Anda di halaman 1dari 118

1

Studi Kasus

ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN Nn. Y DENGAN GANGGUAN


SISTEM HEMATOLOGI : ANEMIA DEFISIENSIBESI
DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2017

WILLI ANDRIYANI,S.Kep
NIM : 21216060

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHPALEMBANG


PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2017
2

Studi Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn. Y DENGAN GANGGUAN


SISTEM HEMATOLOGI : ANEMIA DEFISIENSI BESI
DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2017

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

WILLI ANDRIYANI,S.Kep
NIM : 21216060

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAHPALEMBANG


PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2017
3

ii
4

iii
5

iv
6

vi
7

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan khadirat Allah


SWT atas karunia-Nya, kesehatan, dan kesempatan yang telah diberikan Allah
SWT kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan studi kasus yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Nn.Y dengan Gangguan Sistem
Hematologi: Anemia Defisiensi Besi di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2017”.Penulisan laporan studi kasus ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang.
Dalam penyusunan laporan studi kasus ini penulis banyak mengalami
hambatan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka
laporan studi kasus ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Sri Yulia, S.Kp.,M.Kep, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Palembang.
2. Ibu Anita Apriany, S.Kep,.Ns, M.Bmd Selaku Ketua Jurusan Program
Studi Ilmu Keperawatan STIKes MuhammadiyahPalembang.
3. Bapak dr. Pangestu Widodo, MARS selaku Direktur Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang yang telah memberikan izin untuk penelitian
4. Ibu Suratun, S.Kep.,Ns M.Kep, Selaku Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan telah banyak memberikan masukan, saran,
bimbingan dan pengarahan dengan sabar dalam penulisan laporan studi
kasus ini.
5. Ibu Dewi Pujiana, S.Kep, Ns,.M.Bmd, Selaku Dewan Penguji.
6. Semua Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Palembang.

vii
8

7. Kedua Orangtua Saya, Ayahanda Kardi dan Ibunda Sujiah yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada
henti untuk kesuksesan saya, karena tiada doa yang paling khusyuk selain
doa yang terucap dari orang tua.
8. Saudara Kandung Saya, Rudy Ariyanto dan Wira Ade Tri Utomo yang
selalu memotivasi, mendukung serta mendoakan saya.
9. Teman satu perjuangan, Sahabat, serta Saudara walau tak sedarah , Yoan
Rizki Aditya, Novita Damaiyanti, Mentari Desy Ratnasari, Septimiani, M.
Ikhsan Gani Amin, Juanda, Bayu Amiliansyah dan Adi Saputra yang
senantiasa menjadi penyemangat dan menjadi tempat saya untuk kembali
disaat saya benar atau salah, menang atau kalah, dan disaat suka maupun
duka.
10. TemansejawatMahasiswa Profesi Nersangkatan XI yangtelahmemberikan
masukan dan bantuan yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan studi kasus
ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu dengan hati
terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga
dapat memberikan perubahan kearah yang lebih positif dalam proses
pembelajaran dimasa yang akan datang.

Semoga Allah SWT melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada


kita semua, dan akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, terutama demi kemajuan STIKes Muhammadiyah Palembang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Palembang, 12 Juni 2017

Penulis

viii
9

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ........................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................. vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. TujuanPenelitian .................................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi ................................................................................................. 4
B. Etiologi ................................................................................................. 4
C. Anatomi dan Fisiologi .......................................................................... 5
D. Patofisiologi ......................................................................................... 8
E. Manifestasi Klinis ................................................................................ 10
F. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 10
G. Penatalaksanaan ................................................................................... 11
H. Asuhan Keperawatan Teoritis .............................................................. 12

BAB III : METODE STUDI KASUS DAN TINJAUAN STUDI KASUS


A. Pengkajian ............................................................................................ 28
B. Diagnosa Keperawatan......................................................................... 43
C. Intervensi Keperawatan ........................................................................ 44
D. Implementasi Keperawatan .................................................................. 47
E. Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 47

BAB IV : PEMBAHASAN ............................................................................ 78

BAB V :PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 91
B. Saran ..................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
10

DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Terapi Obat ....................................................................................... 40


Tabel 3.2Hasil Laboratorium ........................................................................... 41
Tabel 3.3 Analisa Data ..................................................................................... 42
Tabel 3.4 Intervensi Keperawatan.................................................................... 44
Tabel 3.5 Implementasi Keperawatan .............................................................. 47

x
11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Sel darah ........................................................................ 5

xi
12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Satuan Acara Penyuluhan


Lampiran 2 Leaflet

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah
merah dankadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia
defisiensi besi merupakan anemia yang terbanyak baik di Negara maju
maupun berkembang. Anemia defisiensi besi adalah keadaan anemia yang
disebabkan karena kurangnya penyerapan zat besi (Fe). Hal ini disebabkan
oleh tubuh manusia mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap zat besi
dan seringkali tubuh mengalami kehilangan besi yang berlebihan diakibatkan
oleh perdarahan. (Hofbrand, Pettit and Moss,2005).
Kejadian anemia bervariasi tetapi diperkirakan sekitar 30% penduduk
dunia menderita anemia, dimana prevalensi tertinggi berada di Negara-negara
sedang berkembang. Prevalensi anemia adalah sekitar 8-44%, dengan
prevalensi tertinggi pada laki-laki usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa
hasil studi lainnya dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada laki-laki adalah
27-40% dan wanita adalah 16-21%. Penyebab tersering terjadinya anemia
adalah anemia kronik dengan prevalensinya sekitar 35% dan diikuti oleh
anemia defisiensi besi sekitar 15%. Penyebab lainnya yaitu defisiensi vitamin
B12, defisiensi asam folat dan perdarahan saluran cerna (WHO, 2015).
Hasil Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2015 menemukan
prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia antara lain, anemia (46,3%),
hipertensi (42,9%), penyakit sendi (39,6%), penyakit jantung dan pembuluh
darah (10,7%). Survey di 12 Provinsi pada tahun 2015 menunjukan anemia
yang dirawat di rumah sakit sebanyak 3.251 kasus. Jumlah ini meningkat
drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 1.236 kasus.
Diawal tahun 2009 tercatat 2.159 kasus yang dirawat di rumah sakit
(Depkes,2015).
Berbagai sebab penyakit anemia defisiensi besi antara lain
adalahfaktorkekurangan nutrisi, kegagalan sumsum tulang, hemolisisdan
kehilangan sel darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala
1
2

muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana
terjadi kegagalan sempurna dan irreversible(Kiswari, 2014). Hasil penelitian
dari Sri (2010) di salah satu SMP di kota Makassar diketahui bahwa
konsumsi zat besi yang cukup beresiko anemia 27,8% dan konsumsi zat besi
yang kurang beresiko anemia 75%. Itu berarti bahwa siswi dengan konsumsi
zat besi kurang berisiko 276 kali lebih besar untuk menderita anemia dengan
nilai p =0,002. Berdasarkan hasil rekam medik dari Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang untuk bulan Maret-Mei 2017 tercatat bahwa ada
92 kasus anemia yang terjadi (Rekam Medik RSMP, 2017).
Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk menerapkan
asuhan keperawatan pada Klien Nn. Y dengan gangguan sistem hematologi:
anemia defisiensi besidi ruang penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang Tahun 2017.

b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana asuhan keperawatan pada Klien Nn. Y dengan gangguan sistem
hematologi : anemia defisiensi besi di ruang penyakit dalam Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2017 ?

c. Tujuan Penulisan
a) Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada Klien Nn. Y
dengan gangguan sistem hematologi anemia defisiensi besi di ruang
penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

b) Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada Klien Nn. Y dengan gangguan sistem
hematologi : anemia defisiensi besi di ruang penyakit dalam Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang.
3

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Klien Nn. Y dengan


gangguan sistem hematologi : anemia defisiensi besi di ruang penyakit
dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
3. Menyusun intervensi keperawatan pada Klien Nn. Y dengan gangguan
sistem hematologi : anemia defisiensi besi di ruang penyakit dalam
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
4. Melakukan implementasi keperawatan pada Klien Nn. Y dengan
gangguan sistem hematologi : anemia defisiensi besi di ruang penyakit
dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
5. Melakukan evaluasi keperawatanpada Klien Nn. Y dengan gangguan
sistem hematologi : anemia defisiensi besi di ruang penyakit dalam
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
6. Melakukan discharge planningpada Klien Nn. Y dengan gangguan
sistem hematologi : anemia defisiensi besi di ruang penyakit dalam
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

d. Manfaat Penulisan
1. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Diharapkan laporan studi kasus ini dapatmenjadi bahan ajar dalam
kegiatan belajar mengajar untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang
keperawatan medikal bedah, terutama pada aspek yang berkaitan dengan
asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem hematologi.
2. Bagi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Diharapkan laporan studi kasus ini dapat memberikan informasi dan
sumbangan pikiran dalam pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap
pasien dengan anemia.
3. Bagi Penulis
Penulis dapat memperluas ilmu pengetahuan dan menambah wawasan
tentang anemia secara teoritis maupun klinis serta dapat mengaplikasikan
asuhan keperawatan terhadap pasien anemia.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,
2011).
Anemia defisiensi besi (ADB) adalah anemia yang timbul akibat
kosongnya cadangan besi tubuh ( depleted iron store) sehingga penyediaan
besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan
hemoglobin (Hb) berkurang (Bakta, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah keadaan anemia yang disebabkan karena
kurangnya penyerapan zat besi, perdarahan trauma dan meningkatnya
kebutuhan zat besi yang tidak sesuai dengan pemasukan (Soeparman, 2008).
Dengan demikian anemia defisiensi besi adalah suatu keadaan dimana
jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam
sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekurangan zat
besi.

b. Etiologi
Menurut Bakta (2007), Penyebab anemia yaitu:
1. Kehilangan darah yang bersifat kronis danpatologis:Yang paling sering
adalah perdarahanuterus ( menorrhagi, metrorrhagia) padawanita,
perdarahan gastrointestinaldiantaranya adalah ulcus pepticum,varices
esophagus, gastritis, hernia hiatus, diverikulitis, karsinoma
lambung,karsinoma sekum, karsinoma kolon,maupun karsinoma
rectum.
2. Konsumsi alkohol atau aspirin yangberlebihan dapat menyebabkan
gastritis,hal ini tanpa disadari terjadi kehilangandarah sedikit-sedikit
tapi berlangsungterus menerus.

4
5

3. Kebutuhan yangmeningkat padaprematuritas, pada masa


pertumbuhan(remaja), kehamilan, wanita menyusui,
wanitamenstruasi.Pertumbuhan yang sangat cepat disertaidengan
penambahan volume darah yangbanyak, tentu akan meningkatkan
kebutuhanbesi.
4. Malabsorbsi : sering terjadi akibat daripenyakit coeliac, gastritis atropi
dan padapasien setelah dilakukan gastrektomi.
5. Diet yang buruk ; kurangnya asupan zat besi.

c. Anatomi dan Fisiologi


a) Anatomi sistem hematologi

Gambar 2.1 Anatomi sel darah


Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai
fungsi sangat penting dalam tubuh yaitu transportasi. Darah mempunyai
dua komponen yaitu komponen padat dan komponen cair. Fungsi
transportasi darah adalah membawa dan mengantarkan nutrisi dan
oksigen dari usus dan paru-paru kepada sel diseluruh tubuh dan
mengangkut sisa-sisa metabolisme ke ogan-organ pembuangan. Darah
juga membawa dan menghantar hormon-hormon dari kelenjar endokrin
ke organ sasarannya. Ia mengangkut enzim, zat buffer, elektrolit, dan
berbagai zat kimia untuk didistribusikan ke seluruh tubuh (Syaifudin,
2010).
6

Peran penting dilakukan juga oleh sel darah, yaitu pengaturan suhu
tubuh karena dengan cara konduksi ia membawa panas tubuh dari pusat-
pusat produksi panas untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dan ke
permukaan tubuh yang pada akhirnya diatur pelepasannya dalam upaya
homeostatis suhu (termoregulasi). Jumlah darah manusia bervariasi
tergantung berat badan seseorang. Rata-rata jumlah darah adalah
70cc/kgBB. Bagian padat darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan
trombosit. Bagian padat darah merupakan 45% dari seluruh volume
darah, 55% adalah plasma yang merupakan komponen cair darah.
1. Sel darah merah atau eritrosit
Bentuknya bulat pipih dengan cekungan di tengahnya. Sel
darah merah normal tidak mempunyai inti sel, diameternya 7 mikron
yang bersifat kenyal sehingga bisa berubah bentuk menyesuaikan
pembuluh darah yabg dilaluinya.Sel darah merah dibuat di dalam
sumsum tulang. Rata-rata umur hidup sel darah merah sekitar 105-
120 hari. Kemudian sel menjadi usang dan dihancurkan dalam
system retikuloendoteal. Terutama di limfa dan hati. Globin dan
globulin diubah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai
protein dalam jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin
diubah menjadi glirubin dan bili verdin yang berwarna kehijau-
hijauan. Jumlah hemoglobin pada laki-laki 14-16% dan pada wanita
12-14%.
2. Sel darah putih atau leukosit
Fungsi utama sel darah putih adalah sebagai pertahanan
tubuh dengan cara menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin)
yang masuk. Ada 5 jenis leukosit :
1) Neutrofil (65%-75%)
2) Eosinofil (2%-5%)
3) Basofil (0,5%-1%)
4) Limfosit (20%-25%)
5) Monosit (3%-8%).
7

Leukosit sebagai bala tentara pertahanan dikerahkan ke


tempat-tempat terjadi infeksi dan jumlahnya dapat dilipatgandakan
dalam keadaan infeksi. Leukosit bersama-sama dengan sistem
makrofag jaringan yaitu hepar,limfa, sumsum tulang, alveoli paru
serta kelenjar getah melakukan fagositosis terhadap kuman atau
virus yang masuk. Jumlah leukosit adalah 5000-9000/mm3 darah.
Bila jumlah leukosit berkurang disebut leukopenia. Sedangkan bila
tubuh tidak membuat leukosit sama sekali disebut Agranulositosis.
3. Trombosit atau keping-keping darah
Trombosit berbentuk keeping-keping yang merupakan
bagian-bagian kecil dari sel yang besar yang membuatnya yaitu
megakaryosit. Trombosit dibuat di sumsum tulang, paru-paru dan
limfa. Ukurannya kecil sekitar 2-4 mikron. Umur peredarannya
hanya berkisar 10 hari.
Fungsi trombosit yaitu :
a. Hemostasis (penghentian aliran darah/ perdarahan)
b. Pembekuan darah
Bila ada kerusakan pembuluh darah, trombosit akan
berkumpul di daerah tersebut dan menutup lubang bocoran dengan
cara saling melekat, berkelompok dan menggumpalyang kemudian
dilanjutkan dengan proses pembekuan darah.Trombosit mempunyai
dua zat, prostaglandin dan tromboxan yang akan keluar bila ada
kerusakan pembuluh darah. Zat ini juga dapat menimbulkan efek
vasokontriksi sehingga aliran darah berkuang dan membantu proses
pembekuan darah.
4. Plasma
Plasma terdiri dari 91-92% air yang berperan sebagai
medium transfor dan 7-9% terdiri dari zat padat (protein seperti
albumin, globulin, fibrinogen, juga ada unsure natrium, kalium,
kalsium, fosfor, bese, asam amino, kolesterol, glukosa, dan enzim).
Albumin yang dibentuk di hati merupakan 53% dari seluruh protein
8

serum, berperan dalam mempertahankan volume darah dengan


menjaga tekanan osmotic koloid,pH dan keseimbangan elektrolit.

b) Fisiologi
Menurut Wiwik (2011), fungsi darah adalah :
1. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
1) Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
2) Mengambil CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
paru.
3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan
ke seluruh jaringan/alat tubuh.
4) Mengangkut dan mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna
bagi tubuh dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap bibit penyakit dan racun yang
akan membinasakan tubuh dengan perantaraan leukosit,
antibodi/zat anti racun.
3. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.

