Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DIABETES


MELLITUS

OLEH:
HERMIN TUMIN
PRODI D3. KEP. SUTPOPO
SURABAYA
Pengertian PENGERTIAN

Diabetes adalah suatu penyakit karena


tubuh tidak mampu mengendalikan
jumlah gula, atau glukosa dalam aliran
darah. Ini menyebabkan hiperglikemia,
suatu keadaan gula darah yang tingginya
sudah membahayakan. (Setiabudi, 2008)
ETIOLOGI
1. Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun.
Biasanya juga disebut Juvenille Diabetes, yang
gangguan ini ditandai dengan adanya
hiperglikemia. Faktor genetik dan lingkungan
merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena
itu insiden lebih tinggi atau adanya infeksi virus
(dari lingkungan) misalnya coxsackievirus B dan
streptococcus sehingga pengaruh lingkungan
dipercaya mempunyai peranan dalam terjadinya
DM.
2. Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM)
Virus dan kuman leukosit antigen tidak
nampak memainkan peran terjadinya NIDDM.
Faktor herediter memainkan peran yang sangat
besar. Riset melaporkan bahwa obesitas salah
satu faktor determinan terjadinya NIDDM
sekitar 80% klien NIDDM adalah kegemukan.
KLASIFIKASI

Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik


menjadi enam tingkatan, yaitu :
1. Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti
“claw,callus “.
2. Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
3. Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
4. Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
5. Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki
dengan atau tanpa selulitis.
6. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
Brand (1986) dan Ward (1987) membagi
gangren kaki menjadi 2 golongan :

1. Kaki Diabetik akibat Iskemia (KDI)


Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya
makroangiopati (arterosklerosis) dari pembuluh darah besar
ditungkai, terutama di daerah betis.
2. Kaki Diabetik akibat Neuropati (KDN)
Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada
gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering,
hangat, kesemutan, mati rasa, oedema kaki, dengan pulsasi
pembuluh darah kaki teraba baik.
DAMPAK MASALAH 1:
1. Pada Individu
Pola dan gaya hidup penderita akan berubah
dengan adanya penyakit ini, Gordon telah
mengembangkan 11 pola fungsi kesehatan yang
dapat digunakan untuk mengetahui perubahan
tersebut, yaitu :
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

b. Pola nutrisi dan metabolisme

c. Pola eliminasi

d. Pola tidur dan istirahat


e. Pola aktivitas dan latihan
f. Pola hubungan dan peran
g. Pola sensori dan kognitif
h. Pola persepsi dan konsep diri
i. Pola seksual dan reproduksi
j. Pola mekanisme stres dan koping
k. Pola tata nilai dan kepercayaan.
DAMPAK MASALAH 2:
2. Pada keluarga
Dengan adanya salah satu anggota keluarga yang
sakit dan dirawat di rumah sakit akan muncul
bermacam –macam reaksi psikologis dari keluarga.
Waktu perawatan yang lama dan biaya yang banyak
akan mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga dan
perubahan peran pada keluarga karena salah satu
anggota keluarga tidak dapat menjalankan perannya.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari
proses keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok,
yaitu :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan
membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola
pertahanan penderita mengidentifikasikan, kekuatan dan
kebutuhan penderita yang dapt diperoleh melalui
anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium
serta pemeriksaan penunjang lainnya.
ANAMNESA

1. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku
bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.

2. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki atau tungkai
bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak
sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab
terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan
oleh penderita untuk mengatasinya.

4. Riwayat kesehatan dahulu


Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit –
penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi
insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat
penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu
anggota keluarga yang juga menderita DM atau
penyakit keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi,
jantung.

6. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan
emosi yang dialami penderita sehubungan dengan
penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap
penyakit penderita.
PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
Menurut (Doenges, 2012) adalah sebagai berikut :
1. Nutrisi
Pada umumnya terjadi hilangnya nafsu makan, mula/muntah, tidak
mengikuti diet sehingga peningkatan masukan glukosa karbohidrat, terjadinya
penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari atau minggu.
2. Eliminasi
Terjadi perubahan pola berkemih atau poliura, kesulitan berkemih
(infeksi), dan diare.
3. Aktifitas dan Istirahat
Mudah lelah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram otot, tonsus otot
menurun dan terjadi gangguan istirahat atau tidur.
4. Integritas Ego
Sering stress, tergantung pada orang lain, ansietas.
5. Kenyamanan atau Nyeri
Nyeri pada daerah abdomen.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara,
tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital. 
2. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran
pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah
gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah
menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah
bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur atau
ganda, diplopia, lensa mata keruh.
3. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna
kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di
daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada
kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku. 
4. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.
5. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau
berkurang, takikardi atau bradikardi, hipertensi atau
hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
6. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare,
konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan
lingkar abdomen, obesitas.
7. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau
sakit saat berkemih.
8. Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstrimitas.
9. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula
darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial >
200 mg/dl.
2.Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict (reduksi).
Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine :
hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (+
+++).
3. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan
memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis
kuman.
ANALISA DATA
Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan
data obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow yang
terdiri dari :
1. Kebutuhan dasar atau fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan cinta dan kasih sayang
4.Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat
diambil kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan
penyebab, yang dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa
keperawatan meliputi aktual, potensial, dan kemungkinan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang


respon individu, keluarga atau komunitas terhadap proses
kehidupan atau masalah kesehatan. Aktual atau potensial
dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan
keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut.
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
gangren kaki diabetik adalah sebagai berikut :
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
melemahnya atau menurunnya aliran darah ke daerah
gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
2. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan
adanya gangren pada ekstrimitas.
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
iskemik jaringan.
4. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa
nyeri pada luka.
5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake makanan yang
kurang.
6. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis )
berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.
7. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakitnya.
8. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet,
perawatan dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi.
9. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan

perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.


10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri
pada luka di kaki.
Perencanaan
Diagnosa no. 1
Gangguan perfusi berhubungan dengan melemahnya atau
menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya
obstruksi pembuluh darah.
Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.
Kriteria Hasil :
1. Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler

2. Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis

3. Kulit sekitar luka teraba hangat

4. Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah

5. Sensorik dan motorik membaik


Rencana tindakan :
1.Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi.
2.Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran
darah
3.Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa : Hindari
diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan
merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi.
4.Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian
vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi
oksigen (HBO).
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap
rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan
untuk perawat bersama pasien. Implementasi
dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan
interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan
dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat
dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan
psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan
dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah
dilakukan dan bagaimana respon pasien.
Evaluasi
Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang
telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan
tujuan yang diharapkan dalam perencanaan. Perawat
mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana
tujuan tercapai :
1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam

waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.


2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi

tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.


3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali
menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan
pernyataan tujuan.

Anda mungkin juga menyukai