Disusun oleh :
1. Laurensia Novi Margiantari
2. Maria Tuk Qiptiyah
3. Maulana Risky Setiawan
4. Murniningtyas Putri Ratna S
5. Nindia Ayu Permadani
6. Novirda Lila
7. Novita Cahyuni
8. Vivi Putri Yuliatin
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, tauhid serta
hidayahnya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Keluarga ini dengan judul “Asuhan Keperawatan dengan Pendekatan Transkultural”.
Penyelesaian tugas ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak,
termasuk dosen mata kuliah yaitu Bapak Wildan Akasyah yang telah membimbing penyusun
hingga akhir penulisan, yang dalam hal ini memberikan dukungan dan motivasi, dan semua
pihak terkait yang telah membantu yang tidak bisa penyusun sebutkan satu persatu penyusun
mengucapkan terima kasih.
Penyusun sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sehingga kritik dan saran selalu penyusun nantikan demi kesempurnaan makalah
ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit ini
menyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara perlahan - lahan.
Katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang lensa mata.
Pada tahun 2020 diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan meningkat
dua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia dapat dicegah dan diobati. Kebutaan
merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi yang serius bagi setiap
negara. Studi yang dilakukan Eye Disease evalence Research Group (2004)
memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit mata dan kebutaan didunia akan
mencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut menyebutkan, penyakit mata dan kebutaan
meningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi
khususnya dinegara berkembang. Saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia,
menjadi Negara tertinggi di Asia Tenggara dengan angka sebesar 1,5%. Menurut
Spesialis Mata dari RS Pondok Indah Dr Ratna Sitompul SpM, tingginya angka
semakin banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula penduduk yang
berpotensi mengalami penyakit mata. Hingga kini penyakit mata yang banyak ditemui
di Indonesia adalah katarak (0,8%), glukoma (0,2%) serta kelainan refraksi (0,14%).
Katarak merupakan kelainan mata yang terjadi karena perubahan lensa mata yang
keruh. Dalam keadaan normal jernih dan tembus cahaya. Selama ini katarak banyak
diderita mereka yang berusia tua. Karena itu, penyakit ini sering diremehkan kaum
muda. Hal ini diperkuat berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Indonsia
(Depkes) bahwa 1,5 juta orang Indonesia mengalami kebutaan karena katarak dan rata
Penderita rata - rata berasal dari ekonomi lemah sehingga banyak diantara
mereka tidak tersentuh pelayanan kesehatan. Dan kebanyakan katarak terjadi karena
proses degeneratif atau semakin bertambahnya usia seseorang. Bahkan, dari data
statistik lebih dari 90 persen orang berusia di atas 65 tahun menderita katarak, sekitar
(Irawan, 2008).
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dari pembuatan makalah yang sesuai
2. Manfaat Praktis
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penyusunan program
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya (Ilyas, 2008). Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa
bahan lensa didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang
terjadi pada semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin, 2008).
Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau kapsul lensa mata, penyebab
2.2 Klasifikasi
1. Katarak kongenital
Adalah katarak sebagian pada lensa yang sdah idapatkan pada waktu lahir.
Jenisnya adalah:
e. Katarak sutural
2. Katarak juvenil
3. Katarak senil
4. Adalah kekeruhan lensa ang terjadi karena bertambahnya usia. Ada beberapa
macam yaitu:
c. Katarak kupliform : Terlihat pada stadium dini katarak nuklear atau kortikal.
5. Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau penyakit
umum.
6. Katarak traumatik
2.3 Etiologi
1. Fisik (trauma)
3. Penyakit predisposisi
4. Pandanga silau yang membutakan akibat lampu sorot mobil pada pengemudi
dimalam hari.
2.5 Patofisiologi
keseimbangan atara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak dapat larut
biokimiawi dan fisik dan protein tersebut mengakibatkan jumlah protein dalam
lens melebihi jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam bagian
ynag lain sehingga membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan nama katarak.
penglihatan.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
kelainan retina yang menyertai katarak akan memperburuk prognosis terkait visus
pasien.
3. Retinometri
operatif.
4. Biometri
2.7 Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan
prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum
dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ketitik dimana pasien melakukan
dikaji efek katarak terhadap kehidupan sehari - hari pasien. Mengkaji derajat
gangguan fungsi sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain
- lain, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi.
orang berusia lebih dari 65 tahun keatas. Kebanyakan operasi dilakukan dengan
sehubungan dengan draping bedah. Ada dua macam teknik pembedahan tersedia
diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati diabetika (Suddarth,
2001).
2.8 Klomplikasi
a. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan
b. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
Operasi MK :
Menghalangi cahaya
ANSIETAS
yang masuk ke kornea
Tindakan
Bayangan semu yang pembedahan dengan
sampai ke retina menggati lensa mata
Luka pasca
Sensivitas dan Otak
operasi
ketajaman menurun menginterpretasikan
sebagai bayangan
berkabut
Sensivitas dan MK : NYERI AKUT
ketajaman menurun
Pandangan kabur
Sensitif dengan
cahaya MK : GANGGUAN
PERSEPSI SENSORI
PENGLIHATAN
MK : RESIKO
CIDERA
BAB III
Ilustrasi kasus :
Pada tanggal 27 November 2019 Ny. A dilarikan kerumah sakit RSUD DR. SOEDOMO
oleh keluarnganya, pada ssat dibawa ke RS Ny. A mengatakan penglihatanya terasa kabur sejak
2 bulan yang lalu dan Ny. A mengatkan cemas akan kondisi yang dia rasakan pada saat
3.1 Pengkajian
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. A
Umur : 70thn
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
B. Riwayat Keluarga
Genogram :
Keterangan : Klien anak ke 3 dari 4 bersaudara, Klien seorang janda dan mempunyai
C. Riwayat Pekerjaan
Alamat pekerjaan : -
Alat transportasi : -
Pekerjaan sebelumnya : -
Alat transportasi : -
Sumber – sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: Klien mendapat uang
Penerangan : Cukup
E. Riwayat Rekreasi
Keanggotaan organisasi : -
F. Sistem Pendukung
Lain – lain :-
G. Diskripsi kekhususan
Yang lainnya :-
H. Status Kesehatan
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : Klien sering merasa lemah dan cepat
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : Klien tidak ada menderita penyakit
berat. Paling hanya sakit kepala, demam, batuk, atau flu biasa.
Keluhan Utama
1. Provocative / Paliative : -
2. Quality / Quantity : -
3. Region : -
4. Severity Scale : -
5. Timing : -
Pemahaman & penatalaksanaan masalah kesehatan : Jika sakit klien biasa membeli
obat di warung
Obat – obatan : -
Obat – obatan : -
Makanan : -
Faktor lingkungan : -
Indeks KATZ :A
Aktivitas : Mandiri namun terbatas karena klien merasa lemah dan cepat lelah
Personal Hygiene : Kurang baik, tampak tidak rapi, dan tidak terawat
Seksual : Tidak ada keinginan untuk berhubungan lagi karena merasa sudah
tua
Adaptasi : Baik
Orientasi : Normal
Bicara : Normal
APGAR : 6 (Sedang)
K. TINJAUAN SISTEM
N 88 x/m BB 51 kg
RR 20 x/m S 36,4
PENGKAJIAN PERSISTEM
c. Pola Nafas
e. Bunyi Nafas
2. Abnormal : -
3. Resonen lokal : -
a. Nadi
g. Edema: Tidak
h. Clubbing finger:Tidak
3.Koordinasi gerak:Ya
4.Kejang:Tidak
5.Lain-lain:-
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk : Normal
b. Visus : -
c. Pupil : Isokor
2. Hidung (Penciuman)
a. Bentuk : Normal
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : Normal
c. Otorrhae : Tidak
d. Gangguan Pendengaran : Ya
e. Tinitus : Ya
4. Perasa : Normal
5. Peraba : Normal
PERKEMIHAN-ELIMINASI URI (B4: BLADDER)
Frekuensi : ± 4 – 5 x/hari
Bau : Amoniak
b. Lidah : Hiperemik
e. Abdomen : Kenyal
h. Asites : Tidak
Lavemen : Tidak
2. Integumen
Akral : Hangat
REPRODUKSI
Perempuan:
ENDOKRIN
PENGETAHUAN
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya: klien menyadari dirinya sudah lansia,
Kediri, ……………..
(……………………)
3.2 Analisa Data
Pasien mengatakan
pandangan kabur.
Otak
DO : menginterpretasikan
Terdapat kekeruhan
cemas.
DO :
Wajah tampak gelisah. Penumpukan cairan
Wajah murung.
N: 104 x/m
DX TUJUAN &
NO INTERVENSI
KEP KRITERIA HASIL
menunjukan tanda
penglihatan baik.
Mampu
mengungkapkan
sensori dengan
tepat.
mengungkapkan
dan menunjukkan
tehnik untuk
mengontol cemas.
Vital sign dalam
batas normal.
Postur tubuh,
ekspresi wajah,
tingkat aktivfitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
DX
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEP
tidak jelas.
kabur.
O:
K/U baik.
Visus berkurang.
mata.
P : Lanjutkan intervensi.
S:
menimbulkan kecemasan.
Mendorong pasien untuk mengungkapkan N: 90 x/m
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh
akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat
gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu.
Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih berlangsung atau
sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai proses
degenerasi.
mata memburuk sendiri – sendiri. Pengecualian pada katarak traumatic yang biasanya
unilateral dan katarak konginetal yang kondisinya dapat tidak berubah. Katarak
merupakan penyakit yang paling sering dijumpai pada orang dengan usia diatas 70
4.2 Saran
Katarak adalah suatu penyakit degeneraf karena bertambahnya faktor usia,jadi
untuk mencegah terjadinya penyakit katarak ini dapat dilakukan dengan pola hidup
yang sehat seperti tidak mengkonsumsi alcohol dan minum minuman keras yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, (1999), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 6,
EGC, Jakarta.
Doengoes, Mariyln E., (2000) Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
Tamim Radjamin RK, Dkk, (1993), Ilmu Penyakit Mata, Airlangga University Press,
Surabaya.