Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

DIABETUS MELITUS
Nomor :

Revisi Ke :

Berlaku Tgl :

Ditetapkan oleh:
Kepala UPTD Puskesmas Tunjungan

Dr. Retna Wuwuh Nugraheni


NIP. 19711213 200604 2 012

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TUNJUNGAN
Jl. Raya Tunjungan No.80 Telp.0811295006
Email: tunjunganpuskesmas@yahoo.co.id
TUNJUNGAN BLORA 58252

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat, serta penyertaan-Nya, sehingga panduan  “DIABETES
MELITUS” ini dapat kami selesaikan.
Dalam penulisan panduan ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa 
yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.kami
menyadari bahwa panduan ini jauh dari sempurna serta masih terdapat
kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan panduan ini. Maka kami berharap
adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan
mendatang.
Akhir kata, semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.

Tunjungan, 27 Januari 2017


Kepala Puskesmas Tunjungan

ANTON SUWOTO Skep Ners M.M


NIP.19690417 199103 1 004

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya
Manusia.
Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem
kesehatansuatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan
dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia
diperkirakan penderita
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa
keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan
penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan
kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya
cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis,
hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh 
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan
hormon insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada
insulin sama sekali sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang
sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam
pancreas. Ada 2 macam type DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM
ini disebabkan akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena
kerusakan dari sel beta pancreas. Gejala yang menonjol adalah
terjadinya sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering
haus, sebagian besar penderita DM type ini berat badannya normal atau
kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur
hidup.
      DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM
ini disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar
insulin dapat normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi
fungsi insulin untuk metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya
glukosa dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75%
dari penderita DM type II dengan obersitas atau ada sangat kegemukan
dan biasanya diketahui DM setelah usia 30 tahun.
DM tipe 3 atau disebut Diabetes mellitus gestasional yang terjadi
hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan
keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada
lintasan patogenesisnya.[29] GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin
atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup

B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah  di atas, tujuan yang dicapai dari 

1. Untuk mengetahui  pengertian Diabetes Militus


2. Untuk mengetahui apa saja type Diabetes Militus
3. Untuk mengetahui apa saja tanda – tanda dan gejala Diabetes Militus
4. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab Diabetes Militus
5. Untuk mengetahui cara pengobatan dan penangan Diabetes Militus
6. Untuk mengetahui hubungan Diabetes Militus dengan anggota tubuh

BAB II
ISI
A. DIABETES MELLITUS TIPE 2
No. ICPC-2 : T90 Diabetes non-insulin dependent
No. ICD-10 : E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus
Tingkat Kemampuan 4A

1. Masalah Kesehatan
Diabetes Melitus (DM) tipe 2, menurut American Diabetes Association
(ADA) adalah kumulan gejala yang ditandai oleh hiperglikemia akibat
defek pada kerja insulin (resistensi insulin) dan sekresi insulin atau
kedua-duanya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013, terjadi peningkatan dari 1,1% (2007) menjadi 2,1% (2013).
Proporsi penduduk ≥15 tahun dengan diabetes mellitus (DM) adalah
6,9%.WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM tipe 2 di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Federation
(IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM
dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030.
Meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya
menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-
3 kali lipat pada tahun 2030.

2. Hasil Anamnesis (Subjective)


a. Keluhan
1) Polifagia
2) Poliuri
3) Polidipsi
4) Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
b. Keluhan tidak khas:
1) Lemah
2) Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas)
3) Gatal
4) Mata kabur
5) Disfungsi ereksi pada pria
6) Pruritus vulvae pada wanita
7) Luka yang sulit sembuh
c. Faktor risiko
1) Berat badan lebih dan obese (IMT ≥ 25 kg/m2)
2) Riwayat penyakit DM di keluarga
3) Mengalami hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau sedang dalam
terapi hipertensi)
4) Riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4000 gram atau pernah
didiagnosis DM Gestasional
5) Perempuan dengan riwayat PCOS (polycistic ovary syndrome)
6) Riwayat GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) / TGT
(Toleransi Glukosa Terganggu) 7. Aktifitas jasmani yang kurang
3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)

a. Pemeriksaan Fisik

1) Penilaian berat badan


2) Mata : Penurunan visus, lensa mata buram
3) Extremitas : Uji sensibilitas kulit dengan mikrofilamen

b. Pemeriksaan Penunjang

1) Gula Darah Puasa


2) Gula Darah 2 jam Post Prandial
3) Urinalisis
4. Penegakan Diagnosis (Assessment)
a. Diagnosis Klinis
Kriteria diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa:
1. Gejala klasik DM (poliuria, polidipsia, polifagi) + glukosa
plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L). Glukosa plasma
sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
2. Gejala Klasik DM+ Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl.
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan
sedikitnya 8 jam
3. Kadar glukosa plasma 2 jam pada tes toleransi glukosa oral
(TTGO)> 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standard WHO, menggunakan beban glukosa anhidrus 75 gram
yang dilarutkan dalam air.

Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM,


maka dapat digolongkan ke dalam kelompok Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) atau Gula Darah Puasa Teranggu (GDPT) tergantung
dari hasil yang diperoleh

b. Kriteria gangguan toleransi glukosa:


1. GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma
puasa didapatkan antara 100–125 mg/dl (5,6–6,9 mmol/l)
2. TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO kadar glukosa
plasma 140–199 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75
gram (7,8 -11,1 mmol/L)
3. HbA1C 5,7 -6,4%

c. Komplikasi

1. Akut Ketoasidosis diabetik, Hiperosmolar non ketotik,


Hipoglikemia
2. Kronik Makroangiopati, Pembuluh darah jantung, Pembuluh
darah perifer, Pembuluh darah otak
3. Mikroangiopati: Pembuluh darah kapiler retina, pembuluh darah
kapiler renal
4. Neuropati
5. Gabungan: Kardiomiopati, rentan infeksi, kaki diabetik,
disfungsi ereksi

Catatan: Pemilihan jenis Obat Hipoglikemik oral (OHO) dan insulin bersifat
individual tergantung kondisi pasien dan sebaiknya mengkombinasi obat
dengan cara kerja yang berbeda.
a. Dosis OHO
Cara Pemberian OHO, terdiri dari:
1. OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara
bertahapsesuai respons kadar glukosa darah, dapat diberikansampai
dosis optimal.
2. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan.
3. Metformin : sebelum/pada saat/sesudah makan.
4. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan suapan
pertama.
b. Penunjang Penunjang
1. Urinalisis
2. Funduskopi
3. Pemeriksaan fungsi ginjal
4. EKG
5. Xray thoraks

Rencana Tindak Lanjut: Tindak lanjut adalah untuk pengendalian kasus DM


berdasarkan parameter berikut:

Baik Sedang Buruk


Glukosa darah puasa 80 -99 100-125 ≥ 126
(mg/dL)
Glukosa darah 2 jam 80-144 145-179 ≥ 180
(mg/dL)
A1C (%) < 6,5 6,5 – 8 >8
Kolesterol total < 200 200-239 ≥ 240
(mg/dL)
Kolesterol LDL < 100 100 – 129 ≥ 130
(mg/dL)
Kolesterol HDL Pria > 40
(mg/dL) Wanita > 50
Trigliserida (mg/dL) < 150 150-199 ≥ 200
IMT (kg/m3) 18, 5 -23 23-25 > 25
Tekanan darah ≤130/80 > 130-140 / >140/90
(mmHg) >80-90

Keterangan:
Angka-angka laboratorium di atas adalah hasil pemeriksaan plasma vena.
Perlu konversi nilai kadar glukosa darah dari darah kapiler darah utuh dan
plasma vena
Konseling dan Edukasi
a. Edukasi meliputi pemahaman tentang:
1. Penyakit DM tipe 2 tidak dapat sembuh tetapi dapat dikontrol
2. Gaya hidup sehat harus diterapkan pada penderita misalnya
olahraga, menghindari rokok, dan menjaga pola makan.
3. Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur setiap 2
minggu
b. Perencanaan Makan
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi:
1. Karbohidrat 45 – 65 %
2. Protein 15 – 20 %
3. Lemak 20 – 25 %
Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari. Diusahakan
lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA = Mono
Unsaturated Fatty Acid), dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty
Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah kandungan serat + 25 g/hr,
diutamakan serat larut.
c. Jumlah kalori basal per hari:
1. Laki-laki: 30 kal/kg BB idaman
2. Wanita: 25 kal/kg BB idaman
d. Rumus Broca:
Berat badan idaman = ( TB – 100 ) – 10 %
Pria < 160 cm dan wanita < 150 cm, tidak dikurangi 10 % lagi.
BB kurang : < 90 % BB idaman
BB normal : 90 – 110 % BB idaman
BB lebih : 110 – 120 % BB idaman
Gemuk : >120 % BB idaman

e. Penyesuaian (terhadap kalori basal/hari):


1. Status gizi:
a. BB gemuk - 20 %
b. BB lebih - 10 %
c. BB kurang + 20 %
2. Umur > 40 tahun : - 5 %
3. Stres metabolik (infeksi, operasi,dll): + (10 s/d 30 %)
4. Aktifitas:
a. Ringan + 10 %
b. Sedang + 20 %
c. Berat + 30 %
5. Hamil:
a. trimester I, II + 300 kal
b. trimester III / laktasi + 500 kal
Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan teratur (3-5 kali seminggu selama
kurang lebih 30-60 menit minimal 150 menit/minggu intensitas sedang).
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,
berkebun, harus tetap dilakukan.
Kriteria Rujukan
Untuk penanganan tindak lanjut pada kondisi berikut:
1. DM tipe 2 dengan komplikasi
2. DM tipe 2 dengan kontrol gula buruk
3. DM tipe 2 dengan infeksi berat
Peralatan
1. Laboratorium untuk pemeriksaan gula darah, darah rutin, urin rutin,
ureum, kreatinin
2. Alat Pengukur berat dan tinggi badan anak serta dewasa
3. Monofilamen test
Prognosis
Prognosis umumnya adalah dubia. Karena penyakit ini adalah penyakit
kronis, quo ad vitam umumnya adalah dubia ad bonam, namun quo ad
fungsionam dan sanationamnya adalah dubia ad malam
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penyakit  Diabetes Militus (DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menderita penyakit
Diabetes Militus. Seperti conohnya, Obesitas(berat badan berlebih),faktor
genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah raga), kurang tidur,
dan masih banyak yang lainnya.
B. Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola  hidup. Sering berolah
raga dan istirahat yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan
atau minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan
kadar gula melonjak tinggi.
Referensi
1. Sudoyo, A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati, S.Eds.
Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed 4. Vol. III. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006.
2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2011. (Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia, 2006)
3. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI dan Persadia.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Layanan Primer, ed.2, 2012.
(Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Indonesia FKUI, 2012)

Anda mungkin juga menyukai