seluruh jaringan/alat tubuh.
4) Mengangkut dan mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
bagi tubuh dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap bibit penyakit dan racun yang
akan membinasakan tubuh dengan perantaraan leukosit,
antibodi/zat anti racun.
3. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
Absorbsi Fe
berkurang
Kehilangan komponen
pembentuk eritrosit
Eritrosit tidak
sempurna
Eritrosit pecah
Hemolisis
ANEMIA
Transport O2 menurun Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer
Kebutuhan O2 tidak terpenuhi
Hipoksia sel dan
jaringan Metabolisme
Aerob
Merangsang syaraf simpatis penumpukan asam
laktat di jaringan
Aliran darah menurun Kelelahan
Peristaltik usus menurun Intoleransi Aktifitas
Peningkatan asam lambung
Mual/muntah
Tidak nafsu makan
Intake tidak adekuat
Berat badan menurun
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang
dari kebutuhan tubuh
d. Manifestasi Klinis
1. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
2. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah)
Angina (sakit dada)
3. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
4. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
5. Pucat merupakan tanda paling penting pada defisiensi besi. Pada ADB
dengan kadar Hb 6-10 g/dl terjadi mekanisme kompensasi yang efektif
µg/dl eritrosit. Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak
dijumpai pada anemia jenis lain adalah sebagai berikut :
a. Koilorikia : Kuku sendok (Spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris-
garis vertical, dan menjadi cekung seperti sendok.
b. Atrofi papilla lidah : Permukaan lidah menjadi licin dan mengilap
karena papil lidah menghilang.
c. Stomatitis angularis :adanya peradangan pada sudut mulut,
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
d. Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
e. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklorid.
f. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Metha A, Hoffbrand (2000), pemeriksaan penunjang anemia
defisiensi besi adalah sebagai berikut :
1. Parameter awal dari hitung darah lengkap biasanya menunjukkan klinisi
arah dari anemia defisiensi besi. MCV, MCH dan MCHC yang rendah
dan film darah hipokromik sangat mengarahkan terutama jika pasien
diketahui mempunyai hitung darah yang normal dimasa lalu.
2. Saturasi transferin biasanya dibawah 5%,serum ferritin kadarnya kurang
dari 10ng/ ml,protoporfirin eritrosit bebas sangat meningkat yaitu 200
μg/dl, terjadi peningkatan TIBC [normalorang dewasa 240-360μg/dl],
kadar besi serumkurang dari 40μg/dl.
3. Hapusan darah menunjukkan anemia hipokromik mikrositik, anisositosis
(banyak variasi ukuran eritrosit), poikilositosis (banyak kelainan bentuk
eritrosit), sel pensil, kadang-kadang adanya sel target.
12
1. Kulit
Kulit akan tampak pucat karena berkurangnya jumlah
hemoglobin (anemia); kemerah-meahan karena meningkatnya
jumalah hemoglobin (polisitemia); jaundis karena penumpukan
pigmen empedu yang disebabkan oleh hemolisis yang cepat
atau berlebihan; purpura, peteki, ekkimosis, hematom yang
disebabkan oleh defisiensi hemostatik factor pembeku yang
16
ada
Diskolorisasi kulit
Perubahan suhu kulit
Perubahan sensasi
Kebiru-biruan
Perubahan tekanan darah di
ekstremitas
Bruit
Terlambat sembuh
Pulsasi arterial berkurang
Warna kulit pucat pada
elevasi, warna tidak kembali pada
penurunan kaki
Cerebral
Abnormalitas bicara
Kelemahan ekstremitas atau
paralis
Perubahan status mental
Perubahan pada respon
motorik
Perubahan reaksi pupil
Kesulitan untuk menelan
Perubahan kebiasaan
Kardiopulmonar
tambahan
Balikkan kapiler > 3 detik
(Capillary refill)
Abnormal gas darah arteri
Perasaan ”Impending Doom”
(Takdir terancam)
Bronkospasme
Dyspnea
Aritmia
Hidung kemerahan
Retraksi dada
Nyeri dada
Hipovolemia
Hipervolemia
Aliran arteri terputus
Exchange problems
Aliran vena terputus
Hipoventilasi
Reduksi mekanik pada vena
dan atau aliran darah arteri
Kerusakan transport oksigen
melalui alveolar dan atau membran
kapiler
Tidak sebanding antara
ventilasi dengan aliran darah
Keracunan enzim
Perubahan afinitas/ikatan
O2 dengan Hb
21
Penurunan konsentrasi Hb
dalam darah
dan mental pada tingkat yang lazim Kriteria Hasil : Dorong anal untuk mengungkapkan
Memverbalisasikan peningkatan energi perasaan terhadap keterbatasan
Batasan karakteristik : dan merasa lebih baik Kaji adanya factor yang menyebabkan
- Apatis Menjelaskan penggunaan energi untuk kelelahan
- Gangguan konsentrasi mengatasi kelelahan Monitor nutrisi dan sumber energi
- Gangguan libido tangadekuat
- Intropeksi Monitor pasien akan adanya kelelahan
- Kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
- Kurang energi Monitor respon kardivaskuler
- Kurang minat terhadap sekitar terhadap aktivitas
- Letargi Monitor pola tidur dan lamanya
- Mengantuk tidur/istirahat pasien
- Peningkatan kebutuhan istirahat
- Peningkatan keluhan fisik
- Penurunan performa
Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
Partahankan teknik aspesis pada
pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
memverbalisasikan adanya masalah, melaksanakan prosedur yang dengan anatomi dan fisiologi, dengan
ketidakakuratan mengikuti instruksi, dijelaskan secara benar cara yang tepat.
perilaku tidak sesuai. Pasien dan keluarga mampu 3. Gambarkan tanda dan gejala yang
Faktor yang berhubungan : menjelaskan kembali apa yang biasa muncul pada penyakit, dengan
keterbatasan kognitif, interpretasi dijelaskan perawat/tim kesehatan cara yang tepat
terhadap informasi yang salah, lainnya 4. Gambarkan proses penyakit, dengan
kurangnya keinginan untuk mencari cara yang tepat
informasi, tidak mengetahui sumber- 5. Identifikasi kemungkinan penyebab,
sumber informasi. dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
12. Instruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
28
28
BAB III
METODE STUDI KASUS DAN TINJAUAN STUDI KASUS
1. Identitas Klien
Inisial : Nn. Y No. RM :53-18-54
Usia : 17 Tahun Tgl Masuk : 5 Juni 2017
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl Pengkajian : 6 Juni 2017
Alamat : Kertapati Sumber Informasi : Pasien dan
Ayah
No. Telp :- Keluarga Terdekat : Ayah, Ibu
Status : Belum Menikah Status : Menikah
Agama : Islam Alamat : Kertapati
Suku : Komering No. Telp :-
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : Karyawan
28
29
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Pusing
b. Keluhan Utama (saat pengkajian)
Pusing, lemas, demam, mual, dan kurang nafsu makan.
c. Riwayat Kesehatan Saat ini
Pasien mengeluh badannya lemas, demam, pusing,mual, dan kurang
nafsu makan.
3. Riwayat Keluarga
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
X : Meninggal
: Tinggal serumah
5,1 10^3/ul, trombosit 314 10^3/ul, widal typhi H (+) 1/80 dan typhi O (+)
1/80.
a. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan :
Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakit yang dideritanya.
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
b. Nutrisi
1) Mulut
Trismus (- ), Halitosis ( - )
Bibir : lembab ( - ), pucat (), sianosis ( - ), labio/palatoskizis ( - ),
stomatis ( - )
Gusi : Normal ( ), plak putih ( - ), lesi ( - )
Gigi : Normal ( ), ompong ( - ), caries ( - ), Jumlah gigi :..............................
Lidah : bersih ( - ), kotor/putih ( ), jamur ( - )
2) Leher
Kaku kuduk ( - ), Simetris ( ), benjolan ( - ), tonsil ( - )
Kelenjar tiroid : normal ( ), pembesaran ( - )
Tenggorok : Kesulitan Menelan ( - )
3) Abdomen
Inspeksi : bentuk : simetris ( ), tidak simetris ( - ), kembung ( - ),
asites ( - )
Palpasi : massa ( - ), nyeri ( - )
Kuadran I : simetris, warna kulit normal, tidak ada penonjolan
Kuadran II : simetris, warna kulit normal, tidak ada penonjolan
Kuadran III : simetris, warna kulit normal, tidak ada penonjolan
Kuadran IV : simetris, warna kulit normal, tidak ada penonjolan
Auskultasi : bising usus 10 x/mnt
Perkusi : Timpani ( ), redup ( - )
BAB : warna kuning , Frekuensi 1 x/hari
Konsistensi : Padat , lendir ( - ), darah ( - ), ampas ( - )
konstipasi ( - )
Data Tambahan :
- Pasien mengeluh mual
- Pasien mengatakan kurang nafsu makan
- IMT : 14,95 (Berat badan kurang dari BB ideal)
- Terjadi penurunan berat badan sebanyak 12kg selama 1 bulan
Masalah Keperawatan :
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Data tambahan :
- IWL = (15cc x 35kg )/24 jam = 525 cc/ 24 jam
- Balance cairan = intake – output = 2500 cc – 1525 cc = 975 cc
33
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
d. Aktivitas/istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang
dibawa saat tidur, dll)
Kebiasaa tidur siang : 2 jam/hari
Skala aktivitas :
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Keterangan :
0 : Tidak ada pergerakan otot
1 : Pergerakan otot yang dapat dilihat, namun tidak ada pergerakan sendi
2 : Pergerakan sendi, namun tidak dapat melawan gravitasi
3 : Pergerakan melawan gravitasi, namun tidak dapat melawan tahanan
