Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Amin Huda Nurarif., S.Kep


Dosen Pembimbing Klinik : Ns. Ika Tanti Ramadhani., S.Kep

Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
Muja Asmara
P2002040

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUTE TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri
(Yosep, 2009)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
bsebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada
kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010).

2. Tanda dan Gejala


Menurut Carpenito dalam keliat (2011), perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain :
a. Data Subjectif : mengkritik diri sendiri atau orang lain perasaan tidak
mampu, pandangan hidup yang pemsimis, perasaan lemah dan takut,
penolakan terhadap kemampuan diri sendiri, pengurangan diri/
mengejek diri sendiri, hidup yang berpolarisasi, ketidak mapuan
menentukan tujuan mengungkapkan kegagalan pribadi, merasionalkan
penolakan.
b. Data Objektif, produktivitas menurun, perilaku destruktiv pada diri
sendiri dan orang lain penyalahgunaan zat, menarik diri dari hubungan
social, ekspresi wajah malu dan rasa bermasalah, menunjukkan tanda
depresi (sukarr tidur sukar makan), tampak mudah tersinggung/mudah
marah. (Eko, 2014 :106)
Ciri khas dari harga diri rendah menurut Damainyanti (2008), tanda
geja dan gejala harga diri rendah kronik adalah sebagai berikut :
1) Mengkritik diri sendiri
2) Persaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang peseimis
4) Penurunan produktivitas
5) Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan seseorang
dengan harga diri rendah, terlihat darikurang memperhatikan
perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, lebbih banyak menunduk, bicara lambat
dengan suara nada lemah. (Iskandar, 2014: 40)

3. Rentang Respon
Respon Respon
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Diri Positif Rendah Identitas

a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapinya
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai
pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari
hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya. (Eko, 2014: 102)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu krtika dia
tidakmampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai
dirinya yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas
sehingga tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu
berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa
percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain. (Eko, 2014:102)

4. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tangguang jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan idial diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotype
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur social. (Iskandar, 2014:39)

b. Faktor Presipitasi
Menurut yosep (2009), faktor presipitasi terjadinya harga diri
rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan
penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktifitas yang
menuurun.
Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat
terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional karena trauma
yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakan,
perkosaan atau dipenjara, termasuk dirumah sakit bisa menyebabkan
harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasanagan
alat bantu yang mebuat yang mebuat klien tidak nyaman. Harga diri
rendah kronik biasanya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkt saat
dirawat. (Iskandar, 2014:39-40)

5. Sumber Koping
a. Aktivitas olahraga dan aktivitas lain di luar rumah
b. Hobi dan kerajinan tangan
c. Seni yang ekpresif
d. Kesehatan dan kerawatan diri
e. Pekerjaan, vokasi, atau posisi
f. Bakat tertentu
g. Kecerdasan
h. Imaginasi dan kreativitas
i. Hubungan interpersonal

6. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan pasien harga
diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari
krisis, misalnya pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton tv terus
menerus. Kegiatan mengganti identitas sementara, misalnya ikut
kelompok social, keagamaan dan politik. Kegiatan yang memberi
dukungan sementara, seperti menikuti suatu kompetisi atau kontes
popularitas, kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara,
seperti penyaahgunaan obat-obatan. Jika mekanisme koping jangka
pendek tidak memberi hasil yang diharapkan individu akan
mengembangkan mekanisme koping jangka panjang. (Eko, 2014:106)
7. Pohon Masalah
Effect / Akibat 3. isolasi sosial

Core/ Problem 1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

2. koping individu tidak


Causa efektif

8. Penatalaksanaan
Menurut Eko, 2014 terapi pada gangguan jiwa skizofrenia sudah
dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan
metodenya lebih manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang
dimaksud meliputi :
a. Psikofarmako, berbagai obat psikofarmako yang hanya diperoleh
dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang
termasuk golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL,
Thoridazine HCL, dan Haloperridol. Obat yang termasuk generasi
kedua misalnya : Risperidone, Olozapine, Quentiapine, Glanzapine,
Zotatine, dan Ariprprazole.
b. Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul
lagi engan orang lain, pasien lain, perawat dan dokter. Maksudnya
supaya pasien tidak mengasingkan diri lagi karena jika pasien menarik
diri dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama.
c. Terapi kejang listrik (Elektro Convulsive therapy), adalah pengobatan
untuk menimbulkan kejang granmall secara artifical dengan
melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua
temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak
mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi listrik
5-5 joule/ detik.
d. Terapi modalitas, merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia dan
kekurangan pasien. Teknik perilaku menggunakan latihan ketrampilan
sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi
diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi
aktivitas kelompok dibagi 4 yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi
kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi
aktivitas kelompok stimulasi realita dan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi.
e. Adapun tindakan terapi untuk pasien dengan harga diri rendah menurut
Kaplan & Saddock, 2010 mengatakan, tindakan keperawatan yang
dibutuhkan pada pasien dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif,
terapi interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga. Tindakan
keperawatan pada pasien dengan harga diri 25 rendah bisa secara
individu, terapi keluarga, kelompok dan penanganan dikomunikasi baik
generalis keperawatan lanjutan. Terapi untuk pasien dengan harga diri
rendah yang efisian untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam
berinteraksi dengan orang lain, sosial, dan lingkungannya yaitu dengan
menerapkan terapi kognitif pada pasien dengan harga diri rendah

C. Masalah keperawatan yang mungkin muncul


1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah kronik
3. Koping individu tidak efektif

D. Data yang perlu dikaji


1. Masalah utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data subyektif :
a. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
b. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli
c. Mengungkapkan tidak bisa apa-apa
d. Mengungkapkan dirinya tidak berguna
e. Mengkritik diri sendiri
Data obyektif :
a. Merusak diri sendiri
b. Merusak orang lain
c. Menarik diri dari hubungan sosial
d. Tampak mudah tersinggung
e. Tidak mau makan dan tidak tidur
2. Masalah keperawatan :
Penyebab gangguan citra tubuh
Data subyektif :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Mengungkapkan perasaan main terhadap diri sendiri
c. Mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan sesuatu
d. Perasaan tidak mampu
e. Perasaan negatif mengenai dirinya sendiri
Data obyektif :
a. Tampak sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat
dilakukan
b. Wajah tampak murung
c. Klien terlihat lebih suka sendiri
d. Bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan
3. Masalah keperawatan
Akibat Isolasi sosial : menarik diri
Data subyektif :
a. Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi
b. Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain
c. Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain
Data obyektif :
a. Ekspresi wajah kosong
b. Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara
c. Suara pelan dan tidak jelas

E. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan kurang pengakuan dari
orang lain.
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidak percayaan terhadap
kemampuan diri mengatasi masalah.
3. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental.

F. Rencana Tindakan Keperawatan


No. Dx Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
1 Harga diri rendah kronik Harga diri (L. 09069) Promosi Koping (I. 13494)
(D. 0086) berhubungan Setelah dilakukan…..x
dengan kurang pertemuan diharapkan pasien Observasi
pengakuan dari orang mampu memenuhi kriteria 1.1 Identifikasi kegiatan
lain hasil: jangka pendek dan
panjang sesuai tujuan
1. Penilaian diri positif (5) 1.2 Identifikasi kemampuan
2. Perasaan memiliki yang dimiliki
kelebihan atau 1.3 Identifikasi sumber daya
kemampuan positif (5) yang tersedia untuk
3. Penerimaan penilaian memenuhi tujuan
positif terhadap diri 1.4 Identifikasi pemahaman
sendiri (5) proses penyakit
4. Minta mencoba hal baru 1.5 Identifikasi dampak
(5) situasi terhadap peran
5. Berjalan mencampakkan dan hubungan
wajah (5) 1.6 Identifikasi metode
6. Postur tubuh penyelesaian masalah
menampakkan wajah (5) 1.7 Identifikasi kebutuhan
7. Konsentrasi (5) dan keinginan terhadap
8. Tidur (5) dukungan sosial
9. Kontak mata (5) Teraupetik
10. Gairah aktivitas (5) 1.8 Diskusikan perubahan
11. Aktif (5) peran yang dialami
12. Percaya diri berbicara (5) 1.9 Gunakan pendekatan
13. Perilaku asertif (5) yang tenang dan
14. Kemampuan membuat meyakinkan
keputusan (5) 1.10 Diskusikan alasan
mengkritik diri sendiri
Skala Outcome: 1.11 Diskusikan untuk
1 : Menurun mengklarifikasi
2 : Cukup Menurun kesalahpahaman dan
3 : Sedang mengevaluasi perilaku
4 : Cukup meningkat sendiri
5 : Meningkat 1.12 Diskusikan konsekuensi
tidak menggunakan rasa
bersalah dan rasa malu
edukasi
1.13 Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
yang sama
1.14 Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
2 Koping tidak efektif Status koping (L.09086) Dukungan pengambilan
(D. 0096) berhubungan Setelah dilakukan…..x keputusan (I. 09265)
dengan ketidak pertemuan diharapkan pasien Observasi
percayaan terhadap mampu memenuhi kriteria 2.1 Identifikasi persepsi
kemampuan diri hasil: mengenai masalah dan
mengatasi masalah 1. Kemampuan memenuhi informasi yang memicu
peran sesuai usia (5) konflik
2. Perilaku koping adaptif Terapeutik
(5) 2.2 Fasilitasi mengklarifikasi
3. Verbalisasi pengakuan nilai dan harapan yang
masalah (5) membantu membuat
4. Verbalilasasi kelemahan pilihan
diri (5) 2.3 Diskusikan kelebihan dan
5. Perilaku asertif (5) kekurangan dari setiap
6. Partisipasi sosial (5) solusi
7. Tanggung jawab diri (5) 2.4 Fasilitasi pengambilan
8. Orientasi realitas (5) keputusan secara
9. Minat mengikuti kolaboratif
perawatan/pengobatan
(5) Edukasi
10. Kemampuan membina 2.5 Informasikan alternatif
hubungan (5) solusi secara jelas

