Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GLAUKOMA

OLEH :
KELOMPOK I

NAMA KELOMPOK :
1. I Made Ari Putra 18.321.2869
2. I Putu Wira Suyoga Adi Saputra 18.321.2872
3. Komang Elly Merlina 18.321.2875
4. Ni Kadek Hartaningsih 18.321.2881
5. Ni Kadek Widya Antari 18.321.2884
6. Ni Ketut Verawati Nandini 18.321.2887
7. Ni Luh Indah Suardewi 18.321.2893
Kelas : A12 B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN GLAUKOMA

A. PENGKAJIAN
1. Identifikasi Klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, tgl
MRS, diagnosa medis, suku bangsa, status perkawinan.
2. Keluhan Utama
Terjadi tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi, nyeri
hebat di kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata merah dan
bengkak.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai
terjadi nyeri hebat di kepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata
merah dan bengkak.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami penyakit glaukoma sebelumnya atau tidak dan
apakah terdapat hubungan dengan penyakit yang diderita sebelumnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis
vertikal atau horisontal memiliki penyakit yang serupa.
4. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
a. POLA PERSEPSI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
1) Persepsi terhadap penyakit ; tanyakan bagaimana persepsi klien
menjaga kesehatannya. Bagaimana klien memandang penyakit
glaukoma, bagaimana kepatuhannya terhadap pengobatan.
2) Perlu ditanyakan pada klien, apakah klien mempunyai riwayat
keluarga dengan penyakit DM, hipertensi, dan gangguan sistem
vaskuler, serta riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor, dan
pernah terpancar radiasi.
b. POLA NUTRISI/METABOLISME
1) Tanyakan menu makan pagi, siang dan malam
2) Tanyakan berapa gelas air yang diminum dalam sehari
3) Tanyakan bagaimana proses penyembuhan luka ( cepat / lambat )
4) Bagaimana nafsu makan klien
5) Tanyakan apakah ada kesulitan dan keluhan yang mempengaruhi
makan dan nafsu makan
6) Tanyakan juga apakah ada penurunan BB dalam 6 bulan terakhir
7) Biasanya pada klien yang mengalami glaukoma klien akan
mengeluhkan mual muntah
c. POLA ELIMINASI
1) Kaji kebiasaan defekasi
2) Berapa kali defekasi dalam sehari, jumlah, konsistensi, bau, warna
dan karekteristik BAB
3) Kaji kebiasaan miksi
4) Berapa kali miksi dalam sehari, jumlah, warna, dan apakah ada ada
kesulitan/nyeri ketika miksi serta apakah menggunakan alat bantu
untuk miksi.
5) Klien dengan glaukoma, biasanya tidak memiliki gangguan pada
pola eliminasi, kecuali pada pasien yang mempunyai penyakit
glukoma tipe sekunder (DM, hipertensi).
d. POLA AKTIVITAS/LATIHAN
1) Menggambarkan pola aktivitass dan latihan, fungsi pernafasan dan
sirkulasi
2) Tanyakan bagaimana kegiatan sehari-hari dan olahraga (gunakan
table gordon)
3) Aktivitas apa saja yang dilakukan klien di waktu senggang
4) Kaji apakah klien mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah,
batuk, nyeri dada. Data bisa didapatkan dengan mewawancara klien
langsung atau keluarganya (perhatikan respon verbal dan nonverbal
klien)
5) Kaji kekuatan tonus otot
6) Penyakit glaukoma biasanya akan mengganggu aktivitas klien
sehari-hari. Karena, klien mengalami mata kabur dan sakit ketika
terkena cahaya matahari.
e. POLA ISTIRAHAT TIDUR
1) Tanyakan berapa lama tidur di malam hari, apakah tidur efektif
2) Tanyakan juga apakah klien punya kebiasaan sebelum tidur
3) Penyakit glaukoma biasanya akan mengganggu pola tidur dan
istirahat klien sehari-hari karena klien mengalami sakit kepala dan
nyeri hebat sehingga pola tidur klien tidak normal.
f. POLA KOGNITIF-PERSEPSI
1) Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap,
penciuman.
2) Persepsi nyeri, bahasa dan memori
3) Status mental
4) Bicara : apakah klien bisa bicara dengan normal/ tak jelas/gugup
5) Kemampuan berkomunikasi dan kemampuan memahami serta
keterampilan interaksi
6) Kaji juga ansietas klien terkait penyakitnya dan derajatnya
7) Apakah ada nyeri : akut/ kronik. Tanyakan lokasi nyeri dan
intensitas nyeri
8) Bagaimana penatalaksaan nyeri, apa yang dilakukan klien untuk
mengurangi nyeri saat nyeri terjadi
9) Apakah klien mengalami insensitivitass terhadap
panas/dingin/nyeri
10) Klien dengan glaukoma pasti mengalami gangguan pada indera
penglihatan. Pola pikir klien juga terganggu tapi masih dalam tahap
yang biasa.
g. POLA PERSEPSI DIRI-KONSEP DIRI
1) Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap
kemampuan, harga diri, gambaran diri dan perasaan terhadap diri
sendiri
2) Kaji bagaimana klien menggambar dirinya sendiri, apakah ada hal
yang membuaatnya mengubah gambaran terhadap diri
3) Tanyakan apa hal yang paling sering menjadi pikiran klien, apakah
klien sering merasa marah, cemas, depresi, takut, suruh klien
menggambarkannya.
4) Pada klien dengan glaukoma, biasanya terjadi gangguan pada
konsep diri karena mata klien mengalami gangguan sehingga
kemungkinan klien tidak PD dalam kesehariannya. Tapi, pada
kasus klien tidak mengalami gangguan pada persepsi dan konsep
diri.
h. POLA PERAN HUBUNGAN
1) Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga
lainnya.
2) Tanyakan pekerjaan dan status pekerjaan klien
3) Tanyakan juga system pendukung misalnya istri,suami, anak
maupun cucu dll
4) Tanyakan bagaimana keadaan keuangan sejak klien sakit.
5) Bagaimana dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik
6) Tanyakan juga apakah klien aktif dalam kegiatan social
7) Klien dengan glaukoma biasanya akan sedikit terganggu dalam
berhubungan dengan orang lain ketika ada gangguan pada matanya
yang mengakibatkan klien malu berhubungan de ngan orang lain.
8) Biasanya klien dengan glaukoma akan sedikit mengalami gangguan
dalam melakukan perannya
i. POLA KOPING-TOLERANSI STRES
1) Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan
menggunakan system pendukung
2) Tanyakan apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam
beberapa bulan terakhir
3) Tanyakan apa yang dilakukan klien dalam menghadapi masalah
yang dihadapi, apakah efektif?
4) Apakah klien suka berbagi maslah/curhat pada keluarga / orang
lain
5) Tanyakan apakah klien termasuk orang yang santai atau mudah
panik
6) Tanyakan juga apakah klien ada menggunakan obat dalam
menghadapi stress
7) Biasanya klien dengan glaukoma akan sedikit stress dengan
penyakit yang dideritanya karena ini berkaitan dengan konsep
dirinya dimana klien mengalami penyakit yang mengganggu organ
penglihatannya.
j. POLA REPRODUKSI/ SEKSUALITAS
1) Bagaimana kehidupan seksual klien, apakah aktif/pasif
2) Jika klien wanita kaji siklus menstruasinya
3) Tanyakan apakah ada kesulitan saat melakukan hubungan intim
berhubungan penyakitnya, misalnya klien merasa sesak nafas atau
batuk hebat saat melakukan hubungan intim
4) Biasanya klien tidak terlalu mengalami gangguan dengan pola
reproduksi seksualitas. Akan tetapi, pencurahan kasih sayang
dalam keluarga akan terganggu ketika anggota keluarga tidak
menerima salah seorang dari mereka yang mengalami penyakit
mata.
k. POLA KEYAKINAN-NILAI
1) Menggambarkan spiritualitas, nilai, system kepercayaan dan tujuan
dalam hidup
2) Kaji tujuan, cita-cita dan rencana klien pada masa yang akan
datang.
3) Apakah agama ikut berpengaruh, apakah agama merupakan hal
penting dalam hidupKlien akan mengalami gangguan ketika
menjalankan aktivitas ibadah sehari-hari karena klien mengalami
sakit mata dan sakit kepala yang akan mengganggu ibadahnya.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Didapatkan pada klien saat pengkajian, keadaan, kesadarannya, serta
pemeriksaan TTV.
b. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi
mata, sklera kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal
bereaksi terhadap cahaya. Sedangkan dengan palpasi untuk memeriksa
mata yang mengalami peningkatan TIO, terasa lebih keras dibanding
mata yang lain.
c. Pemeriksaan Integumen
Meliputi warna kulit, turgor kulit.
d. Pemeriksaan Sistem Respirasi
Meliputi frekwensi pernafasan bentuk dada, pergerakan dada.
e. Pemeriksaan Kardiovaskular
Meliputi irama dan suara jantung.
f. Pemeriksaan Sistem Gastrointestinal
Pada klien dengan glaukoma ditandai dengan mual muntah.
g. Pemeriksaan Sistem Muskuluskeletal
Meliputi pergerakan ekstermitas.
h. Pemeriksaan Sistem Endokrin
Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya glaukoma dalam sistem
endokrin.
i. Pemeriksaan Genitouria
Tidak ada disuria, retesi urin, inkontinesia urine.
j. Pemeriksaan Sistem Pernafasan
Pada umumnya motorik dan sensori terjadi gangguan karena
terbatasnya lapang pandang.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit
syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
b. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa
tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau
glaukoma.
c. Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25
mmHg)
d. Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari
sudut tertutup glaukoma.
e. Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO
normal atau hanya meningkat ringan.
f. Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan
mikroaneurisma.
g. Darah lengkap, LED : Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan
aterosklerosis.
i. Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pre operasi
1) Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan gangguan
pengelihatan yang ditandai dengan melihat bayangan, bersikap
seolah melihat sesuatu , melihat kesatu arah
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis yang
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri saat berkemih, tampak
gelisah, tampak meringis, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur,
tekanan darah meningkat, pola napas berubah, dan proses
berpikir terganggu.
3) Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan
yang ditandai dengan sulit berkonsentrasi, merasa bingung,
tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur, frekuensi nafas
meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat

b. Post Operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ( luka post
op ) yang ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada luka post
op, tampak gelisah, tampak meringis, frekuensi nadi meningkat,
sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola napas berubah, dan
proses berpikir terganggu.
2) Resiko infeksi area pembedahan berhubungan dengan prosedur
invasif
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pre Operasi

Rencana Keperawatan
No. Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Setelah dilakukan Minimalisasi Rangsangan:


1.
asuhan keperawatan 1. Periksa status mental, status 1. Memeriksa status
selama …x24 jam sensori, dan tingkat mental, status sensori,
diharapkan tidak adanya kenyamanan (mis. nyeri, dan tingkat
gangguan persepsi kelelahan) kenyamanan dapat
sensori dengan kriteria membantu dalam
hasil: mengetahui respon dari
1. Respon sesuai pasien.
stimulus 2. Batasi stimulus lingkungan 2. Membatasi stimulus
2. Verbalisasi (mis. cahaya, suara, aktivitas) lingkungan dapat
merasakan sesuatu membantu pasien
melalui indra dalam mengatur reaksi
penciuman terhadap stimulus.
3. Verbalisasi 3. Ajarkan cara meminimalisir 3. Mengajarkan cara
merasakan sesuatu stimulus (mis. mengatur meminimalisir stimulus
melalui indra pencahayaan ruangan, dapat membantu pasien
perabaan mengurangi kebisingan, dalam mencegah
4. Verbalisasi membatasi kunjungan) kemungkinan
merasakan sesuatu munculnya kerusakan
melalui indra saraf.
pengecapan 4. Kolaborasi pemberian obat 4. Pemberian obat yang
yang mempengaruhi persepsi mempengaruhi persepsi
stimulus stimulus berguna
dalam proses
pemulihan pasien.
Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri:
2.
keperawatan selama 1. Monitor tanda - tanda vital 1. Untuk mengetahui
....x24 jam diharapkan dengan tepat perubahan nyeri pada
pasien dapat mengontrol pasien.
rasa nyerinya dengan
kriteria hasil: 2. Lakukan tindakan pengontrol 2. Untuk mencegah nyeri
- Keluhan nyeri nyeri sebelum nyeri pada px bertambah
berkurang bertambah berat
- Menggunakan 3. Berikan informasi mengenai 3. Agar px mengetahui
dan mengenali nyeri
analgetik yang nyeri seperti pnyebab nyeri,
yang dialami dan agar
direkomendasikan. berapa lama nyeri dirasakan
perawat mengetahui
- Melaporkan nyeri dan antisipasi
perkembangan nyeri
yang terkontrol. ketidaknyamanan akibat
yang dirasakan px
- Mengenali apa yang prosedur
terkait dengan gejala 4. Kolaborasi dengan dokter 4. Untuk menindaklanjuti
keluhan nyeri pada
nyeri. terkait pemberian obat
pasien
- Pasien rileks dan analgesik.
skala nyeri 2
3. Setelah dilakukan Pengurangan Kecemasan:
asuhan keperawatan 1. Identifikasi pada saat terjadi 1. Untuk mengetahui
selama ….x 24 jam perubahan tingkat kecemasan tingkat kecemasan
diharapkan tingkat pasien, biasanya pasien
kecemasan pasien dengan perubahan
teratasi dengan kriteria tingkat kecemasan akan
hasil: mudah marah, sulit
- Pasien dapat tidur, ketakutan dan
beristirahat panik
- Wajah pasien tidak 2. Lakukan teknik relaksasi 2. Membantu mengurangi
terlihat tegang (usapan pada punggung atau kecemasan pada klien.
- Pasien tidak leher dengan cara yang
berkeringat dingin tepat).
- Pasien dapat tidur 3. Informasikan semua 3. Agar pasien tidak
sesuai dengan prosedur termasuk sensasi mengalami syok dan
kebutuhan yang akan dirasakan yang tidak meningkatkan
mungkin akan dialami klien kecemasan pasien.
selama prosedur dilakukan.