4 : Pergerakan melawan tahanan, namun kurang dari normal
5 : kekuatan normal
Kelainan otot :
Tidak ada kelainan otot
Tonus/aktivitas
Aktif ( - ), tenang ( ), letargi ( - ), kejang (- ), menangis keras ( - ),
lemah ( ), melengking ( - ), sulit menangis ( - )
Ekstremitas
Amelia ( - ), sindaktili ( - ), polidaktili ( - )
Reflek patologis :
Babinsky : + ( - ), - ( )
Kernig : + ( - ), - ( )
Brudzinsky : + (- ), - ( )
Reflek fisiologis
Biceps : + ( ), - ( - )
Triceps : + ( ), - ( - )
Patella : + ( ), - ( - )
Jantung
Inspeksi : ictus cordis/denyut apeks ( - ), normal ( ), melebar ( - )
Palpasi : kardiomegali ( - )
Perkusi : redup ( ), pekak ( )
Auskultasi : HR 78 x/mnt, aritmia ( - ), disritmia ( - ), murmur ( - )
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
e. Persepsi/kognitif
Kesan umum
Tampak sakit : ringan ( - ), sedang ( ), berat ( - ), pucat ( ), sesak
( - ), kejang ( - )
1) Kepala
a) Rambut : warna hitam , mudah dicabut ( -), ketombe (- ), kutu (- )
b) Kelainan bentuk kepala : Tidak ada kelainan bentuk kepala
2) Mata
Mata : jernih ( ), mengalir, kemerahan ( - ), sekret ( - )
Visus : 6/6 ( ), 6/300 ( -), 6/tak terhingga ( - ),
Pupil : isokor ( ), anisokor ( - ), miosis ( - ), midriasis ( - )
Reaksi terhadap cahaya : kanan positif ( ), negatif ( - ), kiri
positif ( ), negatif ( - )
Alat bantu : kacamata ( - ), softlens ( - )
Conjungtiva : merah jambu ( - ), anemis ( )
Sklera : putih ( ), ikterik ( - )
3) Bibir, lidah
a) Bibir : normal ( ), sumbing ( - )
b) Sumbing lagit-langit/pallatum ( )
c) Lidah : bersih ( - ), kotor/putih ( ), jamur ( - )
4) Telinga, hidung, tenggorok
a) Telinga : normal ( ), abnormal ( - ), sekret ( - )
b) Hidung : simetris ( ), asimetris ( - ), sekret ( - ), nafas cuping
hidung ( -),
c) Tenggorok : tonsil ( - ), radang ( - )
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
36
f. Persepsi diri
Perasaan klien terhadap penyakit yang dideritanya : Pasien mengatakan
bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah SWT
Persepsi klien terhadap dirinya : Pasien mengatakan dirinya berharga dan
pasti kuat untuk menghadapi penyakit yang dideritanya
Konsep diri : Pasien adalah seorang pelajar. Pasien merupakan anak ke 3
dari 5 bersaudara.
Tingkat kecemasan : Pasien mengatakan merasa cemas, namun pasien bisa
menghadapi kecemasan itu.
Citra diri/body image : Pasien mengatakan menyukai semua bentuk dari
dirinya dan tidak merasa malu dengan keadaannya saat ini.
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
g. Peran hubungan
Budaya : Palembang, Indonesia
Suku : Komering
Agama yang dianut : Islam
Bahasa yang digunakan : Bahasa daerah Palembang dan Komering
Masalah sosial yang penting : Tidak ada
Hubungan dengan orang tua : Baik
Hubungan dengan saudara kandung : Baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar : Baik
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan
37
Masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan
i. Toleransi/koping stress
GCS : 15
E : 4 ( membuka mata spontan )
V : 5 ( orientasi baik )
M : 6 ( sesuai perintah )
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
j. Prinsip hidup
Budaya :Palembang, Indonesia.
Spiritual/religius : Pasien mengatakan beragama islam, pasien
menjalankan sholat 5 waktu dan berpuasa di bulan Ramadhan. Namun
saat sakit pasien tidak berpuasa karena harus minum obat.
Harapan : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa pulang
kerumah.
Psikososial :Pasien mengatakan hubungannya dengan lingkungan sekitar
baik, tidak ada masalah.
1) Persepsi klien terhadap penyakitnya : Pasien mengatakan bahwa
penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah SWT.
2) Reaksi saat interaksi
Kooperatif ( ), tidak kooperatif ( - )
3) Status emosional
Tenang ( ), cemas ( - ), marah ( - ), menarik diri ( - ),
tidak sabar ( - )
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan
masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
k. Keselamatan/perlindungan
Tingkat kesadaran : composmentis ( ), apatis ( - ), somnolen ( - ),
sopor ( - ), soporocoma ( - ), coma (- )
TTV : suhu 37,3°C, Nadi 78x/mnt, TD 80/60 mmHg, RR 20x/mnt
Warna kulit : Pucat
38
Masalah keperawatan :
- Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
- Hipertermia
l. Kenyamanan
Provaiking : -
Quality :-
Regio :-
Skala :-
Time :-
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
39
Tabel 3.1
Terapi Obat
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Tanggal 5 Juni 2017
Tabel 3.2
Hasil Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 7.7 g/dL 12.0-16.0
Jumlah leukosit 5.1 10^3/ul 4.2 – 11.0
Jumlah trombosit 314 10^3/ul 154-386
Hematokrit 24.0 % 37.0-47.0
Immuno serologi
Widal
Typhi H (+) 1/80 Negatif
Typhi O (+) 1/80 Negatif
2. Analisa Data
NamaPasien : Nn. Y
Umur : 17 tahun
JenisKelamin: Perempuan
41
No. RM : 53-18-54
Tabel 3.3
Analisa Data
B Data Etiologi Masalah
No
1 Ds : Asupan Fe berkurang Ketidakefektifan perfusi
- Pasien mengatakan jaringan perifer
badannya lemas Kehilangan komponen
- Pasien mengatakan pembentuk eritrosit
pusing
Do : Eritrosit tidak sempurna
- KU : lemah
- Pasien tampak pucat Eritrosit pecah
- CRT > 3 detik
- Akral dingin Anemia
- Konjungtiva anemis
- Hb : 7,7 g/dL Transport o2 menurun
- Ht : 24 %
- TD : 80/60 mmHg Kebutuhan O2 tidak
- RR : 20x/menit terpenuhi
- T : 37,3 ͦc
- HR : 78x/menit, nadi Ketidakefektifan perfusi
teraba lemah jaringan perifer
2 Ds : Anemia Ketidakseimbangan
- Pasien mengeluh mual nutrisi kurang dari
- Pasien mengatakan Transport o2 menurun kebutuhan tubuh
kurang nafsu makan
- Pasien mengatakan Kebutuhan O2 tidak
hanya menghabiskan terpenuhi
1/4 dari porsi yang
disediakan Hipoksia sel dan jaringan
Do : Merangsang syaraf simpatis
- BB sebelum sakit : 47
kg Aliran darah menurun
- BB saat sakit : 35 kg
- TB : 153 cm Peristaltik usus menurun
- IMT = 14,95 (Berat
Badan Kurang) Peningkatan asam lambung
- TD : 80/60 mmHg
- RR : 20x/menit Mual/muntah
- T : 37,3 ͦc
42
3. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
43
4. Intervensi
NamaPasien : Nn. Y
Umur : 17 tahun
JenisKelamin : Perempuan
No. RM : 53-18-54
Tabel 3.4
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Ketidakefektifan perfusi jaringan NOC: Perfusi jaringan : Perifer NIC : Manajemen Sensasi Perifer
perifer berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan selama 3x 24 jam diharapkan 1. Monitor sensasi tumpul atau
penurunan kadar Hb ditandai dengan : perfusi jaringan perifer pasien tidak terganggu dengan tajam, panas atau dingin.
Ds : kriteria hasil: 2. Instruksikan pasien dan keluarga
- Pasien mengatakan badannya lemas No Skala Aw Tujuan untuk memeriksa adanya
- Pasien mengatakan pusing al kerusakan kulit setiap hari
Do : 1 Pengisian kapiler jari 3 5 3. Monitor trompoplebitis dan
- KU : lemah tromboemboli pada vena
- Pasien tampak pucat 2 Pengisian kapiler jari 3 5 4. Batasi gerakan kepala, leher dan
- CRT > 3 detik kaki punggung
- Akral dingin 3 3 Suhu kulit ujung 3 5 5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
- Konjungtiva anemis kaki dan tangan 6. Kolaborasi pemberian obat
- Hb : 7,7 g/dL 4 4 Kekuatan denyut 3 5
- Ht : 24 % nadi karotis ( kanan)
- TD : 80/60 mmHg Indikator :
- RR : 20x/menit 1 : Berat
- T : 37,3 ͦc 2 : Cukup
44
5. Implementasi
46
NamaPasien : Nn. Y
Umur : 17 tahun
JenisKelamin : Perempuan
No. RM : 53-18-54
Tabel 3.5
Implementasi Keperawatan
Selasa,6 juni 2017 / Shift Pagi
Hipertermia Selasa, 1. Mengukur suhu dan tanda Selasa, 6 juni 2017 Willi
2 berhubungan dengan 6 juni vital lainnya pukul
penyakit ditandai 2017 R/ TD : 80/60 mmHg 14.00 wib
dengan : RR : 20x/menit S : - Pasien mengatakan badannya masih panas
12.35 T : 37 ͦc
HR : 76 x/menit
Ds : wib O:
- Pasien mengeluh 1. Ku: tampak lemah
badannya panas 2. TD : 80/60 mmHg
2. Memonitor warna kulit
Do : 12.45 3. RR : 20x/menit
R/ Kulit pasien pucat, tidak
- Pasien tampak wib 4. T : 37 ͦc
ada kemerahan
berkeringat 5. HR : 76 x/menit
- Kulit pasien teraba
hangat 12.50 A: Hipertermia tidak teratasi
3. Menganjurkan pasien untuk
- Lidah pasien wib No Skala A Akhir
memperbanyak konsumsi
tampak kotor/putih wa Tujua
cairan
- TD : 80/60 mmHg l n
R/ Perawat menganjurkan
- RR : 20x/menit 1 Berkeringat saat 2 4 5
pasien untuk memperbanyak
- T : 37,3 ͦc panas
minum air putih
- HR : 78x/menit 2 Suhu tubuh 3 4 5
- Hasil laboratorium 4 3 Hipertermia 2 4 5
4. Mengompres pasien Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala akhir
widal typhi O dan 13.00
dengan spons yang hangat adalah 4 (masalah ringan), artinya belum tercapainya
typhi H (+) wib
R/ pasien dikompres hangat hasil sesuai tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada
masalah).
