Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PERAWATAN PALIATIF

KONSEP DAN TEORI PENGKAJIAN TUMOR MAMAE

Nama Mahasiswa : lola gus endang

NIM : 2220243135

DOSEN PEMBIMBING

Ns. Lisa Mustika Sari M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2022/2023
BAB I

KONSEP PENYAKIT

1. Defenisi
Carcinoma mammae (ca. mammae) adalah tumor mengganas yang tumbuh di
jaringan payudara seseorang. Carcinoma / kanker dapat mulai tumbuh dalam kelenjar
payudara, bisa juga di saluran payudara, jaringan lemak maupun jaringan yang mengikat
pada payudara (SAFMA, 2019).
Ca. mammae merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dari fungsi nomal, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta
tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan
berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan atau massa (PPNI, 2018). Ca.
mammae merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel
ductus maupun lobulusnya (Kemenkes RI, 2011).
2. Anatomi Fisiologi
3. Penyebab dan Faktor predisposisi
Menurut Dr.Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu :
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkandengan pria.Prevalensi
tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruhtumor payudara.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko tiga
kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
c. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usiad.
d. Riwayat Reproduksi
- melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
- Menikah tapi tidak melahirkan anak
- Tidak menyusuie.
e. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapatmeningkatkan resiko
tumor payudara. Penggunaan pada usiakurangdari 20 tahun beresiko lebih tinggi diba
ndingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
f. Riwayat Meastrual
- Early menarche (sebelum 12 thun)
- Late menopouse (setelah 50 th)

4. Manifestasi Klinis (tanda dan gejala)


Pada masa-masa awal pertumbuhan tumor, gejala sulit dideteksi, sehinggakasus ini
biasanya baru diketahui setelah muncul benjolan yang sudahmenjolok dan bisa diraba.
Tanda-tanda fisik yang biasa ditemui adalah:
menurut Suyatno (2011) adalah:
- Benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasas akit.
- Putting susu berubah (retraksi nipple) atau putting mengeluarkan cairan/darah
(nippledischarge)
- Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk (peau’ud’orange), melekuk kedalam
(dimpling) dan ulkus
- Adanya benjolan-benjolan kecil didalam atau kulit payudara (nodul satelit)
- Putting payudara luka, dan sulit sembuh
- Payudara terasa panas, memerah dan bengkak
- Payudara terasa sakit/nyeri
- Benjolan yang keras itu tidak bergerak dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa
sakit
- Benjolan pada awalnya hanya pada satu payudara
- Terdapat benjolan di aksila dengan atau tanpa masa di payudara
5. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yangdisebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
a. Fase InisiasiPada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yangmemancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel
inidisebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa
berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.kelainan
genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel
lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkangangguan fisik menahunpun bisa
membuat sel menjadi lebih peka untukmengalami suatu keganasan.
b. Fase PromosiPada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubahmenjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak
akanterpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor
untukterjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
6. Pathway Keperawatan

7. Penatalaksanaan
a. penatalaksanaan Bedah : Mastektomi Parsial (mengeksisi tumor lokal). Diawali
dengan lumpektomi untuk mengangkat jaringan yang terjangkit tumor atau kankerm
kemudian dilanjut kan dengan kuadranektomi yaitu pengangkatan
seperempat payudara. Mastektomi Total: mengangkat seluruh payudara beserta
kelenjar limfe dilateral otot pektoralis minor. Mastektomi Radikal: mengangkat
payudara, otot pektoralis mayor danminor, dan seluruh isi aksilanya.
b. Penatalaksanaan Non-bedah Penyinaran pada payudara dan kelenjar linfe regional
atau pada jaringan lain yang sudah terserang kanker.Kemoterapi: merupakan terapi
adjuvan sistemik khususnya setelahdilakukan pembedahan. Contoh: kombinasi
penggunaan cyclophos pamide, methotrexate, flouracil, dan adriamycin.Terapi
Hormon: antiestrogen, androgen, prostaglandin, tamoksifen, dsb.
c. Implikasi KeperawatanDalam proses keperawatan, kemungkinan akan ada masalah
yang terjadi,seperti berikut ini:
 Nutrisi Kurang: biasanya setelah dilakukan bedah, pasien mengalamianoreksia,
mual, dsb. Hal ini dapat dilakukan intervensi:
a) deteksi alergi makanan pada pasien
b) kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan pola makan, jumlahkalori,
dan nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien
c) menyarankan untuk konsumsi zat besi, protein, dan vitamin C
d) kontrol berat badan pasien secara berkala
 Kecemasan Berlebih: rasa cemas dan gangguan psikis lainnya dapat muncul saat
diagnosis, sebelum, selama, dan sesudah pengobatan.Intervensi yang dapat
dilakukan:
a) mendukung psikologis pasien dengan memberi harapan kesembuhan
b) memberi informasi yang sesuai dan seimbang tentang penyakityang sedang
pasien alami
c) melatih pasien untuk melakukan relaksasi diri
d) bekerja sama dengan keluarga pasien untuk memberi dukungan moril dan
pendampingan setiap saat
e) mendengarkan keluh kesah pasien dengan sabar-
 Nyeri: bisa nyeri karena aktivitas kanker itu sendiri, atau nyeri selamadan setelah
pengobatan dan pembedahan. Lakukan intervensi berikut
a) mengkaji nyeri: karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, danintensitas nyeri
b) menangani nyerinya dengan farmakologi, non-farmakologi, dan psikologis
c) melatih relaksasi dan memberi distraksi untuk mengurangi sensasinyeri-
 Pendarahan Berlebih dan Hilang Cairan: umumnya terjadi karenaoperasi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan:
a) memonitor status hidrasi pasien
b) menjaga tingkat hemodinamiknya agar tetap normal
c) memberikan cairan pengganti melalui intravena
d) menangani pendarahan selama operasi
8. Pemeriksaan penunjang
- Ultrasonografi (USG)
Payudara USG digunakan untuk membedakan masa kistik dengan solid dan sebagai
guide untuk biopsy. Diutamakan pada pasien usia muda (kurang dari 30 tahun).
- Mamografi
Sekitar 75% kanker terdeteksi paling tidak satu tahun sebelum ada gejala atau tanda.
Lesi dengan ukuran 2 mm sudah dapat dideteksi dengan mamografi. Akurasi
mamografi untuk prediksi malignasi adalah70%-80%.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI sangat baik untuk deteksi local recurrence pasca BCT atau augmentasi payudara
dengan implant, deteksi multi focal cancer dan sebagai tambahan terhadap
mamografi pada kasus tertentu. MRI sangat berguna dalam skrining klien usia muda
dengan intensitas payudara yang padat yang memiliki resiko ca. mammae yang
tinggi. Sensitivitas MRI mencapai 98%.
- Biopsi
Biopsi pada payudara memberikan informasi sitologi atau histopatologi. FNAB (Fine
needle Aspiration Biopsy) merupakan salah satu prosedur diagnosis awal, untuk
evaluasi lesi kistik. Masa persisten atau rekurren setelah aspirasi berulang adalah
indikasi untuk biopsi terbuka (insisi atau eksisi).
- Bone scan, foto toraks, USG
abdomen Pemeriksaan bone scan, foto toraks, USG abdomen, bertujuan untuk
evaluasi metastase. Tumor yang simtomatis stadium III, insiden posistif bone scan
mencapai 25% oleh karenanya pemeriksaan bone scan secara rutin sangat
bermanfaat.
- Pemeriksaan laboratorium dan marker
Pemeriksaan darah rutin, alkaline phospatase, SGOT, SGPT dan tumor marker
merupakan pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan. Tumor marker untuk kanker
payudara yang dianjurkan adalah carcinoembryonic antigen (CEA), cancer antigen
(CA)15-3, dan CA 27-29 (Suyatno, 2011)
9. Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan
jugamelalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
seringuntuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke
tulangkemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan
hipercalsemia.Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru
danmetastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas diri
Nama, TTL, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, suku/
bangsa, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, tanggal/ rencana operasi, no. medrec,
diagnose medis, alamat.
b. Keluhan Utama
Menguraikan keluhan saat pertama kali dirasakan, biasanya benjolan yang menekan
payudara, terasa nyeri, kulit di sekitarnya merah dan keras, disertai bengkak.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat dikaji, diuraikan dalam konsep PQRST
dalam bentuk narasid.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat tumor mammae sebelumnya, pernahkah sakit dadahingga dilakukan
penyinaran pada bagian dada, riwayat kanker atau tumor lain yang pernah atau sedang
dialami yang bisa menjadi faktor pendukung terjadinya tumor dan ca mammae seperti
kanker serviks, lalu identifikasi juga riwayat kesehatan keluarga.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang memiliki riwayat tumor atau ca mammae,riwayat kanker atau
tumor lain yang pernah atau sedang dialami olehkeluarga yang lain, ataupun orang tua
klien yang memiliki penyakityang sama.
f. Aktivitas sehari-hari
kondisi fisik melemah, gangguan pada pola tidur dan sulit beristirahat.
g. Pemeriksaan fisik head to toe
1) Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan front
al di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu bermin
3) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik,
tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak adatanda-tanda infeksi dan tidak
ada gangguan fungsi pendengaran
5) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeritekan.
6) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7) Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
8) Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda
radang.
9) Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10) Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas

2. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut b.d agen pencidera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,
menangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
- Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
- resiko infeksi b.d penyakit kronis
No. DIAGNOSA SLKI SIKI
1. Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen nyeri ( hal.201)
selama ….x 24 jam di harapkan manajemen
nyeri teratasi dengan kriteria hasil : Observasi
- identivikasi lokasi, karakteristik, durasi, kualitas,
Ekspetasi : menurun intensitas nyeri
- identifikasi skala nyeri
Kriteria hasil : - identifikasi respon nyeri non. Verbal
- keluhannyari menurun - identifikasi faktor yang memperberat dan
- meringis menurun memperingan nyeri
- sikap protektif menurun - identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentng
- gelisah menurun nyeri
- kesulitan menurun - identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyari
- identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah di berikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri( mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi,teknik imajlasi terbimbing,
kompres hangat/ dingin, terapi bermain)
- Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakannyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Deficit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi keperawatan … Edukasi kesehatan ( hal. 65)
x24 jam di harapkan tingkat pengetahuan
meningkat dengan kriteria hasil : Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Ekspetasi : meningkat informasi
- Identifikasi faktor faktor yang dapat
Kritesia hasil : meningkatkan dan menurunkan motivasi prilaku
- Prilaku sesuai anjuran meningkat hidup bersih dan sehat
- Verbalisasi minat dalam belajar meningkat Terapeutik
- Kemampuan menjelaskan pengetahuan - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
tentang suatu topic meningkat - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
- Kemampuan dalam menggambarkan kesepakatan
pengalaman sebelumnya yang sesuai - Berikan kesempatan bertanya
dengan topic meningkat Edukasi
- Prilaku sesuai dengan pengetahuan - Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
meningkat kesehatan
- Ajarkan prilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat di gunakan untuk
meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan intervensi keperawatan … Pencegahan infeksi ( hal.278)
x24 jam di harapkan tingkat infeksi menurun
dengan kriteria hasil: Observasi
- Batasi jumblah pengunjung
Ekspetasi : menurun - Berikan perawatan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontakdengan
Kriteria hasil : pasien dan lingkungan pasien
- Demam menurun - Pertahankan teknik aseptic pada pasien resiko
- Kemerahan menurun tinggi
- Nyeri menurun
- Bengkak menurun
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

Implementasi

Implementasi merupakan : tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak
langsung terhadap pasien

Evaluasi

mengkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan (Deswani, 2009).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36162452/
LAPORAN_PENDAHULUAN_TUMOR_MAMMAE

https://www.academia.edu/35007885/
LAPORAN_PENDAHULUAN_TUMOR_MAMAE_CA_PAYUDARA

SDKI,SIKI,SLKI

http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/7579/4/BAB%20II%20Tinjauan
%20pustaka.pdf EBOOK

Anda mungkin juga menyukai