Anda di halaman 1dari 69

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA USIA LANJUT

DENGAN KATARAK

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8

PRINOVI SAPTA SANDI & WILDATUL HASNAH

DOSEN PEMBIMBING :Ns.Debby Shintania S.kep M.kep

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan pada tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Keluarga Usia Lanjut Dengan Katarak”

Tidak lupa saya sampaikan ucapan terima kasih kepada ibuk Ns.Debby
Sinthania S.Kep.M.Kep yang telah membantu saya dalam menyampaikan materi
sehingga dapat membantu saya dalam menyampaikan makalah ini, saya juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna.


Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna sempurnya makalah ini.

Pariaman, November 2020

Penulis
Kelompok 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS

I. Konsep katarak
A. Defenisi katarak
B. Etiologi Katarak
C. Patofisiologis katarak
D. Jenis-Jenis Katarak
E. Manifestasi Klinis katarak
F. Penatalaksanaan Katarak
G. Pencegahan katarak
H. Pemeriksaan Diagnostik katarak
I. Komplikasi katarak
II. Konsep keluarga
A. Pengertian Keluarga
B. Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga
C. Fungsi Keluarga
D. Tugas-Tugas Keluarga
E. Tugas-Tugas Keluarga dalam Kesehatan

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit
ini menyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara perlahan-
lahan. Katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang
lensa mata.
Pada tahun 2020 diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan
meningkat dua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia dapat dicegah dan
diobati. Kebutaan merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi
yang serius bagi setiap negara. Studi yang dilakukan Eye Disease evalence
Research Group (2004) memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit
mata dan kebutaan didunia akan mencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut
menyebutkan, penyakit mata dan kebutaan meningkat terutama bagi mereka yang
telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi usia, semakin tinggi pula resiko
kesehatan mata, WHO memiliki catatan mengejutkan mengenai kondisi kebutaan
didunia, khususnya dinegara berkembang.
Saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya
berada di negara miskin atau berkembang. Ironisnya Indonesia menjadi Negara
tertinggi di Asia Tenggara dengan angka sebesar 1,5%. Menurut spesialis
Mata dari RS Pondok Indah Dr Ratna Sitompul SpM, tingginya angka kebutaan di
Indonesia disebabkan usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat,
Karena beberapa penyakit mata disebabkan proses penuaan. Artinya semakin
banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula penduduk yang
berpotensi mengalami penyakit mata.
Hingga kini penyakit mata yang banyak ditemui di Indonesia adalah
katarak (0,8%), glukoma (0,2%) serta kelainan refraksi (0,14%). Katarak
merupakan kelainan mata yang terjadi karena perubahan lensa mata yang keruh.
Dalam keadaan normal jernih dan tembus cahaya. Selama ini katarak banyak
diderita mereka yang berusia tua. Karena itu, penyakit ini sering diremehkan
kaum muda. Hal ini diperkuat berdasarkan data dari Departemen Kesehatan
Indonsia (Depkes) bahwa 1,5 juta orang Indonesia mengalami kebutaan karena
katarak dan rata-rata diderita yang berusia 40-55 tahun.
Penderita rata-rata berasal dari ekonomi lemah sehingga banyak
diantara mereka tidak tersentuh pelayanan kesehatan. Dan kebanyakan katarak
terjadi karena proses degeneratif atau semakin bertambahnya usia seseorang.
Bahkan, dari data statistik lebih dari 90 persen orang berusia di atas 65 tahun
menderita katarak, sekitar 55 persen orang berusia 75-85 tahun daya
penglihatannya berkurang akibat katarak (Irawan, 2008)
B. Tujuan
Supaya mahasiswa mengetahun teori tentang katarak dan serta suhan
keperawatan keluarga pada usia lanjut dengan kasus katarak.

C. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Katarak?
2. Apa Etiologi Katarak?
3. Apa Patofisiologi Ktarak?
4. Apa Manifestasi Klinis Katarak?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang Katarak?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Katarak?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

I. KONSEP KATARAK
A. Defenisi katarak
Katarak menyebabkan penglihatan menjadi berkabut/buram. Katarak
merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi
cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air
terjun atau kabut merupakan penurunan progresif kejernihan lensa, sehingga
ketajaman penglihatan berkurang (Corwin, 2000).
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang
sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya berkaitan
dengan penuaan (Vaughan, 2000).
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya
terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak
kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul,
penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis, pemajanan radiasi,
pemajanan sinar matahari yang lama, atau kelainan mata yang lain (seperti uveitis
anterior) (Smeltzer, 2001).
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani cataracta yang berarti
air terjun. Hal ini disebabkan karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu
seperti tertutup oleh air terjun didepan matanya (Ilyas, 2006) hal 2. Jadi dapat
disimpulkan, katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan
dilalui cahaya ke retina, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi
kerusakan penglihatan.

B. Etiologi Katarak
Katarak bisa disebabkan karena kecelakaan atau trauma.Sebuah benda
asing yang merusak lensa mata bisa menyebabkan katarak.Namun, katarak paling
lazim mengenai orang-orang yang sudah berusia lanjut. Biasanya kedua mata akan
terkena dan sebelah mata lebih dulu terkena baru mata yang satunya lagi.
Katarak juga bisa terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur atau baru
mendapatkannya kemudian karena warisan dari orang tuanya.Namun kembali
lagi, katarak hanya lazim terjadi pada orang-orang yang berusia lanjut.Coba
perhatikan hewan yang berumur tua, terkadang bisa kita melihat pengaburan lensa
di matanya.Semua ini karena faktor degenerasi.
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain
(Corwin,2000):
1. Usia lanjut dan proses penuaan
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok
atau bahan beracun lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya
diabetes) dan obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti:
penyakit/gangguan metabolisme, proses peradangan pada mata, atau
diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang,
seperti kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik (Admin,2009).
Katarak akan berkembang secara perlahan-lahan. Orang-orang tua yang
hidup sendiri (sedikit orang-orang disekitarnya/kurang dirawat) lebih sering
terkena katarak.Karena kebanyakan dari mereka kurang minum air atau cairan
lainnya guna menjaga peredaran darahnya tetap mengalir sebagaimana mestinya.

C. Patofisiologis katarak
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus,
di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang
dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat
menyebabkanpenglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam protein
lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya
protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori
lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa
dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak
ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
D. Jenis-Jenis Katarak
Jenis- jenis katarak menurut (Vaughan, 2000) hal 177- 181 terbagi atas :
1. Katarak terkait usia (katarak senilis)
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Satu-
satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin kabur.
2. Katarak anak- anak
Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Katarak kongenital
Yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya. Banyak katarak
kongenital yang tidak diketahui penyebabnya walaupun mungkin terdapat faktor
genetik, yang lain disebabkan oleh penyakit infeksi atau metabolik, atau
beerkaitan dengan berbagai sindrom.
Sejak sebelum berumur 1 tahun sudah terlihat disebabkan oleh infeksi
virus yang dialami ibu pada saat usia kehamilan masih dini (Farmacia, 2009).
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah
lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan
penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya
yang kurang tepat.
Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-
ibu yang menderita penyakit rubela, galaktosemia, homosisteinuri,
toksoplasmosis, inklusi sitomegalik, dan histoplasmosis, penyakit lain yang
menyertai katarak kongenital biasanya berupa penyakit-penyakt herediter seperti
mikroftlmus, aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris heterokromia, lensa
ektopik, displasia retina, dan megalo kornea. Untuk mengetahui penyebab katarak
kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubela pada
kehamilan trimester pertama dan pemakainan obat selama kehamilan. Kadang-
kadang terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus, atau hepatosplenomegali pada ibu
hamil. Bila katarak disertai uji reduksi pada urine yang positif, mungkin katarak
ini terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak kongenital ditemukan pada bayi
prematur dan gangguan sistem saraf seperti retardas imental.
Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada
hubungan katarak kongenital dengan diabetes melitus, fosfor, dan kalsium.
Hampir 50 % katarak kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui
penyebabnya. Pada pupil bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat
bercak putih atau suatu leukokoria.
b. Katarak didapat
Yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-sebab spesifik.
Katarak didapat terutama disebabkan oleh trauma, baik tumpul maupun tembus.
Penyyebab lain adalah uveitis, infeksi mata didapat, diabetes dan obat
3. Katarak Senil
Setelah usia 50 tahun akibat penuaan. Katarak senile biasanya berkembang
lambat selama beberapa tahun, Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras
akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. (Ilyas,
Sidarta: Ilmu Penyakit Mata, ed. 3). Katarak Senil sendiri terdiri dari 4 stadium,
yaitu:
a. Stadium awal (insipien).
Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan lensa mata masih sangat
minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada saat ini
seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada
penglihatannya, sehingga cenderung diabaikan. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator
berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol
mulai terlihat di dalam korteks. Katarak sub kapsular posterior, kekeruhan mulai
terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan dan
korteks berisi jaringan degenerative(benda morgagni)pada katarak insipient
kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak
sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu
yang lama. (Ilyas, Sidarta : Katarak Lensa Mata Keruh, ed. 2,).

