PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan
keperawatan profesional yang efektif dan efisien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan mahasiswa mampu menyelesaikan masalah
Mpasien melalui pendekatan berpikir kritis dan diskusi.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis, ilmiah serta sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien.
b. Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah.
c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien
d. Menumbuhkan cara berpikir kritis, ilmiah serta sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien.
e. Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah.
f. Meningkatkan kemampuan validasi data klien
g. Meningkatakan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
h. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi intervensi keperawatan.
i. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah klien.
j. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
k. Meningkatkan kemampuan justifikasi
l. Meningkatkan kemampuan asuhan keperawatan secara menyeluruh.
C. Manfaat
1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif dan psikomotor perawat.
b. Meningkatkan kerjasama tim
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
2. Bagi Pasien
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
b.Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
c. Memenuhi kebutuhan pasien
3. Bagi Rumah Sakit
a. Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
b. Menurunkan lama hari perawatan pasien
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian tentang ronde keperawatan. Meade et
al. (2006) menyatakan ronde keperawatan sebagai kesempatan untuk melibatkan
pasien dalam proses keperawatan, dan menunjukkan kepedulian perawatan terhadap
kesehatan dan kesembuhan pasien. Swansburg (2010) menyatakan bahwa ronde
keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien
untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan
masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah
diterima pasien.
Ford (2010), mendefenisikan ronde keperawatan sebagai salah satu tehnik untuk
mengorganisasikan pelayanan keperawatan secara proaktif yang berfokus kepada
pasien. Tea, Ellison dan Fadian (2008) mendefenisikan ronde keperawatan sebagai
proses yang dilakukan perawat secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan pasien
dengan mengunjungi pasien secara rutin keruangannya dan memeriksa hal-hal yang
spesifik dan melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien secara
konsisten.
Dari beberapa defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ronde keperawatan
merupakan suatu proses proaktif dimana perawat melakukan kunjungan kepada pasien
secara rutin untuk memenuhi kebutuhan pasien baik kebutuhan dasar maupun
kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang penyakitnya dan melibatkan pasien
dalam pengambilan keputusan terkait proses perawatannya.
Personal needs. Perawat menanya pasien “apakah anda ingin ke kamar mandi?”
waktu toileting diatur oleh perawat bersama dengan pasien dengan bantuan selama
dibutuhkan. Positioning. Perawat mengecek posisi pasien dan bertanya “bagaimana
caranya agara anda lebih merasa nyaman?”. Jadwal reposisi diobservasi terumata
terhadap pasien yang tidak dapat melakukannya secara mandiri. Placement. Perawat
memverifikasi ketersediaan dan keterjangkauan dan bertanya “apakah anda ingin kami
memindahkan call light, telepon, meja dan perlengkapan lainnya sehingga terjangkau
oleh anda?”
Penelitian Meade et al. (2006) kemudian diulangi kembali oleh beberapa peneliti
lainnya seperti Blakley, Kroth dan Gregson (2011); Olrich, Kalman dan Nigolian
(2012); Berg, Sailors, Reimer, O’Brien dan Ward-Smith (2011); Kessler, Claude-
Gutekunst, Donchez, Dries dan Snyder (2012) dengan menggunakan “The 4 Ps
Rounding Protokol” dalam penelitiannya. Namun Kessler et al. Dan Karla et al. tidak
menyertakan kebutuhan “Placement” berdasarkan asumsi bahwa perlengkapan yang
berada diluar jangkauan bukanlah merupakan fokus perawatan Comfort Round
Protokol dikembangkan oleh Gardner et al. (2009) yang distandarisasi untuk semua
pasien pada bangsal yang dilakukan penelitian.
Pada protokol ini ronde keperawatan dilaksanakan oleh asisten perawat yang
sudah menerima pelatihan dengan sertifikat 3 in Aged Care. Asisten perawat
mengunjungi pasien dan menanyakan apakah pasien membutuhkan bantuan ke toilet,
control nyeri, reposisi dan selimut. Kemudian asisten perawat akan meletakkan
telefon, kotak tissue, meja dan remote TV di tempat yang mudah dijangkau oleh
pasien. Setelah itu asisten perawat akan melakukan perawatan mulut jika dibutuhkan
serta memenuhi kebutuhan cairan pasien dengan memberinya minum. Sebelum
meninggalkan pasien, asisten perawat menanyakan apakah pasien membutuhkan hal
lain yang dapat membuatnya merasa nyaman.
Tahap Pra PP
PP
Penetapan
Penetapan Pasien
Pasien
Penetapan Pasien
Persiapan
Persiapan Pasien :: Pasien :
Pasien
Persiapan
-- Inform
Inform consent
consent
-- Hasil
Hasil pengkajian
pengkajian // Validasi
Validasi data
data
d. Membuat proposal.
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan
serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang
masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pascaronde
Memberikan justifikasi.
Memberikan reinforcement
D. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
2. Proses
Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
Hasil
Perawat dapat :
A. Mekanisme Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan Tempat
Pasien
1 hari Praronde Praronde Penanggung Ruang Al
sebelum Menentukan Aqsho 5
jawab :
ronde kasus
dan topik.
Menentukan
Tim
ronde. Nurse
5 menit Kepala
Ronde Menentukan
Station
ruangan
(Nurse literatur.
Membuat
Station)
proposal.
Mempersiapka
n pasien dengan
pemberian
informed
consent
Pembukaan :
Salam
pembuka.
Memperkenalk
an tim ronde.
Menjelaskan
tujuan
ronde.
Mengenalkan
masalah pasien
secara spintas
B. Kriteria evaluasi:
1. Struktur :
2. Proses :
3. Hasil :
Perawat dapat:
VIII. Pengorganisasian:
Kepala
1. ruangan : Agung Octanihando. R STr. Kep
2. PP I : Ika Sugiyanti P STr. Kep
PP II : Maheval Chandra. K STr. Kep
3. PA I :Fathimatuzzahra STr. Kep
PA II : Agung Hadi Prabowo STr. Kep
4. Konselor :
5. Pembimbing :
6. Supervisor :
C. BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan atau menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan perawat primer keperawatan kepada
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau malam secara tertulis dan
lisan. Timbang terima bertujuan untuk mengidentifikasi, mengembangkan
dan meningkatkan timbang terima klinis dalam berbagai pengaturan
kesehatan.
B. Saran
Diharapkan para pembaca memperbanyak literatur dalam pembuatan
proposal agar dapat membuat proposal yang baik dan benar. Terutama
literatur yang berhubungan dengan timbang terima , karena di dalam proposal
ini masih banyak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ruang Diskusi
5. PP mengucapkan salam
6. PP memperkenalkan diri kepada tim (tenaga
kesehatan)
Ruangan Klien
Ruang Diskusi