Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN

PELAKSANAAN PROSES PENYELESAIAN MASALAH:


KURANG OPTIMALNYA IDENTIFIKASI PASIEN DI RUANG ARJUNA
RSJD dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Ika Pramulya S

DISUSUN OLEH:
IKA PRAMULYA SUTARTO
071182039

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN


PELAKSANAAN PROSES PENYELESAIAN MASALAH:
KURANG OPTIMALNYA IDENTIFIKASI PASIEN DI RUANG ARJUNA
RSJD dr. ARIF ZAINUDIN SURAKARTA

Periode Praktik
17 Juni 2019 – 13 Juli 2019

Disusun Oleh:
IKA PRAMULYA S
NIM. 071182039

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Surakarta, Juli 2019

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

Raharjo Apriyatmoko, SKM.,M.Kep Slamet Wibowo, S. Kep


NIDN: 06010474022 NIP: 197107171996031005

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ........................................................................................... 2
C. Manfaat ......................................................................................... 3
BAB II KONSEP IDENTIFIKASI PASIEN
A. Definisi Identifikasi Pasien ........................................................... 4
B. Tujuan Identifikasi Pasien ............................................................ 4
C. Indikator Melakukan Identifikasi Pasien ...................................... 4
D. Tatalaksana Identifikasi Pasien ..................................................... 5
E. Alur Pelaksanaan Identifikasi Pasien ............................................ 5
F. Akibat Kesalahan Identifikasi Pasien ........................................... 5
BAB III PROSES PENYELESAIAN MASALAH
A. Pengkajian ..................................................................................... 7
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7
C. Penyebab Masalah ........................................................................ 8
D. Alternatif Penyelesaian ................................................................. 9
E. Plan Of Action (POA) ................................................................... 9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di
hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan
identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius,
mengalami disorientasi, tidak sadar, bertukar tempat tidur/kamar/lokasi
dirumah sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/VII/2011).
Perawat memiliki peran dalam pemberian asuhan keperawatan
diharapkan mampu mengatasi masalah–masalah yang timbul akibat dari
kesalahan dalam proses identifikasi pasien. Kepatuhan perawat dalam
mematuhi prosedur identifikasi pasien berpengaruh dalam keselamatan pasien.
Sasaran keselamatan pasien (SKP) menjelaskan bahwa proses identifikasi
bertujuan untuk melakukan dua kali pengecekan yaitu untuk mengidentifikasi
pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan dan
penyesuaian antara pelayanan atau pengobatan yang diberikan terhadap
individu tersebut (Kementerian Kesehatan, 2015).
Kesalahan melakukan identifikasi pasien berpotensi besar menimbulkan
masalah dan ancaman keselamatan pasien. Ancaman tersebut jika tidak diatasi
akan menimbulkan masalah kesehatan secara berkelanjutan seperti terjadinya
adverse events atau kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cidera
(KNC), dan kejadian tidak cidera (KTC) (Kementerian Kesehatan, 2015).
Data Joint Commision International (JCI) tahun (2012) menunjukkan
bahwa sebanyak 13% surgical error dan 68% kesalahan transfusi darah, terjadi
karena kesalahan pada tahapan identifikasi pasien. Laporan Departemen
Kesehatan Australia Barat pada tahun 2008/2009 dilaporkan adanya sepuluh
kejadian sentinel. Empat dari kejadian sentinel tersebut karena salah pasien dan
enam dari kejadian tersebut karena salah bagian tubuh (Snowball, 2010). KKP-

