Disusun Oleh :
JAKARTA
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunianya-Nya
Tugas Keperawatan Gerontik ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
1. Nasrudin, SKM., M Kes. & Edi Wibowo S, S. Kep. Ns., M. Kep selaku
pembimbing Keperawatan Gerontik
2. Fredhi L.S., S.Kep.Ns. & Maya Fitria, S.Kep.Ns. Selaku Pembimbing Lahan
Keperawatan Gerontik
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Tugas Keperawatan Gerontik yang sederhana ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan karena pengalaman kami yang masih sangat minim. Oleh karena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan Tugas Keperawatan Gerontik ini.
Tim Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 7,28% dan pada tahun
2020 diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010
menyatakan bahwa Indonesia termasuk ke dalam lima besar negara dengan jumlah
penduduk lansia terbanyak di dunia, yakni 18,1 juta jiwa atau 9,6% dari jumlah
penduduk. Data BPS tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah lansia menjadi 11,2%.
tubuh. Salah satu penurunan tersebut adalah adanya kehilangan total massa tulang
otot, yaitu terjadinya penurunan kekuatan dan kontraksi otot, elastisitas dan
fleksibilitas otot, kecepatan waktu reaksi dan relaksasi serta kerja fungsional (Stanley
Masalah kesehatan yang sering timbul pada lansia yang hidup di panti
Berbagai masalah kesehatan yang timbul pada lansia berupa masalah psikoligis dan
fsikis, selain itu keterbatasan saran dan prasaran serta pengetahuan pekerja social
panti mempengaruhi terhadap masalah yang timbul pada lansia. Salah satu
syndrome geriatric terjadi pada lansia adalah adanya keterbatasan gerak sendi
3
akibat penurunan fungsi ektermitas yang dipengaruhi kehilangan masa kekuatan
tulang, atau dikarenakan penyakit sitem ektermitas seperti rematik, osteoatritis, asam
urat. sehingga menimbulkan masalah baru pada lansia berupa kekakuan otot atau
sendi, kurangnya aktifitas pada lansia, kontraktur dan resiko jatuh pada lansia.
Hasil penelitian riset kesehatan dasar tahun 2013 prevalensi penyakit sendi
sitem salah satunya sitem muskoluskeletal yaitu rematik. Jenis penyakit rematik yang
paling banyak ditemukan pada golongan usia lanjut di Indonesia adalah Osteoatritis.
Osteoarthritis adalah penyakit pada persendian dengan rasa nyeri dan kaku
pada persendian sebagai tanda dan gejala utamanya. Rasa kaku dan nyeri yang
lebih banyak mengenai persendian penopang berat badan seperti sendi panggul dan
sendi lutut pada eksremitas bawah. Pada lansia juga terjadi penurunantonus otot dan
kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi
(Ulliyadkk, 2007).
osteoarthritis. Banyak terapi non farmakologi yang dapat dilakukan, salah satunya
Range of Motion (ROM) merupakan salah satu indikator fisik yang berhubungan
4
Menurut Indriana (2005), aktifitas fisik yang teratur atau program latihan fisik
yang terstruktur sangat disarankan dan mempunyai banyak manfaat. Perbaikan cara
tulang dapat diperoleh melalui latihan. Tulang, sendi dan otot saling terkait. Jika
sendi tidak dapat digerakkan sesuai dengan Range of Motion (ROM) maka gerakan
latihan bagi lansia. Jika suatu sendi tidak digunakan, maka otot yang melintasi sendi
akan memendek dan mengurangi ROM. Oleh karena itu salah satu cara untuk
melatih ROM adalah latihan fleksibilitas yang dapat meningkatkan kekuatan tendon
Rentang gerak sendi yang memadai pada semua bagian tubuh sangat penting
(panggul, punggung, bahu, lutut dan leher). Latihan fleksibilitas adalah aktifitas untuk
mempertahankan aktifitas fisik dan tugas sehari-hari secara teratur (Potter dan Perry,
2009).
Latihan fisik berupa ROM (Range of Motion) aktif dan pasif perlu diberikan
kepada lansia, karena dianggap memberi pengaruh yang lebih signifikan, antara lain:
fleksibilitas untuk melatih keadekuatan gerakan sendi, dan kekuatan. Mobilitas yang
baik dapat diperoleh dengan melakukan latihan fisik yang berguna untuk menjaga
agar fungsi sendi-sendi dan postur tubuh tetap baik agar tidak terjadi kekakuan
(Martono, 2009).
5
perawatan lansia sangatlah penting, yaitu dengan cara memberikan perhatian dan
kasih sayang khusus terhadap orang tuanya. Selain itu, pemerintah juga berperan
dalam usaha sosial untuk kesejahteraan lansia dengan mendirikan panti. Pelayanan
ini berfungsi untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada lansia yang tidak
UPTD pelatihan sosial Serang merupakan salah satu panti sosial bagi lansia
dengan jumlah lansia yang cukup banyak dan jumlah petugas yang minimal,
osteoatritis atau keterbatasan aktifitas dan gerak yang ditandai dengan pengunaan
kursi roda, kokher, tongkat, dan aktifitas yang terbatas, nyeri pada sendi, adanya
kekakuan pada sendi, hal ini sedikitnya akan berdampak pada kualitas hidup lansia,
Pendidikan kesehatan kepada petugas panti ataupun lansia itu sendiri, lansia
mendapatkan palayanan asuhan latihan rentang gerak sendi atau ektermitas yang
untuk membahas jurnal tentang “Pengaruh ROM dalam meningkatkan kekuatan otot
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pegawai dan staff perawat UPTD pelatihan social Serang mampu mengetahui
tentang ROM
6
2. Tujuan Khusus
tentang ROM
Konsep osteoatritis
7
BAB II
ANALISA JURNAL
A. Jurnal utama
1. Judul jurnal
Pengaruh Latihan ROM (Range Of Motion) aktif terhadap kekuatan otot ektermitas
berjumlah 15 responden.
a. Desain Penelitian
c. Hasil Penelitian
latihan Range Of Motion, aktif terhadap kekuatan otot ekstremitas bawah pada
8
B. Jurnal Pendukung
1. Judul: Pengaruh latihan ROM terhadap Fleksibelitas sendi lutut pada lansia di
antara pengukuran pertama-kedua pada fleksi sendi lutut kanan dan kiri dan
antara pengukuran pertama-ketiga pada fleksi sendi lutut kiri. Simpulan pada
penelitian ini adalah latihan ROM selama dapat meningkatkan fleksibilitas sendi
2. Judul:
ototnya tetap pada responden yang tidak diberikan latihan ROM, sedangkan 11
yang diberikan latihan ROM. Berdasarkan uji Mann Whitney terdapat pengaruh
C. Analisa PICO
1. Problem
ataupun bawah
lansia
9
2. Intervention
3. Comparison
Judul : Pengaruh Latihan ROM (Range Of Motion) aktif terhadap kekuatan otot
4. Outcome
ektermitas
b. Pelaksanaan kegitan latihan ROM pada lansia perlu dukungan dan bimbingan
10
BAB III
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Definisi Penyakit
ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, dan abrasi rawan sendi dan
dan pergelangan kaki paling sering terkena OA (Sudoyo Aru dkk, 2009
pada usia lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih
manapun di sekujur tubuh. Tapi umumnya, penyakit ini terjadi pada siku
2. Etiologi
iritasi. Jika tulang rawan ini sudah kasar seluruhnya, akhirnya tulang
a. Umur
b. Jenis Kelamin
kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini
( Soeroso, 2006 )
d. Pekerjaan
2009)
e. Kegemukan
2007).
g. Genetic
perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu
dan anak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis. (Soeroso,
2007)
h. Suku
orang kulit hitam dan Asia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih
sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli (Indian) dari pada
orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara
3. Klasifikasi
rusak. Sedangkan
inflamasi.
4. Manifestasi Klinis
mula- mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat
sendi.
1) Nyeri sendi
(Soeroso, 2006).
Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan
(Soeroso, 2006).
3) Kaku pagi
4) Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi
2006).
5. Patofisiologi
kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling sering terkena adalah sendi
yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna
Pathway Osteoartritis
Osteoartritis
Pelepasan
Deformitas sendi mediator nyeri
Tendon dan
ligamen Sinovial menebal
melemah
Hambatan
Nyeri Kronis Sulit bergerak
mobilitaas fisik
Risiko
Cidera/jatuh
Defisit perawatan
diri
7. Penatalaksanaan Medis
a. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
b. Fisioterapi
yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag
mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif
penting.
c. Operasi
b. Perlindungan sendi
c. Diet
d. Dukungan psikososial
1. Pemeriksaan Penunjang
cairan sendi.
1. Pengertian
mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu
pasif.
meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).
2. Tujuan ROM
3. Manfaat ROM
pergerakan
Keuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot
b. ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
5. Jenis Gerakan
bergerak ke bawah.
bergerak ke atas.
a. ROM Aktif
Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri
secara aktif.
b. ROM Pasif
Rotasi bahu)
abduksi/adduksi)
oposisi)
internal/eksternal)
7. Indikasi
b. Kelemahan otot
8. Kontra Indikasi
9. Attention
setelah latihan
a. Leher
setiap bahu.
setiap bahu.
b. Bahu
tetap lurus.
sejauh mungkin.
ke belakang
d. Lengan Bawah
menghadap ke bawah
e. Pergelangan Tangan
lengan bawah
sejauh mungkin.
jari
f. Jari-Jari Tangan
sejauh mungkin
lain
g. Ibu Jari
h. Pinggul
i. Kaki
j. Jari-Jari Kaki
A. Analisa SWOT
1. STRENGTHS (Kekuatan)
lansia
2. WEAKNESS (Kelemahan)
3. OPPORTUNITIES (Peluang)
ataupun pasif
4. THREATS (Ancaman)
oleh:
kurang efektif
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius