Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES


MELITUS TIPE 2 DENGAN PEMERIKSAAN GULA DARAH SEWAKTU

Dosen Pembimbing:

Hepta Nur Anugrahini, S.Kep, Ns, M.Kep.

Mata Kuliah

Studi Diagnostik

Penyusun :

1. Anisa Nur Jamilah (P27820121005)


2. Athaya Maharani Widyaswari (P27820121007)
3. Vira Dwi Apriyani (P27820121045)

TINGKAT 2 REGULER A

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
hidayah serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu”.

Selain itu, dengan penyusunan makalah ini juga dimaksudkan untuk dapat
menambah pemahaman pengetahuan, sikap dan keterampilan terus bertambah dan
berkembang. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Hepta Nur Anugrahini, S.Kep, Ns. M.Kep. Selaku dosen pembimbing mata
kuliah Studi Diagnostik, serta teman-teman yang telah membantu memberikan masukan
dan saran-sarannya kami bermanfaat bagi terwujudnya makalah ini.

Sebagai penulis maka kami masih memiliki keterbatasan dan kekurangan,


sehinggak kami tetap berharap mudah-mudahan segenap pembaca dapat memberikan
saran atau kritik dalam pembuatan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca sekalian, akhir kata dari kami semoga Allah SWT
senantiasa memberikan ridhonya untuk kita semua, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 28 Juli 2022

Penulis
3

DAFTAR ISI
4

BAB I

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

1.1 Pengkajian

A. Identitas Pasien
Meliputi nama lengkap nama panggilan, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
status, agama, bahasa yang digunakan, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
alamat, sumber dana/ biaya serta identitas orang tua.
B. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat kesehatan masa lalu Biasanya klien DM mempunyai riwayat
hipertensi, penyakit jantung seperti infart miokard
2. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya klien masuk ke Pelayanan kesehatan
atau RS dengan keluhan nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka
yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung, sakit kepala,
menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi,
koma dan bingung.
3. Riwayat kesehatan keluarga Biasanya ada riwayat anggota keluarga yang
menderita DM
C. Pola Kebiasaan
1) Aktifitas/istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, keram otot, tonus otot
menurun, gangguan tidur atau istirahat.
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktifitas,
latergi atau disorientasi, koma.
2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, infark miokar akut, klaudikasi, kebas,
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
5

Tanda : Takikaridia, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang


menurun atau tak ada, disriymia, krekels, kulit panas, kering, kemerahan,
bola mata cekung.
3) Integritas ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas, peka rangsang
4) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/ terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/ berulang, nyeri tekan abdomen,
diare.
Tanda : urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria jika terjadi hypovolemia berat, urine berkabut, bau busuk
infeksi), abdomen keras, adanya ansietas, bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare)
5) Makanan/ cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual muntah, tidak mengikuti diet,
peningkatan masukan glukosa/ karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari
periode beberapa hari/ minggu, penggunaan diuretic (tizaid).
Tanda: Kulit kering/ berisik, turgor jelek, kekakuan/ distensi abdomen,
muntah, pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolic dengan
peningkatan gula darah), bau halitosis/ manis, bau buah (napas aseton).
6) Neurosensory
Gejala : Pusing/ pening, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan otot,
paresthesia, gangguan penglihatan.
Tanda : Disoreintesi, mengamuk, alergi, stupor/ koma (tahap lanjut),
gangguan memori, reflek tendon menurun, kejang.
7) Nyeri/ keamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/ nyeri (sedang/ berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8) Pernapasan
6

Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa sputum purulent


(tergantung adanya infeksi/ tidak)
Tanda : Batuk dengan / tanpa sputum purulent (infeksi), frekuensi
pernapasan
9) Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ ulserasi, menurunya kekuatan
umum/ rentang gerak, paresthesia/ paralysis otot termasuk otot-otot
pernapasaan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
D. Pemeriksaan Fisik
Meliputi keadaan penderita kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda-tanda vital.
1 Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada keher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering
terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah
bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur/ ganda, diplopia, lensa
mata keruh.
2 Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit didaerah sekitar ulkus dan gangrene, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3 Sistem pernapasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada, pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
4 Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/
bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
5 Sistem gastrointestinal
Terdapat poliphagi, polidipsi, mual muntah, diare, konstipasi, dehidrasi,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
6 Sistem urinaria
7

Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
7 Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstremitas.
8 Sistem neurologis
Terjadinya penurunn sensoris, parathesia, anatesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorientasi.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Gula darah
- Gula darah > 200 mg/dl

1.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan : Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
resistensi insulin ditandai dengan lelah atau lesu, kadar glukosa dalam darah/urin
tinggi.

Diagnosa kerawatan merupakan penelitian klinis mengenai respon klien terhadap


masalah kesehatan baik yang berlangsung aktual maupun potesial (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017). Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidetifikasi respon
klien individu, keluarga, atau komunitas terhadap yang berkaitan dengan kesehatan.

Ketidak stabilan glukosa darah merupakan diagnose aktual yang terdiri dari tiga
bagian yaitu problem, etiyology, sign dan symptom Problem yaitu masalah
keperawatan, etiology yaitu faktor yang berhubungan serta sign dan symptom
adalah tanda dan gejala. Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah variasi kadar
glukosa darah naik/turun dalam rentang normal. Adapun etiologi ketidak stabilan
kadar glukosa darah dibagi menjadi 2 bagian yaitu etiologi hiperglikemia dan
etiologi hipoglikemia. Etiologi hiperglikemia adalah disfungsi pankreas, resistensi
insulin, gangguan toleransi glukosa darah dan gangguan glukosa darah puasa.
8

Sedangkan etiologi hipoglikemia adalah pengunaan insulin atau obat glikemik oral,
hiperinsulinemia, endokrinopati, disvungsi hati, difungsi ginjal kronis, efek agen
farmakologi, tindakan pembedahan neoplasma dan gangguan metabolic bawah

Tanda dan gejala mayor hiperglikemia berupa data subjektif meliputi pasien
mengatakan lelah atau lesu, sedangkan data objektifnya meliputi kadar glukosa
dalam darah/urin tinggi. Tanda dan gejala minor hiperglikemi berupa data subjektif
meliputi pasien mengatakana mulut kering, haus meningkat, sedangkan data
objektifnya meliputi jumlah urin meningkat.Tanda dan gejala mayor hipoglikemia
berupadta subjektif meliputi pasien mengatakan mengantuk, pusing. sedangkan data
objektifnya meliputi gangguan kordinasi, kadar glukosa dalam darah/urin rendah.
Tanda dan gejala minor hipoglikemia berupa data subjektif meliputi palpitasi,
mengeluh lapar sedangkan data objektifnya meliputi gemetar kesadaran menurun,
perilaku aneh, sulit bicara, dan berkeringat.

Diagnosa keperawatan : Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan


resistensi insulin ditandai dengan lelah atau lesu, kadar glukosa dalam darah/urin
tinggi.

1.3 Intervensi Keperawatan


Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin ditandai
dengan lelah atau lesu, kadar glukosa dalam darah atau urin tinggi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam maka
kestabilan kadar glukosa darah meningkat.
Kriteria Hasil :
1. Lelah atau lesu menurun
2. Mulut kering menurun
3. Rasa haus menurun
4. Kadar glukosa dalam darah membaik
5. Kadar glukosa dalam urine membaik
Intervensi :
1. Monitor kadar glukosa darah
9

Rasional : memantau kadar glukosa darah dalam kondisi normal apabila terjadi
keabnormalan dapat menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
selanjutnya.
2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Rasional : memantau tanda dan gejala hiperglikemia agar dapat segera
menentukan tindakan yang dilakukan.
3. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Rasional : memberitahu tenaga medis yang lain untuk melakukan tindakan
keperawatan kepada pasien.

1.4 Implementasi

Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah


katagori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan unruk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dan diselesaikan. Implementasi dari rencara asuhan keperawatan mengikuti
komponen perencanaan dari proses keperawatan (Anggeria, 2017).

1.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan
implementasi. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan
dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respon klien terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan .
Evaluasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, kemudian
dilakukan penelitian untuk melihat keberhasilannya. Jika tindakan yang dilakukan
belum berhasil, maka perlu dicari cara atau metode lainnya.
Evaluasi menurut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019), yaitu:
1. Koordinasi meningkat
2. Kesadaran meningkat
3. Gemetar menurun
4. Berkeringat menurun
10

5. Perilaku aneh menurun


6. Kesulitan bicara menurun
7. Kadar glukosa dalam darah membaik
8. Kadar glukosa dalam urine membaik
9. Perilakumembaik
10. Jumlah urine membaik
11

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian

Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS)


Pemeriksaan GDS atau gula darah sewaktu adalah tes gula darah yang
dilakukan pada saat itu juga. Tes glukosa darah sewaktu dilakukan dengan cara
mengambil sampel darah pasien tanpa melakukan puasa terlebih dahulu untuk dapat
mengetahui kadar gula darah pada saat itu. Satuan yang digunakan untuk
menyatakan nilai gula darah sewaktu adalah mg/dL (milligram per desiliter). Hasil
pemeriksaan gula darah sewaktu membandingkan jumlah gula darah dalam satuan
miligram dengan jumlah darah dalam satuan desiliter.

