Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Smeltzer dan
Bare, 2015). Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau
gangguan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia
kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf,
jantung dan pembuluh darah (PERKENI, 2015 dan ADA, 2017).
Diabetes melitus adalah sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemi kronik akibat defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya
efektifitas biologis dari insulin yang disertai berbagai kelainan metabolik lain
akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah ( Rendy dan Margareth, 2012).
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin
oleh sel beta langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel tubuh terhadap insulin (Sunaryati dalam Masriadi, 2016).
2.2 Etiologi
Umumnya diabetes mellitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil
atau sebagian besar dari sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans pada
pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan
insulin. Disamping itu diabetes mellitus juga dapat terjadi karena gangguan
terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu
dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.
(Smeltzer dan Bare, 2015).
5
6
Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis
mempunyai beberapa penyebab, antara lain :
a. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus.
Konsumsi makanan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi
insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula
dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes
mellitus.
b. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90kg cenderung memiliki
peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes mellitus. Sembilan
dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.
c. Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen
penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya
menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya
bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi
pancreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk
proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat
yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
e. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat
menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi
pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses
metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi
dan dislipedemia dapat meningkatkan risiko terkena diabetes mellitus.
f. Pola hidup
7
2.3 Klasifikasi
DM dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori klinis (Smeltzer dan
Bare,2015), yaitu :
2.3.1 DM tipe 1
DM tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus), dapat
terjadi disebabkan karena adanya kerusakan sel-β, biasanya
menyebabkan kekurangan insulin absolut yang disebabkan oleh proses
autoimun atau idiopatik. Umumnya penyakit ini berkembang ke arah
ketoasidosis diabetik yang menyebabkan kematian. DM tipe 1 terjadi
sebanyak 5-10% dari semua DM. DM tipe 1 dicirikan dengan onset
yang akut dan biasanya terjadi pada usia 30 tahun (Smeltzer dan Bare,
2015).
2.3.2 DM tipe 2
DM tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus),
dapat terjadi karena kerusakan progresif sekretorik insulin akibat
resistensi insulin. DM tipe 2 juga merupakan salah satu gangguan
2.4 Patofisiologi
10
5. Kelemahan tubuh
6. Penurunan energi metabolik yang dilakukan oleh sel melalui proses
glikolisis tidak dapat berlangsung secara optimal.
7. Luka yang lama sembuh, proses penyembuhan luka membutuhkan bahan
dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain. Bahan protein
banyak diformulasikan untuk kebutuhan energi sel sehingga bahan yang
diperlukan untuk penggantian jaringan yang rusak mengalami gangguan.
8. Laki-laki dapat terjadi impotensi, ejakulasi dan dorongan seksualitas
menurun karena kerusakan hormon testosteron.
9. Mata kabur karena katarak atau gangguan refraksi akibat perubahan pada
lensa oleh hiperglikemia.
2.6 Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik
a. Glukosa darah
Pemeriksaan glukosa darah untuk menetapkan DM meliputi :
a. glukosa darah puasa
b. glukosa 2 jam post prandial (2 jam PP)
c. glukosa darah sewaktu
ADA (American Diabetic Association)/WHO (World Health Organization)
menetapkan kriteria menegakkan diagnosa DM adalah bila glukosa darah sewaktu
≥ 200 mg/dl, atau glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl.
Sebagai persiapan, penderita diminta puasa selama 10 jam dan tidak boleh lebih.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pagi hari karena ada efek diurnal hormon
terhadap glukosa. Yang digunakan sebagai sampel biasanya serum atau plasma. Bila
Whole blood yang digunakan sebagai sampel nilai kadar glukosa umumnya lebih
rendah 15% dibanding glukosa plasma atau serum.
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
plasma vena < 110 110 – 199 200
darah kapiler < 90 90 - 199 200
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
a. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1
½ jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan
meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.
b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
c. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
d. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
f. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
3. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan salah
satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui bermacam-macam
cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan
sebagainya.
4. Obat
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
1) Mekanisme kerja sulfanilurea
a) kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
b) kerja OAD tingkat reseptor
2) Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang
dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:
(a) ekstra pankreatikBiguanida pada tingkat prereseptor
a) Menghambat absorpsi karbohidrat
b) Menghambat glukoneogenesis di hati
c) Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
16
Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan mempercepat absorpsi
insulin.
c) Dalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini berarti
suntikan intramuskuler akan lebih cepat efeknya daripada subcutan.
d) Konsentrasi insulin
e) Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak terdapat perbedaan
absorpsi. Tetapi apabila terdapat penurunan dari u –100 ke u – 10 maka efek
insulin dipercepat.
4). Suntikan intramuskular dan intravena
Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik atau pada kasus-
kasus dengan degradasi tempat suntikan subkutan.Sedangkan suntikan
intravena dosis rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.
2.8 Komplikasi
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
Penderita diabetes dapat mengakibatkan perubahan aterosklerosis pada arteri-
arteri besar.Penderita NIDDM mengalami perubahan makrovaskuler lebih
sering daripada penderita IDDM.Insulin memainkan peranan utama dalam
metabolisme lemak dan lipid. Selain itu, diabetes dianggap memberikan
peranan sebagai faktor dalam timbulnya hipertensi yang dapat mempercepat
aterosklerosis.Pengecilan lumen pembuluh darah besar membahayakan
pengiriman oksigen ke jaringan-jaringan dan dapat menyebabkan ischemia
jaringan, dengan akibatnya timbul berupa penyakit cerebro vascular, penyakit
arteri koroner, stenosis arteri renalis dan penyakit-penyakit vascular perifer.
c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
Ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran basal pembuluh kapiler,
sering terjadi pada penderita IDDM dan bertanggung jawab dalam terjadinya
neuropati, retinopati diabetik.
18
2. Data dasar
a. Aktivitas
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, Kram otot, tonus
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan beraktivitas
letargi/ disorientasi, koma dan Penurunan kekuatan otot
b. Istirahat
Gejala : Gangguan tidur/istirahat
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat
c. Sirkulasi
20
3. Pemeriksaan diagnostic
a. Glukosa darah meningkat 200-100 mg/dl atau lebih
b. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
c. Asam lemak bebas, kadar lipid dan kolesterol meningkat
d. Osmolalitas serum meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mmol /L
e. Elektrolit
1) Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun
2) Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler),
selanjutnya akan menurun.
3) Fosfor : lebih sering menurun
f. Gemoglobin glukolisat
Kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol
DM yang kurang selama 4 bulan terakhir dan karenanya sangat bermanfaat
dan membedakan DKA dengan kontrol tidak dekuat versus DKA yang
berhubungan dengan insiden (misalnya ISK baru).
g. Gas darah arteri
Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis
metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
h. Trombosit darah
Ht mungkin meningkat (dehidrasi) ; leukositosis, hemokonsentrasi,
merupakan respons terhadap respons atau infeksi.
i. Ureum/kreatinin
j. Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)
k. Amilase darah
Mungkin meningkat yang mengindikjasikan adanya pankreatitis akut
sebagai penyebab DKA.
l. Insulin darah
Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I) atau normal sampai
tinggi (tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam
penggunaannya (endogen/eksogen). Resistensi insulin dpt berkembang
sekunder terhadap pembentukan antibodi (autoantibodi).
m. Urin
22
Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
n. Kultur dan sensitivitas
Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernapasan dan
infeksi pada luka.
Manajemen Nutrisi
Aktivitas yang dilakukan :
Kaji apa klien ada alergi
makanan
Kerja sama dengan ahli
gizi dalam menentukan
jumlah kalori, protein dan
lemak secara tepat sesuai
dengan kebutuhan klien.
Ajari klien tentang diet
yang bener sesuai
kebutuhan tubuh
Monitor catatan makanan
yang masuk atas
kandungan gizi dan
jumlah kalori
Timbang BB secara
teratur
Pastikan bahwa diet
mengandung makanan
24
kegiatan senam kaki, skin cleansing, pedicure, dan foot mask. Dalam pijat
kaki terdapat titik-titik tertentu yang menghubungkan ke organ pankreas
untuk merangsang produksi insulin.