OLEH :
NPM . 1490123006
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan akhir stase medikal ini
dengan baik. Laporan ini berisi tentang penyakit Diabetes meilitus di ruang Interna laki RSUD
dr. M Haulussy Ambon.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mahasiswa profesi Ners dalam memenuhi
stase medikal secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya; Ns.Erny
Soumokil, S.Kep sebagai pembimbing lahan dan Ns.Idham Soamole,S.Kep.,M.Kep sebagai
pembimbing akademik. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan
pikirannya yang telah diberikan.
Dalam pembuatan laporan ini, penyusun menyadari bahwa hasil laporan akhir stase
medikal ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi individu, kelompok dan masyarakat pada umumnya.
Ambon,Januari 2022
Penyusun
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan
keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C& Bare, B. G, 2015).
Diabetes Melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban
yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan problema anatomik dan kimiawi
yang merupakan akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut atau
1.1.2 Etiologi
Mekanisme yang dapat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada
Diabetes Melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik diperkirakan memegang
peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor
resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya Diabetes Melitus tipe II.
2. Obesitas.
3. Riwayat keluarga.
4. Ras
2. Polyuria (akibat dari diuresis osmotik bila diambang ginjal terhadap reabsorpsi
6. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi, luka
(Chris Tanto,2014).
3. Tes diagnostik
a. GDP,GDS,GD2PP (Gula darah 2 jam post prandial), Glukosa jm ke 2 TTGO
4. Tes monitoring
a. GDP plasma vena, darah kapiler
b. GD2PP : Plasma vena
c. Aic darah vena, darah kapiler
1.1.6 Penatalaksanaan
1. Edukasi
Edukasi mengenai pengertian DM, promosi perilaku hidup sehat, pemantauan darah
mandiri, serta tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya perlu dipahami oleh
pasien.
yang dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat (45-65%),
karbohidrat sampai 70-75% juga memberikan hasil yang baik, terutama untuk golongan
ekonomi rendah. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress
akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan ideal. Jumlah kandungan kolesterol
<300 mg/ hari.Jumlah kandungan serat ± 25 g/ hari, diutamakan jenis serat larut.Konsumsi
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama ±0,5 jam yang sifatnya sesuai
dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, renang, bersepeda, dan mendayung.
a. Sulfonilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulsai pelepasan insulin yang tersimpan,
rangsangan glukosa. Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan berat
badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih.
b. Biguanid
Obat ini menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai dibawah normal. Preparat
yang ada dan aman adalah metformin.Obat ini dianjurkan untuk pasien gemuk (indeks
c. Inhibitor α glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim α glukosidase didalam
(Perkeni, 2011)
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Diabetes Melitus tipe II
1.2.1 Pengkajian
1. Keluhan utama
Penderita biasanya mengalami kesemutan pada kaki atau tungkai bawah serta kesulitan
dalam menjalankan aktivitasnya karena terjadi kelemahan pada kaki dan tungkai
bawahnya ditandai dengan danya gangren. Riwayat penyakit ini biasanya yang
dominan adalah munculnya sering buang air kecil (poliuri), sering haus, dan lapar
(polifagia) sebelum klien mengeluh adanya gangguan kulit seperti gatal / luka (Riyadi
& Sukarmin, 2008).
Mempunyai riwayat gula darah yang tinggi pada semasa muda, keluhan kesemutan
pada kaki atau tungkai kaki bawah. Diabetes terjadi saat hamil saja dan biasanya tidak
dialami setelah melahirkan namun perlu diwaspadai akan kemungkinan mengalami
diabetes yang sesungguhnya dikemudian hari. Diabetes sekunder digambarkan sebagai
kondisi penderita yang pernah mengalami suatu penyakit dan mengonsumsi obat -
obatan atau zat kimia tertentu (Riyadi & Sukarmin, 2008).
4. Pemeriksaan Head to Toe
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada keher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa
tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
berdarah, apakah penglihatan kabur/ ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban
dan suhu kulit didaerah sekitar ulkus dan gangrene, kemerahan pada kulit sekitar
luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernapasan.
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada, pada penderita DM mudah terjadi
infeksi.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/ bradikardi,
hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
5) Sistem gastrointestinal
6) Sistem urinaria
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
7) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstremitas.
8) Sistem neurologis
5. Pemeriksaan Penunjang
Kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl , gula darah puasa > 140 mg/dl, gula darah
2 jam post prandial > 200 mg/dl, peningkatan lipid dan kolesterol, osmolaritas serum >
330 osm/l.
1) Riwayat penyakit
2) Pemeriksaan Fisik
c) Pemeriksaan jantung.
f) Pemeriksaan kulit.
g) Elektrokardiogram.
h) Foto rontgen dada (bila ada indikasi: TBC, penyakit jantung kongestif)
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b/d factor resiko kurang patuh dengan
rencana
2. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan secara aktif; diuresis osmotic,
ditandai dengan kelemahan, haus, penurunan turgor kulit, mukosa kulit kering.
dengan berat badan 20% kurang atau lebih dibawah ideal, kehilangan BB dengan
asupan
5. Risiko infeksi b/d factor risiko pertahanan primer tidak adekuat, trauma jaringan.
1. DP 1 NOC NIC
Setelah dilakukan
● Kaji factor yang dapat ⮚ Agar dapat melakukan
tindakan perawatan
meningkatkan risiko pencegahan terjadinya
selama 3x… jam
ketidakseimbangan ketidakseimba-ngan
diharapkan risiko
glukosa glukosa
ketidakstabilan kadar
glukosa darah tidak ● Pantau kadar glukosa ⮚ Dapat mengetahui sedini
2. DP 2 NOC NIC
Setelah diberikan askep
● Monitor status hidrasi ⮚ Untuk mengantisipasi
selama 3x… jam
(kelembapan membran terjadinya dehidrasi
diharapkan kekurangan
mukosa, nadi, tekanan
volume cairan akan
darah)
teratasi, dengan kriteria
hasil: ● Monitor intake dan ⮚ Untuk mengetahui
cairan
● Tidak ada tanda – ● Berikan cairan IV sesuai ⮚ Keluarga dapat berperan
● Kolaborasi dengan
3. DP 3 NOC NIC
Setelah diberikan askep
● Monitor jumlah nutrisi ⮚ Untuk mengetahui jumlah
selama 3x… jam
dan kandungan nutrisi asupan nutrisi pasien
diharapkan kebutuhan
yang mampu dihabiskan yang bisa dikonsumsi
nutrisi pasien terpenuhi
oleh pasien setiap hari.
dengan kriteria :
● Berikan makanan yang ⮚ Pasien makan sesuai
● Berat badan pasien
terpilih (sudah kebutuhan nutrisinya.
normal sesuai tinggi
dikonsulkan dengan ahli
badan
gizi)
● Nilai laboratorium
● Berikan suasana ⮚ Suasana yang nyaman
dalam batas normal :
lingkungan yang nyaman dapat memperbaiki nafsu
Hb, albumin,
saat pasien makan. makan pasien.
transferrin, elektrolit,
kadar glukosa darah ● Berikan infomasi tentang ⮚ Pasien dapat memahami
nutrisi pasien.
● Kolaborasi dengan
4. DP 4 NOC NIC
Setelah diberikan askep
● Catat karakteristik luka, ⮚ Untuk mengetahui
selama 3x… jam
tentukan ukuran dan karakteristik luka pasien.
diharapkan integritas
kedalaman luka
jaringan kulit membaik
dengan kriteria hasil : ● Catat karakteristik cairan ⮚ Perbedaan cairan secret
● Kolaborasi dengan
5. DP 5 NOC NIC
Setelah diberikan askep
● Monitor tanda dan gejala ⮚ Untuk mengetahui sedini
selama 3x… jam
infeksi mungkin apabila terjadi
diharapkan factor risiko
infeksi
infeksi tidak terjadi
dengan kriteria hasil : ● Gunakan teknik septic ⮚ Dapat mencegah
treatment penanganan
● Kolaborasi dengan infeksi
dokter dalam pemberian
antibiotik
6. DP 6 NOC NIC
Setelah diberikan askep
● Ciptakan lingkungan ⮚ Menanggapi dan
selama 3x… jam
saling percaya dengan memperhatikan perlu
diharapkan pengetahuan
mendengarkan penuh diciptakan sebelum
pasien meningkat dengan
perhatian, dan selalu ada pasien bersidia
kriteria hasil :
untuk pasien. mengambil bagian dalam
● Pasien dan keluarga proses belajar.
menyatakan
⮚ Dapat meningkatkan
pemahaman tentang
● Berikan informasi pemahaman pasien
penyakit, kondisi,
tentang penyakit,
prognosis, dan
kondisi, prognosis, dan
program pengobatan.
program pengobatan.
● Pasien dan keluarga
● Diskusikan tentang
mampu
perubahan gaya hidup ⮚ Pasien dapat
melaksanakan
yang mungkin diperlukan
prosedur yang memodifikasi gaya hidup
untuk mencegah
dijelaskan dengan sehingga dapat berperan
komplikasi dimasa yang
benar. aktfi dalam proses
akan datang
penyembuhan.
● Instruksikan pasien