Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN

Dosen Pengampu : Erika Dewi Noorratri,S.Kep.Ns,M.Kep

Di Susun Oleh :

Kelompok 4

Adhe Septia Liestarina (C2018002)

Auliya Rahmanda (C2018017)

Ayu Wulansari (C2018020)

Cika Novita Sari (C2018025)

Dwi Cahyo Pribadi Putro (C2018038)

Dyah Nurul Fadhilah (C2018041)

Erliana Dilantari (C2018045)


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA

PRODI S1 KEPERAWATAN

2019/2020
DAFTAR ISI

Contents

DAFTAR ISI............................................................................................................................................2

KATA PENGATAR..................................................................................................................................3

BAB I......................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4

B. TUJUAN UMUM........................................................................................................................4

C. TUJUAN KHUSUS.......................................................................................................................4

BAB II....................................................................................................................................................5

TINJAUAN TEORITIS..............................................................................................................................5

A. Pengertian Ketidakberdayaan..................................................................................................5

B. Tanda dan gejala.......................................................................................................................6

C. Faktor predisposisi dan presipitasi...........................................................................................6

D. Mekanisme Koping.................................................................................................................10

E. Pohon Diagnosa......................................................................................................................12

F. Tindakan keperawatan...........................................................................................................12

BAB III.................................................................................................................................................15

PENUTUP............................................................................................................................................15

A. KESIMPULAN...........................................................................................................................15

B. SARAN.....................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................17
KATA PENGATAR

Puji dan Syukur patut kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan Jiwa ini.
Pada kesempatan kali ini tidak lupa kami juga mengucapkan Terima kasih kepada semua
pihak yang sudah ikut terlibat dalam menyelesaikan tugas mata kuliah ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini
pasti memiliki banyak kekurangan oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun.Kami juga memohon maaf bila ditemukan kesalah
penulisan pada Makalah ini. Semoga Asuhan Keperawatan Ketidakberdayaan ini bisa
bermanfaat bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ketidakberdayaan adalah presepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan


mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan di mana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (NANDA, 2014).
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau
tindakanyang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak
akan membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikansituasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA,
2011).
Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa tindakan
seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang kendali
terhadapsituasi saat ini atau situasi yang akan terjadi.

TUJUAN UMUM

Setelah mempelajari makalah tentang konsep diri mahasiswa mampu memberikan


asuhan keperawatan pada gangguan ketidakberdayaan.

TUJUAN KHUSUS

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien ketidakberdayaan


Tujuan Khusus :
Untuk mengetahui definisi ketidakberdayaan
Untuk mengetahui respon terhadap ketidakberdayaan
Untuk mengetahui rentang respon ketidakberdayaan
Untuk mengetahui penatalaksanaan ketidakberdayaan

Untuk mengetahui pengkajian keperawatan ppada pasien ketidakberdayaan


Untuk mengetahui diagnose pada pasien ketidakberdayaan
Utuk mengetahui intervensi keperawatan pada pasien ketidakberdayaan
Untuk mengetahui implementasi paa pasien ketidakberdayaan
Untuk mengetahui evaluasi pada pasien ketidakberdayaan
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan adalah presepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan


mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan di mana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (NANDA,2014).
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau
tindakanyang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak
akanmembawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikan situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA,
2011).
Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa tindakan
seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang kendali
terhadapsituasi saat ini atau situasi yang akan terjadi.
Dianalisa dari proses terjadinya, ketidakberdayaan bersal dari ketidakmampuan
individu dalam mengatasi masalah sehingga menimbulkan stres yang diawali dengan
perubahan respon otak dalam menafsirkan perubahan yang terjadi. Stres akan
menyebabkan korteks serebri mengirimkan sinyal menuju hipotalamus, kemudian
ditangkap oleh sistem limbik dimana salah satu bagian pentingnya adalah amigdala yang
akan bertanggung jawab terhadap status emosional individu terhadap akibat dari
pengaktifan sistem hipotalamus pitutary adrenal (HPA) dan menyebabkan kerusakan pada
hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan motivasi sehingga kurang aktivitas
dan malas melakukan sesuatu, hambatan emosi pada klien dengan ketidakberdayaan,
kadang berubah menjadi sedih atau murung, sehingga merasa tidak berguna atau merasa
gagal terus menerus. Dampak pada hormon glucocorticoid pada lapisan luar adrenal
sehingga berpengaruh pada metabolisme glukosa, selain gangguan pada struktur otak,
terdapat ketidakseimbangan neurotransmiter di otak.
B. Respon Terhadap Ketidakberdayaan

ketidakadekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi), serta kurangnya kesempatan untuk membuat
keputusan (Carpenito, 2010).

