Anda di halaman 1dari 4

Pengambilan AGD

Hari/tanggal : Sabtu, 20 mei 2017


Ruangan : ICU RSUD Ulin Banjarmasin
Tindakan Keperawatan / prosedur : Pengambilan AGD
A. Latar Belakang

Ny. J usia 53 tahun dengan diagnose medis CAP + Asma Ekserbasi akut + KAD. Saat pengkajian
pasien dalam keadaan koma dengan terpasangan ventilator dengan mode VC SIMV, I : E rasio 1: 2,
PEEP 5. Skala keasadaran pasien menggunakan Ramsey yaitu 5 (respon lambat terhadap ketukan dahi
atau suara keras). TTV klien yaitu HR : 150 x/menit, BP : 110/70 mmHg, RR : 22 x/menit, T : 39, 7 OC,
SpO2 :100 %. Klien dilakukan koreksi bicnat + NSS 125 cc/jam habis dalam 4 jam. Keluhan utama pada
saat pengkajian, pasien hanya berbaring di tempat tidur dengan terpasang ventilator dengan mode VC
SIMV, I : E rasio 1: 2, PEEP 5. Riwayat penyakit dahulu pasien pernah mengalami asma dan penyakit
diabetes. Riwayat Penyakit Keluarga tidak ada keluarga yang mengalami diabetes dan asma. Riwayat
penyakit sekarang sebelum masuk rumah sakit pada tanggal 19 Mei 2017 pukul 10.20, pasien
mengalami sesak napas pada malam hari, disertai batuk berdahak, dan nyeri di ulu hati. Kemudian
keadaan pasien menurun sehingga di pindahkan ke ruang ICU RSUD Ulin pada tanggal 20 Mei 2017.

B. Definisi
Suatu tindakan pengambilan sampel darah di pembuluh arteri untuk mengetahui gas-gas dalam darah
yng berhubungan dengan fungsi respirasi dan metabolism.
C. Indikasi
Indikasi Pengambilan AGD :
1. Klien dengna penyakit obstruktif paru.
2. Klien dengan ARDS.
3. Klien dengan Syok.
4. Klien dengan post op CABG.
5. Klien dengan perubahan status respiratori.
D. Deskripsi tindakan
1. Identitas klien : Ny. J
2. Diagnosa Medis : CAP + Asma Ekserbasi akut + KAD.
3. Tindakan keperawatan : Pengambilan AGD
4. Diagnosa Keperawatan : Gangguan pertukaran gas
5. Data :
Ny. J usia 53 tahun dengan diagnose medis CAP + Asma Ekserbasi akut + KAD. Saat pengkajian
pasien dalam keadaan koma dengan terpasangan ventilator dengan mode VC SIMV, I : E rasio 1: 2,
PEEP 5. TTV klien yaitu HR : 150 x/menit, BP : 110/70 mmHg, RR : 22 x/menit, T : 39, 7 OC, SpO2
100 %.
6. Analisa sintesa (pathway)
Penurunan tingkat kesadaran

Reflek batuk menurun

akumulasi secret dijalan napas dan alveoli

Pertukaran O2 dan CO2 dimembran kapiler alveolar terganggu


Pengambilan AGD

Dapat diketahui/dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan AGD

E. Tujuan tindakan
1. Untuk mengetahui secara langsung/tidak langsung keadaan :
a) Asidosis metaboli
b) Asidosis respiratorik
c) Alkalosis metabolik
d) Alkalosis respiratorik.
2. Mengetahui keadaan O2 dan metabolism sel.
3. Mengetahui efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
4. Mengetahui pH tubuh.

F. Pelaksanaan
1. Tahap pra tindakan
a. Persiapan alat
Untuk Pemasangan :
1) 1 buah spuit 3 cc
2) 1 buah spuit 1 cc.
3) Gabus/ karet sebagai penutup jarum.
4) 2 lembar kain kassa steril.
5) Bengkok, plester dan gunting
6) Kapas alkohol.
7) Heparin injeksi 5000 Unit.
8) Sarung tangan
b. Persiapan pasien
Jelaskan tujuan dan langkah prosedur kepada pasien / keluarga.

2. Tahap tindakan
a. Pengambilan AGD :
1) Spuit 2,5 cc diisi dengan heparin 0,1 cc atau asal membasahi dinding spuit untuk mencegah
terjadinya pembekuan darah. Heparin tidak boleh terlalu banyak dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
2) Memilih arteri yang akan di pungsi.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pengambilan AGD.
4) Pasang sarung tangan.
5) Raba kembali arteri untuk memastikan adanya pulsasi daerah yang akan ditusuk sesudah
dibersihkan dengan kapas alkohol secara sirkuler. Setelah 30 detik kita ulangi dengan kapas
alkohol dan tunggu hingga kering.
6) Lokalisasi arteri yang sudah dibersihkan difiksasi oleh tangan kiri dengan
cara kulit diregangkan dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah sehingga arteri yang akan
ditusuk berada di antara 2 jari tersebut.
7) Spuit yang sudah di heparinisasi pegang seperti memegang pensil dengan tangan kanan,
jarum ditusukkan ke dalam arteri yang sudah di fiksasi tadi.
- Pada arteri radialis posisi jarum ± 45 derajat.

- Pada arteri brachialis posisi jarum 60 derajat.


Pengambilan AGD

- Pada arteri femoralis posisi jarum 90 derajat

8) Sehingga arteri ditusuk, tekanan arteri akan mendorong penghisap spuit sehingga darah
dengan mudah akan mengisi spuit, tetapi kadang-kadang darah tidak langsung keluar. Kalau
terpaksa dapat menghisapnya secara perlahan-lahan untuk mencegah hemolisis. Bila tusukan
tidak berhasil jarum jangan langsung dicabut, tarik perlahan-lahan sampai ada
dibawah kulit kemudian tusukan boleh diulangi lagi kearah denyutan.
9) Sesudah darah diperoleh sebanyak 2 cc jarum kita cabut dan usahakan posisi pemompa spuit
tetap untuk mencegah terhisapnya udara kedalam spuit dan segera gelembung udara
dikeluarkan dari spuit.
10) Ujung jarum segera ditutup dengan gabus / karet.
11) Bekas tusukan pungsi arteri tekan dengan kapas alkohol.
- Pada arteri radialis dan dorsalis pedis selama 5 menit.

- Pada arteri brachialis selama 7 – 10 menit.

- Pada arteri femoralis selama 10 menit.

- Jika pasien mendapat antikoagulan tekan selama 15 menit.

12) Lokalisasi tusukan tutup dengan kassa steril.

13) Memberi etiket laboratorium dan mencantumkan nama pasien, ruangan tanggal dan jam
pengambilan, suhu dan jenis pemeriksaan.

14) Kembali mencuci tangan setelah selesai melakukan tindakan.

G. Evaluasi
a. Evaluasi pasien
Tanda – tanda vital pasien dalam rentang nilai normal
b. Evaluasi tindakan
1) Sampel AGD yang diambil sebanyak 2 cc.
2) Tidak terjadi perdarahan pada bekas luka tusukan pengambilan AGD.

Mengetahui Banjarmasin, 20 Mei 2017

Pembimbing Klinik Mahasiswa


Pengambilan AGD

_______________________ Misbachul Munirul Ehwan

Anda mungkin juga menyukai