d. Patofisiologi dan Patoflow


Anemia adalah sebagian akibat produksi sel darah merah tidak
mencukupi dan sebagian lagi akibat sel darah merah yang prematur,
kehilangan darah, kurang nutrisi dan herediter.Semuanya ini mengakibatkan
gangguan atau kerusakan pada sumsum tulang.Sel darah merah mengalami
penghancuran dalam sirkulasi seperti pada berbagai kelainan
hemolitik.Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih
sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan.Kehilangan darah yang mendadak
(30% atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatologi
sekunder hipovolemia dan hipoksemia.Tanda dan gejala yang sering timbul
adalah gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardia, sesak nafas, kolaps
sirkulasi yang progresif cepat atau syok.Takikardia dan bising jantung (suara
yang disebabkan oleh kecepatan aliran darah yang meningkat.Angina (sakit
dada), khususnya pada penderita yang tua dengan stenosis koroner, dapat
9

diakibatkan karena iskemia miokardium.Pada anemia berat, dapat


menimbulkan payah jantung kongestif sebab otot jantung kekurangan oksigen
dengan beban kerja jantung yang meningkat.Dispnea, nafas pendek dan cepat,
lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi
berkurangnya pengiriman O2.Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus
(telinga berdengung) dapat menggambarkan berkurangnya oksigenisasi pada
susunan saraf pusat.Pada anemia yang berat dapat juga timbul gejala saluran
cerna yang umumnya berhubungan dengan keadaan defisiensi.Gejala-gejala
ini adalah anoreksia, nausea, konstipasi atau diare dan stomatitis.
Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal dengan nama
hemolisis, terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang
memperpendek hidupnya atau karena perubahan lingkungan yang
mengakibatkan penghancuran sel darah merah. Keadaan dimana sel darah
merah itu tergangguadalah :
1. Hemoglobinopati : hemoglobin abnormal yang diturunkan misalnya
anemia sel sabit.
2. Gangguan sintesis globin, misalnya thalassemia.
3. Gangguan membran sel darah merah, misalnya sterositosis herediter.
4. Defisiensi enzim, misalnya defisiensi G6PD (glucose 6-fosfat
dehidogenase).
Anemia defisiensi besi merupakan hasil akhir ketidakseimbangan zat
besi yang berlangsung lama. Bila keseimbangan zat besi ini menetap akan
menyebabkan cadangan zat besi terus berkurang. Terdapat 3 tahap defisiensi
besi, yaitu :
a. Iron depletion, ditandai dengan cadangan zat besi menurun tetapi kadar zat
besi serum dan Hb masih normal. Pada keadaan ini terjadi peningkatan
absorpsi besi non heme.
b. Iron deficient erythropoietin/iron limited erythropoiesis, pada keadaan ini
didapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoiesis.
Pada pemeriksaan laboratorium didapat kadar zat besi serum dan saturasi
transferin menurun sedangkan TIBC dan FEP meningkat.
c. Iron deficiency anemia, keadaan ini merupakan stadium lanjut dari
defisiensi besi. Keadaan ini ditandai dengan cadangan besi yang menurun
atau tidak ada, kadar zat besi serum rendah, saturasi transferin rendah,
dan kadar Hemoglobin dan hematokrit yang rendah.
10

Absorbsi Fe
berkurang

Kehilangan komponen
pembentuk eritrosit

Eritrosit tidak
sempurna

Eritrosit pecah

Hemolisis

ANEMIA

Transport O2 menurun  Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer

Kebutuhan O2 tidak terpenuhi

Hipoksia sel dan
jaringan Metabolisme
Aerob
 
Merangsang syaraf simpatis penumpukan asam
laktat di jaringan

 
Aliran darah menurun Kelelahan

 
Peristaltik usus menurun Intoleransi Aktifitas

Peningkatan asam lambung

Mual/muntah

Tidak nafsu makan

Intake tidak adekuat

Berat badan menurun

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang
dari kebutuhan tubuh

Sumber : Taqiyyah bararah (2013)


11

d. Manifestasi Klinis
1. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
2. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah)
Angina (sakit dada)
3. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
4. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
5. Pucat merupakan tanda paling penting pada defisiensi besi. Pada ADB
dengan kadar Hb 6-10 g/dl terjadi mekanisme kompensasi yang efektif
µg/dl eritrosit. Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak
dijumpai pada anemia jenis lain adalah sebagai berikut :
a. Koilorikia : Kuku sendok (Spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris-
garis vertical, dan menjadi cekung seperti sendok.
b. Atrofi papilla lidah : Permukaan lidah menjadi licin dan mengilap
karena papil lidah menghilang.
c. Stomatitis angularis :adanya peradangan pada sudut mulut,
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan.
d. Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
e. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklorid.
f. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Metha A, Hoffbrand (2000), pemeriksaan penunjang anemia
defisiensi besi adalah sebagai berikut :
1. Parameter awal dari hitung darah lengkap biasanya menunjukkan klinisi
arah dari anemia defisiensi besi. MCV, MCH dan MCHC yang rendah
dan film darah hipokromik sangat mengarahkan terutama jika pasien
diketahui mempunyai hitung darah yang normal dimasa lalu.
2. Saturasi transferin biasanya dibawah 5%,serum ferritin kadarnya kurang
dari 10ng/ ml,protoporfirin eritrosit bebas sangat meningkat yaitu 200
μg/dl, terjadi peningkatan TIBC [normalorang dewasa 240-360μg/dl],
kadar besi serumkurang dari 40μg/dl.
3. Hapusan darah menunjukkan anemia hipokromik mikrositik, anisositosis
(banyak variasi ukuran eritrosit), poikilositosis (banyak kelainan bentuk
eritrosit), sel pensil, kadang-kadang adanya sel target.
12

4. Pada pemeriksaan hapusan darah, seldarah merah mikrositik hipokromik


apabila Hb <12 g/dl (laki-laki), Hb < 10 g/dl (perempuan),mungkin
leukopeni,trombosit tinggi pada perdarahan aktif, retikulositrendah.
5. Pada pemeriksaan sumsum tulang : hiperplasieritroid, besi yang
terwarnai sangat rendah atautidak ada.
g. Penatalaksanaan
a) Medis
1. Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada
ankilostomiasis diberikan antelmintik yang sesuai.
2. Pemberian preparat Fe :
Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat)
dosis 4-6 mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis,
diberikan di antara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai
2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal.
3. Bedah
Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti
perdarahan karena diverticulum Meckel.
4. Suportif
Makanan gizi seimbang terutama yang megandung kadar besi
tinggi yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati
(bayam, kacang-kacangan)
b) Keperawatan
1. Anjurkan pasien untuk beristirahat
2. Anjurkan pasien untuk memperbanyak makan makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti sayur-sayuran, telur, ikan dan daging.

h. Asuhan Keperawatan (Teoritis)


a) Pengkajian Teoritis
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 2004).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 2000) meliputi :
1. Identitas Pasien.
13

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang


dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
2. Keluhan Utama : Biasanya pasien mengeluh lemas, lesu, dan
pusing.
3. Riwayat Kesehatan.
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang
ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan
pasien untuk menanggulanginya.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien dulu pernah mengalami perdarahan hebat. Dan
apakah pasien dulu pernah kekurangan makanan yang
mengandung asam folfat, Fe.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit anemia
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia,
sering terjadi pada beberapa keturunan, dan anemia defisiensi
besi yang cenderung diturunkan secara genetik.
4. Dasar data pengkajian pasien
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi
terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak.
Tanda : takikardia/takipnea; dispnea pada waktu bekerja atau
istirahat. Letargi, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia,
tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan
lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan
14

GI kronis, menstruasi berat, angina, CHF (akibat kerja jantung


berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis.
Tanda : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia :
abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T; takikardia. Ekstremitas (warna) : pucat
pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring,
bibir) dan dasar kuku. Pengisian kapiler melambat (penurunan
aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku :
mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia).
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan, misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal, flatulen, sindrom
malabsorpsi, hematemesis, feses dengan darah segar, melena.
Tanda : Distensi abdomen
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi, nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah,
dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus, membran mukosa
kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang
elastisitas, Stomatitis dan glositis, Bibir : selitis, misalnya
inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus,
ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan
penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan,
keseimbangan buruk, kaki goyah, Sensasi manjadi dingin.
15

Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis.


Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar.
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru, dan nafas pendek
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,.
Riwayat terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau
kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya.
Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering
infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam,
limfadenopati umum.
10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau
amenorea.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
5. Pemeriksaan Fisik
Perawat melakukan pengkajian dengan teknik inspeksi,
auskultasi, palpasi dan perkusi untuk mengidentifikasi apakah terdapat
tanda dan gejala sebagai berikut :

1. Kulit
Kulit akan tampak pucat karena berkurangnya jumlah
hemoglobin (anemia); kemerah-meahan karena meningkatnya
jumalah hemoglobin (polisitemia); jaundis karena penumpukan
pigmen empedu yang disebabkan oleh hemolisis yang cepat
atau berlebihan; purpura, peteki, ekkimosis, hematom yang
disebabkan oleh defisiensi hemostatik factor pembeku yang
16

menyebabkan perdarahan di kulit; ekskoriasi dan pruritus


disebabkan oleh garukan pada kulit karena rasa gatal sekunder
terhadap gangguan seperti penyakit Hodgkin dan peningkatan
jumlah bilirubin; ulser pada tungkai disebabkan oleh penyakit
sikel sel terutama terjadi pada bagian maleolus pergelangan
kaki; perubahan warna menjadi kecoklatan disebabkan oleh
hemosiderin dan melanin dari eritrosit yang pecah dan deposit
zat besi sekunder terhadap transfuse zat besi yang berlebihan;
sianosis disebabkan oleh penurunan hemoglobin.
2. Kuku
Pada bagian kuku akan telihat dan teraba rigid memanjang,
datar dan cekung yang disebabkan oleh anemia defisiensi zat
besi yang kronik.
3. Mata
Bagian-bagian dari mata dapat terlihat jaundis pada sclera yang
disebabkan oleh penumpukan pigmen empedu karena
hemolisis yang berlebihan atau cepat; pucat pada konjungtiva
disebabkan karena penurunan jumlah hemoglobin (anemia).
4. Mulut
Sekitar mulut akan terlihat pucat karena penurunan jumlah
hemoglobin (anemia); ulserasi gusi dan mukosa karena anemia
berat dan neutropenia, tekstur lidah halus oleh karena anemia
defisiensi zat besi.
5. Dada
Tampak pelebaran mediastinum karena pembesaran nodus
lymph; teraba tenderness/perlunakan pada seluruh bagian
sternal karena kondisi leukemia yang menyebakan erosi
tulang; tenderness sternal local karena myeloma multiple
akibat dari peregangan periosteum; terdengar takikardia karena
mekanisme kompensatori pada anemia untuk meningkatkan
kardiak output; teraba tekanan pols melebat karena mekanisme
kompensatori pada anemia untuk meningkatkan kardiak output
17

dengan meningkatkan volume sekuncup; terdengar murmur


karena biasanya murmur sistolik akan mucul pada anemia
disebabkan oleh peningkatan jumlah dan kecepatan dari
viskositas rendah melalui katup pulmonik.
6. Abdomen
Dari palpasi ditemukan hepatomegali akibat dari leukemia,
sirosis atau fibrosis sekunder terhadap kelebihan zat besi pada
sikel sel atau thalasemia; spenomegali karena leukemia,
lymphoma, mononucleosis; dari auskultasi akan terdengar
bruit dan rub akibat infraksi splenik.
7. Sistem saraf
Dari hasil pemerisaan sensasi getar, propriosepsi/posisi, nyeri,
sentuhan, getaran dan reflek tendon ditemukan kerusakan
fungsi system saraf karena defisiensi cobalamin atau
penekanan dari saraf oleh massa.
8. Dari inspeksi akan tampak peteki akibat dari tirah baring pada
kondisi pasien yang mengalami trombositopenia.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul menurut Doengoes E. Marilyn
(2000), meliputi :
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan
4. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia)
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder
tidak adekuat sekunder
6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber
pengetahuan
18

3. Nursing Care Planning


No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)
1 Ketidakefektifan perfusi jaringan NOC : Peripheral Sensation Management
perifer Circulation status (Manajemen sensasi perifer)
Definisi : Penurunan pemberian
 Monitor adanya daerah tertentu yang
oksigen dalam kegagalan memberi Kriteria Hasil :
hanya peka terhadap
makan jaringan pada tingkat kapiler 1. mendemonstrasikan status sirkulasi
panas/dingin/tajam/tumpul
yang ditandai dengan :
 Monitor adanya paretese
Batasan karakteristik :  Tekanan systole dandiastole dalam
 Instruksikan keluarga untuk
Renal rentang yang diharapkan
mengobservasi kulit jika ada lsi atau
 Perubahan tekanan darah di luar  Tidak ada ortostatik hipertensi
laserasi
batas parameter  Tidak ada tanda tanda peningkatan
 Gunakan sarun tangan untuk proteksi
 Hematuria tekanan intrakranial (tidak lebih
 Batasi gerakan pada kepala, leher dan
 Oliguri/anuria dari 15 mmHg)
punggung
 Elevasi/penurunan BUN/rasio
 Monitor kemampuan BAB
kreatinin
 Kolaborasi pemberian analgetik
 Gastro Intestinal
 Monitor adanya tromboplebitis
 Secara usus hipoaktif atau tidak
 Diskusikan menganai penyebab
ada
perubahan sensasi
 Nausea
 Distensi abdomen
 Nyeri abdomen atau tidak terasa
lunak (tenderness)
 Peripheral
 Edema
 Tanda Homan positif
 Perubahan karakteristik kulit
(rambut, kuku, air/kelembaban)
 Denyut nadi lemah atau tidak ada
 Diskolorisasi kulit
19

 Perubahan suhu kulit


 Perubahan sensasi
 Kebiru-biruan
 Perubahan tekanan darah di
ekstremitas
 Bruit
 Terlambat sembuh
 Pulsasi arterial berkurang
 Warna kulit pucat pada elevasi,
warna tidak kembali pada
penurunan kaki

Cerebral
 Abnormalitas bicara
 Kelemahan ekstremitas atau
paralis
 Perubahan status mental
 Perubahan pada respon motorik
 Perubahan reaksi pupil
 Kesulitan untuk menelan
 Perubahan kebiasaan

Kardiopulmonar
 Perubahan frekuensi respirasi di
luar batas parameter
 Penggunaan otot pernafasan
tambahan
 Balikkan kapiler > 3 detik
(Capillary refill)
 Abnormal gas darah arteri
 Perasaan ”Impending Doom”
20

(Takdir terancam)
 Bronkospasme
 Dyspnea
 Aritmia
 Hidung kemerahan
 Retraksi dada
 Nyeri dada

Faktor-faktor yang berhubungan :

 Hipovolemia
 Hipervolemia
 Aliran arteri terputus
 Exchange problems
 Aliran vena terputus
 Hipoventilasi
 Reduksi mekanik pada vena dan
atau aliran darah arteri
 Kerusakan transport oksigen
melalui alveolar dan atau membran
kapiler
 Tidak sebanding antara ventilasi
dengan aliran darah
 Keracunan enzim
 Perubahan afinitas/ikatan
O2 dengan Hb
 Penurunan konsentrasi Hb dalam
darah
21

2 Intoleransi aktifitas NOC : NIC :


Definisi : Ketidakcukupan energi  Energy conservation
Activity Therapy
secara fisiologis maupun psikologis  Activity tolerance
untuk meneruskan atau menyelesaikan  Self Care : ADLs  Kolaborasikan dengan Tenaga
aktifitas yang diminta atau aktifitas Rehabilitasi Medik
sehari hari. Kriteria Hasil : dalammerencanakan progran terapi
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang tepat.
Batasan karakteristik : tanpa disertai peningkatan tekanan  Bantu klien untuk mengidentifikasi
a. melaporkan secara verbal adanya darah, nadi dan RR aktivitas yang mampu dilakukan
kelelahan atau kelemahan.  Mampu melakukan aktivitas sehari  Bantu untuk memilih aktivitas
b. Respon abnormal dari tekanan hari (ADLs) secara mandiri konsisten yangsesuai dengan
darah atau nadi terhadap aktifitas kemampuan fisik, psikologi dan social
c. Perubahan EKG yang  Bantu untuk mengidentifikasi dan
menunjukkan aritmia atau mendapatkan sumber yang diperlukan
iskemia untuk aktivitas yang diinginkan
d. Adanya dyspneu atau  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
ketidaknyamanan saat aktivitas seperti kursi roda, krek
beraktivitas.  Bantu untu mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Faktor factor yang berhubungan :  Bantu klien untuk membuat jadwal
 Tirah Baring atau imobilisasi latihan diwaktu luang
 Kelemahan menyeluruh  Bantu pasien/keluarga untuk
 Ketidakseimbangan antara suplei mengidentifikasi kekurangan dalam
oksigen dengan kebutuhan beraktivitas
 Gaya hidup yang dipertahankan.  Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
 Monitor respon fisik, emosi, social
dan spiritual
22

3 Ketidaseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Nutrition Management


kebutuhan tubuh  Nutritional Status :  Kaji adanya alergi makanan
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup  Nutritional Status : food and Fluid  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
untuk keperluan metabolisme tubuh. Intake menentukan jumlah kalori dan nutrisi
 Nutritional Status : nutrient Intake yang dibutuhkan pasien.
Batasan karakteristik :  Weight control  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
- Berat badan 20 % atau lebih di intake Fe
bawah ideal Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
- Dilaporkan adanya intake makanan  Adanya peningkatan berat badan protein dan vitamin C
yang kurang dari RDA sesuai dengan tujuan  Berikan substansi gula
(Recomended Daily Allowance)  Beratbadan ideal sesuai dengan  Yakinkan diet yang dimakan
- Membran mukosa dan konjungtiva tinggi badan mengandung tinggi serat untuk
pucat  Mampumengidentifikasi kebutuhan mencegah konstipasi
- Kelemahan otot yang digunakan nutrisi  Berikan makanan yang terpilih (
untuk menelan/mengunyah  Tidk ada tanda tanda malnutrisi sudah dikonsultasikan dengan ahli
- Luka, inflamasi pada rongga mulut  Menunjukkan peningkatan fungsi gizi)
- Mudah merasa kenyang, sesaat pengecapan dari menelan  Ajarkan pasien bagaimana membuat
setelah mengunyah makanan  Tidak terjadi penurunan berat badan catatan makanan harian.
- Dilaporkan atau fakta adanya yang berarti  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kekurangan makanan kalori
- Dilaporkan adanya perubahan  Berikan informasi tentang kebutuhan
sensasi rasa nutrisi
- Perasaan ketidakmampuan untuk  Kaji kemampuan pasien untuk
mengunyah makanan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
- Miskonsepsi
- Kehilangan BB dengan makanan
cukup Nutrition Monitoring
- Keengganan untuk makan  BB pasien dalam batas normal
- Kram pada abdomen  Monitor adanya penurunan berat
- Tonus otot jelek badan
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa  Monitor tipe dan jumlah aktivitas
23

patologi yang biasa dilakukan


- Kurang berminat terhadap makanan  Monitor interaksi anak atau orangtua
- Pembuluh darah kapiler mulai selama makan
rapuh  Monitor lingkungan selama makan
- Diare dan atau steatorrhea  Jadwalkan pengobatan dan tindakan
- Kehilangan rambut yang cukup tidak selama jam makan
banyak (rontok)  Monitor kulit kering dan perubahan
- Suara usus hiperaktif pigmentasi
- Kurangnya informasi, misinformasi  Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam,
Faktor-faktor yang dan mudah patah
berhubungan :  Monitor mual dan muntah
Ketidakmampuan pemasukan atau  Monitor kadar albumin, total protein,
mencerna makanan atau mengabsorpsi Hb, dan kadar Ht
zat-zat gizi berhubungan dengan faktor  Monitor makanan kesukaan
biologis, psikologis atau ekonomi.  Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral
4 Keletihan NOC : NIC :
 Endurance
Definisi :  Concentration Energy Management
Keletihan terus-menerus dan  Energy conservation  Observasi adanya pembatasan klien
penurunan kapasitas untuk kerja fisik  Nutritional status : energy dalam melakukan aktivitas
dan mental pada tingkat yang lazim Kriteria Hasil :  Dorong anal untuk mengungkapkan
 Memverbalisasikan peningkatan energi perasaan terhadap keterbatasan
Batasan karakteristik : dan merasa lebih baik  Kaji adanya factor yang menyebabkan
24

- Apatis  Menjelaskan penggunaan energi untuk kelelahan


- Gangguan konsentrasi mengatasi kelelahan  Monitor nutrisi dan sumber energi
- Gangguan libido tangadekuat
- Intropeksi  Monitor pasien akan adanya kelelahan
- Kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
- Kurang energi  Monitor respon kardivaskuler
- Kurang minat terhadap sekitar terhadap aktivitas
- Letargi  Monitor pola tidur dan lamanya
- Mengantuk tidur/istirahat pasien
- Peningkatan kebutuhan istirahat
- Peningkatan keluhan fisik
- Penurunan performa

Faktor yang berhubungan :


- Ansietas
- Depresi
- Gangguan tidur
- Gaya hidup tanpa simulasi
- Hambatan lingkungan
- Kelesian fisik
- Kelesuan fisiologis
- Malnutrisi
- Peningkatan kelelahan fisik
- Stress
- Tuntutan pekerjaan
5 Resiko infeksi NOC : NIC :
 Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
Definisi : Peningkatan resiko  Knowledge : Infection control  Bersihkan lingkungan setelah dipakai
masuknya organisme patogen  Risk control pasien lain
Kriteria Hasil :  Pertahankan teknik isolasi
Faktor-faktor resiko :  Klien bebas dari tanda dan gejala  Batasi pengunjung bila perlu
25

- Prosedur Infasif infeksi  Instruksikan pada pengunjung untuk


- Ketidakcukupan pengetahuan  Mendeskripsikan proses penularan mencuci tangan saat berkunjung dan
untuk menghindari paparan penyakit, factor yang mempengaruhi setelah berkunjung meninggalkan
patogen penularan serta penatalaksanaannya, pasien
- Trauma  Menunjukkan kemampuan untuk  Gunakan sabun antimikrobia untuk
- Kerusakan jaringan dan mencegah timbulnya infeksi cuci tangan
peningkatan paparan lingkungan  Jumlah leukosit dalam batas normal  Cuci tangan setiap sebelum dan
- Ruptur membran amnion  Menunjukkan perilaku hidup sehat sesudah tindakan kperawtan
- Agen farmasi (imunosupresan)  Gunakan baju, sarung tangan sebagai
- Malnutrisi alat pelindung
- Peningkatan paparan lingkungan  Pertahankan lingkungan aseptik
patogen selama pemasangan alat
- Imonusupresi  Ganti letak IV perifer dan line central
- Ketidakadekuatan imum buatan dan dressing sesuai dengan petunjuk
- Tidak adekuat pertahanan umum
sekunder (penurunan Hb,  Gunakan kateter intermiten untuk
Leukopenia, penekanan respon menurunkan infeksi kandung kencing
inflamasi)
 Tingktkan intake nutrisi
- Tidak adekuat pertahanan tubuh
 Berikan terapi antibiotik bila perlu
primer (kulit tidak utuh, trauma
jaringan, penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis, perubahan
sekresi pH, perubahan peristaltik) Infection Protection (proteksi terhadap
- Penyakit kronik infeksi)
 Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
 Monitor hitung granulosit, WBC
 Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
26

 Partahankan teknik aspesis pada


pasien yang beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
 Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
 Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
 Ajarkan cara menghindari infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

6 Kurang Pengetahuan NOC : NIC :


 Kowlwdge : disease process
Definisi :  Kowledge : health Behavior Teaching : disease Process
Tidak adanya atau kurangnya Kriteria Hasil : 1. Berikan penilaian tentang tingkat
informasi kognitif sehubungan dengan  Pasien dan keluarga menyatakan pengetahuan pasien tentang proses
topic spesifik. pemahaman tentang penyakit, kondisi, penyakit yang spesifik
prognosis dan program pengobatan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
Batasan karakteristik :  Pasien dan keluarga mampu dan bagaimana hal ini berhubungan
memverbalisasikan adanya masalah, melaksanakan prosedur yang dengan anatomi dan fisiologi, dengan
ketidakakuratan mengikuti instruksi, dijelaskan secara benar cara yang tepat.
perilaku tidak sesuai.  Pasien dan keluarga mampu 3. Gambarkan tanda dan gejala yang
27

Faktor yang berhubungan : menjelaskan kembali apa yang biasa muncul pada penyakit, dengan
keterbatasan kognitif, interpretasi dijelaskan perawat/tim kesehatan cara yang tepat
terhadap informasi yang salah, lainnya 4. Gambarkan proses penyakit, dengan
kurangnya keinginan untuk mencari cara yang tepat
informasi, tidak mengetahui sumber- 5. Identifikasi kemungkinan penyebab,
sumber informasi. dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
12. Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan, dengan
cara yang tepat
28

BAB III
METODE STUDI KASUS DAN TINJAUAN STUDI KASUS

a. Metode Studi Kasus


1. Tempat dan Waktu
Studi kasus ini telah dilakukan pada tanggal 5 juni 2017 s/d 9 juni
2017 di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
2. Jenis Studi Kasus
Studi kasus ini menggunakan observasi analitik secara kualitatif
berdasarkan perspektif pasien selama menjadi pasien kelolaan.

b. Pelaksanaan Studi Kasus


1. Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Nama Mahasiswa : Willi Andriyani, S.Kep


Tempat Praktek : Ruang PDL RS Muhammadiyah
Tanggal Praktek : 5 Juni s/d 9 Juni 2017
Pengkajian Dilakukan Tanggal : 6 Juni 2017 pukul. 11.00 wib

1. Identitas Klien
Inisial : Nn. Y No. RM :53-18-54
Usia : 17 Tahun Tgl Masuk : 5 Juni 2017
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl Pengkajian : 6 Juni 2017
Alamat : Kertapati Sumber Informasi : Pasien dan
Ayah
No. Telp :- Keluarga Terdekat : Ayah, Ibu
Status : Belum Menikah Status : Menikah
Agama : Islam Alamat : Kertapati
Suku : Komering No. Telp :-
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : Karyawan

28
29

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama (saat masuk RS)
Pusing
b. Keluhan Utama (saat pengkajian)
Pusing, lemas, demam, mual, dan kurang nafsu makan.
c. Riwayat Kesehatan Saat ini
Pasien mengeluh badannya lemas, demam, pusing,mual, dan kurang
nafsu makan.

d. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1) Penyakit yang pernah dialami
a) Kecelakaan : Pasien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan
b) Operasi (jenis dan waktu) : Pasien mengatakan tidak pernah
melakukan operasi apapun
c) Penyakit (kronis dan akut) : Pasien mengatakan tidak mempunyai
penyakit akut maupun kronis sebelumnya. Hipertensi disangkal,
DM disangkal, Asma disangkal.
d) Terakhir masuk RS : Pasien mengatakan tidak pernah masuk
rumah sakit sebelumnya
2) Alergi (obat, makanan, plester, dsb)
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi obat, makanan ataupun
plester.
3) Imunisasi (tambahan ; flu, pneumonia, tetanus, dll)
Ibu pasien mengatakan bahwa imunisasi anaknya lengkap.
4) Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
a. Merokok - - -
b. Kopi - - -
c. Alkohol - - -

5) Obat-obatan yang digunakan


Jenis Lamanya Dosis
- - -
- - -
- - -
- - -
30

3. Riwayat Keluarga

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

X : Meninggal

: Tinggal serumah

Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara. Keluarga mengatakan tidak


ada anggota keluarga lain yang mempunyai penyakit yang sama dengan
pasien.

4. Catatan penanganan kasus (dimulai saat pasien dirawat diruang rawat


sampai pengambilan kasus kelolaan)
Pasien masuk ke Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tanggal 5
Juni 2017 pukul 20.00 Wib melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan
keluhan demam ± 1 bulan hilang timbul, sakit kepala, dan mual. Lalu pada
pukul 22.00 wib pasien dipindahkan ke ruang rawat penyakit dalam Ahmad
Dahlan. Pasien di diagnosa medis Iron Deficiency Anemia. Pada saat
pengkajian pada tanggal 6 Juni 2017 pukul 11.00 wib, pasien mengeluh
pusing, lemas, demam, mual, dankurang nafsu makan.Pasien terpasang IVFD
RL gtt 20x/m kolf ke 3. Terapi obat yang telah diberikan adalah paracetamol
3x1 tab (Oral), inj. Omeprazole 1gr (IV) dan Methil 4mg/8jam.Hasil
laboratorium pada tanggal 5 juni 2017 adalah Hb 7,7 g/dl, Ht 24 %, Leukosit
31

5,1 10^3/ul, trombosit 314 10^3/ul, widal typhi H (+) 1/80 dan typhi O (+)
1/80.

5. Pengkajian Keperawatan (12 Domain NANDA)


Instruksi : beri tanda (√) pada istilah yang tepat/sesuai dengan data-data di
bawah ini. Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan
kolom data tambahan bila perlu.

a. Peningkatan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan :
Pasien mengatakan mengetahui tentang penyakit yang dideritanya.

Data tambahan :
Tidak ada data tambahan

Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

b. Nutrisi
1) Mulut
Trismus (- ), Halitosis ( - )
Bibir : lembab ( - ), pucat (), sianosis ( - ), labio/palatoskizis ( - ),
stomatis ( - )
Gusi : Normal ( ), plak putih ( - ), lesi ( - )
Gigi : Normal ( ), ompong ( - ), caries ( - ), Jumlah gigi : ..............................
Lidah : bersih ( - ), kotor/putih ( ), jamur ( - )

2) Leher
Kaku kuduk ( - ), Simetris (  ), benjolan ( - ), tonsil ( - )
Kelenjar tiroid : normal ( ), pembesaran ( - )
Tenggorok : Kesulitan Menelan ( - )

Kebutuhan Nutrisi dan Cairan


BB sebelum sakit : 47 Kg
BB sakit : 35 Kg
TB : 153 cm
Program Diit RS : NB
Makanan yang disukai : Bakso dan Ciki
Selera makan :Kurang nafsu makan
Alat makan yang digunakan : Sendok dan piring
Pola makan (x/hari) : 3 kali/hari
Porsi makan yang dihabiskan : 1/4dari porsi yang disediakan
32

Pola minum ( 4 gelas/hari) jenis air minum : air putih


Intake makanan : Diit RS, roti, buah.
Intake cairan : air putih 4 gelas/hari (800cc), susu 1 gelas/hari (200cc)
dan IVFD RL 1500/ 24 jam.

3) Abdomen
Inspeksi : bentuk : simetris ( ), tidak simetris ( - ), kembung ( - ),
asites ( - )
Palpasi : massa ( - ), nyeri ( - )
Kuadran I : simetris, warna kulit normal, tidak ada penonjolan
Kuadran II : simetris, warna kulit normal, tidak ada penonjolan
Kuadran III : simetris, warna kulit normal, tidak ada penonjolan
Kuadran IV : simetris, warna kulit normal, tidak ada penonjolan
Auskultasi : bising usus 10 x/mnt
Perkusi : Timpani (  ), redup ( - )
BAB : warna kuning , Frekuensi 1 x/hari
Konsistensi : Padat , lendir ( - ), darah ( - ), ampas ( - )
konstipasi ( - )
Data Tambahan :
- Pasien mengeluh mual
- Pasien mengatakan kurang nafsu makan
- IMT : 14,95 (Berat badan kurang dari BB ideal)
- Terjadi penurunan berat badan sebanyak 12kg selama 1 bulan

Masalah Keperawatan :
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

c. Eliminasi dan Pertukaran


1) BAK
2) Warna : Kuning jernih
3) Konsistensi : Cair
4) Frekuensi : 5 x/hari
5) Urine output : ± 1000 cc/ 24 jam
6) Penggunaan kateter : Pasien tidak terpasang kateter
7) Vesika urinaria : membesar ( - ), nyeri tekan (- )
8) Gangguan : Anuria ( - ), oliguria - ), retensi uria ( - ), nokturia ( - ),
inkotinensia Urin ( - ), poliuria ( - ), dysuria ( - )

Data tambahan :
- IWL = (15cc x 35kg )/24 jam = 525 cc/ 24 jam
- Balance cairan = intake – output = 2500 cc – 1525 cc = 975 cc
33

Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

Jalan nafas : Sputum ( - ), warna sputum : - konsistensi : -


Batuk ( - ), frekuensi : -
Dada
Bentuk: simetris ( ), barrel chest/dada tong ( - ), pigeon chest/dada
burung ( - ), benjolan ( -)
Paru-paru
Inspeksi : RR 20 x/mnt
Palpasi : Normal (  ), ekspansi pernafasan (- ), taktil fremitus ( - )
Perkusi : Normal/Sonor (  ), redup/pekak ( - ), hipersonor ( - )
Auskultasi : irama (- ), teratur (  ),
Suara nafas : vesikular (  ), bronkial (-), amforik ( -), cog wheel
breath sound ( - ), metamorphosing breath sound ( - )
suara tambahan : Ronki ( - ), pleural friction ( - )
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan

Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

d. Aktivitas/istirahat
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang
dibawa saat tidur, dll)
Kebiasaa tidur siang : 2 jam/hari
Skala aktivitas :
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilitas di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ROM 
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain
dan alat,
4 : tergantung total
Persendian :
Nyeri sendi ( -), pergerakan sendi : -
ROM (range of motion) : Tidak ada masalah
34

Kekuatan otot :

5 5
5 5
Keterangan :
0 : Tidak ada pergerakan otot
1 : Pergerakan otot yang dapat dilihat, namun tidak ada pergerakan sendi
2 : Pergerakan sendi, namun tidak dapat melawan gravitasi
3 : Pergerakan melawan gravitasi, namun tidak dapat melawan tahanan
4 : Pergerakan melawan tahanan, namun kurang dari normal
5 : kekuatan normal

Kelainan otot :
Tidak ada kelainan otot

Tonus/aktivitas
Aktif ( - ), tenang (  ), letargi ( - ), kejang (- ), menangis keras ( - ),
lemah (  ), melengking ( - ), sulit menangis ( - )

Ekstremitas
Amelia ( - ), sindaktili ( - ), polidaktili ( - )
Reflek patologis :
Babinsky : + ( - ), - (  )
Kernig : + ( - ), - (  )
Brudzinsky : + (- ), - ( )
Reflek fisiologis
Biceps : + (  ), - ( - )
Triceps : + (  ), - ( - )
Patella : + (  ), - ( - )

Jantung
Inspeksi : ictus cordis/denyut apeks ( - ), normal (  ), melebar ( - )
Palpasi : kardiomegali ( - )
Perkusi : redup (  ), pekak ( )
Auskultasi : HR 78 x/mnt, aritmia ( - ), disritmia ( - ), murmur ( - )

Mandi : 2 kali /hari


Sikat gigi : 2 kali/hari
Mengganti pakaian : 2 kali/hari
35

Memotong kuku : 1 kali/minggu


Data tambahan :
Tidak ada data tambahan

Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

e. Persepsi/kognitif
Kesan umum
Tampak sakit : ringan ( - ), sedang (  ), berat ( - ), pucat (  ), sesak
( - ), kejang ( - )
1) Kepala
a) Rambut : warna hitam , mudah dicabut ( -), ketombe (- ), kutu (- )
b) Kelainan bentuk kepala : Tidak ada kelainan bentuk kepala
2) Mata
Mata : jernih (  ), mengalir, kemerahan ( - ), sekret ( - )
Visus : 6/6 (  ), 6/300 ( -), 6/tak terhingga ( - ),
Pupil : isokor (  ), anisokor ( - ), miosis ( - ), midriasis ( - )
Reaksi terhadap cahaya : kanan positif (  ), negatif ( - ), kiri
positif (  ), negatif ( - )
Alat bantu : kacamata ( - ), softlens ( - )
Conjungtiva : merah jambu ( - ), anemis (  )
Sklera : putih (  ), ikterik ( - )
3) Bibir, lidah
a) Bibir : normal (  ), sumbing ( - )
b) Sumbing lagit-langit/pallatum (  )
c) Lidah : bersih ( - ), kotor/putih ( ), jamur ( - )
4) Telinga, hidung, tenggorok
a) Telinga : normal (  ), abnormal ( - ), sekret ( - )
b) Hidung : simetris ( ), asimetris ( - ), sekret ( - ), nafas cuping
hidung ( -),
c) Tenggorok : tonsil ( - ), radang ( - )

Data tambahan :
Tidak ada data tambahan

Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
36

f. Persepsi diri
Perasaan klien terhadap penyakit yang dideritanya : Pasien mengatakan
bahwa penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah SWT
Persepsi klien terhadap dirinya : Pasien mengatakan dirinya berharga dan
pasti kuat untuk menghadapi penyakit yang dideritanya
Konsep diri : Pasien adalah seorang pelajar. Pasien merupakan anak ke 3
dari 5 bersaudara.
Tingkat kecemasan : Pasien mengatakan merasa cemas, namun pasien bisa
menghadapi kecemasan itu.
Citra diri/body image : Pasien mengatakan menyukai semua bentuk dari
dirinya dan tidak merasa malu dengan keadaannya saat ini.
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan

Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

g. Peran hubungan
Budaya : Palembang, Indonesia
Suku : Komering
Agama yang dianut : Islam
Bahasa yang digunakan : Bahasa daerah Palembang dan Komering
Masalah sosial yang penting : Tidak ada
Hubungan dengan orang tua : Baik
Hubungan dengan saudara kandung : Baik
Hubungan dengan lingkungan sekitar : Baik
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan

Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

h. Seksual dan reproduksi


Perempuan
Vagina : sekret (- ), warna ( - )
Anus : normal ( ), atresia ani ( - )
Riwayat kehamilan dan kelahiran : Pasien masih berstatus pelajar dan
belum menikah

Data tambahan :
Tidak ada data tambahan
37

Masalah keperawatan
Tidak ada masalah keperawatan

i. Toleransi/koping stress
GCS : 15
E : 4 ( membuka mata spontan )
V : 5 ( orientasi baik )
M : 6 ( sesuai perintah )
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan

Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

j. Prinsip hidup
Budaya :Palembang, Indonesia.
Spiritual/religius : Pasien mengatakan beragama islam, pasien
menjalankan sholat 5 waktu dan berpuasa di bulan Ramadhan. Namun
saat sakit pasien tidak berpuasa karena harus minum obat.
Harapan : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan bisa pulang
kerumah.
Psikososial :Pasien mengatakan hubungannya dengan lingkungan sekitar
baik, tidak ada masalah.
1) Persepsi klien terhadap penyakitnya : Pasien mengatakan bahwa
penyakit yang dideritanya adalah cobaan dari Allah SWT.
2) Reaksi saat interaksi
Kooperatif (  ), tidak kooperatif ( - )
3) Status emosional
Tenang ( ), cemas ( - ), marah ( - ), menarik diri ( - ),
tidak sabar ( - )
Data tambahan :
Tidak ada data tambahan

masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

k. Keselamatan/perlindungan
Tingkat kesadaran : composmentis ( ), apatis ( - ), somnolen ( - ),
sopor ( - ), soporocoma ( - ), coma (- )
TTV : suhu 37,3°C, Nadi 78x/mnt, TD 80/60 mmHg, RR 20x/mnt
Warna kulit : Pucat
38

Sianosis ( - ), ikterus ( - ), eritematosus rash ( - ), discoid lupus ( - ),


oedema ( - ), bula ( - ), gangren ( - ), nekrotik jaringan ( - ),
hiperpigmentasi (- ), echimosis ( - ), petekie ( - )
Turgor kulit : elastis ( - ), tidak elastis ()
Data tambahan :
- Pasien mengatakan badannya panas
- Pasien tampak berkeringat
- Kulit pasien teraba hangat
- CRT > 3 detik
- Akral dingin
- Hb : 7,7 g/dL
- Ht : 24%
- Widal typhi O dan typhi H (+)
- KU : Lemah
- Pasien tampak pucat
- Nadi pasien teraba lemah

Masalah keperawatan :
- Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
- Hipertermia

l. Kenyamanan
Provaiking : -
Quality :-
Regio :-
Skala :-
Time :-

Data tambahan :
Tidak ada data tambahan

Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
39

Tabel 3.1
Terapi Obat
No Nama terapi Dosis Cara Golongan indikasi Kontra indikasi
pemberian obat
1 RL 1500/24 IV Elektrolit mengembalikan hipernatremia,
jam keseimbangan kelainan ginjal,
elektrolit pada kerusakan sel hati,
keadaan asidosis laktat.
dehidrasi dan
syok
hipovolemik
2 Omeprazole 1 IV analgesik Merupakan Omeprazole
gr/24jam terapi pilihan dikontraindikasikan
untuk kondisi- untuk pasien yang
kondisi berikut diketahui
yang tidak hipersensitivitas
dapat menerima terhadap obat ini
pengobatan atau bahan lain
peroral: ulkus yang terdapat
duodenum, dalam formulasi.
ulkus gaster,
esofagitis
ulseratif dan
sindrom
Zolinger-
Ellison.
3 Paracetamol 500mg/8 Per Oral Analgesik, Meredakan rasa Gangguan darah
jam antipiretik sakit dandapat berupa
demam perdarahan saluran
cerna, penurunan
kadar trombosit
dan leukosit, serta
gangguan sel darah
putih.
4 Methil 4mg/8 Per Oral kortikosteroid Meredakan Serangan jantung,
jam inflamasi dan gangguan psikis,
menangani tukak lambung,
alergi, inflamasi usus ,
Gangguan hipertensi.
darah seperti
anemia
55 5 PRC 2 pack IV Diberikan
pada tanggal
7 Juni 2017
40

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Tanggal 5 Juni 2017

Tabel 3.2
Hasil Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 7.7 g/dL 12.0-16.0
Jumlah leukosit 5.1 10^3/ul 4.2 – 11.0
Jumlah trombosit 314 10^3/ul 154-386
Hematokrit 24.0 % 37.0-47.0
Immuno serologi
Widal
Typhi H (+) 1/80 Negatif
Typhi O (+) 1/80 Negatif

Laboratorium : Tanggal 8 Juni 2017

Hasil Pemeriksaan Hematologi


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 11,8 g/dL 12.0-16.0
41

2. Analisa Data
NamaPasien : Nn. Y
Umur : 17 tahun
JenisKelamin: Perempuan
No. RM : 53-18-54
Tabel 3.3
Analisa Data
B No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Asupan Fe berkurang Ketidakefektifan perfusi
- Pasien mengatakan  jaringan perifer
badannya lemas Kehilangan komponen
- Pasien mengatakan pembentuk eritrosit
pusing 
Do : Eritrosit tidak sempurna
- KU : lemah 
- Pasien tampak pucat Eritrosit pecah
- CRT > 3 detik 
- Akral dingin Anemia
- Konjungtiva anemis 
- Hb : 7,7 g/dL Transport o2 menurun
- Ht : 24 % 
- TD : 80/60 mmHg Kebutuhan O2 tidak
- RR : 20x/menit terpenuhi
- T : 37,3 cͦ 
- HR : 78x/menit, nadi Ketidakefektifan perfusi
teraba lemah jaringan perifer

2 Ds : Anemia Ketidakseimbangan
- Pasien mengeluh mual  nutrisi kurang dari
- Pasien mengatakan Transport o2 menurun kebutuhan tubuh
kurang nafsu makan 
- Pasien mengatakan Kebutuhan O2 tidak
hanya menghabiskan terpenuhi
1/4 dari porsi yang 
disediakan Hipoksia sel dan jaringan

Do : Merangsang syaraf simpatis
- BB sebelum sakit : 47 
kg Aliran darah menurun
- BB saat sakit : 35 kg 
- TB : 153 cm Peristaltik usus menurun
42

- IMT = 14,95 (Berat 


Badan Kurang) Peningkatan asam lambung
- TD : 80/60 mmHg 
- RR : 20x/menit Mual/muntah
- T : 37,3 cͦ 
- HR : 78x/menit Tidak nafsu makan

Intake tidak adekuat

Berat badan menurun

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh

3 Ds : Virus dan parasit Hipertermia


- Pasien mengeluh 
badannya panas Reaksi inflamasi
Do : 
- Pasien tampak Mengeluarkan endotoksin
berkeringat 
- Kulit pasien Demam

teraba hangat
Hipertermia
- Lidah tampak
kotor/putih
- TD : 80/60 mmHg
- RR : 20x/menit
- T : 37,3 cͦ
- HR : 78x/menit
- Hasil laboratorium
widal typhi O dan typhi
H (+)

3. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
43

4. Intervensi
NamaPasien : Nn. Y
Umur : 17 tahun
JenisKelamin : Perempuan
No. RM : 53-18-54

Tabel 3.4
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1 Ketidakefektifan perfusi jaringan NOC: Perfusi jaringan : Perifer NIC : Manajemen Sensasi Perifer
perifer berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan selama 3x 24 jam diharapkan 1. Monitor sensasi tumpul atau
penurunan kadar Hb ditandai dengan : perfusi jaringan perifer pasien tidak terganggu dengan tajam, panas atau dingin.
Ds : kriteria hasil: 2. Instruksikan pasien dan keluarga
- Pasien mengatakan badannya lemas No Skala Awal Tujuan untuk memeriksa adanya
- Pasien mengatakan pusing kerusakan kulit setiap hari
Do : 1 Pengisian kapiler jari 3 5 3. Monitor trompoplebitis dan
- KU : lemah tromboemboli pada vena
- Pasien tampak pucat 2 Pengisian kapiler jari 3 5 4. Batasi gerakan kepala, leher dan
- CRT > 3 detik kaki punggung
- Akral dingin 3 3 Suhu kulit ujung 3 5 5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
- Konjungtiva anemis kaki dan tangan 6. Kolaborasi pemberian obat
- Hb : 7,7 g/dL 4 4 Kekuatan denyut 3 5
- Ht : 24 % nadi karotis ( kanan)
- TD : 80/60 mmHg Indikator :
- RR : 20x/menit 1 : Berat
44

- T : 37,3 cͦ 2 : Cukup
- HR : 78x/menit, nadi teraba lemah 3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada atau Normal

2 Hipertermia berhubungan dengan NOC: Termoregulasi NIC : Perawatan Demam


penyakit ditandai dengan : Setelah dilakukan tindakan selama 1x 24 jam diharapkan 1. Ukur suhu dan tanda vital lainnya
Ds : hipertermia dapat teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor warna kulit
- Pasien mengeluh badannya panas 3. Dorong konsumsi cairan
Do : No Skala Awal Tujuan 4. Kompres pasien dengan spons
- Pasien tampak berkeringat yang hangat
- Kulit pasien teraba hangat 1 Berkeringat saat 2 5 5. Selimuti pasien
- Lidah tampak kotor/putih panas 6. Kolaborasi dalam pemberian
- TD : 80/60 mmHg 2 Suhu tubuh 3 5 antipiretik
- RR : 20x/menit 4 3 Hipertermia 3 5
- T : 37,3ͦc
- HR : 78x/menit Indikator :
- Hasil laboratorium widal typhi O 1 : Berat
dan typhi H (+) 2 : Cukup
3 : Sedang
4 : Ringan
5 : Tidak ada atau Normal

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC: NIC : Manajemen Nutrisi


dari kebutuhan tubuh berhubungan Status Nutrisi 1. Kaji adanya alergi makanan
dengan kurang asupan makanan Nafsu makan 2. Monitor mual dan muntah
ditandai dengan : Setelah dilakukan tindakan selama 3x 24 jam diharapkan 3. Motivasi peningkatan asupan kalori
45

Ds : nafu makan pasien tidak ada masalah dengan kriteria 4. Berikan makanan sesuai intruksi
- Pasien mengeluh mual hasil: dokter ; diet NB
- Pasien mengatakan kurang No Skala Awal Tujuan 5. Anjurkan pasien untuk
nafsu makan meningkatkan intake Fe
- Pasien mengatakan hanya 1 Keinginan untuk 2 5 6. Anjurkan makan sedikit tetapi
menghabiskan ¼ dari porsi yang makan sering
disediakan 2 Menyenangi 2 5 7. Kolaborasi pemberian terapi obat
Do : makanan
- BB sebelum sakit : 47 kg 3 3 Intake makanan 2 5
- BB saat sakit : 35 kg 4 4 Rangsangan untuk 2 5
- TB : 153 cm makan
- IMT = 14,95 ( Berat badan
Kurang dari BB ideal) Indikator :
- TD : 80/60 mmHg 1 : sangat terganggu
- RR : 20x/menit 2 : banyak terganggu
- T : 37,3 cͦ 3 : cukup terganggu
- HR : 78x/menit 4 : sedikit terganggu
5 : tidak terganggu
46

5. Implementasi
NamaPasien : Nn. Y
Umur : 17 tahun
JenisKelamin : Perempuan
No. RM : 53-18-54
Tabel 3.5
Implementasi Keperawatan
Selasa,6 juni 2017 / Shift Pagi
No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
1 Ketidakefektifan Selasa, 1. Memonitor sensasi tumpul Selasa, 6 juni 2017 Willi
perfusi jaringan 6 juni atau tajam, panas atau pukul
perifer berhubungan 2017 dingin. 14.00 wib
dengan penurunan 12.00 R/ pasien mampu S : - Pasien mengatakan badannya masih lemas
kadar Hb ditandai wib membedakan tumpul atau - Pasien mengatakan pusing
dengan : tajam, panas atau dingin O:
Ds : 1. Ku: tampak lemah
- Pasien mengatakan 12.10 2. Menginstruksikan pasien 2. Pasien tampak pucat
badannya lemas wib dan keluarga untuk 3. CRT > 3 detik
- Pasien mengatakan memeriksa adanya 4. Akral dingin
pusing kerusakan kulit setiap hari 5. Konjungtiva anemis
Do : R/ Pasien dan keluarga 6. TD : 80/60 mmHg
- KU : lemah mengerti dengan 7. RR : 20x/menit
- Pasien tampak penjelasan perawat 8. T : 37ͦc
pucat 9. HR : 76 x/menit
- CRT > 3 detik 12.15 3. Membatasi gerakan 10. Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
- Akral dingin wib kepala, leher dan tromboemboli pada vena
47

- Konjungtiva punggung dengan tepat


anemis R/ Perawat menganjurkan A: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak teratasi
- Nadi teraba lemah pasien untuk membatasi No Skala Awal Akhir Tujuan
- Hb : 7,7 g/dL pergerakan kepala,
- Ht : 24 % punggung dan leher. 1 Pengisian 3 3 5
- TD : 80/60 mmHg kapiler jari
- RR : 20x/menit 12.20 4. Memonitor tromboplebitis 2 Pengisian 3 3 5
- T : 37,3 cͦ wib dan tromboemboli pada kapiler jari
kaki
- HR : 78x/menit vena
3 3 Suhu kulit 3 3 5
R/ tidak ditemukan tanda ujung kaki
tromboplebitis dan dan tangan
tromboemboli pada vena 4 4 Kekuatan 3 3 5
denyut
12.25 5. Menganjurkan pasien nadi
wib untuk beristirahat karotis
R/ pasien tampak ( kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala akhir
beristirahat
adalah 3 (masalah sedang), artinya belum
6. Berkolaborasi pemberian tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
12.00
obat (normal/tidak ada masalah).
wib
R/ Pasien diberikan terapi
obat methil 4mg P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memeriksa
adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung dengan
tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
48

2 Hipertermia Selasa, 1. Mengukur suhu dan tanda Selasa, 6 juni 2017 Willi
berhubungan dengan 6 juni vital lainnya pukul
penyakit ditandai 2017 R/ TD : 80/60 mmHg 14.00 wib
dengan : RR : 20x/menit S : - Pasien mengatakan badannya masih panas
12.35 T : 37 ͦc
HR : 76 x/menit
Ds : wib O:
- Pasien mengeluh 1. Ku: tampak lemah
badannya panas 2. TD : 80/60 mmHg
2. Memonitor warna kulit
Do : 12.45 3. RR : 20x/menit
R/ Kulit pasien pucat, tidak
- Pasien tampak wib 4. T : 37 cͦ
ada kemerahan
berkeringat 5. HR : 76 x/menit
- Kulit pasien teraba
hangat 12.50 A: Hipertermia tidak teratasi
3. Menganjurkan pasien untuk
- Lidah pasien wib No Skala Awal Akhir Tujuan
memperbanyak konsumsi
tampak kotor/putih
cairan
- TD : 80/60 mmHg 1 Berkeringat saat 2 4 5
R/ Perawat menganjurkan
- RR : 20x/menit panas
pasien untuk memperbanyak
- T : 37,3 cͦ 2 Suhu tubuh 3 4 5
minum air putih
- HR : 78x/menit 4 3 Hipertermia 2 4 5
- Hasil laboratorium Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala akhir
4. Mengompres pasien
widal typhi O dan 13.00 adalah 4 (masalah ringan), artinya belum tercapainya
dengan spons yang hangat
typhi H (+) wib hasil sesuai tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada
R/ pasien dikompres hangat
masalah).

5. Menyelimuti pasien P: Intervensi dilanjutkan


13.10 1. Ukur suhu dan tanda vital lainnya
R/ Pasien diselimuti
wib 2. Monitor warna kulit
3. Dorong konsumsi cairan
49

6. Berkolaborasi dalam 4. Kompres pasien dengan spons yang hangat


12.00 pemberian antipiretik 5. Selimuti pasien
wib R/ Pasien diberikan 6. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik
paracetamol 500mg

3 3 Ketidakseimbangan Selasa, Selasa, 6 juni 2017 Willi


nutrisi kurang dari 6 juni 1. Mengkaji adanya alergi pukul
kebutuhan tubuh 2017 makanan 14.00 wib
R/ Pasien tidak memiliki
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
riwayat alergi makanan
kurang asupan 13.35 - Pasien mengatakan mual
makanan ditandai wib O:
dengan : 1. Ku: tampak lemah
Ds : 13.40 2. Memonitor mual dan 2. TD : 80/60 mmHg
- Pasien wib muntah 3. RR : 20x/menit
mengeluh mual R/ Pasien mengatakan 4. T : 37ͦc
- Pasien mual tetapi tidak muntah 5. HR : 76 x/menit
mengatakan tidak 6. Pasien hanya menghabiskan ¼ dari porsi yang
nafsu makan 13.45 3. Memotivasi peningkatan disediakan.
- Pasien wib asupan kalori
mengatakan hanya R/ Pasien nampak kurang A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
menghabiskan ¼ nafsu makan tubuh tidak teratasi
dari porsi yang No Skala Awal Akhir Tujuan
disediakan 12.00 4. Memberikan makanan
Do : wib sesuai intruksi dokter ; diet 1 Keinginan 2 3 5
- BB sebelum NB untuk makan
R/ pasien makan 5 sendok
sakit : 47 kg 2 Menyenangi 2 3 5
dari porsi yang disediakan
- BB saat sakit makanan
: 35 kg 5. Menganjurkan pasien
50

- TB : 153 cm 13.50 untuk meningkatkan 3 3 Intake 2 3 5


- IMT = 14,95 wib intake Fe makanan
(BB Kurang) R/ Pasien mengerti 4 4 Rangsangan 2 3 5
dengan anjuran perawat
- TD : 80/60 untuk makan
mmHg 6. Menganjurkan makan Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala akhir
- RR:20x/menit 13.55 sedikit tetapi sering adalah 3 (cukup terganggu), artinya belum tercapainya
- T : 37,3 cͦ Wib R/ Pasien nampak hasil sesuai tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada
- HR:78x/menit mengemil gangguan).

12.00 7. Berkolaborasi pemberian


obat
wib P: Intervensi dilanjutkan
R/ Inj. Omeprazole 1gr
1. Kaji adanya alergi makanan
2. Monitor mual dan muntah
3. Motivasi peningkatan asupan kalori
4. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ; diet NB
5. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
6. Anjurkan makan sedikit tetapi sering
51

Selasa,6 juni 2017 / Shift sore


No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi Paraf
1 Ketidakefektifan Selasa, 1. Memonitor sensasi tumpul Selasa, 6 juni 2017 Willi
perfusi jaringan 6 juni atau tajam, panas atau pukul
perifer berhubungan 2017 dingin. 21.00 wib
dengan penurunan 18.00 R/ pasien mampu S : - Pasien mengatakan badannya masih lemas
kadar Hb ditandai wib membedakan tumpul atau - Pasien mengatakan pusing
dengan : tajam, panas atau dingin O:
Ds : 18.10 a. Ku: tampak lemah
- Pasien mengatakan wib 2. Menginstruksikan pasien b. Pasien tampak pucat
badannya lemas dan keluarga untuk c. CRT > 3 detik
- Pasien mengatakan memeriksa adanya d. Akral dingin
pusing kerusakan kulit setiap hari e. Konjungtiva anemis
Do : R/ Pasien dan keluarga f. TD : 80/60 mmHg
- KU : lemah mengerti dengan g. RR : 20x/menit
- Pasien tampak penjelasan perawat h. T : 36,9ͦc
pucat i. HR : 80 x/menit
- CRT > 3 detik 18.15 3. Membatasi gerakan j. Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
- Akral dingin wib kepala, leher dan tromboemboli pada vena
- Konjungtiva punggung dengan tepat
anemis R/ Perawat menganjurkan A: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak teratasi
- Nadi teraba lemah pasien untuk membatasi No Skala Awal Akhir Tujuan
- Hb : 7,7 g/dL pergerakan kepala,
- Ht : 24 % punggung dan leher. 1 Pengisian 3 3 5
- TD : 80/60 mmHg kapiler jari
- RR : 20x/menit 18.20 4. Memonitor tromboplebitis 2 Pengisian 3 3 5
- T : 37,3 cͦ dan tromboemboli pada kapiler jari
kaki
- HR : 78x/menit vena
52

R/ tidak ditemukan tanda 3 3 Suhu kulit 3 4 5


tromboplebitis dan ujung kaki
tromboemboli pada vena dan tangan
4 4 Kekuatan 3 3 5
denyut
18.25 5. Menganjurkan pasien
nadi
wib untuk beristirahat karotis (
R/ pasien tampak kanan)
beristirahat Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala akhir
adalah 3 ( masalah sedang) dan 4 (masalah ringan),
20.00 6. Kolaborasi pemberian obat artinya belum tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu
wib R/ Pasien diberikan terapi skala 5 (normal/tidak ada masalah).
obat methil 4mg/8 jam
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk memeriksa
adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung dengan
tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat

2 Hipertermia Selasa, 1. Mengukur suhu dan tanda Selasa, 6 juni 2017 Willi
berhubungan dengan 6 juni vital lainnya pukul
penyakit ditandai 2017 R/ TD : 80/60 mmHg 21.00 wib
dengan : RR : 20x/menit S : - Pasien mengatakan badannya sudah tidak panas
18.35 T : 37 ͦc O:
HR : 80x/menit
Ds : wib 1. Ku: tampak lemah
- Pasien mengeluh 2. TD : 80/60 mmHg
53

badannya panas 3. RR : 20x/menit


Do : 18.45 2. Memonitor warna kulit 4. T : 36,9ͦc
- Pasien tampak wib R/ Kulit pasien pucat, tidak 5. HR : 80x/menit
berkeringat ada kemerahan
- Kulit pasien teraba A: Hipertermia teratasi
hangat No Skala Awal Akhir Tujuan
- Lidah tampak 18.50 3. Menganjurkan pasien untuk
kotor/putih wib memperbanyak konsumsi 1 Berkeringat 2 5 5
- TD : 80/60 mmHg cairan saat panas
- RR : 20x/menit R/ Perawat menganjurkan 2 Suhu tubuh 3 5 5
- T : 37,3 cͦ pasien untuk memperbanyak 4 3 Hipertermia 2 5 5
- HR : 78x/menit minum air putih Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala akhir
- Hasil laboratorium adalah 5 (normal/tidak ada masalah), artinya masalah
widal typhi O dan teratasi dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
typhi H (+) 19.00 4. Mengompres pasien
wib dengan spons yang hangat P: Intervensi dihentikan
R/ pasien dikompres hangat

19.10 5. Menyelimuti pasien


wib R/ Pasien diselimuti

20.00 6. Berkolaborasi dalam


wib pemberian antipiretik
R/ Pasien diberikan
paracetamol 500mg/8 jam
54

3 3 Ketidakseimbangan Selasa, Selasa, 6 juni 2017 Willi


nutrisi kurang dari 6 juni a. Mengkaji adanya alergi pukul
kebutuhan tubuh 2017 makanan 21.00 wib
R/ Pasien tidak memiliki
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
riwayat alergi makanan
kurang asupan 18.35 - Pasien mengatakan mual
makanan ditandai wib O:
dengan : 1. Ku: tampak lemah
Ds : 18.40 b. Memonitor mual dan 2. TD : 80/60 mmHg
- Pasien wib muntah 3. RR : 20x/menit
mengeluh mual R/ Pasien mengatakan 4. T : 36,9c
- Pasien mual tetapi tidak muntah 5. HR : 80 x/menit
mengatakan 6. Pasien hanya menghabiskan ¼ dari porsi yang
kurang nafsu 18.45 c. Memotivasi peningkatan disediakan.
makan wib asupan kalori A: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
- Pasien R/ Pasien nampak kurang tubuh tidak teratasi
mengatakan hanya nafsu makan
menghabiskan ¼ No Skala Awal Akhir Tujuan
dari porsi yang 18.00 d. Memberikan makanan
disediakan wib sesuai intruksi dokter ; diet 1 Keinginan 2 3 5
Do : NB untuk makan
R/ pasien makan 5 sendok
- BB sebelum 2 Menyenangi 2 3 5
dari porsi yang disediakan
sakit : 47 kg makanan
- BB saat sakit e. Menganjurkan pasien 3 3 Intake 2 3 5
: 35 kg 19.00 untuk meningkatkan makanan
- TB : 153 cm wib intake Fe 4 4 Rangsangan 2 3 5
- IMT = 14,95 R/ Pasien mengerti
untuk makan
(BB Kurang dari dengan anjuran perawat
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala akhir
BB ideal)
55

- TD : 80/60 19.05 f. Menganjurkan makan adalah 3 (cukup terganggu), artinya belum tercapainya
mmHg wib sedikit tetapi sering hasil sesuai tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada
- RR : R/ Pasien nampak masalah).
mengemil
20x/menit
- T : 37,3 cͦ P: Intervensi dilanjutkan
- HR : 1. Monitor mual dan muntah
78x/menit 2. Motivasi peningkatan asupan kalori
3. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ; diet NB
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
5. Anjurkan makan sedikit tetapi sering
56

Selasa,6 juni 2017 / Shift Malam


No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi
1 Ketidakefektifan Selasa, Rabu, 7 juni 2017
perfusi jaringan perifer 6 juni pukul
berhubungan dengan 2017 1. Memonitor tromboplebitis 08.00 wib
penurunan kadar Hb 21.00 wib dan tromboemboli pada vena S : - Pasien mengatakan badannya masih lemas
ditandai dengan : R/ tidak ditemukan tanda - Pasien mengatakan pusing
Ds : tromboplebitis dan O:
- Pasien mengatakan tromboemboli pada vena 1. Ku: tampak lemah
badannya lemas 2. Pasien tampak pucat
- Pasien mengatakan 3. CRT > 3 detik
pusing 21.10 wib 2. Menganjurkan pasien untuk 4. Akral dingin
Do : beristirahat 5. Konjungtiva anemis
- KU : lemah R/ pasien tampak beristirahat 6. TD : 80/60 mmHg
- Pasien tampak pucat 7. RR : 20x/menit
- CRT > 3 detik 04.00 wib 3. Berkolaborasi pemberian obat 8. T : 36,7c
R/ Pasien diberikan terapi
- Akral dingin 9. HR : 80 x/menit
obat methil 4mg
- Konjungtiva anemis 10. Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
- Nadi teraba lemah tromboemboli pada vena
- Hb : 7,7 g/dL A: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak
- Ht : 24 % teratasi
- TD : 80/60 mmHg No Skala Awal Akhir Tujuan
- RR : 20x/menit
- T : 37,3 cͦ 1 Pengisian 3 3 5
- HR : 78x/menit kapiler jari
2 Pengisian 3 3 5
kapiler jari
kaki
57

3 3 Suhu kulit 3 4 5
ujung kaki
dan tangan
4 4 Kekuatan 3 3 5
denyut
nadi
karotis
( kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 3 (masalah sedang) dan 4
(masalah ringan), artinya belum tercapainya
hasil sesuai tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak
ada masalah).
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli pada
vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
3 2 Ketidakseimbangan Selasa, Rabu, 7 juni 2017
nutrisi kurang dari 6 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 08.00 wib
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Memonitor mual dan muntah
kurang asupan 21.05 wib - Pasien mengatakan mual
R/ Pasien mengatakan mual
makanan ditandai O:
tetapi tidak muntah
dengan : 1. Ku: tampak lemah
58

2. Menganjurkan makan sedikit 2.


TD : 80/60 mmHg
Ds : 21.05 wib tetapi sering 3.
RR : 20x/menit
- Pasien R/ Pasien nampak mengemil 4.
T : 36,7ͦc
mengeluh mual 5.
HR : 80 x/menit
- Pasien 6.
Pasien hanya menghabiskan ¼ dari porsi
mengatakan kurang 24.00 wib 3. Berkolaborasi pemberian obat yang disediakan
nafsu makan R/ Inj. Omeprazole 1 gr A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
- Pasien kebutuhan tubuh tidak teratasi
mengatakan hanya No Skala Awal Akhir Tujuan
menghabiskan 1/4
dari porsi yang 1 Keinginan 2 3 5
disediakan untuk makan
Do : 2 Menyenangi 2 3 5
- BB sebelum makanan
sakit : 47 kg 3 3 Intake 2 3 5
- BB saat sakit : makanan
35 kg 4 4 Rangsangan 2 3 5
- TB : 153 cm untuk makan
- IMT = 14,95 Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
(BB Kurang dari BB akhir adalah 3 (cukup terganggu), artinya belum
ideal) tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
- TD : 80/60 (normal/tidak ada gangguan).
mmHg P: Intervensi dilanjutkan
- RR : 20x/menit 1. Monitor mual dan muntah
- T : 37,3 cͦ 2. Motivasi peningkatan asupan kalori
- HR : 78x/menit 3. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ; diet
NB
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe
59

5. Anjurkan makan sedikit tetapi sering


Rabu, 7 Juni 2017 / Shift Pagi
No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi TTd
1 Ketidakefektifan Rabu, Rabu, 7 juni 2017 w
perfusi jaringan perifer 7 juni 1. Menginstruksikan pasien dan pukul i
berhubungan dengan 2017 keluarga untuk memeriksa 14.00 wib l
adanya kerusakan kulit setiap l
penurunan kadar Hb 10.00 wib S : - Pasien mengatakan badannya masih lemas
hari i
ditandai dengan : O:
R/ Pasien dan keluarga
Ds : 1. Ku: tampak lemah
mengerti dengan penjelasan
- Pasien mengatakan 2. Pasien tampak pucat
perawat
badannya lemas 3. CRT <3 detik
- Pasien mengatakan 4. Akral hangat
2. Memonitor tromboplebitis
pusing 10.10 wib 5. Konjungtiva anemis
dan tromboemboli pada vena
Do : 6. TD : 90/60 mmHg
R/ tidak ditemukan tanda
- KU : lemah 7. RR : 20x/menit
tromboplebitis dan
- Pasien tampak pucat 8. T : 36,5c
tromboemboli pada vena
- CRT > 3 detik 9. HR : 76 x/menit
- Akral dingin 10. Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
- Konjungtiva anemis 10.15 wib 3. Berkolaborasi pemberian tromboemboli pada vena
- Nadi teraba lemah terapi transfusi darah A: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak
- Hb : 7,7 g/dL R/ transfusi PRC 2 pack teratasi
- Ht : 24 % 12.00 wib No Skala Awal Akhi Tujuan
- TD : 80/60 mmHg 4. Berkolaborasi pemberian r
- RR : 20x/menit terapi obat 1 Pengisian 3 4 5
- T : 37,3 cͦ R/ Pasien diberikan obat kapiler jari
- HR : 78x/menit methil 4mg 2 Pengisian 3 4 5
kapiler jari
kaki
60

3 Suhu kulit 3 4 5
3 ujung kaki
dan tangan
4 Kekuatan 3 3 5
4 denyut nadi
karotis
( kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 3 (masalah sedang) dan 4 (masalah
ringan), artinya belum tercapainya hasil sesuai
tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada masalah).
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli
pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat

3 2 Ketidakseimbangan Rabu, Rabu, 7 juni 2017 willi


nutrisi kurang dari 7 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 14.00 wib
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Memonitor mual dan
kurang asupan 10.05 wib - Pasien mengatakan mual
muntah
makanan ditandai O:
R/ Pasien mengatakan mual
dengan : 1. Ku: tampak lemah
61

Ds : tetapi tidak muntah 2.


TD : 90/60 mmHg
- Pasien 3.
RR : 20x/menit
mengeluh mual 10.10 wib 4.
T : 36,5ͦc
- Pasien 2. Menganjurkan makan 5.
HR : 76 x/menit
sedikit tetapi sering
mengatakan kurang 6.
Pasien hanya menghabiskan ¼ dari porsi
R/ Pasien nampak mengemil
nafsu makan yang disediakan
- Pasien 11.00 wib 3. Menganjurkan pasien A: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
mengatakan hanya untuk meningkatkan kebutuhan tubuh tidak teratasi
menghabiskan ¼ intake Fe No Skala Awal Akhir Tujuan
dari porsi yang R/ pasien mengerti dengan
disediakan anjuran pasien 1 Keingina 2 3 5
Do : 12.00 wib n untuk
- BB sebelum makan
sakit : 47 kg 4. Memberikan diet sesuai
2 Menyena 2 3 5
intriksi dokter
- BB saat sakit : ngi
R/ Pasien diberikan diet
35 kg 12.00 wib NB makanan
- TB : 153 cm 5. Berkolaborasi pemberian 3 3 Intake 2 3 5
- IMT = 14,95 obat makanan
(BB Kurang dari BB R/ Inj. Omeprazole 1gr 4 4 Rangsan 2 3 5
ideal) gan
- TD : 80/60 untuk
mmHg makan
- RR : 20x/menit Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
- T : 37,3 cͦ akhir adalah 3 (cukup terganggu), artinya belum
- HR : 78x/menit tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
(normal/tidak ada gangguan)
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor mual dan muntah
2. Motivasi peningkatan asupan kalori
62

3. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ; diet


NB
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe
5. Anjurkan makan sedikit tetapi sering
63

Rabu, 7 Juni 2017 / Shift Sore

No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi Ttd


1 Ketidakefektifan Rabu, Rabu, 7 juni 2017 w
perfusi jaringan perifer 7 juni 1. Menginstruksikan pasien dan w
berhubungan dengan 2017 keluarga untuk memeriksa pukul i
adanya kerusakan kulit setiap l
penurunan kadar Hb 16.00 wib 20.00 wib
hari l
ditandai dengan : S : - Pasien mengatakan badannya masih lemas i
R/ Pasien dan keluarga
Ds : O: i
mengerti dengan penjelasan
- Pasien mengatakan 1. Ku: tampak lemah l
perawat
badannya lemas 2. Pasien tampak pucat l
- Pasien mengatakan 3. CRT <3 detik i
2. Memonitor tromboplebitis
pusing 16.10 wib 4. Akral hangat
dan tromboemboli pada vena
Do : 5. Konjungtiva anemis
R/ tidak ditemukan tanda
- KU : lemah 6. TD : 90/60 mmHg
tromboplebitis dan
- Pasien tampak pucat 7. RR : 20x/menit
tromboemboli pada vena
- Konjungtiva anemis 8. T : 36,5c
- CRT > 3 detik 9. HR : 80 x/menit
- Akral dingin 16.15 wib 3. Menganjurkan pasien untuk 10. Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
- Nadi teraba lemah beristirahat tromboemboli pada vena
- Hb : 7,7 g/dL R/ pasien tampak beristirahat
- Ht : 24 % A: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak
- TD : 80/60 mmHg teratasi
- RR : 20x/menit 20.00 wib 4. Berkolaborasi pemberian No Skala Awal Akhir Tujuan
- T : 37,3 cͦ terapi obat
- HR : 78x/menit R/ Pasien diberikan obat 1 Pengisian 3 4 5
methil 4mg kapiler jari
2 Pengisian 3 4 5
64

kapiler jari
kaki
3 3 Suhu kulit 3 4 5
ujung kaki
dan tangan
4 4 Kekuatan 3 3 5
denyut
nadi
karotis (
kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 3 (masalah sedang) dan 4 (masalah
ringan), artinya belum tercapainya hasil sesuai
tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada masalah).

P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli
pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
3 2 Ketidakseimbangan Rabu, Rabu, 7 juni 2017 willi
nutrisi kurang dari 7 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 20.00 wib
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Memonitor mual dan
kurang asupan 17.05 wib - Pasien mengatakan mual
muntah
65

makanan ditandai R/ Pasien mengatakan mual O:


dengan : tetapi tidak muntah 1. Ku: tampak lemah
Ds : 2. TD : 90/60 mmHg
- Pasien 3. RR : 20x/menit
2. Menganjurkan makan 4. T : 36,5c
mengeluh mual 17.10 wib
sedikit tetapi sering 5. HR : 80x/menit
- Pasien 6. Pasien menghabiskan ¼ dari porsi
R/ Pasien nampak mengemil
mengatakan kurang yang disediakan
nafsu makan A: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
- Pasien 17.20 wib 3. Menganjurkan pasien kebutuhan tubuh tidak teratasi
mengatakan hanya untuk meningkatkan No Skala Awl Akhir Tujuan
menghabiskan ¼ intake Fe
dari porsi yang R/ pasien mengerti dengan 1 Keinginan untuk 2 3 5
disediakan anjuran pasien makan
Do : 2 Menyenangi 2 3 5
- BB sebelum makanan
sakit : 47 kg 18.00 wib
4. Memberikan diet sesuai 3 3 Intake makanan 2 3 5
- BB saat sakit : instruksi dokter 4 4 Rangsangan 2 3 5
35 kg R/ Pasien diberikan diet untuk makan
- TB : 153 cm NB Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
- IMT = 14,95 akhir adalah 3 (cukup terganggu) artinya belum
(BB Kurang dari BB tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
ideal) (normal/tidak ada gangguan).
- TD : 80/60 P: Intervensi dilanjutkan
mmHg 1. Monitor mual dan muntah
- RR : 20x/menit 2. Motivasi peningkatan asupan kalori
- T : 37,3 cͦ 3. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ; diet
- HR : 78x/menit NB
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe
66

5. Anjurkan makan sedikit tetapi sering


Rabu, 7 Juni 2017 / Shift Malam
No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi TTd
1 Ketidakefektifan Rabu, Kamis, 8 juni 2017 w
perfusi jaringan perifer 7 juni pukul w
berhubungan dengan 2017 1. Memonitor tromboplebitis08.00 wib i
l
penurunan kadar Hb 21.00 wib dan tromboemboli pada vena S : - Pasien mengatakan badannya masih lemas
l
ditandai dengan : R/ tidak ditemukan tanda O: i
Ds : tromboplebitis dan 1. Ku: tampak lemah i
- Pasien mengatakan tromboemboli pada vena 2. CRT <3 detik l
badannya lemas 3. Akral hangat l
- Pasien mengatakan 4. Konjungtiva ananemis i
pusing 21.10 wib 2. Menganjurkan pasien untuk 5. TD : 100/60 mmHg
Do : beristirahat 6. RR : 20x/menit
R/ pasien tampak beristirahat
- KU : lemah 7. T : 36,5c
3. Berkolaborasi pemberian
- Pasien tampak pucat 04.00 wib 8. HR : 80 x/menit
terapi obat
- CRT > 3 detik 9. Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
R/ Pasien diberikan obat
- Akral dingin tromboemboli pada vena
methil 4mg
- Nadi teraba lemah
- Konjungtiva A: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak
ananemis teratasi
- Hb : 7,7 g/dL No Skala Awal Akhi Tujuan
- Ht : 24 % r
- TD : 80/60 mmHg 1 Pengisian 3 4 5
- RR : 20x/menit kapiler jari
- T : 37,3 cͦ 2 Pengisian 3 4 5
- HR : 78x/menit kapiler jari
kaki
3 3 Suhu kulit 3 4 5
67

ujung kaki
dan tangan
4 4 Kekuatan 3 3 5
denyut
nadi
karotis (
kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 3 (masalah sedang) dan 4 (masalah
ringan), artinya belum tercapainya hasil sesuai
tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada masalah).

P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli
pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat

3 2 Ketidakseimbangan Rabu, Kamis, 8 juni 2017 willi


nutrisi kurang dari 7 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 08.00 wib
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Memonitor mual dan
kurang asupan 20.05 wib - Pasien mengatakan mual
muntah
makanan ditandai O:
R/ Pasien mengatakan mual
dengan : 1. Ku: tampak lemah
68

Ds : tetapi tidak muntah 2. TD : 100/60 mmHg


- Pasien 3. RR : 20x/menit
mengeluh mual 20.15 wib 4. T : 36,5c
2. Menganjurkan makan sedikit 5. HR : 80x/menit
- Pasien
tetapi sering
mengatakan kurang A: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
R/ Pasien nampak mengemil
nafsu makan kebutuhan tubuh tidak teratasi
- Pasien
mengatakan hanya
No Skala Awal Akhir Tujuan
menghabiskan ¼
dari porsi yang
1 Keinginan 2 3 5
disediakan
untuk makan
Do :
2 Menyenangi 2 3 5
- BB sebelum
makanan
sakit : 47 kg
3 3 Intake 2 3 5
- BB saat sakit :
makanan
35 kg
4 4 Rangsangan 2 3 5
- TB : 153 cm
untuk makan
- IMT = 14,95
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
(BB Kurang)
akhir adalah 3 (cukup terganggu) artinya belum
- TD : 80/60
tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
mmHg
(normal/tidak ada gangguan).
- RR : 20x/menit
- T : 37,3 cͦ
P: Intervensi dilanjutkan
- HR : 78x/menit
1. Monitor mual dan muntah
2. Motivasi peningkatan asupan kalori
3. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ; diet
NB
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe
69

5. Anjurkan makan sedikit tetapi sering


Kamis, 8 Juni 2017/ Shift Pagi

No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi TTd


1 Ketidakefektifan Kamis, Kamis, 8 juni 2017 w
perfusi jaringan perifer 8 juni 1. Menginstruksikan pasien dan pukul i
berhubungan dengan 2017 keluarga untuk memeriksa 14.00 wib l
adanya kerusakan kulit setiap l
penurunan kadar Hb 11.00 wib S : - Pasien mengatakan badannya sudah tidak
hari i
ditandai dengan : lemas lagi
R/ Pasien dan keluarga
Ds : O:
mengerti dengan penjelasan
- Pasien mengatakan 1. Ku: Baik
perawat
badannya lemas 2. CRT <3 detik
- Pasien mengatakan 3. Akral hangat
2. Memonitor tromboplebitis
pusing 11.10 wib 4. TD : 100/60 mmHg
dan tromboemboli pada vena
Do : 5. RR : 20x/menit
R/ tidak ditemukan tanda
- KU : lemah 6. T : 36,5c
tromboplebitis dan
- Pasien tampak pucat 7. HR : 76 x/menit
tromboemboli pada vena
- CRT > 3 detik 8. Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
- Akral dingin tromboemboli pada vena
- Konjungtiva anemis 9. Hb : 11.8 g/dL
3. Berkolaborasi pemberian
- Nadi teraba lemah 12.00 wib A: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak
terapi obat
- Hb : 7,7 g/dL teratasi
R/ Pasien diberikan obat
- Ht : 24 % No Skala Awal Akhi Tujuan
methil 4mg
- TD : 80/60 mmHg r
- RR : 20x/menit 1 Pengisian 3 4 5
4. Pemberian pendidikan kapiler jari
- T : 37,3 cͦ 13.10 wib
kesehatan tentang anemia 2 Pengisian 3 4 5
- HR : 78x/menit
R/ pasien memperhatikan kapiler jari
penjelasan perawat kaki
70

3 3 Suhu kulit 3 4 5
13.40 wib 5. Menganjurkan pasien untuk ujung kaki
beristirahat dan tangan
R/ Pasien beristirahat 4 4 Kekuatan 3 4 5
denyut
nadi
karotis (
kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 4 (masalah ringan), artinya belum
tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
(normal/tidak ada masalah).
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli
pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
3 2 Ketidakseimbangan Kamis, Kamis, 8 juni 2017 willi
nutrisi kurang dari 8 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 14.00 wib
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Memonitor mual dan
kurang asupan 10.05 wib O:
muntah
makanan ditandai 1. Ku: Baik
R/ Pasien mengatakan tidak
dengan : 2. TD : 100/60 mmHg
ada mual
Ds : 3. RR : 20x/menit
71

- Pasien 4. T : 36,5ͦc
mengeluh mual 10.10 wib 2. Menganjurkan makan 5. HR : 76 x/menit
- Pasien sedikit tetapi sering 6. Pasien menghabiskan ¼ porsi dari
R/ Pasien nampak mengemil
mengatakan tidak yang disediakan
nafsu makan 3. Anjurkan pasien untuk
- Pasien 11.00 wib meningkatkan intake Fe A: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
mengatakan hanya R/ pasien mengerti dengan kebutuhan tubuh tidak teratasi
menghabiskan ¼ anjuran perawat No Skala Awal Akhir Tujuan
dari porsi yang
disediakan 1 Keinginan 2 3 5
Do : 12.00 wib 4. Memberikan diet sesuai untuk makan
- BB sebelum intriksi dokter
2 Menyenangi 2 3 5
R/ Pasien diberikan diet
sakit : 47 kg makanan
NB
- BB saat sakit : 3 3 Intake 2 3 5
35 kg 12.00 wib 5. Berkolaborasi pemberian makanan
- TB : 153 cm obat 4 4 Rangsangan 2 3 5
- IMT = 14,95 R/ Inj. Omeprazole 1gr untuk makan
(BB Kurang)
- TD : 80/60 13.10 wib Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
5. Pemberian pendidikan
mmHg akhir adalah 3 (cukup terganggu) artinya belum
kesehatan tentang diet
- RR : 20x/menit anemia tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
- T : 37,3 cͦ R/pasien memperhatikan (normal/tidak ada masalah).
- HR : 78x/menit penjelasan perawat P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor mual dan muntah
2. Motivasi peningkatan asupan kalori
3. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ;
diet NB
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
72

5. Anjurkan makan sedikit tetapi sering


Kamis, 8 Juni 2017 / Shift Sore
No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi TTd
1 Ketidakefektifan Kamis, Rabu, 7 juni 2017 w
perfusi jaringan perifer 8 juni 1. Menginstruksikan pasien pukul i
berhubungan dengan 2017 dan keluarga untuk 20.00 wib l
memeriksa adanya l
penurunan kadar Hb 16.00 wib S : - Pasien mengatakan badannya sudah tidak
kerusakan kulit setiap hari i
ditandai dengan : lemas
R/ Pasien dan keluarga
Ds : O:
mengerti dengan penjelasan
- Pasien mengatakan 1. Ku: Baik
perawat
badannya lemas 2. CRT <3 detik
- Pasien mengatakan 3. Akral hangat
2. Memonitor tromboplebitis
pusing 16.10 wib 4. Konjungtiva ananemis
dan tromboemboli pada vena
Do : 5. TD : 100/60 mmHg
R/ tidak ditemukan tanda
- KU : lemah 6. RR : 20x/menit
tromboplebitis dan
- Pasien tampak pucat 7. T : 36,5c
tromboemboli pada vena
- CRT > 3 detik 8. HR : 80 x/menit
- Akral dingin 9. Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
- Nadi teraba lemah 16.15 wib 3. Menganjurkan pasien untuk tromboemboli pada vena
- Konjungtiva anemis beristirahat 10. Hb : 11.8 g/dL
- Hb : 7,7 g/dL R/ pasien tampak beristirahat
- Ht : 24 % A: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tidak
- TD : 80/60 mmHg teratasi
- RR : 20x/menit 4. Kolaborasi pemberian No Skala Awal Akhi Tujuan
- T : 37,3 cͦ 20.00 wib terapi obat r
- HR : 78x/menit R/ Pasien diberikan obat 1 Pengisian 3 4 5
methil 4mg/8 jam kapiler jari
2 Pengisian 3 4 5
kapiler jari
73

kaki
3 3 Suhu kulit 3 4 5
ujung kaki
dan tangan
4 4 Kekuatan 3 4 5
denyut
nadi
karotis (
kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 4 (masalah ringan), artinya belum
tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
(normal/tidak ada masalah).

P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau
dingin.
2. Instruksikan pasien dan keluarga untuk
memeriksa adanya kerusakan kulit setiap hari
3. Imobilisasikan kepala, leher dan punggung
dengan tepat
4. Monitor trompoplebitis dan tromboemboli
pada vena
5. Anjurkan pasien untuk beristirahat
6. Kolaborasi pemberian obat
3 2 Ketidakseimbangan Kamis, Kamis, 7 juni 2017 willi
nutrisi kurang dari 8 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 1. Memonitor mual dan 20.00 wib
berhubungan dengan muntah S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
kurang asupan 17.05 wib R/ Pasien mengatakan tidak O:
makanan ditandai mual 1. Ku: tampak lemah
74

dengan : 2. TD : 100/60 mmHg


Ds : 2. Menganjurkan makan 3. RR : 20x/menit
- Pasien sedikit tetapi sering 4. T : 36,5c
R/ Pasien nampak 5. HR : 80x/menit
mengeluh mual 17.10 wib
mengemil 6. Pasien menghabiskan 1/4 porsi dari
- Pasien 3. Menganjurkan pasien untuk porsi yang disediakan
mengatakan kurang meningkatkan intake Fe
nafsu makan R/ pasien mengerti dengan A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
- Pasien 17.20 wib anjuran pasien kebutuhan tubuh tidak teratasi
mengatakan hanya 4. Memberikan diet sesuai No Skala Awal Akhir Tujuan
menghabiskan 3 intriksi dokter
sendok dari porsi R/ Pasien diberikan diet NB 1 Keinginan 2 3 5
yang disediakan untuk makan
Do : 2 Menyenangi 2 3 5
- BB sebelum 18.00 wib makanan
sakit : 47 kg 3 3 Intake 2 3 5
- BB saat sakit : makanan
35 kg 4 4 Rangsangan 2 3 5
- TB : 153 cm untuk makan
- IMT = 14,95 Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
(BB Kurang) akhir adalah 3 (cukup terganggu) artinya belum
- TD : 80/60 tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
mmHg (normal/tidak ada masalah).
- RR : 20x/menit P: Intervensi dilanjutkan
- T : 37,3 cͦ 1. Monitor mual dan muntah
- HR : 78x/menit 2. Motivasi peningkatan asupan kalori
3. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ; diet
NB
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
Fe
75

5. Anjurkan makan sedikit tetapi sering


Kamis, 8 Juni 2017 / Shift Malam
No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi TTd
1 Ketidakefektifan Kamis, Jum’at, 9 juni 2017 w
perfusi jaringan perifer 8 juni pukul i
berhubungan dengan 2017 1. Memonitor tromboplebitis08.00 wib l
l
penurunan kadar 21.00 wib dan tromboemboli pada vena S : - Pasien mengatakan badannya sudah tidak
i
Hbditandai dengan : R/ tidak ditemukan tanda lemas lagi
Ds : tromboplebitis dan O:
- Pasien mengatakan tromboemboli pada vena 1. Ku: Baik
badannya lemas 2. CRT <3 detik
- Pasien mengatakan 3. Akral hangat
pusing 21.10 wib 2. Menganjurkan pasien untuk 4. Konjungtiva ananemis
Do : beristirahat 5. TD : 100/60 mmHg
R/ pasien tampak beristirahat
- KU : lemah 6. RR : 20x/menit
- Pasien tampak pucat 7. T : 36,3c
- CRT > 3 detik 8. HR : 80 x/menit
- Akral dingin 04.00 wib 3. Berkolaborasi pemberian 9. Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
- Nadi teraba lemah terapi obat tromboemboli pada vena
- Hb : 7,7 g/dL R/ Pasien diberikan obat 10. Hb : 11.8 g/dL
- Ht : 24 % methil 4mg/8 jam
- TD : 80/60 mmHg A: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
- RR : 20x/menit teratasi
- T : 37,3 cͦ No Skala Awal Akhi Tujuan
- HR : 78x/menit r
1 Pengisian 3 5 5
kapiler jari
2 Pengisian 3 5 5
kapiler jari
76

kaki
3 3 Suhu kulit 3 5 5
ujung kaki
dan tangan
4 4 Kekuatan 3 5 5
denyut
nadi
karotis (
kanan)
Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
akhir adalah 5 (normal/tidak ada masalah) artinya
masalah teratasi dan tercapainya hasil akhir sesuai
tujuan yaitu skala 5 (normal/tidak ada masalah).
P: Intervensi dihentikan
3 2 Ketidakseimbangan Kamis, Jum’at , 9 Juni 2017 willi
nutrisi kurang dari 8 juni pukul
kebutuhan tubuh 2017 08.00 wib
berhubungan dengan S : - Pasien mengatakan kurang nafsu makan
1. Memonitor mual dan
kurang asupan 20.35 wib O:
muntah
makanan ditandai 1. Ku: baik
R/ Pasien mengatakan tidak
dengan : 2. TD : 100/60 mmHg
ada mual 3. RR : 20x/menit
Ds :
4. T : 36,5c
- Pasien
5. HR : 80x/menit
mengeluh mual 20.40 wib 2. Menganjurkan makan 6. Pasien hanya menghabiskan 1/4 dari
- Pasien sedikit tetapi sering porsi yang disediakan
mengatakan kurang R/ Pasien nampak mengemil
nafsu makan A: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
- Pasien kebutuhan tubuh tidak teratasi
mengatakan hanya
R/
menghabiskan 1/4
77

dari porsi yang


disediakan No Skala Awal Akhir Tujuan
Do :
- BB sebelum 1 Keinginan 2 3 5
sakit : 47 kg untuk makan
- BB saat sakit : 2 Menyenangi 2 3 5
35 kg makanan
- TB : 153 cm 3 3 Intake 2 3 5
- IMT = 14,95 makanan
(BB Kurang dari BB 4 4 Rangsangan 2 3 5
ideal) untuk makan
- TD : 80/60 Berdasarkan skala indikator, didapatkan skala
mmHg akhir adalah 3 (cukup terganggu) artinya belum
- RR : 20x/menit tercapainya hasil sesuai tujuan yaitu skala 5
- T : 37,3ͦc (normal/tidak ada masalah).
- HR : 78x/menit
P: Intervensi dilanjutkan
1. Monitor mual dan muntah
2. Motivasi peningkatan asupan kalori
3. Berikan makanan sesuai intruksi dokter ;
diet NB
4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
intake Fe
5. Anjurkan makan sedikit tetapi sering
78
78

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Dalam BAB ini akan dibahas mengenai persamaan dan perbedaan
antara konsep dasar secara teori dengan asuhan keperawatan pada klien Nn. Y
dengan gangguan sistem hematologi ; anemia defisiensi besi yang dilakukan
di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dalam
lingkup pengkajian.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan. Pengkajian yang penulis lakukan dalam asuhan keperawatan
pada klien Nn. Y dengan gangguan sistem hematologi : anemia defisiensi besi
yang dilakukan di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang meliputi Biodata, keluhan utama, riwayat penyakit dahulu,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit keluarga, kebutuhan dasar,
pemeriksaan fisiksampai dengan data penunjang. Pada saat pengkajian
penulis menggunakan instrumen pengkajian sebagai pedoman yaitu menurut
12 domain NANDA.
Data pengkajian yang penulis lakukan pada studi kasus pada klien Nn.
Y dengan gangguan sistem hematologi : anemia defisiensi besi yang
dilakukan di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang,
data-data yang penulis temukan diantaranya adalah keluhan utama pada saat
pasien masuk Rumah Sakit dan ketika pengkajian dilakukan adalah pasien
mengatakan pusing. Pada riwayat kesehatan pasien saat ini adalah Pasien
masuk ke Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada tanggal 5 Juni 2017
pukul 20.00 wib melalui Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan keluhan
demam ± 1 bulan hilang timbul, sakit kepala, dan mual. Lalu pada pukul
22.00 wib pasien dipindahkan ke ruang rawat penyakit dalam Ahmad Dahlan.
Pasien di diagnosa medis Iron Deficiency Anemia. Pada saat pengkajian pada
tanggal 6 Juni 2017 pukul 11.00 wib, pasien mengeluh pusing, lemas, demam,
mual, dan kurang nafsu makan. Pasien terpasang IVFD RL gtt 20x/m kolf ke
3. Terapi obat yang telah diberikan adalah paracetamol 3x1 tab (Oral), inj.
Omeprazole 1gr (IV) dan Methil 4mg/8 jam. Hasil laboratorium pada tanggal

78
79

5 juni 2017 adalah Hb 7,7 g/dl, Ht 24 %, Leukosit 5,1 10^3/ul, trombosit 314
10^3/ul, widal typhi H (+) 1/80 dan typhi O (+) 1/80.
Selain data diatas, pada saat dilakukan pengkajian penulis menemukan
data subjektif dari pasien yaitu pasien mengatakan pusing dan badannya
lemas, pasien mengatakan mual dan kurang nafsu makan serta pasien
mengatakan badannya terasa panas.
Sesuai dengan pedoman pemeriksaan pengkajian keperawatan, penulis
menggunakan format 12 Domain NANDA yaitu pemeriksaan dimulai dari
peningkatan kesehatan mengenai pengetahuan penyakit sampai dengan
domain kenyamanan. Pada pengkajian nutrisi, pasien mengatakan mual dan
mengalami penurunan nafsu makan. Pada pengkajian
keselamatan/perlindungan, pasien mengatakan pusing, badannya lemas, dan
badannya terasa panas. Pada saat pengkajian, pasien telah melakukan
pemeriksaan laboratorium pada tanggal 5 juni 2017 di Rumah Sakit
Muhammadiyah palembang.
Setelah menganalisa pengkajian, penulis menemukan kesenjangan
teori pada pengkajian suhu tubuh. Dalam teori pada patofisiologi menurut
Wiwik (2008) tidak ditemukannya hipertermia pada pasien dengan anemia.
Namun pada pengkajian yang penulis lakukan, penulis menemukan adanya
peningkatan suhu tubuh yaitu 37,3ͦc. Keadaan ini didukung dari hasil
laboratorium pada tanggal 5 juni 2017 yang menunjukkan bahwa hasil widal
typhi H dan typhi O yang positif (1/80). Data pendukung lainnya adalah
pasien memiliki riwayat penyakit demam typoid.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan anemia
defisiensi besi sesuai dengan teori menurut Doengoes E. Marylin (2000)
adalah sebagai berikut :
7. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
80

9. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kurang asupan makanan
10. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia)
11. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder
tidak adekuat sekunder
12. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber
pengetahuan
Setelah penulis mengumpulkan data pada pengkajian dan menganalisa
data maka penulis dapat menegakkan diagnosa yang terdapat dalam teori dan
juga terdapat dalam kasus. Diagnosa yang muncul sesuai dengan pengkajian
yang telah dilakukan oleh penulis diantaranya :
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian penulis
menemukan data subjektif yaitu : Pasien mengatakan pusing dan pasien
mengatakan badannya lemas. Data objektif ditemukan bahwa Keadaan
umum pasien lemah, Pasien tampak pucat, CRT > 3 detik, akral dingin,
dan konjungtiva anemis. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan hasil TD : 80/60 mmHg, RR : 20x/menit, T : 37,3 ͦc, HR :
78x/menit, dan nadi teraba lemah. Hasil laboratorium tanggal 5 juni
2017 menunjukkan penurunan kadar Hb : 7,7 g/dL dan Ht : 24 %.
Sesuai dengan pedoman NANDA (2015-2017), batasan
karakteristik untuk menegakkan diagnosa ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer adalah CRT > 3 detik, warna kulit pucat, dan adanya
penurunan nadi perifer.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian penulis
menemukan data subjektif yaitu : Pasien mengatakan mual dan Pasien
mengatakan kurang nafsu makan. Berdasarkan data objektif yang
ditemukan dari hasil pengkajian adalah pasien tidak menghabiskan porsi
makanan yang diberikan oleh ahli gizi Rumah Sakit Muhammadiyah
81

Palembang, pasien hanya menghabiskan ¼ porsi dari yang disediakan,


BB sebelum sakit adalah 47 kg, dan BB saat sakit adalah 35 kg dengan
IMT 14,95 yang artinya berat badan kurang dari berat badan ideal,
pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 12 kg selama 1
bulan terakhir. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD :
80/60 mmHg, RR : 20x/menit, T : 37,3 ͦc, HR : 78x/menit, dan nadi
teraba lemah.
Sesuai dengan pedoman NANDA (2015-2017), batasan
karakteristik untuk menegakkan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh adalah berat badan 20% atau lebih
dibawah rentang berat badan ideal, kurang minat pada makanan dan
membran mukosa pucat..
c. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
Diagnosa ini ditegakkan karena pada pengkajian penulis
menemukan data subjektif yaitu : Pasien mengatakan badannya panas.
Berdasarkan data objektif yang ditemukan dari hasil pengkajian adalah
pasien tampak berkeringat, lidah kotor/putih, kulit pasien teraba panas.
Dari pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 80/60 mmHg,
RR : 20x/menit, T : 37,3 cͦ , HR : 78x/menit, dan nadi teraba lemah.
Sesuai dengan pedoman NANDA (2015-2017), batasan
karakteristik untuk menegakkan diagnosa hipertermia yang ditemukan
pada saat pengkajian adalah hipotensi dan kulit teraba hangat.

Dari hasil analisa penulis didapatkan kesenjangan dalam penegakkan


diagnosa. Dalam teori Doengoes E. Marilyn (2000) tidak dicantumkan
diagnosa hipertermia namun pada kenyataan di lapangan penulis menemukan
masalah hipertermia. Hipertermia ditemukan karena adanya penyakit lain
yang menyertai yaitu demam typoid yang diketahui dari hasil laboratorium
pada tanggal 5 juni 2017 yang menunjukkan bahwa hasil widal typhi H dan
typhi O yang positif (1/80). Dari diagnosa yang telah ditegakkan penulis tidak
menemukan diagnosa intoleransi aktivitas, keletihan, resiko onfeksi dan
defisiensi pengetahuan sesuai dengan teori Doengoes E. Marilyn (2000), hal
82

ini dikarenakan tidak ditemukannya faktor-faktor pendukung untuk


ditegakkan diagnosa keperawatan tersebut.

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk
membantu pasien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang
diinginkan dalam hasil yang diharapkan berdasarkan masing-masing diagnosa
yang ditegakkan. Pada dasarnya penulis tidak menemukan hambatan yang
berarti dalam melakukan tindakan keperawatan. Hal ini disebabkan oleh
faktor-faktor yang mendukung antara lain kerjasama baik antara penulis,
pasien, keluarga pasien dan tim medis yang ada di Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang serta tersedianya sarana dan prasarana penunjang
dalam mengatasi masalah pasien dan memenuhi kebutuhan pasien.
Dari 3 diagnosa yang telah diangkat oleh penulis, hanya ada 2
diagnosa yang sesuai dengan teori Doengoes E.Marilyn (2000). Intervensi
yang telah dilakukan sesuai dengan intervensi berdasarkan panduan dari NOC
dan NIC.
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
Data subjektif : Pasien mengatakan pusing dan pasien mengatakan
badannya lemas. Data objektif ditemukan bahwa keadaan umum pasien
lemah, Pasien tampak pucat, CRT > 3 detik, akral dingin, dan
konjungtiva anemis. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
hasil TD : 80/60 mmHg, RR : 20x/menit, T : 37,3 ͦc, HR : 78x/menit,
dan nadi teraba lemah. Hasil laboratorium tanggal 5 juni 2017
menunjukkan penurunan kadar Hb : 7,7 g/dL dan Ht : 24 %.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan
NIC yang tujuannya adalah tidak ada gangguan pada perfusi jaringan
perifer dengan kriteria hasil CRT < 3 detik, suhu kulit normal dan
kekuatan denyut nadi karotis normal.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam
memberikan tindakan keperawatan pada Nn. Y menurut NOC-NIC
83

(2015) yaitu : Monitor sensasi tumpul atau tajam, panas atau dingin,
instruksikan pasien dan keluarga untuk memeriksa adanya kerusakan
kulit setiap hari, monitor trompoplebitis dan tromboemboli pada vena,
anjurkan pasien untuk beristirahat dan kolaborasi pemberian obat.
Menurut Abraham Maslow dalam Kinicki (2008), kebutuhan
terdiri dari 5 komponen yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan untuk merasa memiliki, kebutuhan akan harga
diri,dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri. Kebutuhan fisiologis
menunjukkan kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan tubuh.
Kebutuhannya adalah mengenai kelangsungan hidup manusia secara
fisik. Contohnya adalah kebutuhan akan oksigen, kebutuhan akan
makan, air, dan tidur. Kebutuhan akan oksigen (O2) merupakan salah
satu kebutuhan vital untuk kehidupan. Dengan mengkonsumsi oksigen
yang cukup akan membuat organ tubuh berfungsi dengan optimal.
Jika tubuh menyerap oksigen dengan kandungan yang rendah dapat
menyebabkan tidak efektifnya perfusi jaringan di dalam tubuh. Jadi,
kebutuhan fisiologis harus terpenuhi terlebih dahulu. Setelah itu baru
akan muncul kebutuhan dasar lainnya.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
Data subjektif : Pasien mengatakan mual dan Pasien
mengatakan kurang nafsu makan. Berdasarkan data objektif yang
ditemukan dari hasil pengkajian adalah pasien tidak menghabiskan porsi
makanan yang diberikan oleh ajli gizi Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang, pasien hanya menghabiskan ¼ porsi dari yang disediakan,
BB sebelum sakit adalah 47 kg, dan BB saat sakit adalah 35 kg dengan
IMT 14,95 yang artinya berat badan kurang dari berat badan ideal,
pasien mengalami penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir. Dari
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 80/60 mmHg, RR :
20x/menit, T : 37,3ͦc, HR : 78x/menit, dan nadi teraba lemah.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC
dan NIC yang tujuannya adalah diharapkan nafsu makan pasien tidak
84

ada masalah dengan kriteria hasil adanya keinginan untuk makan,


menyenangi makanan, intake makanan adekuat dan adanya peningkatan
berat badan sesuai dengan berat badan ideal.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam
memberikan tindakan keperawatan pada Nn. Y menurut NOC-NIC
(2015) yaitu : kaji adanya alergi makanan, monitor mual dan muntah,
Motivasi peningkatan asupan kalori, Berikan makanan sesuai intruksi
dokter ; diet NB, anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe,
anjurkan makan sedikit tetapi sering, kolaborasi pemberian obat dan
berikan pendidikan kesehatan tentang diet anemia.
Salah satu intervensi yang telah dilakukan adalah memberikan
pendidikan kesehatan tentang diet anemia yaitu diet tinggi zat besi.
Menurut Notoatmodjo dalam Mubarak dkk (2007), pendidikan secara
umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan
kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang
kesehatan.Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer
materi atau teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat itu
sendiri (Wahit dkk, 2007)
Dari hasil penelitian Nur (2014) didapatkan hasil analisis
dengan tes WilcoxondanMann Whitneymenunjukkan bahwa ada
pengaruh pendidikan kesehatan tentang anemia pada remaja putri
terhadap tingkat pengetahuan dan sikap dalam mencegah anemia pada
siswi kelas X SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta yang ditunjukkan
oleh nilai p=0.010 dan p=0.044. Sejalan dengan hasil penelitian
Sasmita (2015), nilai rata-rata pengetahuananemia pada remaja
putrisebelum dan sesudah diberikan pendidikan gizi dengan media
komik meningkat dari 61,87 menjadi 72,05 dan rata-rata tingkat
85

kecukupan zat besi pada remaja putri sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan gizi dengan media komik meningkat dari 65,52% menjadi
76,47%. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan tentang diet anemia diberikan untuk
meningkatkan pengetahuan dan agar pasien merubah sikap menjadi
lebih baik dalam hal pola konsumsi makan dalam rangka menciptakan
kebiasaan makan sehari-hari yang baik untuk kesehatan.Jenis panganan
yang baik untuk penyerapan zat besi adalah pangan yang mengandung
protein hewani dan MFP product (Meat Fish Product),sumber vitamin
A, dan sumber vitamin C, sedangkan penghambat penyerapan zat besi
terdapat pada pangan yang mengandung asam fitat, asam oksalat, tanin,
dan kalsium (Wiwik, 2011).
c. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
Data subjektif yaitu : Pasien mengatakan badannya panas.
Berdasarkan data objektif yang ditemukan dari hasil pengkajian adalah
pasien tampak berkeringat, lidah kotor/putih, kulit pasien teraba panas.
Dari pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD : 80/60 mmHg,
RR : 20x/menit, T : 37,3 cͦ , HR : 78x/menit, dan nadi teraba lemah.
Dalam proses keperawatan ini sesuai dengan panduan NOC dan
NIC yang tujuannya adalah diharapkan hipertermia dapat teratasi
dengan kriteria hasil pasien tidak berkeringat dan suhu tubuh dalam
rentang normal.
Intervensi keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis dalam
memberikan tindakan keperawatan pada Nn. Y menurut NOC-NIC
(2015) yaitu : Ukur suhu dan tanda vital lainnya, monitor warna kulit,
dorong konsumsi cairan, kompres pasien dengan spons yang hangat,
selimuti pasien dan kolaborasi dalam pemberian antipiretik.
Intervensi yang telah dilakukan adalah dengan pemberian
kompres hangat dalam menurunkan demam. Kompres hangat adalah
tindakan dengan menggunakan kain atau handukyang telah dicelupkan
pada air hangat ,yang ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga
86

dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh. Tindakan


kompres hangat merupakan tindakan yang cukup efektif dalam
menurunkan demam (Mohamad,2012).
Hasil ini didukung oleh penelitian Nurwahyuni (2009)yang
menjelaskan bahwa terdapat mekanisme tubuh terhadap kompres hangat
dalam upaya menurunkan suhu tubuh yaitu dengan pemberian kompres
hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus
melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap
panas di hipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan sinyal
yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran
pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari
tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga
terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan kehilangan
energi/panas melalui kulit meningkat (berkeringat), diharapkan akan
terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal
kembali. Hal inisependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Aden
(2010) bahwa tubuh memiliki pusat pengaturan suhu (thermoregulator)
di hipotalamus. Jika suhu tubuh meningkat, maka pusat pengaturan suhu
berusaha menurunkan begitu juga sebaliknya.

d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan untuk
memenuhu kebutuhan pasien (Setiadi, 2012). Penulis telah melakukan
implementasi berdasarkan dari intervensi yang telah disusun dan tidak
semua intervensi tersebut dapat diimplementasikan seluruhnya oleh penulis
dalam tindakan keperawatan ke pasien (Muttaqin, 2008).
Dalam tahap ini penulis melakukan tindakan keperawatan
berdasarakan rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya. Pada
tahap pelaksanaan tindakan keperawatan yang merupakan tindakan nyata
terhadap pasien dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Dari
keseluruhan rencana tindakan tidak semua karena ada beberapa intervensi
yang telah mencapai tujuan sesuai dengan kriteria hasil. Secara teoritis
87

tindakan keperawatan dipilih untuk membantu pasien dalam mencapai


hasil pasien yang diharapkan. Harapannya adalah bahwa tindakan yang
dilakukan akan membantu pasien dan keluarga pasien dalam
menyelesaikan masalah dari penyakit yang diderita.
Secara umum tidak terjadi banyak kesenjangan dalam tindakan
keperawatan yang disusun secara teori dengan tindakan yang telah
dilakukan penulis dalam asuhan keperawatan pada pasien Nn. Y dengan
gangguan sistem hematologi ; anemia defisiensi besi di ruang penyakit
dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2017. Tindakan
keperawatan yang penulis selama 24 jam dengan sistem follow up.

e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak (Aziz, 2007). Evaluasi merupakan
hasil dari implementasi yang telah dilakukan seorang perawat.
Dari 3 diagnosa yang ditemukan dan dilakukan implementasi oleh
penulis selama 3 hari, masalah keperawatan yang teratasi terdiri dari 2
masalah keperawatan yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan perifer dan
hipertermia. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb teratasi pada tanggal 8 juni 2017 dan hipertermia
berhubungan dengan penyakit teratasi pada tanggal 6 juni 2017. Sedangkan
untuk masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
tidak teratasi karena belum adanya peningkatan berat badan ideal sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Evaluasi keperawatan dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
Evaluasi pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 6 juni 2017
pukul 21.00 wib dengan hasil masAlah tidak teratasi dan intervensi
dilanjutkan. Didapatkan data subjektif yaitu Pasien mengatakan
88

badannya masih lemas dan pasien mengatakan pusing. Data objektif :


Keadaan umum tampak lemah, pasien tampak pucat, CRT > 3 detik,
akral dingin, konjungtiva anemis, TD : 80/60 mmHg, RR : 20x/menit,
T: 36,9ͦc, HR : 76 x/menit, Tidak ada tanda-tanda tromboplebitis dan
tromboemboli pada vena.
Evaluasi kedua dilakukan pada hari rabu tanggal 7 juni 2017
pukul 20.00 wib dengan hasil masalah tidak teratasi dan intervensi
dilanjutkan. Didapatkan data subjektif yaitu Pasien mengatakan
badannya masih lemas. Data objektif : Keadaan umum tampak lemah,
pasien tampak pucat, CRT < 3 detik, akral hangat, konjungtiva anemis,
TD : 90/60 mmHg, RR : 20x/menit, T : 36,9ͦc, HR : 78 x/menit, Tidak
ada tanda-tanda tromboplebitis dan tromboemboli pada vena.
Evaluasi ketiga dilakukan pada hari jum’at tanggal 9 juni 2017
pukul 08.00wib dengan hasil masalah teratasi dan intervensi
dihentikan. Didapatkan data subjektif yaitu Pasien mengatakan sudah
tidak lemas. Data objektif : Keadaan umum baik, CRT < 3 detik, akral
hangat, konjungtiva ananemis, TD : 100/60 mmHg, RR : 20x/menit, T
: 36,7c, HR : 80 x/menit, hasil Hb tanggal 8 juni 2017 11,8 g/dL.
b. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
Evaluasi dilakukan pada hari selasa tanggal 6 juni 2017 pukul
21.00 wib dengan hasil masalah hipertermia teratasi karena telah sesuai
dengan tujuan intervensidan intervensi dihentikan. Didapatkan data
subjektif yaitu Pasien mengatakan sudah tidak panas lagi. Data objektif :
Pasien tidak tampak berkeringat, TD : 80/60 mmHg, RR : 20x/menit, T :
36,9ͦc, HR : 76 x/menit.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhububgan
dengan kurang asupan makanan
Evaluasi pertama dilakukan pada hari selasa tanggal 6 juni 2017
pukul 21.00 wib dengan hasil masalah tidak teratasi dan intervensi
dilanjutkan. Didapatkan data subjektif yaitu Pasien mengatakan mual
dan kurang nafsu makan. Data objektif : Pasien tampak lemah, TD :
80/60 mmHg, RR : 20x/menit, T : 36,9ͦc, HR : 76 x/menit. Pasien hanya
89

menghabiskan ¼ dari porsi yang disediakan, belum adanya peningkatan


berat badan.
Evaluasi kedua dilakukan pada hari rabu tanggal 7 juni 2017
pukul 20.00 wib dengan hasil masalah tidak teratasi dan intervensi
dilanjutkan. Didapatkan data subjektif yaitu Pasien mengatakan mual
dan kurang nafsu makan. Data objektif : Pasien tampak lemah, TD :
90/60 mmHg, RR : 20x/menit, T : 36,9ͦc, HR : 78 x/menit. Pasien hanya
menghabiskan ¼ dari porsi yang disediakan, belum adanya peningkatan
berat badan.
Evaluasi ketiga dilakukan pada hari jum’at tanggal 9 juni 2017
pukul 08.00 wib dengan hasil masalah tidak teratasi dan intervensi
dilanjutkan. Didapatkan data subjektif yaitu Pasien mengatakan kurang
nafsu makan. Data objektif : Pasien tampak lemah, TD : 100/60 mmHg,
RR : 20x/menit, T : 36,9ͦc, HR : 80 x/menit. Pasien hanya menghabiskan
¼ dari porsi yang disediakan, belum adanya peningkatan berat badan.

F. Discharge Planning
No. RM : 53-18-54 Alamat : Kertapati
Nama : Nn. Y Ruang rawat : Ahmad Dahlan
Umur : 17 tahun
Tanggal MRS : 5 Juni 2017
Diagnosa MRS : Anemia defisiensi besi

Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan
90

Aturan diet :
Nasi Biasa
Aktifitas dan Istirahat :
1. Dianjurkan untuk istirahat yang cukup untuk mengembalikan energi
setelah sakit sehingga kesehatan menjadi pulih kembali
2. Dianjurkan untuk berolahraga yang tujuannya untuk melatih kembali
otot-otot yang lemah setelah sakit
Pendidikan kesehatan yang diberikan oleh Perawat :
Menganjurkan pasien untuk menjaga asupan nutrisi yang seimbang,
makanan yang tinggi akan zat besi seperti daging, sayuran hijau, telur,
kacang-kacangan, serta buah-buahan seperti jeruk , pepaya dan semangka.
91

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Nn. Y
dengan Gangguan Sistem Hematologi: Anemia Defisiensi Besi di Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang, maka penulis mengambil kesimpulan
bahwa proses keperawatan telah dilaksanakan dengan baik mulai dari
pengkajian sampai evaluasi maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
a) Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan. Pengkajian yang penulis lakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien Nn. Y dengan gangguan sistem hematologi ;
anemia defisiensi besi yang dilakukan di ruang penyakit dalam Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang meliputi biodata, keluhan utama,
riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
keluarga, kebutuhan dasar, pemeriksaan fisiksampai dengan data
penunjang.
b) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang munculadalah sebagai berikut :
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar Hb
2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan
c). Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan telah disusun berdasarkan panduan NOC
dan NIC.
d) Implementasi keperawatan
Penulis telah melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi
yang telah disusun dan tidak semua intervensi tersebut dapat

91
92

diimplementasikan seluruhnya oleh penulis dalam tindakan keperawatan


ke pasien.
e) Evaluasi
Evaluasi keperawatan menggunakan SOAP yaitu Subjektif,
Objektif, Analisa dan Planning. Dari 3 diagnosa yang ditemukan pada
saat evaluasi terdapat 2 diagnosa yang mencapai tujuan sesuai kriteria
hasil dan 1 diagnosa yang tidak mencapai tujuan karena hasil evaluasi
tidak sesuai kriteria hasil.

B. Saran
a) Bagi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Diharapkan tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam
laporan studi kasus ini agar dapat diaplikasikan untuk meningkatkan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem hematologi ;
anemia.
b) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan studi kasus ini agar dapat dijadikan sebagai
sumber rujukan dalam penulisan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem hematologi ; anemia.
c) Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan lagi proses asuhan keperawatan
baik secara teoritis maupun secara klinis agar proses asuhan keperawatan
dapat berjalan secara optimal.
93

DAFTAR PUSTAKA

Bakta, IM. 2007. Hematologi Klinik Ringkas.Jakarta : EGC

Bararah, Taqiyyah. 2013. Asuhan keperawatan : Panduan Lengkap menjadi


Perawat Profesional jilid 2. Jakarta : Prestasi Pustaka

Bulecheck, Gloria. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Singapore ;


Mosby

Dochterman, Joanne. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC). Singapore


; Mosby

Handayani, wiwik. 2011. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem


Hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Hidayat A. Aziz Alimul. 2007 . Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika

Mehta, A. Hoffbrand, AV. 2000.Hematology at Glance. London: Blackwell


Science Ltd

NANDA, International. 2015.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi.


Jakarta : EGC

Setiadi. 2012.Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Smeltzer, Suzanne. 2012. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC

Syaifuddin. 2010. Anatomi dan Fisiologi Kurikulum berbasis Kompetensi untuk


Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
94

LAMPIRAN
95

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik :Penyakit anemia


Sub Topik : Anemia
Hari/tanggal : Kamis, 8 Juni 2017
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruang ahmad Dahlan RS Muhammadiyah
Palembang
Penyuluh/ pembicara : Willi andriyani
Pesarta/sasaran : Nn. Y dan Keluarga

I. Tujuan umum :
Untuk meningkatkan pengetahuan Nn. Y dan Keluarga terkait anemia

II. Tujuan khusus :


Pada akhir pertemuan peserta dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian Anemia
2. Menjelaskan penyebab terjadinya Anemia
3. Menjelaskan Gejala Anemia
4. Menjelaskan Dampak anemia
5. Menjelaskan cara Pencegahan Anemia

III. Materi
1. Pengertian Anemia
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Pengobatan dan Penatalaksanaan
5. Diet anemia

IV. Metode : ceramah, Tanya jawab


V. Media : leaftlet
96

VI. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
· Peserta hadir ditempat penyuluhan
· Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang ahmad dahlan
RS Muhammadiyah Palembang
2. Evaluasi Proses
· Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
· Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar.
3. Evaluasi Hasil
· Peserta mengetahui tentang jenis penyakit anemiai dan hal –hal apa
saja yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi
penyakit anemia
·
VII. Jadwal Kegiatan
No Tahapan Waktu Kegiatan
Penyuluh Peserta
1 Pembukaan 13.10- a. Membuka pertemuan1. Menjawab salam.
13.15 dengan mengucapkan2. Memperhatikan
salam. 3. Memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan dan
umum dan tujuan mendengarkan.
khusus. 4. Memperhatikan
c. Menyampaikan
kontrak waktu yang
akan digunakan dan
mendiskusikan nya
dengan peserta.
d. Memberikan sedikit
gambaran informasi
yang akan disampaikan.
2 Penyajian 13.15 wib- Isi materi penyuluhan Memperhatikan
97

13.25 wib 1. Menjelaskan dan


pengertian Anemia mendengarkan
2. Menjelaskan
penyebab Anemia
3. Menjelaskan Gejala
Anemia
4. Menjelaskan
Diagnosis Anemia
5. Menjelaskan Dampak
Anemia
6. Menjelaskan Cara
Pencegahan Anemia
7. Menjelaskan
penanganan Anemia
h.
3 Penutup 13.25 wib 1. Evaluasi hasil Menjawab salam
– 13.30 penyuluhan
wib 2. Penyuluh
memberikan
ucapan terima
kasih atas
partisipasinya.
3. Mengucapkan
salam penutup

VIII. Pengorganisasian
Pembicara/Fasilitator : Willi andriyani
Observer/Supervisor : Pembimbing pendidikan
98

LAMPIRAN MATERI

II. Materi Penyuluhan


1. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,
2011).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb
sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah
gejala dari kondisi yang mendasari seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak
adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Marilyn E.
Doenges, 2010).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer,
2012).

2. Penyebab dan Faktor Anemia


Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin
B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi
rawan terkena anemia karena
5 kekurangan zat besi bila darah
menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat
besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-
menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu
dapat menyebabkan anemia.
99

5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan


perdarahan lambung. Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam
penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit
lainnya dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses
pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,
malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

3. Gejala Anemia
1. Lemas, pucat dan cepat lelah
2. Sering berdebar-debar
3. Sakit kepala
4. Pucat pada bibir telapak tangan dan dasar kuku
5. Jantung dapat cepat
6. Penderita defisiensi besi berat mempunyai rambut rapuh, halus serta
kuku tipis, rata, mudah patah dan berbentuk seperti sendok.

4. Pencegahan
1. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur
yaitu dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti
sapi, sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis,
kacang polong, serta kacang- kacangan..
2. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar
penyerapan zat besi.
3. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit
infeksi dan penyakit cacingan.
100

4. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat
menghambat penyerapan zat besi.
5. Minumlah pil penambah darah secara teratur.

5. Penanganan dan Terapi Anemia


Selain terapi obat penanganannya dapat dilakukan dengan terapi diet.
Untuk memenuhi asupan zat besi, tingkatkan konsumsi bahan makanan tinggi zat
besi (Fe) misalnya makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna
hijau tua.
Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila
prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab
yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat
selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam
mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi
atau Tablet Tambah Darah (TTD). Pada beberapa orang, pemberian preparat besi
ini mempunyai efek samping seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare,
dan sulit buang air besar. Agar tidak terjadiefek samping dianjurkan minum tablet
setelah makan pada malam hari.
78

Anemia adalah suatu kondisi


dimana terjadi penurunan
kadar hemoglobin (Hb) atau sel
darah merah (eritrosit)
sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen

WILLI ANDRIYANI
21216060
STIKes Muhammadiyah
Palembang
79
78
79
80

Anda mungkin juga menyukai