Kebanyakan individu secara subyektif mengalami perasaan ketidakberdayaan dalam berbagai tingkat
dalam bermacam-macam situasi.

Individu sering menunjukkan respon apatis, marah atau depresi terhadap

kehilangan kontrol (Carpenito-Moyet, 2009). Pada ketidakberdayaan, klien mungkin mengetahui solusi
terhadap masalahnya, tetapi percaya bahwa hal tersebut di luar kendalinya untuk mencapai solusi
tersebut. Jika ketidakberdayaan berlangsung lama, dapat mengarah ke keputusasaan.

C. Rentang Respon

1. Rendah

Klien mengungkapakan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat

energi dan bersikap pasif.

2. Sedang

Klien mengalami ketergantungan pada orang lain yang dapat

mengakibatkan ititabilitas, ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah.

Klien tidak melakukan praktik perawatan diri ketika ditantang.

Klien tidak ikut memantau kemajuan pengobatan. Klien

menunjukkan ekspresi ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan

melakukan aktivitas atau tugas sebelumnya. Klien menujukkan

ekspresi keraguan tentang performa peran.

3. Berat

Klien menunjukkan sikap apatis, depresi terhadap perburukan fisik

yang terjadi dengan mengabaikan kepatuhan pasien terhadap program pengobatan dan menyatakan
tidak memiliki kendali
D. Penatalaksanaan Ketidakberdayaan

1. Bina hubungan saling percaya

2. Bantu klien mengenali dan mengekspresikan emosinya

3. Bantu klien memodifikasi pola kognitif yang negatif

4. Bantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan keperawatanya
sendiri

5. Memotivasi klien untuk aktif mencapai tujuan yang realistis

BAB III

Asuhan Keperawatan
Tanda dan gejala

Data subyektif :
Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu.
Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk
melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya.
Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran.
Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.
Data obyektif :
Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan.
Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan.
Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya.
Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah.
Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika
mendapat perlawanan.
Apatis dan pasif.
Ekspresi muka murung.
Bicara dan gerakan lambat.
Tidak berlebihan.
Nafsu makan tidak ada atau berlebihan.
Menghindari orang lain.

Faktor predisposisi dan presipitasi

Biologis
Adanya perubahan status kesehatan yang mendadak atau kondisi fisik yang
menyebabkan ancaman terhadap integritas diri (misalnya: ketidakmampuan
fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar).
Mengalami hospitalisasi.
Cidera fisik yang mengharuskan immobilisasi dan menyebabkan intoleransi
aktivitas sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari (misalnya : tidak bisa
berjalan pergi ke kampus untuk bimbingan skripsi, tidak bisa mengetik dengan
maksimal karena tangan kanannya patah).
Psikologis
Pengalaman traumatis (khususnya dalam enam bulan terakhir) : cidera fisik yang
menyebabkan intoleransi aktivitas.
Gangguan konsep diri karena menganggap dirinya terancam oleh kegagalan
dalam mencapai tujuan sehingga menimbulkan perasaan frustasi.
Adanya ancaman terhadap konsep diri (harga diri dan perubahan peran).
Mengalami stres psikologis akibat tidak mampu mengontrol stimulus yang ada.
Kemampuan melakukan komunikasi verbal, berinteraksi dengan orang lain.
Kemampuan mengungkapkan masalah pada orang lain.
Tipe kepribadian yang dimiliki.
Adanya pengalaman tidak menyenangkan yang menyebabkan trauma
Motivasi: kurangnya dukungan dari orang lain.
Self kontrol rendah, ketidakmampuan melakukan kontrol diri ketika mengalami
kegagalan (terlalu sedih).
Kepribadian: menghindar, tergantung dan tertutup/menutup diri dan mudah
menyerah/pesimis.
Persepsi individu yang buruk tentang dirinya sendiri dan orang lain.
Riwayat kesulitan mengambil keputusan, tidak mampu berkonsentrasi.
Sosial budaya
Usia: Pada usia tersebut individu memiliki tingkat produktifitas yang tinggi, namu
ketika tekanan dan fungsinya tidak terjalani maka akan memberikan dampak yang
besar pada keputusan yang diambilnya.
Pembatasan aktifitas oleh tim medis/keluarga akibat penyakit/trauma yang
diderita.
Kondisi pasien yang belum mampu menyelesaikan skripsinya.
Peran sosial: kurang mampu menjalankan perannya untuk berpartisipasi
lingkungan tempat tinggal dan kesulitan membina hubungan interpersonal dengan
orang lain,(mengungkapkan respon ketidakberdayaan dengan kesulitan dalam
hubungan interpersonal yang berakar dari keterbatasan fisiknya).
Agama dan keyakinan: kurangnya rasa percaya atas hal positif dari hikmah
kejadian yang diberikan Tuhan.
Kognitif
Lapang pandang menjadi sempit.
Kurang mampu menerima rangsang dari luar.
Waspada dengan gejala fisiologis.
Bingung.
Takut akan konsekuensi yang abstrak.
Cenderung menyalahkan diri sendiri.
Berfokus pada diri sendiri.
Kurang konsentrasi.
Gangguan perhatian.
Mengungkapkan ketidakmampuan karena perubahan dalam fungsi tubuh yang
mengalami gangguan.
Mengungkapkan keluhan karena perubahan pada kejadian kehidupan.
Sulit mengambil keputusan.
Mengatakan takut kehilangan kontrol.
Afektif
Gelisah.
Sedih yang mendalam hingga mengalami frustasi.
Menangis.
Mengalami penyesalan.
Merasa tidak berdaya.
Berfokus pada diri sendiri.
Merasa bingung.
Ragu dan tidak percaya diri.
Merasa khawatir.
Cenderung menyalahkan diri sendiri.
Apatis.
Pesimis.
Mudah marah.
Fisiologis
Tanda-tanda vital : Tekanan Darah, Nadi, Respirasi, suhu badan.
Berat badan.
Wajah murung dan muka berkerut.
Suara bergetar dan kadang melemah / pelan.
Gangguan pola tidur (tidur berlebihan).
Nafsu makan menurun/ hilang sama sekali.
Simpatik:
Anoreksia.
Mulut kering.
Wajah pucat.
Nadi dan tekanan darah turun.
Pupil menyempit.
Lemah.
Nafas pelan sesekali nafas dalam.
Parasimpatik:
Nyeri kepala (pusing).
Penurunan tekanan darah dan frekuensi denyut nadi.
Letih.
Tidur berlebihan.
Lesu.
Perilaku
Gerakan pelan dan lemas.
Penurunan produktivitas.
Gelisah dan melihat hanya sepintas.
Kontak mata buruk.
Apatis.
Melamun.
Menunduk.
Memalingkan wajah.
Sosial
Bicara pelan dan lirih.
Menarik diri dari hubungan interpersonal.
Kurang inisiatif.
Menghindari kontak sosial dengan orang lain.
Menunjukkan sikap apatis.
Sumber Koping
Personal ability
Pengetahuan klien tentang masalah yang dirasakan (ketidakberdayaan).
Kemampuan klien mengatasi masalah yang dirasakan (ketidakberdayaan).
Jenis upaya klien mengatasi masalah yang dirasakan (ketidakberdayaan).
Kemampuan dalam memecahkan masalah.
Sosial support
Caregiver utama dalam keluarga.
Kader kesehatan yang ada di lingkungan tempat tinggal.
Peer group yang ada turut serta dalam memberi dukungan.
Material asset
Keberadaan asset harta benda pendukung pengobatan yang dimiliki (tanah,
rumah, tabungan) serta fasilitas yang membantunya selama proses gangguan
fisiologis.
Mempunyai fasilitas Jamkesmas, SKTM, ASKES.
arak/ akses pelayanan kesehatan yang dikunjungi
Positive belief
Keyakinan dan nilai positif tentang ketidakberdayaan yang dirasakan: tidak ada.
Keyakinan dan nilai positif tentang pelayanan kesehatan yang ada.

Mekanisme Koping

Konstruktif
Menilai pencapaian hidup yang realistis.
Kreatif dalam mencari informasi terkait perubahan status kesehatannya sehingga dapat
beradaptasi secara normal.
Mampu mengembangkan minat dan hobi baru sesuai dengan perubahan status kesehatan dan
peran yang telah dialami.
Peduli terhadap orang lain disekitarnya walaupun mengalami perubahan kondisi kesehatan.
Destruktif
Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta
bantuan.
Menggunakan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai.
Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan (mengalami ketegangan
peran, konflik peran).
Mengungkapkan kesulitan dalam berkeinginan mencapai tujuan.
Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makan minum, kebersihan diri,
istirahat dan tidur dan berdandan
Perubahan dalam interaksi sosial (menarik diri, bergantung pada orang lain).
Enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.
Pohon Diagnosa

Diagnosa Data yang telah ditemukan


Kurang pengetahuan Klien tidak menemukan cara alternatif untuk
menangani masalahnya, klien mengatakan
bingung.

