Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM ENDOKRIN : DIABETES MILITUS DI RUANG ANGGREK RSUD KAJEN

PEKALONGAN

DISUSUN OLEH :

WIDIARTI (201902030090)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

2022
A. Konsep Dasar

1. Pengertian

Salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah Diabetes Mellitus (DM). DM
merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah
atau hiperglikemia sebagai akibat dari penurunan sekresi insulin, gangguan aktivitas
insulin atau merupakan gabungan dari keduanya (Fatimah, 2015). DM juga dikenal
sebagai silent killer karena banyak penderitanya yang tidak menyadari atau tidak
menandakan gejala awal namun saat diketahui sudah terjadi komplikasi (Yuliasari,
Wahyuningsih, & Sulityarini, 2018).

Jadi, DM merupakan salah satu penyakit yang kronik ditandai dengan tingginya
kadar glukosa darah dalam tubuh yang dapat menimbulkan komplikasi.Angka
Kejadian DM cukup meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan bahwa 5.0 juta
kematian di Dunia pada tahun 2015 penyebabnya adalah DM dengan rata-rata usia 20-
79 tahun (Ogurtsova et al., 2017) Sedangkan di Indonesia menduduki peringkat kedua
angka kematian setelah Sri Lanka (WHO, 2016). Pada tahun 2017, ada sekitar 451 juta
jiwa penderita DM dengan usia 18-99 tahun diperkirakan akan meningkat menjadi 693
juta jiwa pada tahun 2045 (Cho et al., 2018). Di Indonesia sendiri dari data Survei
Nasional menunjukkan bahwa prevalensi DM sebesar 5.7% dimana lebih dari 70%
kasus tidak terdiagnosis (Soewondo, Ferrario, & Tahapary, 2013). Hal tersebut
membuktikan bahwa penyakit DM adalah salah satu penyakit dan penyebab kematian
dengan prevalensi tertinggi di Dunia

2. Etiologi

Dalam (PERKENI, 2015) mengemukakan penyebab dari DM, adalah sebagai berikut:

1. Diabetes melitus (DM) Tipe 1

DM yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di pankreas.


kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi secara
absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara lain autoimun dan idiopatik.
2. Diabetes melitus (DM) Tipe 2

Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin.


Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal
sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi di dalam tubuh. Defisiensi insulin
juga dapat terjadi secara relatif pada penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin
untuk menjadi defisiensi insulin absolut.
3. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional merupakan tipe diabetes yang disebabkan adanya


peningkatan resistensi insulin dan penurunan sensitivitas insulin selama
kehamilan yang merupakan efek dari meningkatnya hormon yang dihasilkan
selama kehamilan .

4. Tanda dan gejala

Dalam (PERKENI, 2015) mengemukakan penyebab dari DM, adalah sebagai berikut:

1. Diabetes melitus (DM) Tipe 1

DM yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di pankreas.


kerusakan ini berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi secara
absolut. Penyebab dari kerusakan sel beta antara lain autoimun dan idiopatik.
2. Diabetes melitus (DM) Tipe 2

Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin.


Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal
sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi di dalam tubuh. Defisiensi insulin
juga dapat terjadi secara relatif pada penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin
untuk menjadi defisiensi insulin absolut.
3. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional merupakan tipe diabetes yang disebabkan adanya


peningkatan resistensi insulin dan penurunan sensitivitas insulin selama
kehamilan yang merupakan efek dari meningkatnya hormon yang dihasilkan
selama kehamilan.
4. Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah
satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:

1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan naiknya
konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan
terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol
pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.
Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan
kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada
hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa
darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus
renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan
mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium,
klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul
polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami
keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi.
Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat
telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh
dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
5.Patways
6.Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan
kalori minimal 8 jam.
2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) dengan beban glukosa 75 mg.
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan klasik.

4. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5 % dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh


National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP). Catatan untuk diagnosis
berdasarkan HbA1c, tidak semua laboratorium di Indonesia memenuhi standar NGSP,
sehingga harus hati-hati dalam membuat interpretasi.