Kolaborasi
Skala Outcome:
2.6 Kolaborasi dengan tenaga
1 : Menurun
kesehatan lain dalam
2 : Cukup menurun
menfasilitasi pengambilan
3 : Sedang
keputusan.
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat
3 Isolasi sosial (D. 0121) Keterlibatan sosial (L. Promosi sosialisasi (I.13498)
berhubungan dengan 13115) Observasi
perubahan status mental Setelah dilakukan…..x 3.1 Identifikasi kemampuan
pertemuan diharapkan pasien melakukan interaksi
mampu memenuhi kriteria dengan orang lain
hasil: 3.2 Identifikasi hambatan
melakukan melakukan
1. Verbalisasi isolasi (5) interaksi dengan orang
2. Verbalisasi ketidak lain.
nyamanan di tempat Terapeutik
umum (5) 3.3 Diskusikan kekuatan dan
3. Perilaku menarik diri (5) keterbatasan dalam
4. Verbalisasi perasaan berkomunikasi dengan
berbeda dengan orang orang lain
lain (5) 3.4 Berikan umpan balik
5. Perilaku bermusuhan (5) positif pada setiap
peningkatan kemampuan
Skala Outcome: Edukasi
1 : Menurun 3.5 Anjurkan berinteraksi
2 : Cukup menurun dengan orang lain secara
3 : Sedang bertahap
4 : Cukup meningkat 3.6 Anjurkan berbagi
5 : Meningkat pengalaman dengan orang
lain
3.7 Latih bermain peran
untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HARGA DIRI RENDAH

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
g. Berpakaian tidak rapih.
h. Selera makan kurang
i. tidak berani menatap lawan bicara.
j. Lebih banyak menunduk.

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguang konsep diri : harga diri rendah

3. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
e. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang
sudah dilatih

4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien
Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan
aspek positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di
rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan
lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali
bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
b. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang
aktif
c. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien
lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien
lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan
bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu
batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien.
Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-
hari pasien.
d. Melatih kemampuan yang dipilih pasien
Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang
dipilih
2) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
3) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
e. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara
dapat melakukan hal-hal berikut :
1) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan
yang telah dilatihkan
2) Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien
setiap hari
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap kegiatan
4) Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan ( latihan fase orientasi, kerja dan


terminasi setiap SP)
SP 1 Klien : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih
kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

ORIENTASI : salam teraupetik, evaluasi/validasi,kontrak


“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Agung Nugroho, biasa dipanggil Agung,
saya mahasiswa keperawattan UKSW yang sedang praktik diruangan ini.,
Bagaimana keadaan ibu hari ini ?
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat
ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?

KERJA :
” Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya
ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu ? “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan
kegiatan yang ibu miliki “.
” ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan
di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5
(misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang
masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana
kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur ibu”. Mari kita lihat tempat
tidur ibu Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik.
”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !.
Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan.
Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita
lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”
” ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau ibu
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan ibu
ibu (tidak) melakukan.

TERMINASI : evaluasi, rencana tindak lanjut, kontrak pertemuan


selanjutnya
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur ? Yah, ternyata ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah
ibu praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di
rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu
sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya
bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi
di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”
DAFTAR PUSTAKA

Akademi Kesehatan Rustida Prodi D-Iii Keperawatan Krikilan-Glenmore


Banyuwangi. Digilib.Unimus.ac.id/download.php?id=1429. Diakses pada
tanggal 14 maret 2021.

Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.

Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta:


Nuha Medika Press.

Yoedhas, 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah.


http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com. Diakses tanggal 14 maret
2021

Anda mungkin juga menyukai