b. Stadium imatur.
Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi
tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian
yang jernih pada lensa. Pada stadium ini terjadi hidrasi kortek yang
mengakibatkan lensa menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa akan
mmberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi mioptik.
Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris kedepan sehingga bilik
mata depan akan lebih sempit.( (Ilyas, Sidarta : Katarak Lensa Mata Keruh, ed.
2,).
c. Stadium matur.
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air
bersama-sama hasil desintegrasi melalui kapsul. Didalam stadium ini lensa akan
berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan bilik mata depan akan
mempunyai kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa
berwarna sangat putih akibatperkapuran menyeluruh karena deposit kalsium
( Ca ). Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.( Ilyas, Sidarta :
Katarak Lensa Mata Keruh, ed. 2,).
d. Stadium hipermatur.
Katarak yang terjadi akibatkorteks yang mencair sehingga masa lensa ini
dapat keluar melalui kapsul. Akibat pencairan korteks ini maka nukleus
"tenggelam" kearah bawah (jam 6)(katarak morgagni). Lensa akan mengeriput.
Akibat masa lensa yang keluar kedalam bilik mata depan maka dapat timbul
penyulit berupa uveitis fakotoksik atau galukoma fakolitik (Ilyas, Sidarta :
Katarak Lensa Mata Keruh, ed. 2,).
4. Katarak traumatik
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di
lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera setelah
masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor
aqueus dan kadang- kadang korpus vitreum masuk kedalam struktur lensa.
5. Katarak komplikata
Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraokular
pada fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal didaerah sub kapsul posterior dan
akhirnya mengenai seluruh struktur lensa. Penyakit-penyakit intraokular yang
sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah uveitis kronik atau rekuren,
glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasan retina.
6. Katarak akibat penyakit sistemik
Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan sistemik
berikut: diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, dermatitis
atropik, galaktosemia, dan syndrome Lowe, Werner atau Down.
7. Katarak toksik
Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai
akibat penelanan dinitrofenol (suatu obat yang digunakan untuk menekan nafsu
makan). Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama, baik secara sistemik
maupun dalam bentuk tetes yang dapat menyebabkan kekeruhan lensa.
8. Katarak ikutan
Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak
traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak
ekstrakapsular
9. Katarak juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda yang mulai terbentuk
nya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya
merupakan kelanjutan katarak kongenital. Katarak juvenil biasanya merupakan
penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan
10. Katarak intumesen
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa degenerative
yang menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa disertai pembengkakan
lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata
menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan
dapat memberikan penyulit glaucoma.
Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan
mengakibatkan miopi lentikularis. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks
hingga akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang meberikan
miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai
peregangan jarak lamel serat lensa.

11. Katarak kortikal


Katarak kotikal ini biasanya terjadi pada korteks .mulai dengan
kekeruhan putih mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehinnga menggangu
penglihatan. Banyak padapenderita DM
Tabel Perbedaan Karakteristik Katarak:
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata Normal Dangkal Normal Dalam
depan
Sudut bilik Normal Sempit Normal Terbuka
mata
Shadow test (-) (+) (-) +/-
Visus (+) < << <<<
Penyulit (-) Glaukoma (-) Uveitis+glaukoma

E. Manifestasi Klinis katarak


Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan
silau serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan
penglihatan tadi.
2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di
malam hari
Gejala objektif biasanya meliputi:
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan
tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya
akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi
bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur
atau redup. Pupil yang normalnya hitamcakan tampak abu-abu atau putih.
Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan
bertambah putih.
2. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar
putih.
Gejala umum gangguan katarak meliputi:
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Gangguan penglihatan bisa berupa:
 Peka terhadap sinar atau cahaya.
 Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
 Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
 Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
 Kesulitan melihat pada malam hari
 Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan
mata
 Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )

F. Penatalaksanaan Katarak
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu
dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau
kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan
tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki
lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi.
Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan
tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari.
Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi
berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah
peradangan pada uvea. Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:
1 Iris : Cincin berwarna yang melingkari pupil yang
berwarna hitam.
2 Badan silier : Otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal.
3 Koroid : Lapisan mata bagian dalam yang membentang dari
ujung otot silier ke saraf optikus di bagian belakang mata.
Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang
terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis. Juga
operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati
diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih
menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.
Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan social
atau atas indikasi medis lainnya. Indikasi dilakukannya operasi katarak :
1 Indikasi sosial : Jika pasien mengeluh adanya gangguan
penglihatan dalam melakukan rutinitas pekerjaan.
2 Indikasi medis : Bila ada komplikasi seperti glaucoma.
3 Indikasi optic : Jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari
dari jarak 3m didapatkan hasil visus 3/60.
Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:
1. ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)
2. Yaitu dengan mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya. Sampai akhir
tahun 1960 hanya itulah teknik operasi yg tersedia.
3. ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction) terdiri dari 2 macam yakni:
a. Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa
secara manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan
yang lebar sehingga penyembuhan lebih lama.
b. Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru dimana
menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus sehingga
material nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi ± 3 mm. Operasi
katarak ini dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan
tetes mata anti nyeri pada kornea (selaput bening mata), dan bahkan tanpa
menjalani rawat inap. Sayatan sangat minimal, sekitar 2,7 mm. Lensa mata
yang keruh dihancurkan (Emulsifikasi) kemudian disedot (fakum) dan diganti
dengan lensa buatan yang telah diukur kekuatan lensanya dan ditanam secara
permanen. Teknik bedah katarak dengan sayatan kecil ini hanya memerlukan
waktu 10 menit disertai waktu pemulihan yang lebih cepat.
Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka
pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas
insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat
dilakukan lebih cepat dengan metode fakoemulsifikasi. Karena pasien tidak dapat
berakomodasi maka pasien akan membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak
dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa
intraokular multifokal. Lensa intraokular yang dapat berakomodasi sedang dalam
tahap pengembangan.
Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf mata atau
masalah mata lainnya, tingkat keberhasilan dari operasi katarak cukup tinggi,
yaitu mencapai 95%, dan kasus komplikasi saat maupun pasca operasi juga sangat
jarang terjadi. Kapsul/selaput dimana lensa intra okular terpasang pada mata orang
yang pernah menjalani operasi katarak dapat menjadi keruh. Untuk itu perlu terapi
laser untuk membuka kapsul yang keruh tersebut agar penglihatan dapat kembali
menjadi jelas.
G. Pencegahan katarak
Cara pencegahan penyakit katarak yang dapat dilakukan adalah dengan
menjaga penyakit yang memiliki hubungan dengan katarak sebaiknya
menghindari factor yang mempercepat terbentuknya pnyakit katarak.
Mengkonsumsi suplemen sebelum terjadi katarak dapat menunda
pembentukkan atau mencegah katarak. Sedangkan pada tahap awal katarak
suplemen dapat memperlambat petumbuhannya. Pada tahap berat tindakan hanya
bisa diatasi dengan operasi. Berikut ini beberapa suplemen yang jika dikonsumsi
dapat mencegah terjadinya katarak :
 Vitamin C dan E, melindungi lensa mata dari kerusakan akibat asap rokok
dan sinar Ultraviolet. Minum vitamin C 250 mg 4 kali sehari, kurangi
dosis jika mengalami diare. Vitamin E 200 IU 2 kali sehari.
 Selenium, membantu menetralisasi radikal bebas, 200 mcg 2 kali sehari.
 Billberry, membantu membuang racun dari lensa maata dan retina.
Kombinasi billberry dan vitamin E sudah terbukti dapat menghentikan
pertumbuhan katarak pada 48 dari 50 orang yang di teliti. Dosis yang tepat
adalah 80 mg dan dikonsumsi 3 kali sehari
 Alpha-lipoic acid, meningkatkan efektifitas vitamin C dan E, 150 mg
sehari (pagi sebelum makan)
 Ekstrak biji anggur ( grape seed ), menguatkan pembuluh darah halus
dibagian mata, 100 mg 2 kali sehari.
 Kebiasaan yang perlu dilakukan adalah :
 Stop merokok jika anda merokok.
 Lindungi mata dari cahaya, matahari langsung, dengan menggunakan
kacamata matahari
 Gunakan topi yang lebar, saat anda berada diluar.
 Makanlah makanan yang cukup mengandung antioksidan seperti buah dan
sayuran segar.
H. Pemeriksaan Diagnostik katarak
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu snellen,
keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka
1. scan ultrasound
(echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat
diagnostik, khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan
hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk
dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL (Smeltzer, 2001)
2. kartu mata snellen chart (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan
3. lapang penglihatan, penurunan mungkin di sebabkan oleh glukoma
4. pengukira tonograpi (mengkaji TIO,N 12-25 mmHg)
5. pengukuran gonoskopi, membantu membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma
6. pemeriksaan oftalmologis,
mengkaji struktur internal okuler,pupil oedema,perdarahan retina,dilatasi
& pemeriksaan.belahan lampu memastikan Dx Katarak

I. Komplikasi katarak
1. Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel
vitreous dapat masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan resikoterjadinya
glaucoma atau traksi pada retina. Keadaan ini membutuhkan pengangkatan
dengan satu instrument yang mengaspirasi dan mengeksisi gel (virektomi).
Pemasanagan lensa intraocular sesegera mungkin tidak bias dilakukan pada
kondisi ini.
2. Prolaps iris.
Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode pasca
operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi. Pupil
mengalami distorsi. Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera dengan
pembedahan.

II. KONSEP KELUARGA


A. Pengertian Keluarga

Menurut Jhonson L dan Leny R menguraikan definisi keluarga adalah


kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau
tidak, yang terlibat dalam kehidupan terus-menerus, yang tinggal dalam satu atap,
mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
lainnya (Jhonson, 2010).

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri
dan anak yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, dan mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memilik
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota keluarga dan dengan
masyarakat (Sudiharto, 2007). Sedangkan menurut Friedman (2003), Keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
emosional dan setiap individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga.

Menurut peneliti keluarga merupakan suatu unit terkecil yang terdiri dari
suami istri dan anak yang terbentuk oleh ikatan perkawinan.

B. Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga


1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para
anggotanya.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya.
5. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya

C. Fungsi Keluarga

Friedman (2003) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dikerjakan oleh


keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga
untuk mencapai tujuan bersama anggota keluarga. Ada beberapa fungsi yang
dapat dijalankan, yaitu fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan
perawatan kesehatan.

1. Fungsi Afektif

Fungsi Afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan


basis kekuatan dari keluarga. Fungsi Afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang bahagia.
Anggota keluarga mengembangkan konsep diri yang positif, rasamemiliki dan
dimiliki, rasa bearti serta merupakan sumber kasih sayang.

2. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu


yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial
(Friedman, 2003). Sosialisasi dimulai sejak individu dilahirkan dan berakhir
setelah meninggal. Keluarga merupakan tempat dimana individu melakukan
sosialisasi. Tahap perkembangan individu dan keluarga akan mencapai melalui
interaksi atau hubungan yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga
belajar Disiplin, memiliki nilai atau norma, Budaya atau Perilaku melalui interaksi
dalam keluarga sehingga individu mampu berperan di masyarakat.

3. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi merupakan fungsi untuk mempertahankan generasi dan


menjaga kelangsungan keluarga, serta menjamin kontinuitas antar generasi
keluarga dan masyarakat dengan menyediakan anggota baru untuk masyarakat.
ikatan perkawinan yang sah berfungsi memenuhi kebutuhan biologis pasangan
dan meneruskan keturunan (Friedman, dalam Suprajitno, 2004).

4. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti sandang, pangan, dan


papan, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi sulit dipenuhi oleh
keluarga dibawah garis kemiskinan.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga


menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan
Asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan
maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan atau
pertolongan tenaga professional. Kemampuan ini sangat mempengaruhi status
kesehatan individu dan keluarga (Padila,2012).

D. Tugas-Tugas Keluarga
1. Pemeliharan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber yang ada di dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukanna
masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya. (Padila,2012).

E. Tugas-Tugas Keluarga dalam Kesehatan


Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan
kesehatan para anggotanya dan saling memelihara (Jhonson, 2010).

1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga.


2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yangcepat dan tepat.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
mudah atau tua.
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembagalembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan mengunakan
dengan baik fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan keperawatan keluarga lanjut usia dengan KATARAK

I. DATA UMUM

Nama kepala keluarga Tn.B


Umur 65 tahun
Alamat Kp.silaut kec.pesisir selatan
Tipe keluarga Lanjut usia
Suku Minang
Agama Islam
Status sisoal ekonomi keluarga Bercukupan
Aktivitas rekreasi keluarga Tn.B dan keluarga mengatakan setiap
3 bulan diajak anak-anak nya untuk
berwisata kepantai maupun ke taman
wisata lainnya
Komposisi keluarga Tn.B mengatakan kedua orang tuanya
sudah meninggal karena factor usia
lanjut,Tn.B memiliki 2 saudara
perempuan yang semuanya sudah
memiliki keluarga masing-
masing.kemudian kedua orang tua
istrinya sudah meninggal,istrinya
memiliki kakak laki-laki dan sudah
memiliki keluarga. Setelah itu Tn.B
dan istrinya menikah dan dikaruniai 2
orang anak perempuan dan anaknya
tersebut sudah berkeluarga. Tn.B
mengatakan hanya tinggal berdua
dengan istrinya karena anak nya
sudah memiliki rumah masing-
masing.
I. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
A. Tahap perkembangan keluarga saat ini
1) Keluarga dengan usia lanjut
Tn.B dan keluarga mengatakan Tn.B tinggal berdua
dengan istrinya dirumah karena anak anak nya sudah
menikah dan sudah memiliki rumah masing-masing.
B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn.B mengatakan saat ini mengeluh penglihatannya kabur
dan tidak jelas serta objek yang dilihatnya seperti berkabut. Jadi
Tn.B kesusahan untuk melakukan aktivitas sehari hari. keluarga
Tn.B mengatakan akibat keluhan yang dirasakan Tn.B membuat
Tn.B tidak bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup sehari
hari.
C. Riwayat keluarga inti
Tn.B mengatakan saat ini hanya berdua dengan istrinya
karena anak-anak nya tidak tinggal bersama mereka lagi sebab
sudah menikah semua.Tn.B mengatakan mengeluh penglihatannya
kabur dan tidak jelas kemudian Tn.B tidak bisa melihat cahaya
terlalu terang karena silau,Tn.B juga mengatakan apapun objek
yang dilihatnya semuanya seperti berkabut. Tn.B juga mengeluh
tidak bisa melakukan aktifitas,pandangan melihat pada jarak jauh
dan dekat sedikit kesulitan,Tn.B tidak menggunakan alat
penglihatan seperti kacamata. Tn.B juga mengatakan sering
merokok pada saat bekerja,terkadang mata nya sering terkena asap
rokok,kemudian saat bekerja diluar ruangan seperti terkena terik
matahari Tn.B tidak ada menggunakan kacamata pelindung.
Istrinya mengatakan tidak tahu kalau Tn.B memiliki gangguan
penglihatan(katarak),kemudian Tn.B dan istrinya juga tidak tahu
tentang penyakit yang diderita secara signifikan/detail baik itu
tanda dan gejala,penyebab,akibat serta cara pencegahan penyakit
tersebut. Keluarga dan Tn.B mengatakan tidak ada melakukan
tindakan apapaun pada saat Tn.B mengeluh sakit tersebut dan
menganggap itu hanya penyakit biasa dan tidak ada melakukan
pemeriksaan di puskesmas/klinik kesehatan terdekat.
D. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn.B dan istrinya mengatakan kedua orang tua mereka
sudah meninggal dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis
ataupun penyakit keturunan lainnya.

II. LINGKUNGAN
a) Karakteristik rumah
 Denah rumah
Tn.B dan istri mengatakan didalam rumahnya memiliki
pintu depan dan pintu belakang kemudian memiliki 3 kamar (2
kamar di depan 1 kamar dibelakang),memiliki ruang tamu 1 di
depan,ruang nonton tv ,kemudian kamar mandi 1 dibelakang,serta
dapur yang letaknya di sebelahan kamar belakang.
 Keadaan lingkungan dalam rumah
Istri Tn.B mengatakan keadaan didalam rumah sedikit
berantakan,sering tidak terurus karena ketidaksanggupan istri Tn.B
mengurus rumah nya sendiri akibat usia sudah lanjut,kemudian
jarang menata perabot rumah.rumah tanpak berantakan,dan tanpak
tidak tertata rapi kemudian lantai tanpak sedikit kotor,baju-baju
terlihat bertumpuk.
Tn.B mengatakan rumah yang ditempatinya dengan istrinya
sekarang adalah rumah permanen dengan status kepemilikan
pribadi,bagian rumah depan terbuat dari kayu dan rumah bagian
belakang terbuat dari tembok dan berlantai keramik.warna rumah
merah dan putih.penerangan yang digunakan adalah aliran listrik.
 Karakteristik tetangga dan komunitas
Tn.B mengatakan jarak antara rumah saling dekat masing
masing. Rumah Tn.B dekat dengan kantor polisi yang
berhadapan.rumah Tn.B tidak memiliki pagar dan dekat dengan
jalan lintas. Antar tetangga saling toleransi dan mengenal satu
sama lain.
 Mobilitas geografis keluarga
Tn.B mengatakan dia dan istrinya tinggal menetap dirumah
dan tidak berpindah pindah karena Tn.B hanya memiliki 1rumah.
 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn.B mengatakan keluarganya jarang berkumpul apalagi
dengan anak-anak nya,mereka berkumpul ketika ada acara tertentu
saja seperti ketika lebaran.karena anak-anak nya sudah memiliki
kehidupan masing masing dengan keluarganya. Interaksi antara
tn.b dan istrinya dengan masyarakat sekitar terjalin hubungan baik.
 Sistem pendukung keluarga
Tn.B mengatakan keluarganya tidak memiliki jaminan kesehatan
yaitu akses
III. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi
Tn.B mengatakan keluaurganya sehari-hari menggunakan bahasa
minang dan berlaku sopan santun di dalam keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn.B mengatakan komunikasi yang gunakan bersifat terbuka selalu
diikuti dengan anggota keluarganya yang lain,kepentingan ada di
tangan Tn.B
3. Struktur peran
Tn.B mengatakan Tn.B sebagai kepala keluarga dan dan istrinya
berperan sebagai ibu rumah tangga baik mengurus rumah maupun
memasak makananan.
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn.B mengatakan keluarganya menganut agama islam
dan selalu menikuti pengkajian dan beribadah di masjid
IV. FUNGSI KELUARGA
 Fungsi afektif

Tn.B mengatakan Tn.B sebagai kepala keluarga telah mendidik dan


memebesarkan kedua anakanya dan berumah tangga masing-masing

 Fungsi perawatan keluarga

Istri Tn.B dan Tn.B mengatakan tidak mengetahui bagaimana upaya


menghindari kebiasaan buruk didalam rumahnya mupun diluar rumah yang dapat
mengancam kesehatan keluarga khususnya kesehatan Tn.B. kemudian istri Tn.B
tidak tahu cara merawat Tn.B yang mengalami penyakit katarak tersebut. Istri
Tn.B tidak sanggup melakukan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
secara sendirian.

1. Mengenal masalah

Tn.B dan istrinya mengatakan tidak mengetahui penyakit seperti apa yang
diderita oleh Tn.B,saat ditanyakan tentang penyakit katarak,Tn.B dan istrinya
mengatakan tidak mengetahui apa itu penyakit katarak,tanda dan gejala
katarak,penyebab dari penyakit katarak. Kemudian Tn.B dan Istrinya belum tahu
tentang apa yang harus dihindari atau yang tidak boleh dimakan supaya penyakit
katarak itu tidak semakin parah,mereka mengatakan juga tidak tau seberapa
bahayanya penyakit katarak tersebut dan mereka selalu beranggapan penyakit
katarak itu hanya penyakit biasa.serta Tn.B sering bertanya Tanya tentang
penyakit yang dideritanya

2. Mengambil keputusan

Istrinya (Ny.n) mengatakan Tn.B hanya pergi ke rumah sakit/puskesmas


jika penyakitnya sudah parah,tetapi selagi Tn.B masih bisa bergerak serta masih
bisa melakukan aktifitas kemudian hanya sakit biasa-biasa saja dan bisa ditahan
Tn.B tidak akan pergi kerumah sakit ataupun ke puskesmas.Tn.B memilih untuk
berobat dirumah dan cukup membeli obat di warung saja.

3. Melalukan perawatan sederhana

Istri dan Tn.B mengatakan selama Tn.B sudah merasa ada gangguan
dengan penglihatnnya tidak ada melakukan perawatan untuk
mencegah/mengurangi gangguan tersebut.istri Tn.B hanya menyuruh Tn.B untuk
beristirahat saja dirumah dan tidak melakukan banyak aktifitas dulu karena Istri
Tn.B takut Tn.B terjatuh jika berjalan karena penglihatnnya kabur. Istri Tn.B
mengatakan tidak mengetahui cara-cara perawatan yang baik dan benar bagi
orang yang menderita penyakit katarak tersebut.

4. Modifikasi lingkungan

Tn.B dan istrinya (Ny.n) mengatakan tidak ada melakukan modifikasi


lingkungan diarea rumahnya baik itu lingkungan fisik ataupun lingkungan
psikologis dikarena keluarga Tn.B tidah tahu seperti apa saja modifikasi
lingkungan yang baik dan benar bagi penderita penyakit katarak.hanya saja Istri
Tn.B mengatakan berusaha untuk dapat membersihkan rumah dan membuat
lingkungan rumah bisa menjadi tempat yang nyaman.

5. Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Tn.B mengatakan hanya memanfaatkan fasilitas kesehatan di puskesmas


terdekat jika terdesak saja dan hanya untuk sementara seperti pemeriksaan ttv
saja.Tn.B mengatakan belum mau rutin untuk mengontrol penyakit
kataraknya.selagi masih ada obat penyangkalnya Tn.B tidak akan malakukan
pemeriksaan secara rutin .

I. STRESS DAN KOPING KELUARGA


 Stressor jangka pendek dan panjang
Tn.B mengatakan ketika ada yang mengalami sakit ringan
dikeluarganya tidak pernah periksa di puskesmas terdekat
 Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap
situasi/stressor
Istri Tn.B dan Tn.B mengatakan ketika mereka merasakan
keluhan sakit tidak ada melakukan pemeriksaan di puskesmas
terdekat dan Tn.B semenjak sudah mulai merasakan
penglihatannya bermasalah tidak pernah pergi melakukan
pemeriksaan di puskesmas.dan Tn.B dan istri menganggap situasi
tersebut tidak beresiko dan menganggap penyakit katarak tersebut
hanya penyakit biasa.
 Strategi koping yang digunakan
Tn.B mengatakan kepada keluarga kalau ada masalah selalu
didiskusikan bersama-sama,tetapi pada saat mengalami sakit
ringan apapun tidak pernah cerita
II. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan fisik Tn.B

Keluhan kesehatan saat ini Tn.B mengeluh penglihatannya


kabur dan tidak jelas
Ttv TD:
110/70,N:80x/m,S:36˚c,RR:20x/m

TB:169cm,BB:66kg
Kepala I: bentuk kepala oval,rambut penuh
dengan uban,rambut lepek,ada
ketombe,sedikit berbau,tidak ada
lesi,tidak ada udem,kepala sedikit
kotor
P: tidak ada nyeri tekan,tidak ada
pembengkakan
Mata I: simetris antara kiri dan
kanan,tidak juling,kornea mata
keruh,air mata/krista
berlebih,menurunnya ketajaman
penglihatan,diarea mata sedikit
berkabut,area mata terlihat tidak
jernih
P: tidak ada nyeri tekan,tidak ada
pembengkakan,tidak ada
pembenjolan
Tes fungsi penglihatan

a. Ketajaman penglihatan
menggunakan snellen chart
saat melihat dari jarak jauh
penglihatan klien kabur dan
tidak jelas,saat membaca
hurus Tn.B kesulitan untuk
melihat dan terlihat buram
b. Saat tes melambai
tangan,Tn.B mengatakan
bisa melihat lambaian tangan
tersebut tetapi tidak terlalu
jelas
c. Saat cara hitung jari.Tn.B
mengatakan tidah bisa
menghitung dari jarak jauh
d. Reflek pupil mata ,saat
diberi rangsangan cahaya
pupil mata membesar
e. Pemeriksaan lapang
pandang,Tn.B mengatakan
tidak dapat melihat gerakan
tangan dengan mata sebelah
secara jernih

Mulut I: simetris,tidak pencong,bibir


sedikit gelap,didalam mulut sedikit
kotor,gigi menguning,gigi sudah
tidak lengkap lagi,tidak ada
lesi,tidak ada udem
P: tidak ada nyeri tekan,tidak ada
pembengkakan
Hidung I: simetris,hidung bersih,penciuman
bagus,tidak ada lesi,hidung
mancung
P: tidak ada nyeri tekan
Telinga I: simetris antara kiri dan
kanan,tidak ada lesi,tidak
udem,pendengaran bagus,bersih
P: tidak ada nyeri tekan
Leher I: simetris,tidak ada pembesaran
kelenjer,tidak ada distensi jvp,tidak
ada kesultan menelan,tiidah ada
amandel,tdk ada lesi
P: tidak ada nyeri tekan
Thoraks I: pergerakan normal,tidak ada
lesi,tidak ada udem,
P: tidak ada nyeri tekan
A: irama napas teratur,suara nafas
vesikuler
Abdomen I: tidk buncit,tidak ada lesi,tidak ada
benjolan
P: tidak mengalami distensi,tidak
ada nyeri tekan,tidak ada
pembengkakan hati dan limpa

Ektremitas atas dan bawah I: simetris,tidak ada luka,pergerakan


ektremitas baik tidak ada
masalah,tida ada pasang infus,tidak
ada kelainan
P: tidak ada nyeri tekan
Kulit P: kulit bersih,kulit sudah
keriput,tektur lembek,tidak ada
bekas alergi,warna
sawomatang,tidak ada terinfeksi
kulit

2. Pemeriksaan fisik Ny.N

Keluhan kesehatan saat ini Ny.N menagatakan tidak ada keluhan


masalah kesehatan
Ttv ND:120/70,N:60x/m,S:36,5˚c,RR:
20x/m

TB:150 cm,BB:45 kg
Kepala I: kepala lonjong,rambut sedikit ada
uban,tidak ada lesi,tidak ada
udem,rambut panjang lurus,rambut
tipis,tidak ada ketombe,sedikit lepek
P: tida ada nyeri tekan
Mata I: simetris antara kiri kanan,tidak
juling,tidak ada kelainan,mata
bersihtidak ada lesi,ketajaman
penglihatan cukup bagus
P: tidak ada nyeri tekan
Mulut I: simetris,tidak pencong,bibir sedikit
gelap,didalam mulut sedikit kotor,gigi
menguning,gigi sudah tidak lengkap
lagi,tidak ada lesi,tidak ada udem
P: tidak ada nyeri tekan,tidak ada
pembengkakan
Hidung I: simetris,hidung bersih,penciuman
bagus,tidak ada lesi,hidung pesek
P: tidak ada nyeri tekan
Telinga I: simetris antara kiri dan kanan,tidak
ada lesi,tidak udem,pendengaran
bagus,bersih
P: tidak ada nyeri tekan
Leher I: simetris,tidak ada pembesaran
kelenjer,tidak ada distensi jvp,tidak
ada kesultan menelan,tiidah ada
amandel,tdk ada lesi
P: tidak ada nyeri tekan
Thoraks I: pergerakan normal,tidak ada
lesi,tidak ada udem,
P: tidak ada nyeri tekan
A: irama napas teratur,suara nafas
vesikuler
Abdomen I: tidk buncit,tidak ada lesi,tidak ada
benjolan
P: tidak mengalami distensi,tidak ada
nyeri tekan,tidak ada pembengkakan
hati dan limpa

Ektremitas atas dan bawah I: simetris,tidak ada luka,pergerakan


ektremitas baik tidak ada masalah,tida
ada pasang infus,tidak ada kelainan
P: tidak ada nyeri tekan
Kulit P: kulit bersih,kulit sudah
keriput,tektur lembek,tidak ada bekas
alergi,warna sawomatang,tidak ada
terinfeksi kulit

III. HARAPAN KELUARGA


1. Harapan keluarga terhadap masalah
Tn.B dan istrinya (Ny.N) mengatakan ingin sehat dan selalu diberi
umur panjang,dan mengharapkan agar kondisi kesehatan Tn.B cepat
membaik kedepannya.Tn.B dan istrinya mengatakan sangat
mengharapkan tenaga kesehatan memberikan pelayanan terbaik bagi
kesembuhan Tn.B serta memberikan pengetahuan informasi tentang
seputar kesehatanyang bermanfaat untuk keluarga Tn.B supaya
meningkatkan status kesehatan yang lebih baik dan benar.
IV. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS: Gangguan Gangguan
- Tn.B mengatakan mengeluh penglihatan persepsi sensori
penglihatnya kabur
- Tn.B mengatakan penglihatnya
tidak jelas
- Tn.B mengatakan tidak bisa
melihat cahaya terlalu terang
karena silau
- Tn.B juga mengatakan apapun
objek yang dilihatnya semuanya
seperti berkabut
- Tn.B juga mengeluh tidak bisa
melakukan aktifitas
- Tn.B mengatakan pandangan
melihat pada jarak jauh dan
dekat sedikit kesulitan
- Tn.B mengatakan tidak ada
memakai kacamata saat diluar
rumah
- Tn.B mengatakan sering
merokok saat bekerja,dan sering
matanya terkena asap rokok
DO
- kornea mata tanpak keruh
- air mata/krista berlebih
- menurunnya ketajaman
penglihatan
- diarea mata sedikit berkabut
- area mata terlihat tidak jernih
- ttv: TD
110/70,N:80x/m,S:36˚c,RR:20x
/m

2 DS Ketidakmampuan Gangguan
- istri Tn.B mengatakan tidak keluarga Tn.B persepsi sensori
tahu kalau Tn.B mengalami mengenal masalah
gangguan penglihatan (katarak) tentang penyakit
- Tn.B dan istrinya mengatakan katarak secara
tidak tahu tentang penyakit signifikan
katarak secara sugnifikan baik
tanda gejala,penyebab,akibat
serta cara pencegahan penyakit
katarak
- Tn.B dan istrinya mengatakan
tidah tahu tentang apa yang
harus dihindari bagi penderita
katarak
- Tn.B dan istrinya mengatakan
tida mengetahui seberapa
bahayanya penyakit katarak
DO
- kornea mata tanpak keruh
- air mata/krista berlebih
- menurunnya ketajaman
penglihatan
- diarea mata sedikit berkabut
- area mata terlihat tidak jernih
- ttv: TD
110/70,N:80x/m,S:36˚c,RR:20x
/m
- Tn.B tanpak bertanya Tanya
tentang penyakitnya
3 DS Ketikmampuan Manajemen
- Tn.B dan istirinya mengatakan keluarga Tn.B kesehatan
selama Tn.B sakit tidak ada dalam melakukan keluarga tidak
melakukan perawatan untuk perawatan efektif
mencegah/mengurangi sederhana kepada
penyakita katarak penderita
- Istri Tn.B mengatakan tidak penyakit katarak
mengetahui cara-cara perawatan
yang baik dan benar bagi orang
yang menderita penyakit
katarak
- Istri Tn.B dan Tn.B
mengatakan tidak mengetahui
bagaimana upaya menghindari
kebiasaan buruk didalam
rumahnya mupun diluar rumah
yang dapat mengancam
kesehatan keluarga
- Istri Tn.B mengatakan tidak
sanggup melakukan perawatan
kepada anggota keluarga yang
sakit secara sendirian.
DO
- Tn.B dan istirinya tanpak
menganggap biasa biasa saja
penyakit katarak
- Rambut Tn.B tanpak lepek
- Rambut Tn.B tanpak ada
ketombe
- Kepala Tn.B sedikit berbau dan
tanpak kotor
- Istri Dan Tn.B tanpak sudah tua
- didalam mulut sedikit kotor,gigi
menguning