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Fokus

Menurut NANDA (2015), fase pengkajian merupakan sebuah komponen utama untuk
mengumpulkan informasi, data, menvalidasi data, mengorganisasikan data, dan
mendokumentasikan data. Pengumpulan data antara lain meliputi :
1) Biodata

a) Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, agama, suku,
alamat,status, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnose medis)
b) Identitas penanggung jawab (nama,umur,pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien)
2) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama ,

biasanya keluhan utama yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian.


b) Riwayat kesehatan sekarang

Data diambil dari saat pengkajian berisi tentang perjalanan penyakit pasien dari sebelum
dibawa ke IGD sampai dengan mendapatkan perawatan di bangsal.

c) Riwayat kesehatan dahulu

Adakah riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita oleh pasien tersebut, seperti
pernah menjalani operasi berapa kali, dan dirawat di RS berapa kali.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keluarga , adakah anggota keluarga dari pasien yang menderita
penyakit Diabetes Mellitus karena DM ini termasuk penyakit yang menurun.
3) Pola Fungsional

a) Pola persepsi kesehatan: adakah riwayat infeksi sebelumnya,persepsi pasien dan


keluarga mengenai pentingnya kesehatan bagi anggota keluarganya.
b) Pola nutrisi dan cairan : pola makan dan minum sehari – hari, jumlah makanan dan
minuman yang dikonsumsi, jeni makanan dan minuman, waktu berapa kali sehari,
nafsu makan menurun / tidak, jenis makanan yang disukai, penurunan berat badan.
c) Pola eliminasi : mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan selama sakit , mencatat
konsistensi,warna, bau, dan berapa kali sehari, konstipasi, beser.
d) Pola aktivitas dan latihan : reaksi setelah beraktivitas (muncul keringat dingin,
kelelahat/ keletihan), perubahan pola nafas setelah aktifitas, kemampuan pasien
dalam aktivitas secara mandiri.
e) Pola tidur dan istirahat : berapa jam sehari, terbiasa tidur siang, gangguan

f) Pola persepsi kognitif : konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan mengetahui


tentang penyakitnya
g) Pola persepsi dan konsep diri : adakah perasaan terisolasi diri atau perasaan
tidak percaya diri karena sakitnya.
h) Pola reproduksi dan seksual

i) Pola mekanisme dan koping : Emosi, ketakutan terhadap penyakitnya,


kecemasan yang muncul tanpa alasan yang jelas.
j) Pola hubungan : hubungan antar keluarga harmonis, interaksi ,
komunikasi, car berkomunikasi
k) Pola keyakinan dan spiritual : agama pasien, gangguan beribadah selama sakit,
ketaatan dalam berdo’a dan beribadah.
2. Pemeriksaan Sekunder
a. Pemeriksaan Fisik ( Head to toe )

1. Keadaan umum

Tanda- tanda vital pasien ( peningkatan suhu tubuh, Takikardi , Tekanan Darah, dan
Nadi)

2. Sistem Pernapasan

Ada gangguan dalam pola napas pasien seperti kesulitan bernapas atau sesak

3. Sistem Kardiovaskuler

Denyut jantung pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pada
permukaan

4. Sistem Pencernaan

Pada penderita post pemebdahan biasanya ada rasa mual akibat sisa bius, setelahnya
normal dan dilakukan pengkajian tentang nafsu makan , bissing usus, berat badan.

5. Sistem Muskuloskletal

Contohnya ada penurunan aktivitas pada bagian kaki yang terkena ulkus

6. Sistem intergumen

Turgor kulit biasanya normal atau menurun akibat input dan output yang tidak seimbang
pada luka post debridement kulit dikelupas untuk membuka jaringan mati yang
tersembunyi dibawah kulit tersebut.

b. Pemeriksaan Diagnostik dan Laboratorium

Prosedur Indikasi dan Tujuan Nilai Normal Kemungkinan Hasil


Diagnostik/
Laboratorium

Widal Paratyphi Pemeriksaan widal


merupakan
penentuan kadar
aglutinasi antibodi
terhadap antigen O
dan H dalam darah
( Antibodi O
muncul pada hari 6-
8 dan antibodi H
muncul pada hari
10-12)

S. Typhi O Positif 1/320 Negatif

S. Typhi H Positif 1/20 Negatif

3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya
aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.
b. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada
ekstrimitas.
c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya
aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.

4. Intervensi dan Rasional

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Rasional


o Keperawatan Tindakan
Gangguan Tujuan : mempertahankan 1.Ajarkan 1.Dengan
1.
perfusi sirkulasi perifer tetap normal. pasien mobilisasi
berhubungan Kriteria Hasil : untuk peningkatan
dengan - Denyut nadi perifer teraba kuat melakukan sirkulasi darah
melemahnya/m 2.meningkatka
enurunnya dan reguler mobilisasi n melancarkan
aliran darah ke - Warna kulit sekitar luka tidak 2.Ajarkan aliran darah
daerah gangren pucat/sianosis tentang baik sehingga
akibat adanya -Kulit sekitar luka teraba hangat. faktor- tidak terjadi
obstruksi -Oedema tidak terjadi dan luka faktor yang oedema
pembuluh tidak bertambah parah. dapat 3.kolestrol
darah. -Sensorik dan motorik membaik meningkat tinggi dapat
kan aliran mempercepat
darah terjadinya
3.Ajarkan arteosklerosis
tentang merokok dapat
modifikasi menyebabkan
faktor- terjadinya
faktor vasontriksi
resiko pembuluh
berupa : darah,
Hindari relaksasi untuk
diet tinggi mengurangi
kolestrol, efek dari stress
teknik
relaksasi,
menghenti
kan
kebiasaan
merokok,
dan
penggunaa
n obat
vasokontri
ksi.

Gangguan Tujuan : Tercapainya proses 1. pengkajian


2. 1.kaji luas
integritas penyembuhan luka. yang tepat
dan
jaringan Kriteria hasil : terhadap luka
berhubungan 1.Berkurangnya oedema sekitar dan proses
keadaan
dengan adanya luka. penyembuhan
luka serta
gangren pada 2. pus dan jaringan berkurang akan
proses
ekstrimitas. 3. adanya jaringan granulasi membantu
penyembu
4. Bau busuk luka berkurang dalam
han
menentukan
2. Rawat
tindakan
luka
selanjutnya
dengan
2. merawat
baik dan
luka dengan
benar
teknik aseptik,
membersih
dapat menjaga
kan luka
konstaminasi
secara
luka dan
abseptik
larutan yang
mengguna
iritatif akan
kan larutan
merusak tyang
yang tidak
timbul. Sisa
iritatif,
balutan
angkat sisa
jaringan
balutan
nekrosis dapat
yang
menghambat
menempel
granulasi.
pada luka
3. insulin akan
da
menghambat
nektromi
kadar gula
jaringan
darah
yang mati.
pemeriksaan
3. kultur pus
koloborasi untuk
dengan mengetahui
dokter jenis kuman
pemberian dan antibiotio
insulin, yang tepat
untuk
pemeriksaa
pengobatan ,
n kultur
pemeriksaan
pus,
kadar glukosa
pemeriksan
darag untuk
gula darah
mrngetahui
pemberian
perkembangan
antibiotik
penyakit

Gangguan rasa Tujuan : nyeri hilang/ berkurang


nyaman ( nyeri) Kriteria hasil :
3. berhubungan - Penderita secara verbal
1.untuk
dengan iskemik mengetakan nyeri
1.kaji mengetahui
jaringan berkurang
tingkat berapa berat
- Tidak ada keringat dingin
frekuensi, nyeri yang
- Ttv dalam batas normal
dan reaksi dialami pasien
nyeri yang 2.Pemahaman
dialami pasien tentang
pasien nyeri yang

2.jelaskan terjadi akan

pada mengurangi

pasien ketegangan

tentang pasien dan

sebab- memudahkan

sebab nyeri pasien untuk


timbul diajak berkerja
sama untuk
3. ciptakan
melakukan
lingkungan
tindakan
yang
3.Rangsangan
tenang
yang
berlebihan dari
lingkungan
akan
memperberat
nyeri

Keterbatasan
mobilitas fisik Tujuan : pasien dapat mencapai

4. berhubungan tingkat aktivitas yang normal


dengan rasa Kriteria hasil :
nyeri pada luka - Pergerakan pasien 1.untuk
kaki bertambah luas mengetahui
- Pasien dapat derajat
1.kaji dan
melaksanakan aktivitas kekuatan otot-
identidfika
sesuai dengan otot kaki
si tingkat
kemampuan ( duduk, pasien
kekuatan
berdiri, berjalan) 2. pasien
otot pasien
- Rasa nyeri berkurang mengerti
2.beri pentingnya
penjelasan aktivitas
tentang sehingga dapat
pentingnya kooperatif
melakukan dalam tindakan
aktivitas keperawatan
untuk 3. untuk
menjaga melatih otot-
kadar gula otot kaki
darah sehingga
dalam berfungsi
batas dengan baik.
normal

3.anjurkan
pasien
untuk
menggerak
kan /
mengangka
t
ekstermitas
3. bawah
sesuai
kemampua
n

5.
4.
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Sari , (2015) Diabetes Militus & Penatalaksanaan Keperawatan :


Yogyakarta : Nuha medika
Najib, Buatan , M (2015) Manajemen Penyakit Diabetes Militus Jakarta : Rineka
Cipta
Novitasari , Reno (2012) Diabetes Militus dilengkapi senam Dm Yogyakarta :
Nuha medika
International Diabetes Federation ( IDF) (2014 diaksed pada hari 29 November
2018
Perkumpulan endrokionalogi indonesia ( PERKENI) (2014) Pencegahan dan
pengolahan penyakit DM tipe 2 Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai