TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
kelemahan tubuh.
kesehatan yang kaji dari awal klien mengalami sakit, selama sakit,
luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh
6
2
jantung..
6. Riwayat Lingkungan
pasien.
3
keletihan.
alergi
d. Pola eliminasi
dan defekasi.
8. Pemeriksaan Fisik
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah
c. Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
d. Sistem pernafasan
e. Sistem kardiovaskuler
f. Sistem gastrointestinal
obesitas.
g. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
h. Sistem musculoskeletal
i. Sistem neurologis
9. Pemeriksaan Penunjang
menurun.
meningkat.
meningkat (dehidrasi)
meningkat.
panjang
8
i. Insulin darah menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal
insufisiensi insulin
10. Terapi
d. Insulin
pembuluh darah.
9
2.1.3. Perencanaan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
darah.
aliran darah :
vasokontriksi.
oksigen (HBO).
ulkus/gangren.
11
Kriteria hasil :
Intervensi :
tindakan selanjutnya.
anti biotik.
penyakit.
jaringan
Kriteria hasil :
hilang.
mengatasi nyeri.
120/80mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).
13
Intervensi :
pasien.
dialami pasien.
melakukan tindakan.
pasien.
seoptimal mungkin.
14
pengeluaran pus.
2.1.4. Implementasi
2.1.5. Evaluasi
terhadap tindakan. Sedangkan evaluasi yang dilakukan pada tahap akhir tindakan
keperawatan secara keseluruhan sesuia dengan waktu yang ada pada tujuan.
15
Disamping itu juga evaluasi adalah merupakan kegiatan ynag merupakan kegiatan
yang membandingkan antra hasil implemntasi dengan kriteria standar yang telah
ditetapkan untuk melihat keberhasilan. Bila evaluasi tudak berhasil atau berhasil
dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender
dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman
ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan
khotimah, 2014).
2.2.2. Etiologi
1. Faktor endogen
16
a. Genetik, metabolik.
b. Angiopati diabetik.
c. Neuropati diabetik.
2. Faktor ekstrogen
a. Trauma.
b. Infeksi.
c. Obat.
terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang
pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit
2.2.3. Patofisiologi
diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada
adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang
(Price,2010)
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
1. Pain (nyeri).
2. Paleness (kepucatan).
3. Paresthesia (kesemutan).
5. Paralysis (lumpuh).
1. Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas 130
menilai kadar gula darah selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang
gula, dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah yang
normal dua jam setelah meminum cairan tersebut harus < dari 140
mg/dl.
4. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan
dilakukan dirumah.
5. Urine
6. Kultur pus
2.2.6. Penatalaksanaan
1. Medis
3) Penghambat glukoneogenesis.
b. Insulin
3) Ketoasidosis diabetik.
c. Terapi Kombinasi
2. Keperawatanan
kasus DM. Menurut Smeltzer dan Bare (2001: 1226), tujuan utama
a. Diet
kadar lemak.
b. Latihan
c. Pemantauan
optimal.
e. Pendidikan
infeksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus diupayakan
a. Set perawatan luka steril, berisi: kom kecil 2 buah, pinset anatomi 1
buah dan cirargi 1 buah, gunting jaringan 1 buah arteri klem 1 buah
n. Bengkok 2 buah (satu berisi larutan desinfektan dan satu lagi berisi
2.3.4. Pelaksanaan
dilakukan
kearah dalam
larutan desinfektan
13. Buka set perawatan luka, masukkan kassa steril dan cairan yang akan
digunakan
15. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% dengan satu arah atau secara
16. Untuk luka kotor yang beronggadan berpus, bersihkan dengan H2O2
memerah/granulasi)
18. Lakukan penekanan, bila perlu pada daerah pinggir/sekitar luka untuk
mengeluarkan eksudat/pus
19. Luka dibersihkan dengan H2O2 3%, bilas kembali dengan NaCl 0,9%
20. Bersihkan derah sekitar luka (buka daerah luka) dengan kassa steril
22. Tutup luka dengan kassa + NaCl 0,9% (kassa lembab, tidak basah)
25. Balut luka dengan verban dan tambahkan balutan elastis jika
diperlukan