Pemeriksaan Glukosa Sewaktu atau gula darah sewaktu (GDS) dilakukan


dengan mengambil sampel darah melalui vena pada lengan atau pembuluh darah
kapiler pada ujung jari dengan menggunakan glukometer. Rasa tidak nyaman
mungkin akan muncul selama penusukkan jarum untuk mengambil sampel darah
kemudian setelah itu sampel darah dianalisis oleh petugas laboratorium. Di
laboratorium, petugas laboratorium akan menggunakan metode pemeriksaan, yaitu
Gluc-DH, GOD-PAP, GOD period (Test combination).

2.2 Tujuan Pemeriksaan

Tujuan Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS)


Prosedur pemeriksaan GDS bertujuan untuk :
1. Pemeriksaan laboratorium harian
2. Acuan tidakan medis
3. Pengobatan yang tepat
4. Pemilihan diit yang tepat
5. Pencegahan resiko hiperglikemi

2.3 Prosedur Pemeriksaan

Prsedur Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS)


12

Tes gula darah ini dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu berpuasa dan tanpa
memerhatikan kapan terakhir kita makan. Tes ini dapat dilakukan untuk memantau
kadar gula darah penderita diabetes, atau untuk menilai tinggi-rendahnya kadar gula
darah orang yang lemas atau pingsan.
a) Prosedur GDS :
1. Cek order dokter
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Lakukan kontrak atau persetujuan dengan pasien
4. Bawa alat ke dekat pasien
5. Pasang sampiran atau jaga privasi pasien
6. Pasang perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk
7. Nyalakan mesin gluko test dan pastikan sudah menyala dengan baik,
kemudian pasang strip stick GDS nya secara benar dan pastikan sudah
tergambar darah pada layar
8. Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan GDS yaitu : jari telunjuk,
jari tengan dan jari manis
9. Berikan / oleskan swab alkohol pada jari yang akan ditusuk
10. Tusuk ujung jari pasien dengan hati-hati
11. Tekan daerah sekitar tusukan dengan jari kita agar darah keluar,
pastikan darah keluar secukupnya
12. Tempelkan ujung stick GDS pada mesin gluco test ke darah pasien dan
tunggulah beberapa detik untuk melihat hasilnya pada layar
13. Setelah hasil keluar catatlah pada lembar catatan perawat

2.4 Persiapan Sebelum Pemeriksaan

Persiapan Sebelum Pemeriksaan GDS

1. Mempersiapkan dan mendekatkan alat-alat ke pasien yang akan


digunakan.

2. Menanyakan riwayat penyakit pasien


3. Menjelaskan prosedur pemeriksaan glukosa sewaktu kepada pasien
13

4. Mempersiapkan lingkungan pasien


5. Mencuci tangan, dan memakai sarung tangan steril atau bersih sesuai
tindakan
6. Mengatur pasien pada posisi nyaman

2.5 Persiapan Sesudah Pemeriksaan

Persiapan Sesudah Pemeriksaan GDS

1. Memastikan perdarahan pada lokasi penyuntikan telah berhenti


2. Membantu Merapikan pasien dan mengembalikan ke posisi nyaman
3. Membereskan alat-alat yang sudah digunakan untuk dikembalikan
ketempatnya
4. Melepas Hanscoon atau sarung tangan yang telah digunakan
5. Mencuci tangan
6. Melakukan dokumentasi

Sumber : https://hellosehat.com/diabetes/cek-gula-darah/
14

BAB III

EVALUASI

3.1 Nilai Normal Pemeriksaan

Nilai Normal Tes Gula Darah Sewaktu

Untuk mengetahui kisaran kadar gula darah normal dalam sehari, tes gula darah
sewaktu inilah yang digunakan. Sesuai dengan namanya, tes gula darah sewaktu
atau GDS bisa dilakukan sewaktu-waktu dengan catatan pengecekan dilakukan di
hari yang sama. Batas nilai normal pada tes GDS sebagai berikut :

1. Normal : dibawah 200 mg/dL


2. Diabetes: lebih dari 200 mg/dL
15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. BAB II Tinjauan Pustaka. Repository Unimus, Universitas Muhammadiyah


Semarang. http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1079/3/BAB%20II.pdf
(Diakses pada 28 Juli 2022)

Felicia, Levina. 2020. Tes Gula Darah. https://www.sehatq.com/tindakan-medis/tes-gula-darah.


(Diakses pada 28 Juli 2022)

Anonim. 2016. SOP / Cara Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Puasa & 2 Jam Post Puasa.
http://gdghcgcgh.blogspot.com/2016/04/sop-cara-pemeriksaan-gula-darah-
sewaktu.html?m=1 (Diakses pada 28 Juli 2022)

Anda mungkin juga menyukai