Ketidakberdayaan Klien mengatakan sepertinya tidak mampu


menyelesaikan skripsinya karena tidak bisa pergi
bimbingan skripsi.

Koping individu tidak efektif Klien menyalahkan dirinya sendiri dan enggan
bertemu dengan orang yang akan menjenguknya
(membatasi hubungan interpersonal).

Tindakan keperawatan

Klien dengan ketidakberdayaan dilakukan tindakan sesuai asuhan keperawatan sesuai


dengan standar asuhan keperawatan psikososial yang dikembangkan generalis keperawatan
jiwa terdiri dari dua strategi pelaksanaan:
Tindakan keperawatan untuk klien dengan ketidakberdayaan yaitu dengan latihan
berpikir positif
Evaluasi ketidakberdayaan, berusaha mengembangkan harapan positif dan latihan
mengontrol perasaan ketidakberdayaan.
Sesuai dengan standar asuhan keperawatan intervensi pertama pada
ketidakberdayaan adalah melakukan pendekatan untuk mengkaji masalah
ketidakberdayaan. Dalam melakukan pendekatan perawat menggunakan:
Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respon emosional dan
menerima pasien apa adanya.
Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri
(misalnya ; rasa marah, frustasi dan simpati).
Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya supportif, beri
waktu klien untuk berespon.
Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan klarifikasi.
Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi
kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.
Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
ketidakberdayaan.
Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan.
Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi
atau substitusi.
Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran positif.
Evaluasi ketetapan presepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien.
Identifikasi presepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatnya yang tidak
rasional.
Kurangi penilaian pasien yang negatif terhadap dirinya.
Bantu untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan perubahannya
yang terjadi.
Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin dicapai.
Motivasi klien untuk membuat jadwal aktivitas perawatan dirinya.
Berikan klien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.
Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil
melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk mempertahankan
penampilan / kegiatan tersebut.
Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan penjelasan
untuk pilihan ini. Bantu klien untuk mendapatkan tujuan yang realistis. Fokuskan
kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu.
Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya.
Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh klien.
Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh klien. Dorong untuk berpartisipasi dalam
aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif untk partisipasi dalam
pencapaian.
Motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam membantu klien menurunkan perasaan
ketidakberdayaan.
Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak melakukan.
Libatkan klien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan
alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien.
Adakan suatu konferensi multidisiplin untuk mendiskusikan dan mengembangkan
perawatan rutin klien.
Tindakan keperawatan untuk keluarga yaitu penjelasan kondisi pasien dan cara
merawat serta evaluasi peran keluarga merawat pasien, dengan cara latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan (FIK UI-RSMM, 2012).
Antara lain :
Membina hubungan saling percaya
Mengenali dan mengekspresikan emosinya
Memodivikasi pola kognitif yang negatif
Berpartisispasi dalam mengambil keputusan yang berkenan dengan perawatannya sendiri
Termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Ketidakberdayaan adalah presepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan


mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan di mana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan (NANDA,2014).
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau tindakan
yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak akan
membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikansituasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi
(NANDA, 2011). Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi
bahwa tindakanseseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi
kurang kendali terhadapsituasi saat ini atau situasi yang akan terjadi.
Klien dengan ketidakberdayaan dilakukan tindakan sesuai asuhan keperawatan
sesuai dengan standar asuhan keperawatan psikososial yang dikembangkan generalis
keperawatan jiwa terdiri dari dua strategi pelaksanaan:
Tindakan keperawatan untuk klien dengan ketidakberdayaan yaitu dengan latihan
berpikir positif
Evaluasi ketidakberdayaan, berusaha mengembangkan harapan positif dan latihan
mengontrol perasaan ketidakberdayaan.
Sesuai dengan standar asuhan keperawatan intervensi pertama pada
ketidakberdayaan adalah melakukan pendekatan untuk mengkaji masalah
ketidakberdayaan.

SARAN

Dengan diberikannya tugas ini mahasiswa dapat lebih memahami dan mengerti
tentang bagaimana asuhan keperawatan pada pasien pemasangan Ring Jnatung dan
dapat melakukan perawatan yang baik dan tepat serta menegakkan asuhan
keperawatan yang baik. Dengan adanya hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bacaan untuk menambah wawasan dari ilmu yang telah didapatkan dan lebih
baik lagi dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

NANDA International. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Cetakan I. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana Asuhan &
Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Mamnu’ah. 2017. Panduan Praktikum Keperawatan Jiwa II. Yogyakarta: UNISA
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis. Ed.9. Jakarta: EGC.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20390998-PR-Asep%20Hidayat.pdf
Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai