Dosen Pembimbing:
Mata Kuliah
Studi Diagnostik
Penyusun :
TINGKAT 2 REGULER A
JURUSAN KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
hidayah serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu”.
Selain itu, dengan penyusunan makalah ini juga dimaksudkan untuk dapat
menambah pemahaman pengetahuan, sikap dan keterampilan terus bertambah dan
berkembang. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Hepta Nur Anugrahini, S.Kep, Ns. M.Kep. Selaku dosen pembimbing mata
kuliah Studi Diagnostik, serta teman-teman yang telah membantu memberikan masukan
dan saran-sarannya kami bermanfaat bagi terwujudnya makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
1.1 Pengkajian
A. Identitas Pasien
Meliputi nama lengkap nama panggilan, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
status, agama, bahasa yang digunakan, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
alamat, sumber dana/ biaya serta identitas orang tua.
B. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat kesehatan masa lalu Biasanya klien DM mempunyai riwayat
hipertensi, penyakit jantung seperti infart miokard
2. Riwayat kesehatan sekarang Biasanya klien masuk ke Pelayanan kesehatan
atau RS dengan keluhan nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka
yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung, sakit kepala,
menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi,
koma dan bingung.
3. Riwayat kesehatan keluarga Biasanya ada riwayat anggota keluarga yang
menderita DM
C. Pola Kebiasaan
1) Aktifitas/istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, keram otot, tonus otot
menurun, gangguan tidur atau istirahat.
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktifitas,
latergi atau disorientasi, koma.
2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, infark miokar akut, klaudikasi, kebas,
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
5
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
7 Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstremitas.
8 Sistem neurologis
Terjadinya penurunn sensoris, parathesia, anatesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorientasi.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Gula darah
- Gula darah > 200 mg/dl
Ketidak stabilan glukosa darah merupakan diagnose aktual yang terdiri dari tiga
bagian yaitu problem, etiyology, sign dan symptom Problem yaitu masalah
keperawatan, etiology yaitu faktor yang berhubungan serta sign dan symptom
adalah tanda dan gejala. Ketidakstabilan kadar glukosa darah adalah variasi kadar
glukosa darah naik/turun dalam rentang normal. Adapun etiologi ketidak stabilan
kadar glukosa darah dibagi menjadi 2 bagian yaitu etiologi hiperglikemia dan
etiologi hipoglikemia. Etiologi hiperglikemia adalah disfungsi pankreas, resistensi
insulin, gangguan toleransi glukosa darah dan gangguan glukosa darah puasa.
8
Sedangkan etiologi hipoglikemia adalah pengunaan insulin atau obat glikemik oral,
hiperinsulinemia, endokrinopati, disvungsi hati, difungsi ginjal kronis, efek agen
farmakologi, tindakan pembedahan neoplasma dan gangguan metabolic bawah
Tanda dan gejala mayor hiperglikemia berupa data subjektif meliputi pasien
mengatakan lelah atau lesu, sedangkan data objektifnya meliputi kadar glukosa
dalam darah/urin tinggi. Tanda dan gejala minor hiperglikemi berupa data subjektif
meliputi pasien mengatakana mulut kering, haus meningkat, sedangkan data
objektifnya meliputi jumlah urin meningkat.Tanda dan gejala mayor hipoglikemia
berupadta subjektif meliputi pasien mengatakan mengantuk, pusing. sedangkan data
objektifnya meliputi gangguan kordinasi, kadar glukosa dalam darah/urin rendah.
Tanda dan gejala minor hipoglikemia berupa data subjektif meliputi palpitasi,
mengeluh lapar sedangkan data objektifnya meliputi gemetar kesadaran menurun,
perilaku aneh, sulit bicara, dan berkeringat.
Rasional : memantau kadar glukosa darah dalam kondisi normal apabila terjadi
keabnormalan dapat menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
selanjutnya.
2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Rasional : memantau tanda dan gejala hiperglikemia agar dapat segera
menentukan tindakan yang dilakukan.
3. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
Rasional : memberitahu tenaga medis yang lain untuk melakukan tindakan
keperawatan kepada pasien.
1.4 Implementasi
1.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan
implementasi. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan
dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respon klien terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan .
Evaluasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, kemudian
dilakukan penelitian untuk melihat keberhasilannya. Jika tindakan yang dilakukan
belum berhasil, maka perlu dicari cara atau metode lainnya.
Evaluasi menurut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019), yaitu:
1. Koordinasi meningkat
2. Kesadaran meningkat
3. Gemetar menurun
4. Berkeringat menurun
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Tes gula darah ini dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu berpuasa dan tanpa
memerhatikan kapan terakhir kita makan. Tes ini dapat dilakukan untuk memantau
kadar gula darah penderita diabetes, atau untuk menilai tinggi-rendahnya kadar gula
darah orang yang lemas atau pingsan.
a) Prosedur GDS :
1. Cek order dokter
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Lakukan kontrak atau persetujuan dengan pasien
4. Bawa alat ke dekat pasien
5. Pasang sampiran atau jaga privasi pasien
6. Pasang perlak dan pengalas pada bawah jari yang akan ditusuk
7. Nyalakan mesin gluko test dan pastikan sudah menyala dengan baik,
kemudian pasang strip stick GDS nya secara benar dan pastikan sudah
tergambar darah pada layar
8. Lakukan pemilihan jari untuk pemeriksaan GDS yaitu : jari telunjuk,
jari tengan dan jari manis
9. Berikan / oleskan swab alkohol pada jari yang akan ditusuk
10. Tusuk ujung jari pasien dengan hati-hati
11. Tekan daerah sekitar tusukan dengan jari kita agar darah keluar,
pastikan darah keluar secukupnya
12. Tempelkan ujung stick GDS pada mesin gluco test ke darah pasien dan
tunggulah beberapa detik untuk melihat hasilnya pada layar
13. Setelah hasil keluar catatlah pada lembar catatan perawat
Sumber : https://hellosehat.com/diabetes/cek-gula-darah/
14
BAB III
EVALUASI
Untuk mengetahui kisaran kadar gula darah normal dalam sehari, tes gula darah
sewaktu inilah yang digunakan. Sesuai dengan namanya, tes gula darah sewaktu
atau GDS bisa dilakukan sewaktu-waktu dengan catatan pengecekan dilakukan di
hari yang sama. Batas nilai normal pada tes GDS sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. SOP / Cara Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Puasa & 2 Jam Post Puasa.
http://gdghcgcgh.blogspot.com/2016/04/sop-cara-pemeriksaan-gula-darah-
sewaktu.html?m=1 (Diakses pada 28 Juli 2022)