4. Memberikan
4. Kolaborasikan dengan
kenyamanan pada
keluarga untuk mendampingi
pasien.
klien dengan cara yang tepat.
Post Operasi

Rencana Keperawatan
No. Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Setelah diberikan Manajemen Nyeri:


1.
asuhan keperawatan 1. Monitor kepuasan pasien 1. Untuk mengetahui
selama ....x 24 jam terhadap terhadap kepuasan pasien
diharapkan pasien manajemen nyeri dalam terhadap manajemen
dapat mengontrol rasa nyeri.
nyerinya dengan 2. Lakukan tindakan 2. Untuk mencegah
kriteria hasil: pengontrol nyeri sebelum nyeri pada pada px
- Keluhan nyeri nyeri bertambah berat bertambah.
berkurang 3. Ajarkan prinsip-prinsip 3. Untuk meringankan
- Menggunakan manajemen nyeri seperti rasa nyeri
analgetik yang tehnik distraksi nafas
direkomendasikan. dalam
- Melaporkan nyeri 4. Kolaborasi dengan dokter 4. Untuk
yang terkontrol. terkait pemberian obat menindaklanjuti
- Mengenali apa yang analgesik. keluhan nyeri pada
terkait dengan gejala pasien
nyeri.
- Pasien rileks dan
skala nyeri 2
Setelah dilakukan asuhan Perlindungan infeksi :
3.
keperawatan …..x 24 1. Memonitor adanya tanda dan 1. Untuk mengetahui
diharapkan keparahan gejala infeksi sistemik dan keparahan infeksi
infeksi berkurang dengan lokal
kriteria hasil :
- Nyeri berkurang 2. Berikan perawatan kulit yang
2. Agar luka pasien
- suhu tubuhstabil tepat untuk area yang terluka
terhindar dari infeksi
- Nafsu makan
meningkat 3. Ajarkan pasien dan keluarga
3. Untuk mencegah
mengenai tanda dan gejala komplikasi dari luka
infeksi dan kapan harus pasien.
melaporkan kepada petugas
kesehatan

4. Kolaborasikan dengan dokter 4. Untuk memberikan


dalam pemberian antibiotik terapi lanjutan kepada
pasien

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien
dalam proses penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang
dihadapi pasien yang sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan.
Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai
peningkatan kesehatan baik yang dilakukan secara mandiri maupun
kolaborasi dan rujukan (Nursalam, 2011).
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Pre Operasi
No. Dx Evaluasi Hasil

1. Diagnosa Gangguan Persepsi Sensori diharapkan memenuhi kriteria


hasil:
1. Respon sesuai stimulus
2. Konsentrasi meningkat
3. Tidak menarik diri
4. Tidak melamun

2. Diagnosa Nyeri Akut diharapkan memenuhi kriteria hasil:


1. Melaporkan nyeri yang terkontrol
2. Keluhan nyeri berkurang
3. Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri
4. Penggunaan analgesic pereda nyeri

3. Diagnosa Ansietas diharapkan memenuhi kriteria hasil:


1. Verbalisasi kebingungan berkurang
2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi berkurang
3. Perilaku tegang tidak ada
4. Konsentrasi meningkat
Post Operasi
No. Dx Evaluasi Hasil

1. Diagnosa Nyeri Akut diharapkan memenuhi kriteria hasil:


1. Melaporkan nyeri yang terkontrol
2. Keluhan nyeri berkurang
3. Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri
4. Penggunaan analgesic pereda nyeri

2. Diagnosa Risiko Infeksi diharapkan memenuhi kriteria hasil:


1. Demam tidak ada
2. Kemerahan tidak ada
3. Tidak ada nyeri
4. Tidak ada bengkak
REFERENSI

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia, Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1,
Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan


Indonesia, Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1,
Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Moorheed, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification Edisi 5


( NOC ). Indonesia: Elsevier Global Right

Bulechek, Gloria dkk. 2016. Nursing Interventions Classification Edisi 6


( NIC ). Indonesia: Elsevier Global Right

Anda mungkin juga menyukai