4 DS Ketidakmampuan Pemeliharaan
- Istri Tn.B mengatakan keadaan keluarga Tn.B kesehatan tidak
didalam rumah sedikit dalam efektif
berantakan memodifikasi
- Istri Tn.B mengatakan rumah lingkungan
sering tidak terurus karena rumah yang
ketidaksanggupan mengurus kondusif
rumah nya sendiri akibat usia
sudah lanjut
- Istri Tn.B mengatakan jarang
menata perabot rumah.
- Istri Tn.B mengatakan tidak tau
cara memodifikasi lingkungan
dirumahnya secara baik dan
benar bagi penderita katarak
DO
- Terlihat didalam rumah tidak
tertata rapi
- kemudian lantai tanpak sedikit
kotor
- barang barang dirumah tanpak
berantakan
- baju-baju terlihat bertumpuk.

5 DS Ketidakmampuan Perilaku
- Istri Tn.B dan Tn.B keluarga Tn.B kesehatan
mengatakan ketika mereka memanfaatkan cendrung
merasakan keluhan sakit tidak fasilitas kesehatan berisiko
ada melakukan pemeriksaan di di puskesmas
puskesmas terdekat terdekat
- Keluarga dan Tn.B mengatakan
tidak ada melakukan tindakan
apapaun pada saat Tn.B
mengeluh sakit
- Tn.B dan istri menganggap itu
hanya penyakit biasa dan tidak
ada melakukan pemeriksaan di
puskesmas/klinik kesehatan
terdekat
- Tn.B mengatakan hanya
memanfaatkan fasilitas
kesehatan di puskesmas
terdekat jika terdesak saja
- Keluarga Tn.B mengatakan
hanya memeriksa TTV saja di
puskesmas,selain itu tidak ada
DO
- keluarga Tn.B tidak ada data
pemeriksaan di puskesmas
sebelumnya.
- Keluarga Tn.B hanya
memeriksa TTV saja di
puskesman
- Keluarga Tn.B sering beli obat
di warung

V. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

N Diagnosis
o Keperawatan
1 Gangguan persepsi sensori b/d gangguan penglihatan

2 Deficit pengetahuan b/d ketidakmampuan Tn. B mengenal masalah tentang penyakit


katarak secara signifikan

3 Manajemen keluarga tidak efektif b/d ketidakmampuan keluarga Tn. B dalam melakukan
perawatan sederhana kepada penderita penyakit katarak
4 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b/d Ketidakmampuan keluarga Tn.B dalam
memodifikasi lingkungan rumah yang kondusif

5. Perilaku kesehatan cendrung berisiko b/d Ketidakmampuan keluarga Tn.B memanfaatkan


fasilitas kesehatan di puskesmas terdekat

VI. SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1 : Gangguan persepsi sensori b/d gangguan


penglihatan

NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN


1 Sifat masalah 1 3/3x1=1 Tn.B mengeluh
 Tidak 3 penglihatannya
kurang sehat 2 kabur terlihat
 Ancaman 1 menurunnya
kesehatan ketajaman
 Keadaan penglihatan
sejahtera kemudian kornea
mata tanpak keruh
2 Kemungkinan 2 1/2x2=2 Tn.B mengatakan
masalah dapat
sering merokok
diubah 2
 Dengan 1 saat bekerja,dan
mudah 0
sering matanya
 Hanya
sebagian terkena asap rokok
 Tidak dapat dilingkungan
sekitar yang akan
membuat sebagian
kemungkinan
masalah dapat
diubah

3 Potensi masalah 1 3/3x1=1 Keinginan Tn.B


dapat dicegah unruk sembuh
 Tinggi 3
 Cukup 2
 Rendah 1
4 Meninjolnya 1 2/2x1=1 Ketajaman
masalah 2 penglihatan Tn.B
 Masalah menurun dan
berat,harus 1 kornea mata tanpak
segera keruh membuat
ditangani Tn.B menjadi tidak
 Ada 0 bisa melakukan
masalah,teta aktifitas dan garus
pi tidak segera ditangani
perlu segera supaya tidak
ditangani memperburuk
 Masalah keadaan.
tidak
dirasakan
TOTAL 1+1+1+1=
4

DIAGNOSA KEPERAWATAN 2 : deficit pengetahuan b/d ketidakmampuan


Tn. B dan keluarga mengenal masalah tentang penyakit katarak secara signifikan

N KRITERIA SKAL BOBO SKORIN PEMBENARAN


O A T G
1 Sifat masalah 2 1 2/3x1=2/3 Tn.B dan istrinya
:ancaman
mengatakan tidak
kesehatan tahu tentang penyakit
katarak secara
sugnifikan baik tanda
gejala,penyebab,akiba
t serta cara
pencegahan penyakit
katarak.

2 Kemungkina 0 2 0/2x2=0 Tn.B mengatakan


n masalah tidak mengetahui apa
dapat yang harus dihindari
diubah : tidak bagi penderita katarak
dapat
3 Potensi 2 1 2/3x1= 2/3 Tn. B bertanya –
masalah tanya tentang
dapat dicegah penyakit yang di
: cukup alami
4 Menonjolnya 0 1 0/2x1= 0 Keluarga / istri Tn. B
masalah : tidak tau apa yang
masalah tidak harus dihindari bagi
dirasakan penderita katarak
TOTAL 2/3
+0+2/3+0=
4/3

DIAGNOSA KEPERAWATAN 3 : Manajemen keluarga tidak efektif b/d


ketidakmampuan keluarga Tn. B dalam melakukan perawatan sederhana kepada
penderita penyakit katarak

N Krit Skala Bob Skorin Pemben


o eria ot g aran
1 Sifat masalah 1 2/3x1=2/ Keluarga tidak mampu
- Tidak/ kurang 3 3 melakukan perawatan terhadap
sehat Tn. B
- Ancaman 2
kesehatan
- Keadaan 1
sejahtera
2 Kemungkinan 2 1/2x2=1 Masalah dapat di ubah sebagian
masalah
karena Istri Tn.B dan Tn.B
dapat diubah
mengatakan tidak mengetahui
- Mudah 2
- Sebagian 1 bagaimana upaya menghindari
- Tidak dapat 0 kebiasaan buruk didalam
rumahnya mupun diluar rumah
yang dapat mengancam
kesehatan keluarga

3 Potensi masalah 1 1/3x1=1/ Istri Tn.B mengatakan tidak


untuk 3
sanggup melakukan perawatan
dicegah
kepada anggota keluarga yang
- Tinggi 3
- Cukup 2 sakit secara sendirian.
- Rendah 1

4 Menonjolnya 1 1/2x1=1/ Tn.B dan istirinya tanpak


masalah 2
menganggap biasa biasa saja
- Masalah berat 2
harus penyakit katarak
segera ditangani
- Ada masalah 1
tetapi
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan
Total 2/3+1+1/3+1/2= 2 1/2
DIAGNOSA KEPERAWATAN 4 : Pemeliharaan kesehatan tidak efektif b/d
Ketidakmampuan keluarga Tn.B dalam memodifikasi lingkungan rumah yang
kondusif

N Krit Skala Bob Skorin Pemben


o eria ot g aran
1 Sifat masalah 1 2/3x1=2/ Istri Tn.B mengatakan keadaan
- Tidak/ kurang 3 3
didalam rumah sedikit
sehat
berantakan
- Ancaman 2
kesehatan
- Keadaan 1
sejahtera
2 Kemungkinan 2 1/2x2=1/ Masalahnya yaitu istri Tn. B
masalah 2
tidak tahu cara memodifikasi
dapat diubah
rumah dan rumah juga sudah
- Mudah 2
- Sebagian 1 terbiasa kotor dan berantakan
- Tidak dapat 0