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memeriksa
adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung dengan
tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
Hipertermia Selasa, 1. Mengukur suhu dan tanda Selasa, 6 juni 2017 Willi
2 berhubungan dengan 6 juni vital lainnya pukul
penyakit ditandai 2017 R/ TD : 80/60 mmHg 21.00 wib
dengan : RR : 20x/menit S : - Pasien mengatakan badannya sudah tidak panas
18.35 T : 37 cͦ O:
HR : 80x/menit
Ds : wib 1. Ku: tampak lemah
- Pasien mengeluh 2. TD : 80/60 mmHg
badannya panas 3. RR : 20x/menit
2. Memonitor warna kulit
Do : 18.45 4. T : 36,9ͦc
53
- RR : mengemil
20x/menit P: Intervensi dilanjutkan
- T : 37,3 ͦc 1. Monitor mual dan muntah
- HR : 2. Motivasi peningkatan asupan kalori
78x/menit 3. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ; diet NB
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
5. Anjurkan makan sedikit tetapi sering
4 4 Kekuatan 3 3 5
denyut
nadi
karotis
( kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 3 (masalah sedang) dan 4
(masalah ringan), artinya belum tercapainya
hasil sesuai tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak
ada masalah).
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli pada
vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
3 Ketidakseimbangan Selasa, Rabu, 7 juni 2017
2 nutrisi kurang dari 6 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 08.00 wib
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Memonitor mual dan muntah
kurang asupan 21.05 wib - Pasien mengatakan mual
R/ Pasien mengatakan mual
makanan ditandai O:
tetapi tidak muntah
dengan : 1. Ku: tampak lemah
2. Menganjurkan makan sedikit 2. TD : 80/60 mmHg
Ds : 21.05 wib tetapi sering 3. RR : 20x/menit
- Pasien R/ Pasien nampak mengemil 4. T : 36,7ͦc
58
karotis
( kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 3 (masalah sedang) dan 4 (masalah
ringan), artinya belum tercapainya hasil sesuai
tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada masalah).
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli
pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
nadi
karotis
( kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 3 (masalah sedang) dan 4 (masalah
ringan), artinya belum tercapainya hasil sesuai
tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada masalah).
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli
pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
3 Ketidakseimbangan Rabu, Rabu, 7 juni 2017 willi
2 nutrisi kurang dari 7 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 20.00 wib
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Memonitor mual dan
kurang asupan 17.05 wib - Pasien mengatakan mual
muntah
makanan ditandai O:
R/ Pasien mengatakan mual
dengan : 1. Ku: tampak lemah
tetapi tidak muntah
Ds : 2. TD : 90/60 mmHg
- Pasien 3. RR : 20x/menit
4. T : 36,5c
mengeluh mual 17.10 wib 2. Menganjurkan makan 5. HR : 80x/menit
- Pasien sedikit tetapi sering 6. Pasien menghabiskan ¼ dari porsi yang
65
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli
pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli
pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
3 Ketidakseimbangan Kamis, Kamis, 7 juni 2017 willi
2 nutrisi kurang dari 8 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 1. Memonitor mual dan 20.00 wib
berhubungan dengan muntah S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
kurang asupan 17.05 wib R/ Pasien mengatakan tidak O:
makanan ditandai mual 1. Ku: tampak lemah
dengan : 2. TD : 100/60 mmHg
2. Menganjurkan makan 3. RR : 20x/menit
Ds :
sedikit tetapi sering 4. T : 36,5c
- Pasien R/ Pasien nampak 5. HR : 80x/menit
mengeluh mual 17.10 wib mengemil 6. Pasien menghabiskan 1/4 porsi dari porsi
- Pasien 3. Menganjurkan pasien untuk yang disediakan
mengatakan kurang meningkatkan intake Fe
nafsu makan R/ pasien mengerti dengan A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
- Pasien 17.20 wib anjuran pasien kebutuhan tubuh tidak teratasi
74
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Dalam BAB ini akan dibahas mengenai persamaan dan perbedaan
antara konsep dasar secara teori dengan asuhan keperawatan pada klien Nn. Y
dengan gangguan sistem hematologi ; anemia defisiensi besi yang dilakukan
di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dalam
lingkup pengkajian.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan. Pengkajian yang penulis lakukan dalam asuhan keperawatan
pada klien Nn. Y dengan gangguan sistem hematologi : anemia defisiensi besi
yang dilakukan di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang meliputi Biodata, keluhan utama, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, kebutuhan dasar,
pemeriksaan fisiksampai dengan data penunjang. Pada saat pengkajian
penulis menggunakan instrumen pengkajian sebagai pedoman yaitu menurut
12 domain NANDA.
Data pengkajian yang penulis lakukan pada studi kasus pada klien Nn.
Y dengan gangguan sistem hematologi : anemia defisiensi besi yang
dilakukan di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang,
data-data yang penulis temukan diantaranya adalah keluhan utama pada saat
pasien masuk Rumah Sakit dan ketika pengkajian dilakukan adalah pasien
mengatakan pusing. Pada riwayat kesehatan pasien saat ini adalah Pasien
masuk ke Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tanggal 5 Juni 2017
pukul 20.00 wib melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan keluhan
demam ± 1 bulan hilang timbul, sakit kepala, dan mual. Lalu pada pukul
22.00 wib pasien dipindahkan ke ruang rawat penyakit dalam Ahmad Dahlan.
Pasien di diagnosa medis Iron Deficiency Anemia. Pada saat pengkajian pada
tanggal 6 Juni 2017 pukul 11.00 wib, pasien mengeluh pusing, lemas, demam,
mual, dan kurang nafsu makan. Pasien terpasang IVFD RL gtt 20x/m kolf ke
3. Terapi obat yang telah diberikan adalah paracetamol 3x1 tab (Oral), inj.
Omeprazole 1gr (IV) dan Methil 4mg/8 jam. Hasil laboratorium pada tanggal
78
79
5 juni 2017 adalah Hb 7,7 g/dl, Ht 24 %, Leukosit 5,1 10^3/ul, trombosit 314
10^3/ul, widal typhi H (+) 1/80 dan typhi O (+) 1/80.
Selain data diatas, pada saat dilakukan pengkajian penulis menemukan
data subjektif dari pasien yaitu pasien mengatakan pusing dan badannya
lemas, pasien mengatakan mual dan kurang nafsu makan serta pasien
mengatakan badannya terasa panas.
Sesuai dengan pedoman pemeriksaan pengkajian keperawatan, penulis
menggunakan format 12 Domain NANDA yaitu pemeriksaan dimulai dari
peningkatan kesehatan mengenai pengetahuan penyakit sampai dengan
domain kenyamanan. Pada pengkajian nutrisi, pasien mengatakan mual dan
mengalami penurunan nafsu makan. Pada pengkajian
keselamatan/perlindungan, pasien mengatakan pusing, badannya lemas, dan
badannya terasa panas. Pada saat pengkajian, pasien telah melakukan
pemeriksaan laboratorium pada tanggal 5 juni 2017 di Rumah Sakit
Muhammadiyah palembang.
Setelah menganalisa pengkajian, penulis menemukan kesenjangan
teori pada pengkajian suhu tubuh. Dalam teori pada patofisiologi menurut
Wiwik (2008) tidak ditemukannya hipertermia pada pasien dengan anemia.
Namun pada pengkajian yang penulis lakukan, penulis menemukan adanya
peningkatan suhu tubuh yaitu 37,3ͦc. Keadaan ini didukung dari hasil
laboratorium pada tanggal 5 juni 2017 yang menunjukkan bahwa hasil widal
typhi H dan typhi O yang positif (1/80). Data pendukung lainnya adalah
pasien memiliki riwayat penyakit demam typoid.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan anemia
defisiensi besi sesuai dengan teori menurut Doengoes E. Marylin (2000)
adalah sebagai berikut :
7. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
80
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk
membantu pasien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang
diinginkan dalam hasil yang diharapkan berdasarkan masing-masing diagnosa
yang ditegakkan. Pada dasarnya penulis tidak menemukan hambatan yang
berarti dalam melakukan tindakan keperawatan. Hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor yang mendukung antara lain kerjasama baik antara penulis,
pasien, keluarga pasien dan tim medis yang ada di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang serta tersedianya sarana dan prasarana penunjang
dalam mengatasi masalah pasien dan memenuhi kebutuhan pasien.
Dari 3 diagnosa yang telah diangkat oleh penulis, hanya ada 2
diagnosa yang sesuai dengan teori Doengoes E.Marilyn (2000). Intervensi
yang telah dilakukan sesuai dengan intervensi berdasarkan panduan dari NOC
dan NIC.
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
Data subjektif : Pasien mengatakan pusing dan pasien mengatakan
badannya lemas. Data objektif ditemukan bahwa keadaan umum pasien
lemah, Pasien tampak pucat, CRT > 3 detik, akral dingin, dan
konjungtiva anemis. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
hasil TD : 80/60 mmHg, RR : 20x/menit, T : 37,3 ͦc, HR : 78x/menit,
dan nadi teraba lemah. Hasil laboratorium tanggal 5 juni 2017
menunjukkan penurunan kadar Hb : 7,7 g/dL dan Ht : 24 %.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan
NIC yang tujuannya adalah tidak ada gangguan pada perfusi jaringan
perifer dengan kriteria hasil CRT < 3 detik, suhu kulit normal dan
kekuatan denyut nadi karotis normal.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam
memberikan tindakan keperawatan pada Nn. Y menurut NOC-NIC
83
(2015) yaitu : Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau dingin,
instruksikan pasien dan keluarga untuk memeriksa adanya kerusakan
kulit setiap hari, monitor trompoplebitis dan tromboemboli pada vena,
anjurkan pasien untuk beristirahat dan kolaborasi pemberian obat.
Menurut Abraham Maslow dalam Kinicki (2008), kebutuhan
terdiri dari 5 komponen yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan akan harga
diri,dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Kebutuhan fisiologis
menunjukkan kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan tubuh.
Kebutuhannya adalah mengenai kelangsungan hidup manusia secara
fisik. Contohnya adalah kebutuhan akan oksigen, kebutuhan akan
makan, air, dan tidur. Kebutuhan akan oksigen (O2) merupakan salah
satu kebutuhan vital untuk kehidupan. Dengan mengkonsumsi oksigen
yang cukup akan membuat organ tubuh berfungsi dengan optimal.
Jika tubuh menyerap oksigen dengan kandungan yang rendah dapat
menyebabkan tidak efektifnya perfusi jaringan di dalam tubuh. Jadi,
kebutuhan fisiologis harus terpenuhi terlebih dahulu. Setelah itu baru
akan muncul kebutuhan dasar lainnya.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
Data subjektif : Pasien mengatakan mual dan Pasien
mengatakan kurang nafsu makan. Berdasarkan data objektif yang
ditemukan dari hasil pengkajian adalah pasien tidak menghabiskan porsi
makanan yang diberikan oleh ajli gizi Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang, pasien hanya menghabiskan ¼ porsi dari yang disediakan,
BB sebelum sakit adalah 47 kg, dan BB saat sakit adalah 35 kg dengan
IMT 14,95 yang artinya berat badan kurang dari berat badan ideal,
pasien mengalami penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir. Dari
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 80/60 mmHg, RR :
20x/menit, T : 37,3ͦc, HR : 78x/menit, dan nadi teraba lemah.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC
dan NIC yang tujuannya adalah diharapkan nafsu makan pasien tidak
84
kecukupan zat besi pada remaja putri sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan gizi dengan media komik meningkat dari 65,52% menjadi
76,47%. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan tentang diet anemia diberikan untuk
meningkatkan pengetahuan dan agar pasien merubah sikap menjadi
lebih baik dalam hal pola konsumsi makan dalam rangka menciptakan
kebiasaan makan sehari-hari yang baik untuk kesehatan.Jenis panganan
yang baik untuk penyerapan zat besi adalah pangan yang mengandung
protein hewani dan MFP product (Meat Fish Product),sumber vitamin
A, dan sumber vitamin C, sedangkan penghambat penyerapan zat besi
terdapat pada pangan yang mengandung asam fitat, asam oksalat, tanin,
dan kalsium (Wiwik, 2011).
c. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
Data subjektif yaitu : Pasien mengatakan badannya panas.
Berdasarkan data objektif yang ditemukan dari hasil pengkajian adalah
pasien tampak berkeringat, lidah kotor/putih, kulit pasien teraba panas.
Dari pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 80/60 mmHg,
RR : 20x/menit, T : 37,3 ͦc, HR : 78x/menit, dan nadi teraba lemah.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan
NIC yang tujuannya adalah diharapkan hipertermia dapat teratasi
dengan kriteria hasil pasien tidak berkeringat dan suhu tubuh dalam
rentang normal.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam
memberikan tindakan keperawatan pada Nn. Y menurut NOC-NIC
(2015) yaitu : Ukur suhu dan tanda vital lainnya, monitor warna kulit,
dorong konsumsi cairan, kompres pasien dengan spons yang hangat,
selimuti pasien dan kolaborasi dalam pemberian antipiretik.
Intervensi yang telah dilakukan adalah dengan pemberian
kompres hangat dalam menurunkan demam. Kompres hangat adalah
tindakan dengan menggunakan kain atau handukyang telah dicelupkan
pada air hangat ,yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga
86
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan untuk
memenuhu kebutuhan pasien (Setiadi, 2012). Penulis telah melakukan
implementasi berdasarkan dari intervensi yang telah disusun dan tidak
semua intervensi tersebut dapat diimplementasikan seluruhnya oleh penulis
dalam tindakan keperawatan ke pasien (Muttaqin, 2008).
Dalam tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan
berdasarakan rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya. Pada
tahap pelaksanaan tindakan keperawatan yang merupakan tindakan nyata
terhadap pasien dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Dari
keseluruhan rencana tindakan tidak semua karena ada beberapa intervensi
yang telah mencapai tujuan sesuai dengan kriteria hasil. Secara teoritis
87
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak (Aziz, 2007). Evaluasi merupakan
hasil dari implementasi yang telah dilakukan seorang perawat.
Dari 3 diagnosa yang ditemukan dan dilakukan implementasi oleh
penulis selama 3 hari, masalah keperawatan yang teratasi terdiri dari 2
masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dan
hipertermia. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb teratasi pada tanggal 8 juni 2017 dan hipertermia
berhubungan dengan penyakit teratasi pada tanggal 6 juni 2017. Sedangkan
untuk masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
tidak teratasi karena belum adanya peningkatan berat badan ideal sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Evaluasi keperawatan dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
Evaluasi pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 6 juni 2017
pukul 21.00 wib dengan hasil masAlah tidak teratasi dan intervensi
dilanjutkan. Didapatkan data subjektif yaitu Pasien mengatakan
88
F. Discharge Planning
No. RM : 53-18-54 Alamat : Kertapati
Nama : Nn. Y Ruang rawat : Ahmad Dahlan
Umur : 17 tahun
Tanggal MRS : 5 Juni 2017
Diagnosa MRS : Anemia defisiensi besi
Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
Aturan diet :
Nasi Biasa
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
91
B. Saran
a) Bagi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Diharapkan tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam
laporan studi kasus ini agar dapat diaplikasikan untuk meningkatkan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem hematologi ;
anemia.
b) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan studi kasus ini agar dapat dijadikan sebagai
sumber rujukan dalam penulisan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem hematologi ; anemia.
c) Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan lagi proses asuhan keperawatan
baik secara teoritis maupun secara klinis agar proses asuhan keperawatan
dapat berjalan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne. 2012. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC
LAMPIRAN
I. Tujuan umum :
Untuk meningkatkan pengetahuan Nn. Y dan Keluarga terkait anemia
II. Tujuan khusus :
Pada akhir pertemuan peserta dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian Anemia
2. Menjelaskan penyebab terjadinya Anemia
3. Menjelaskan Gejala Anemia
4. Menjelaskan Dampak anemia
5. Menjelaskan cara Pencegahan Anemia
III. Materi
1. Pengertian Anemia
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Pengobatan dan Penatalaksanaan
5. Diet anemia
3. Menjelaskan Gejala
Anemia
4. Menjelaskan
Diagnosis Anemia
5. Menjelaskan Dampak
Anemia
6. Menjelaskan Cara
Pencegahan Anemia
7. Menjelaskan
penanganan Anemia
h.
3 Penutup 13.25 wib 1. Evaluasi hasil Menjawab salam
– 13.30 penyuluhan
wib 2. Penyuluh
memberikan
ucapan terima
kasih atas
partisipasinya.
3. Mengucapkan
salam penutup
VIII. Pengorganisasian
Pembicara/Fasilitator : Willi andriyani
Observer/Supervisor : Pembimbing pendidikan
LAMPIRAN MATERI
3. Gejala Anemia
1. Lemas, pucat dan cepat lelah
2. Sering berdebar-debar
3. Sakit kepala
4. Pucat pada bibir telapak tangan dan dasar kuku
5. Jantung dapat cepat
6. Penderita defisiensi besi berat mempunyai rambut rapuh, halus serta
kuku tipis, rata, mudah patah dan berbentuk seperti sendok.
4. Pencegahan
1. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur
yaitu dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti
sapi, sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis,
kacang polong, serta kacang- kacangan..
2. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar
penyerapan zat besi.
3. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit
infeksi dan penyakit cacingan.
4. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat
menghambat penyerapan zat besi.
5. Minumlah pil penambah darah secara teratur.
WILLI ANDRIYANI
21216060
STIKes Muhammadiyah
Palembang
78
79
80