1
RS (2008) melaporkan insiden keselamatan pasien terjadi sebanyak 145
insiden yang terdiri dari KTD sebanyak 46%, KNC 48% dan lainnya 6%.
Kemudian kebijakan pelayanan Pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta tentang identifikasi, menyatakan: a. Apabila memungkinkan,
meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahirnya ataau
menanyakan pada keluarganya dan petugas yang bertanggung jawab, b. Periksa
dan bandingkan jawaban pasien dengan data pada gelang identitas dan data
rekam medis, c. Selain itu perhatikan wajah pasien dan bandingkan dengan
foto pasien, d. Jika data yang diperoleh cocok, lakukan prosedur/berikan obat,
e. Jika terdapat ≥ 2 pasien di ruangan rawat inap dengan nama yang sama, atau
foto yang mirip, periksa ulang identitas dengan melihat nomor rekam medis
dan alamat (Peraturan Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, 2014).
Menurut data yang didapat bahwa strategi identifikasi pasien di ruang
Arjuna dilakukan dengan cara memanggil nama pasien tanpa melihat atau
mengecek gelang identitas pasien. wawancara yang telah dilakukan kepada 5
perawat di ruang Arjuna didapatkan hasil bahwa perawat mengatakan strategi
identifikasi pasien di ruang Arjuna dilakukan dengan cara memanggil nama
pasien tanpa melihat atau mengecek gelang identitas pasien dikarenakan
perawat di ruangan sudah hafal dengan pasien, berinteraksi setiap hari dengan
pasien dan pasien sudah sering keluar masuk ruang Arjuna.
Oleh karena itu perlu dilakukannya pengembangan proses penyelesaian
masalah terkait dengan identifikasi pasien di ruang Arjuna RSJD dr. Arif
Zainudin Surakarta.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengembangkan perencanaan untuk menyelesaikan masalah kurang
optimalnya identifikasi pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk melakukan pengkajian manajemen keperawatan terkait dengan
identifikasi pasien di Ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.

2
b. Untuk melakukan identifikasi masalah yang ada terkait dengan
identifikasi pasien dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem
solving cycle) di Ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.
c. Untuk menentukan prioritas masalah yang terkait dengan masalah-
masalah yang dijumpai mengenai identifikasi pasien di Ruang Arjuna
RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.
d. Untuk menyusun rencana penyelesaian masalah identifikasi pasien yang
ditemukan di Ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta.

C. MANFAAT
1. Ruang Arjuna RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta
Sebagai informasi tambahan mengenai masalah identifikasi pasien,
sehingga dapat mengadakan perbaikan secara bertahap dan terencana.
2. Perawat
Mengoptimalkan identifikasi pasien yang dilakukan oleh perawat.
3. Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dengan menerapkan teori
manajemen keperawatan secara langsung dan dapat mencari alternatif
pemecahan masalah ketika menghadapi hambatan dan kesulitan selama
penerapan manajemen asuhan dan pelayanan di ruang perawatan.
4. Pasien
Mendapatkan pelayanan yang optimal.

3
BAB II
KONSEP IDENTIFIKASI PASIEN

A. DEFINISI IDENTIFIKASI PASIEN


Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pecatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan
dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu seseorang (Pemprov
Jateng RSJD Surakarta, 2014).
Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan,
meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan”
lapangan, dengan kata lain bahwa dengan identifikasi pasien, petugas dapat
mengetahui identitas pasien dan dengan identitas pasien tersebut petugas dapat
mengenal seseorang pasien dengan membedakan dari pasien lainnya (Mathar,
2018).

B. TUJUAN IDENTIFIKASI PASIEN


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/VII/2011, tujuan dan maksud dari identifikasi adalah:
1. Untuk mengidentifikasi pasien yang akan menerima pelayanan atau
pengobatan
2. Kesesuaian atau pengobatan terhadap individu tersebut
Kebijakan atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk
mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor identifikasi
umumnya digunakan nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas atau
cara lain. Nomor kamar atau lokasi pasien tidak bias digunakan untuk
identifikasi.

C. INDIKATOR MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/VII/2011:

4
1. Pasien diidentifikasi menggunakan minimal dua identitas pasien seperti
nama lengkap pasien, tanggal lahir pasien, nomor rekam medis dan alamat
2. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
keperluan pemeriksaan laboratorium
4. Pasien diidentifikasi sebelum pengobatan atau prosedur lainnya.

D. TATALAKSANA IDENTIFIKASI PASIEN


Tatalaksana identifikasi pasien menurut Pemprov Jateng RSJD Surakarta
(2014) perawat harus memastikan identifikasi pasien dengan benar sebelum
melakukan prosedur, dengan cara:
a. Apabila memungkinkan, meminta pasien untuk menyebutkan nama dan
tanggal lahirnya ataau menanyakan pada keluarganya dan petugas yang
bertanggung jawab.
b. Periksa dan bandingkan jawaban pasien dengan data pada gelang identitas
dan data rekam medis.
c. Selain itu perhatikan wajah pasien dan bandingkan dengan foto pasien
d. Jika data yang diperoleh cocok, lakukan prosedur/berikan obat.
e. Jika terdapat ≥ 2 pasien di ruangan rawat inap dengan nama yang sama, atau
foto yang mirip, periksa ulang identitas dengan melihat nomor rekam medis
dan alamat.

E. ALUR PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN


Pelaksanaan alur identifikasi pasien tentunya disesuaikan pada instansi
rumah sakit masing-masing.

F. AKIBAT KESALAHAN IDENTIFIKASI PASIEN


Kesalahan identifikasi pasien merupakan hal yang memiliki hubungan
erat dengan bahaya atau potensi yang berbahaya ketika menghubungkan
individu tertentu dalam sebuah tindakan atau pelayanan kesehatan. Kesalahan
identifikasi pasien memiliki potensi untuk menimbulkan terjadinya insiden

5
keselamatan pasien antara lain adverse event atau Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD), near miss atau Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Potensial
Cedera (KPC) dan Kejadian Tidak Cedera (KTC) (Tutiany, 2017).
Menurut Kementerian Kesehatan (2015):
1. Kejadian tidak diharapkan adalah suatu kejadian yang mengakibatkan
cedera yang tidak diharapkan pada psien karena suatu tindakan
(commission) atau karena tidak bertindak (omission), bukan karena
“underlying disease” atau kondisi pasien.
2. Kejadian nyaris cedera adalah suatu insiden yang belum sampai terpapar ke
pasien sehingga pasien tidak cedera.
3. Kejadian potensial cedera adalah kondisi atau situasi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
4. Kejadian nyaris cedera adalah suatu insiden yang belum sampai terpapar ke
pasien sehingga pasien tidak cedera.

6
BAB III
PROSES PENYELESAIAN MASALAH

A. PENGKAJIAN
1. Wawancara
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada 5 perawat di ruang
Arjuna didapatkan hasil bahwa 5 perawat mengatakan strategi identifikasi
pasien di ruang Arjuna dilakukan dengan cara memanggil nama pasien
tanpa melihat atau mengecek gelang identitas pasien dikarenakan perawat di
ruangan sudah hafal dengan pasien, berinteraksi setiap hari dengan pasien
dan pasien sudah sering keluar masuk ruang Arjuna. Perawat juga
mengatakan di ruangan sudah ada SPO identifikasi pasien.
2. Observasi
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan saat pasien akan diberikan obat,
akan diberikan makan dan akan rehabilitasi, didapatkan hasil bahwa strategi
identifikasi pasien di ruang Arjuna dilakukan dengan cara memanggil nama
pasien tanpa melihat atau mengecek gelang identitas pasien. Terdapat 6
pasien di ruang Arjuna yang tidak menggunakan gelang identitas pasien. Di
ruang Arjuna tidak ditemukan SPO identifikasi pasien, tetapi terdapat buku
panduan pemberlakuan identifikasi pasien.

B. RUMUSAN MASALAH
No Data Fokus Masalah
.
1. Data Subjektif: Kurang
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada optimalnya
5 perawat di ruang Arjuna didapatkan hasil bahwa 5 identifikasi
perawat mengatakan strategi identifikasi pasien di pasien
ruang Arjuna dilakukan dengan cara memanggil nama
pasien tanpa melihat atau mengecek gelang identitas
pasien dikarenakan perawat di ruangan sudah hafal
dengan pasien, berinteraksi setiap hari dengan pasien
dan pasien sudah sering keluar masuk ruang Arjuna.
Perawat juga mengatakan di ruangan sudah ada SPO
identifikasi pasien.

7
Data Objektif:
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan saat
pasien akan diberikan obat, akan diberikan makan dan
akan rehabilitasi, didapatkan hasil bahwa strategi
identifikasi pasien di ruang Arjuna dilakukan dengan
cara memanggil nama pasien tanpa melihat atau
mengecek gelang identitas pasien. Terdapat 6 pasien
di ruang Arjuna yang tidak menggunakan gelang
identitas pasien. Di ruang Arjuna tidak ditemukan
SPO identifikasi pasien, tetapi terdapat buku panduan
pemberlakuan identifikasi pasien.