3 Potensi masalah 1 1/3x1=1/ Istri Tn.B mengatakan rumah


untuk 3 sering tidak terurus karena
dicegah ketidaksanggupan mengurus
rumah nya sendiri akibat usia
- Tinggi 3
sudah lanjut
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya 1 1/2x1 Keadaan rumah Tn. B sering
masalah =1/2 berantakan dan kotor itu dapat
- Masalah berat 2 menyebabkan bertambahnya
harus penyakit yang ada dan datngnya
penyakit baru
segera ditangani
- Ada masalah 1
tetapi
tidak perlu segera
ditangani
- Masalah tidak 0
dirasakan
Total 2/3+1/2+1/3+1/2 = 2

RENCANA KEPERAWATAN

N DX TUJUA TUJUAN KRITER KRITERIA INTER


O KEPERA N IA EVALUASI VENSI
WATAN EVALU
ASI
UMUM KHUSUS KRITER STANDAR
IA
Deficit
1 Setelah Setelah Verbal  Kel Edukasi
pengetahu dilakuk dilakukan (kognitif) uar kesehat
an kunjungan ga an
an b/d
tindaka 3x dalam 15 Tn.
Tindaka
ketidakma n menit B
n
kepera perhari dap
mpuan Tn. Observa
watan keluarga at
B dan kemam Tn.B sudah men si:
puan bisa yeb - Ident
keluarga
Tn.B mencapai : utka ifikas
mengenal dan n i
Tgs 1
keluarg pen kesia
masalah Keluarga
a untuk gert
tentang
mengen Tn.B ian pan
penyakit al mampu kata dan
masalah mengenal rak kema
katarak
tentang masalah mpua
secara penyaki tentang Katarak adalah
n
t penyakit mene
signifikan kekeruhan
katarak katara rima
secara infor
lensa yang
signifikan/d masi
etail seperti: normalnya
- Ident
 Pengertia transparan ifikas
n katarak i
dan dilalui
facto
 Tanda
cahaya ke r-
dan
fakto
gejala retina, yang
r
katarak
dapat yang
 Penyeba dapat
disebabkan
b katarak meni
oleh berbagai ngkat
 Cara
pencegah kan
hal sehingga
an dan
terjadi menu
katarak
runka
kerusakan
 Cara n
menhind penglihatan. motif
ari asi
penyakit perila
katarak ku
 Kel
 Bahayan uar hidup
ya ga bersi
penyakit Tn. h dan
katarak B sehat
ma Terapeut
mp ik:
u
men - Sedia
kan
yeb
mater
utka
i dan
n
medi
tand
a
a pendi
dan dikan
geja keseh
la atan
kata
- Jadw
rak
alkan
Tanda dan
pendi
gejalaa katarak dikan
keseh
adalah Usia
atan
lanjut dan sesua
i
proses
kesep
penuaan,Con akata
n
genital atau
- Berik
bisa
an
diturunkan. kese
mpat
,Pembentuka
an
n katarak untuk
berta
dipercepat
nya
oleh faktor
Edukasi:
lingkungan, - Jelas
seperti kan
facto
merokok atau r
bahan berac resik
o
un yang
lainnya,Katar dapat
mem
ak bisa peng
disebabkan aruhi
keseh
oleh cedera
atan
mata, - Ajark
penyakit an
perila
metabolik
ku
(misalnya hidup
bersi
diabetes)
h dan
dan obat-obat sehat
tertentu - Ajark
an
(misalnya
strate
kortikosteroi gi
yang
d)
dapat
digun
 Kel
akan
uar
untuk
ga
meni
Tn.
ngkat
B
kan
ma
perila
mp
ku
u
hidup
men
bersi
yeb
h dan
utka
sehat
n
.
pen
yeb
ab
kata
rak
 Keluarga
Tn.B
mampu
bagaiman
a cara
pencegah
an
katarak

Stop
merokok jika
anda
merokok,Lin
dungi mata
dari cahaya,
matahari
langsung,
dengan
menggunaka
n kacamata
matahari,Gun
akan topi
yang lebar,
saat anda
berada
diluar,Makan
lah makanan
yang cukup
mengandung
antioksidan
seperti buah
dan sayuran
segar.

 Keluarga
Tn.B
mampu
mengetah
ui
bahayany
a
penyakit
katarak
Manajeme
2 Setelah Setelah Psikomot  Keluarga Dukung
n keluarga dilakuk dilakukan or Tn.B an
an kunjungan (skill/kem mampu keluarg
tidak
tindaka 3x dalam 15 ampuan melakuka a
efektif b/d n menit tindakan) n merenca
kepera perhari tindakan nakan
ketidakma
watan keluarga perawata perawat
mpuan keluarg Tn.B sudah n an
a Tn.B bisa mencegah
keluarga Tindaka
mampu mencapai : /mengura
n
Tn. B melaku ngi
Tgs 1
kan penyakit Observa
dalam Keluarga si:
perawat katarak
melakukan an Tn.B
 Keluarga -Identifik
kepada mampu
perawatan Tn.B asi
anggota melakukan
mampu kenut
sederhana keluarg perawatan
melakuka uhan
a yang sederhana
kepada n dan
sakit kepada
tindakan harap
penderita katarak anggota
perawata an
keluarga
penyakit n yang keluar
yang sakit
baik dan ga
katarak katarak
benar tentan
seperti:
pada g
 Cara penderita keseh
melakuk katarak atan
an
 Keluarga -Identifik
perawata
mampu asi
n
melakuka konse
mencega
n kuens
h/mengu
menghind i tidak
rangi
ari melak
penyakit
kebiasaan ukan
katarak
buruk tindak
 Mampu didalam an
cara rumah/dil bersa
perawata uar rumah ma
n yang keluar
 Keluarga
baik dan ga
Tn.B
benar
mampu -Identifik
pada
melakuka asi
penderita n tindak
katarak tindakan an
perawata yang
 Mampu
n pada dapat
menghin
anggota dilaku
dari
katarak kan
kebiasaa
secara keluar
n buruk
mandiri ga
didalam
rumah Terpeutik
maupun :
diluar
-Motivasi
rumah
penge
 Mampu mban
melakuk gan
an sikap
perawata dan
n pada emosi
anggota yang
penderita mend
katarak ukung
secara upaya
mandiri/ keseht
sendiri ana
-Gunakan
sarana
dan
fasilit
as
yang
ada
dalam
keluar
ga
-Ciptakan
perub
ahan
lingku
ngan
rumah
secara
optim
al
Edukasi:
-Informas
ikan
fasilit
as
keseh
atan
yang
ada
diling
kunga
n
keluar
ga
-Anjurka
n
meng
gunak
an
fasilit
as
keseh
atan
yang
ada
-Ajarkan
cara
peraw
atan
yang
bisa
dilaku
kan
keluar
ga
Pemelihara
3 Setelah Setelah Psikomot  Keluarga Edukasi
an dilakuk dilakukan or Tn.B keselam
an kunjungan sudah atan
kesehatan
tindaka 3x dalam 15 bisa rumah
tidak n menit members
Tindaka
kepera perhari ihkan
efektif b/d n
watan keluarga rumah
Ketidakma keluarg Tn.B sudah serta Observa
a Tn.B bisa merapihk si:
mpuan
mampu mencapai : an rumah - Identifik
keluarga memodi supaya asi
Tgs 1
fikasi tidak kesiap
Tn.B Keluarga
lingkun berantak an dan
dalam gan Tn.B bisa an kema
rumah memodifika
memodifik  Keluarga mpua
yang si
Tn.B n
asi sehat lingkungan
sudah mener
rumah yang
lingkungan bisa ima
sehat dan
menata infor
rumah nyaman
perabot masi
seperti:
yang rumah Terapeuti
 Keadaa dengan k:
kondusif n rumah rapih
sudah - Sediakan
 Keluarga materi
bersih
Tn.B dan
dan
sudah media
tidak
bisa pendi
berantak
members dikan
an lagi
ihkan keseh
 Sudah lantai atan
mampu dengan
mengur bersih - Jadwalk
us an
rumah pendi
dikan
 Sudah
keseh
mampu
atan
menata
sesuai
perabot
kesep
rumah
akatan
dengan
rapih - Berikan
kesem
 Sudah
patan
mampu
untuk
member bertan
sihkan ya
lantai
Edukasi:
dengan
bersih - Informas
ikan
pentin
gnya
penera
ngan
yang
cukup
didala
m
rumah
dan
diluar
rumah
- Anjurka
n
baran
g pada
area
yang
muda
h
terjan
gkau
- Anjurka
n
mema
stikan
alat-
alat
rumah
tangga
dalam
keada
an
baik
- Anjurka
n
mema
stikan
lantai
kamar
mandi
tidak
licin
- Anjurka
n
mema
stikan
keset
dan
karpet
lantai
rapih
dan
lantai
bebas
baran
g
berser
akan
- Ajarkan
cara
peleta
kan
baran
g-
baran
g
dirum
ah
agar
memu
dahka
n
dalam
berger
ak
Perilaku
4 Setelah Setelah Afektif  Keluarga Edukasi
kesehatan dilakuk dilakukan Tn.B perilaku
an kunjungan sudah upaya
cendrung
tindaka 3x dalam 15 memanfa kesehat
berisiko n menit atkan an
kepera perhari fasilitas
b/d Tindaka
watan keluarga kesehata
n
Ketidakma keluarg Tn.B sudah n
a Tn.B bisa terdekat Observa
mpuan si:
sudah mencapai :
 Keluarga
keluarga mampu - Identifik
Tgs 1 Tn.B
memanf asi
Tn.B sudah
aatkan Keluarga
melakuka kesiap
memanfaat fasilitas Tn.B
n an dan
kesehat mampu
kan pemeriks kema
an di memanfaatk
aan mpua
fasilitas pelayan an fasiltas
kesehata n
an kesehatan
kesehatan n segera mener
kesehat terdekat
jika ima
di an demi
terdapat infor
terdekat kesmbuhan
puskesmas keluhan masi
penyakit
terdekat penderita  Keluarga Terpeutik
katarak Tn.B :
seperti: sudah - Sediakan
memanfa materi
 Keluarg
atkan dan
a Tn.B
fasilitas media
ketika
kesehata pendi
mengelu
n untuk dikan
h sakit
membeli keseh
langsung
obat atan
melakuk
an  Keluarga - Jadwalk
pemerik Tn.B an
saan ke sering pendi
klinik melakuka dikan
kesehata n keseh
n pemeriks atan
terdekat aan TTv sesuai
dan kesep
 Keluarg
pemeriks akatan
a Tn.B
aan
sudah kesehata - Berikan
selalu n lainnya kesem
melakuk demi ppatan
an kesehata untuk
pemerik n diri bertan
saan ya
kesehata
- Gunakan
n
variasi
walaupu
metod
n hanya
e
penyakit
pembe
biasa
lajara
 Keluarg n
a Tn.B
- Gunakan
memanf
pende
aatkan
katan
fasilitas
promk
kesehata
es
n setiap
denga
saat
n
bukan
memp
pas
erhati
terdesak
kan
saja
penga
 Keluarg ruh
a Tn.B dan
sudah hamba
sering tan
membeli dari
obat di lingku
klinik ngan,s
kesehata osial
n dan
buday
 Keluarg
a
a Tn.B
tidak - Berikan
hanya pujian
melakuk dan
an dukun
pemerik gan
saan terhad
TTV ap
saja di usaha
puskesm positif
as tetapi dan
setiap penca
ada painn
keluhan ya
sakit
Edukasi :
keluarga
tetap -Jelaskan
menjala penan
nkan ganan
pemerik masal
saan ah
keseh
atan
-Informas
ikan
sumbe
r yang
tepat
yang
tersed
ia di
masya
rakat
-Anjurka
n
meng
gunak
an
fasilit
as
keseh
atan
-Anjurka
n
meng
evalua
si
tujuan
secara
period
ic
-Anjurka
n
menet
ukan
perila
ku
spesifi
k
yang
akan
diuba
h
(mis.k
eingin
an
meng
unjun
gi
fasilit
as
keseh
atan)
-Ajarkan
mengi
dentifi
kasi
tujuan
yang
akan
dicapa
i
-Ajarkan
progra
m
keseh
atan
dalam
kehdu
pan
sehari
-hari
-Ajarkan
penca
rian
dan
pengg
unaan
syste
m
fasilit
as
pelaya
nan
keseh
atan
-Ajarkan
cara
pemel
iharaa
n
keseh
atan.

VII. IMPLEMENTASI

HARI/ DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

TGL/

JAM

Rabu/11 deficit pengetahuan 1. KELUARGA MAMPU


novembe b/d ketidakmampuan MENGENAL MASALAH
r Tn. B dan keluarga Edukasi kesehatan
2020/13.0 mengenal masalah (1.12383)
0 tentang penyakit
- Menjelaskan factor resiko
katarak secara
yang dapat
signifikan
mempengaruhi
kesehatan

Ex: katarak akan


mempengaruhi
penglihatan dan susah
melakukan kegiatan
sehari-hari akibat
ketajaman penglihatan
kabur

- Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat

Ex: mengubah pola hidup


sehat dengan cara
menghindari
merokok/asap rokok dan
selalu mengonsumsi
makanan yang sehat
akan vitamin untuk
kesehatn mata

- Mengajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan
sehat

Ex: menghindari
namanya
merokok,menghindari
mata dari asap
rokok,memakai kacamata
radiasi saat diluar
rumah/terkena silauan
cahaya,mengonsumsi
makanan sehat untuk
kesehatan mata seperti
wortel,alpukat,pisang,bay
am dll.
Manajemen keluarga
Rabu/11 KELUARGA MAMPU
novembe tidak efektif b/d MERAWAT ANGGOTA
r KELUARGA YANG SAKIT
ketidakmampuan
2020/16.0
0 keluarga Tn. B dalam
Dukungan keluarga
melakukan perawatan merencanakan perawatan
sederhana kepada (1.13477)

penderita penyakit - Mengidntifikasi


tindakan yang dapat
katarak dilakukan krluarga

- Menggunakan sarana
dan fasilitas yang ada
dalam keluarga

- Menciptakan
perubahan lingkungan
rumah secara optimal

- Menginformasikan
fasilitas kesehatan
yang ada dilingkungan
keluarga

- Mengajarkan
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada

- Mengajarkan cara
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga

Pemeliharaan
Kamis/12 KELUARGA MAMPU
novembe kesehatan tidak efektif MEMODIFIKASI
r LINGKUNGAN RUMAH
b/d Ketidakmampuan
2020/jam YANG KONDUSIF/SEHAT
09.15- keluarga Tn.B dalam
10.30
memodifikasi Edukasi keselamatan
lingkungan rumah rumah (1.12385)
yang kondusif
- Menginformasikan
pentingnya penerangan
yang cukup didalam
dan diluar rumah

- Menganjurkan barang
pada area yang mudah
terjangkau

- Menganjurkan
memastikan alat-alat
rumah tangga dalam
keadaan baik

- Menganjurkan
memastikan
pemasangan pegangan
tangan diarea yang
perlu,jika perlu

- Menganjurkan
memastikan lantai
kamar mandi tidak licin

- Menganjurkan
memastikan keset dan
karpet rapid an lantai
bebas barang
berserakan

- Menganjurkan cara
peletakan barang2
dirumah agar
memudahkan dalam
bergerak
Perilaku kesehatan
Kamis/12 KELUARGA MAMPU
novembe cendrung berisiko b/d MEMANFAATKAN
r FASILITAS KESEHATAN DI
Ketidakmampuan
2020/jam PUSKESMAS TERDEKAT
15.00- keluarga Tn.B SECARA BAIK
16.00
memanfaatkan Edukasi perilaku upaya
kesehatan (1.12435)
fasilitas kesehatan di
- Menjelaskan
puskesmas terdekat penanganan masalah
kesehatan

- Menginformasikan
sumber yang tepat yang
tersedia di masyarakat

- Menganjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan

- Menganjurkan
mengevaluasi tujuan
secara periodic

- Mengajarkan
menentukan perilaku
spesifik yangbakan
diubah (mis.keinginan
mengunjung fasilitas
kesehatan )

- Mengajarkan
mengidentifikasi tujuan
yang akan dicapai

- Mengajarkan program
kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari

- Mengajarkan pencarian
dan penggunaan system
fasilitas pelayanan
kesehatan

- Mengajarkan cara
pemeliharaan kesehatan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. saran

Anda mungkin juga menyukai