C. PENYEBAB MASALAH
Fishbone Diagram
Man:
1. Perawat: kurang optimalnya
Method:
perawat melakukan identifikasi
Strategi identifikasi pasien di
pasien dengan mengecek atau
ruang Arjuna dilakukan
melihat gelang identitias pasien di
dengan cara memanggil
ruang Arjuna
nama pasien tanpa melihat
2. Pasien:
atau mengecek gelang
a. Terdapat 6 pasien di ruang
identitas pasien dikarenakan
Arjuna yang tidak
perawat di ruangan sudah
menggunakan gelang identitas
hafal dengan pasien,
pasien.
berinteraksi setiap hari
b. Kondisi pasien di ruang Arjuna
dengan pasien dan pasien
yaitu pasien dengan gangguan
sudah sering keluar masuk
jiwa terutama Gangguan Mental
ruang Arjuna.
Organik (GMO)

Kurang
optimalnya
identifikasi
pasien di
Ruang
Arjuna

Material:
Di ruang Arjuna tidak ditemukan SPO
identifikasi pasien, tetapi terdapat buku panduan
pemberlakuan identifikasi pasien.

8
D. ALTERNATIF PENYELESAIAN
Penyebab Masalah Rencana Penyelesaian Masalah
1. Man: 1. Sosialisasi terkait pentingnya
a. Perawat: kurang optimalnya identifikasi pasien
perawat melakukan identifikasi
pasien dengan mengecek atau
melihat gelang identitias pasien di
ruang Arjuna
b. Pasien: terdapat 6 pasien di ruang
Arjuna yang tidak menggunakan
gelang identitas pasien.

2. Method: 2. Kepala ruang melakukan


Strategi identifikasi pasien di ruang supervisi kepada perawat
Arjuna dilakukan dengan cara pelaksana dalam melakukan
memanggil nama pasien tanpa melihat identifikasi pasien
atau mengecek gelang identitas pasien (Fitrirachmawati, 2015)
dikarenakan perawat di ruangan sudah
hafal dengan pasien, berinteraksi
setiap hari dengan pasien dan pasien
sudah sering keluar masuk ruang
Arjuna.
.
3. Material: 3. Membuat SPO identifikasi
Di ruang Arjuna tidak ditemukan SPO pasien di ruang rawat inap
identifikasi pasien, tetapi terdapat
buku panduan pemberlakuan
identifikasi pasien

E. PLAN OF ACTION (POA)


Plan Of Action (POA)
Bahan
Rencana
No Metode Sasaran dan Waktu Tempat Pelaksana
Tindakan
Alat
1. Sosialisasi Present Kepala Materi Juli Ruang Ika
terkait asi ruang, Alat 2019 Arjuna Pramulya
pentingnya Diskusi ketua tim tulis S
identifikasi dan
pasien perawat
pelaksana
di Ruang
Arjuna

9
2. Kepala Diskusi Kepala Alat Juli Ruang Kepala
ruang Action ruang di tulis 2019 Arjuna ruang
melakukan Ruang
supervisi Arjuna
kepada
perawat
pelaksana
dalam
melakukan
identifikasi
pasien
(Fitrirachm
awati,
2015)

3. Membuat Diskusi Kepala Alat Juli Ruang Kepala


SPO ruang, tulis 2019 Arjuna ruang
identifikasi ketua tim
pasien di dan
ruang perawat
rawat inap pelaksana
di Ruang
Arjuna

10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Masalah manajemen keperawatan yang ditemukan di Ruang Arjuna
adalah kurang optimalnya identifikasi pasien. POA yang dibuat yaitu sosialisasi
terkait pentingnya identifikasi pasien, Kepala ruang melakukan supervisi kepada
perawat pelaksana dalam melakukan identifikasi pasien dan Membuat SPO
identifikasi pasien di ruang rawat inap.

B. SARAN
Dilakukan pengidentifikasian pasien secara berkesinambungan dengan
melihat gelang identitas pasien sesuai dengan SPO yang berlaku di ruang
Arjuna.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fitrirachmawati. 2015. Hubungan Fungsi Supervisi dengan Kepatuhan Perawat


Menjalankan SOP Identifikasi Pasien Di RSUP Dr Mohammad Hoesin
Palembang Tahun 2015.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Pedoman Nasional


Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient safety) Edisis III
Mathar, Irmawati. 2018. Manajemen Informasi Kesehatan: Pengelolaan Dokumen
Rekam Medis Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691/MENKES/VII/2011.
Pemprov Jateng RSJD Surakarta. 2014. Keputusan Direktur Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta Tentang Pemberlakuan Panduan Identifikasi Pasien Pada
Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta Provinsi Jawa Tengah. Surakarta

Tutiany, dkk. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Manajemen Keselamatan Pasien.


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai