Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN DIABETES MELITUS PADA Tn. T


DI DESA BANJAR ANYAR KEDIRI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDIRI I
TANGGAL 4 OKTOBER 2020

OLEH :
NI PUTU AYU KRISNAYANTI (17C10157)
NI PUTU DENTIKA ASVINI (17C10161)
GEK AYU PUTU DIAH SULASIH (17C10176)
I DEWA AYU EKA CANDRA ASTUTISARI (17C10190)
INDAH NOVITA ANGGRENI (17C10195)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN BALI
DENPASAR 2020
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
DIABETES MELLITUS
A. Tinjauan Teori Keluarga
1. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO), diabetes mellitus merupakan
penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologic yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insulfisiensi fungsi insulit, yang
dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans
kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap
insulin. Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi
atau resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2014)
Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Smeltzer dan Bare, 2008).
2. Etiologi
Umumnya diabetes mellitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau
sebagian besar dari sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans pada pankreas yang
berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Disamping itu
diabetes mellitus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam
memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau
sebab lain yang belum diketahui. (Smeltzer dan Bare, 2015). Diabetes mellitus atau
lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa penyebab,
antara lain:
a. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. Konsumsi makanan yang
berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang

1
memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya
akan menyebabkan diabetes mellitus.
b. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90kg cenderung memiliki peluang
lebih besar untuk terkena penyakit diabetes mellitus. Sembilan dari sepuluh orang
gemuk berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.
c. Faktor genetic
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Genpenyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun
resikonya sangat kecil.
d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang
pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pancreas menurun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang
lama dapat mengiritasi pankreas.
e. Penyakit dan infeksi pada pancreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak
ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipedemia dapat meningkatkan risiko
terkena diabetes mellitus.
f. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika
orang malas berolahraga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit
diabetes mellitus karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang
tertimbun didalam tubuh, kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor
utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas.
g. Kadar kortikosteroid yang tinggi.
h. Kehamilan diabetes gestasional.

2
i. Obat-obatan yang dapat merusak pancreas.
j. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.
3. Klasifikasi
DM dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori klinis (Smeltzer dan Bare, 2015),
yaitu:
a. DM tipe 1
DM tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus), dapat terjadi
disebabkan karena adanya kerusakan sel-β, biasanya menyebabkan kekurangan
insulin absolut yang disebabkan oleh proses autoimun atau idiopatik. Umumnya
penyakit ini berkembang ke arah ketoasidosis diabetik yang menyebabkan
kematian. DM tipe 1 terjadi sebanyak 5-10% dari semua DM. DM tipe 1 dicirikan
dengan onset yang akut dan biasanya terjadi pada usia 30 tahun (Smeltzer dan
Bare, 2015).
b. DM tipe 2
DM tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus), dapat terjadi
karena kerusakan progresif sekretorik insulin akibat resistensi insulin. DM tipe 2
juga merupakan salah satu gangguan metabolik dengan kondisi insulin yang
diproduksi oleh tubuh tidak cukup jumlahnya akan tetapi reseptor insulin di
jaringan tidak berespon terhadap insulin tersebut. DM tipe 2 mengenai 90-95%
pasien dengan DM. Insidensi terjadi lebih umum pada usia 30 tahun, obesitas,
herediter, dan faktor lingkungan. DM tipe ini sering terdiagnosis setelah terjadi
komplikasi (Smeltzer dan Bare, 2015).
c. DM tipe tertentu
DM tipe ini dapat terjadi karena penyebab lain, misalnya, defek genetik pada
fungsi sel-β, defek genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas (seperti
fibrosis kistik dan pankreatitis), penyakit metabolik endokrin, infeksi, sindrom
genetik lain dan karena disebabkan oleh obat atau kimia (seperti dalam
pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ) (Smeltzer dan Bare,
2015).
d. DM gestasional

3
DM ini merupakan DM yang didiagnosis selama masa kehamilan, dimana
intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan. Terjadi pada 2-5%
semua wanita hamil tetapi hilang saat melahirkan (Smeltzer dan Bare, 2015).
4. Manifestasi Klinis
Menurut Andra (2013), beberapa keluhan serta gejala yang perlu mendapat perhatian
adalah:
a. Keluhan klasik
1) Banyak kencing (poliuria)
2) Banyak minum (polidipsia)
3) Banyak makan (polifagia)
4) Penurunan berat badan dan rasa lemah
b. Keluhan lain
1) Gangguan saraf tepi/kesemutan
2) Gangguan penglihatan
3) Gatal/bisul
4) Gangguan ereksi
5) Keputihan
5. Komplikasi
Komplikasi DM menurut Mansjoer (2007) dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Akut
1) Koma hipoglikemia.
2) Diabetes ketoasidosis.
3) Koma hiperosmolar.
b. Kronis
1) Makroangiopati
2) Mikroangiopati
3) Neuropati diabetic
4) Rentan dengan infeksi seperti tuberculosis paru, gingivitis dan infeksi saluran
kemih.
5) Kaki diabetic
6. Patofisiologi

4
Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi glukosa
yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati
dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah
> 110 mg / dl). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan metabolic terjadi
menimbulkan hiperglikemi.
Empat perubahan itu adalah:
1) Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang.
2) Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah.
3) Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
4) Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke
dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak.

Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-sel


beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak terukur
oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam darah tinggi,
ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine
(glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poli uri) dan rasa haus
(polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. pasien juga mengalami peningkatan selera
makan (polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup
kelelahan dan kelemahan.
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu
resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai dengan
penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar
glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat. Namun jika
sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin maka kadar
glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan
progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang

5
dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka
pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadar
glukosanya sangat tinggi)
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan secara medis
1) Obat Hipoglikemik oral
a) Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan denagn obat
golonganlain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase atau insulin. Obat
golongan ini mempunyaiefek utama meningkatkan produksi insulin oleh
sel- sel beta pankreas, karena itu menjadipilihan utama para penderita DM
tipe II dengan berat badan yang berlebihan. Obat – obat yang beredar dari
kelompok ini adalah:
Glibenklamida (5mg/tablet), Glibenklamida micronized (5 mg/tablet),
Glikasida (80 mg/tablet), Glikuidon (30 mg/tablet)
b) Golongan Biguanid / Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki
ambilanglukosa dari jaringan (glukosa perifer). Dianjurkan sebagai obat
tunggal pada pasiendengan kelebihan berat badan.
c) Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran
pencernaan,sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan.
Bermanfaat untuk pasien dengankadar gula puasa yang masih normal
2) Insulin
a) Indikasi insulin
Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya digunakan
HumanMonocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml injeksi), yang
beredar adalah Actrapid.Injeksi insulin juga diberikan kepada penderita
DM tipe II yang kehilangan berat badansecara drastis. Yang tidak berhasil
dengan penggunaan obat – obatan anti DM dengan dosismaksimal, atau
mengalami kontraindikasi dengan obat – obatan tersebut, bila

6
mengalamiketoasidosis, hiperosmolar, dana sidosis laktat, stress berat
karena infeksi sistemik, pasienoperasi berat, wanita hamil dengan gejala
DM gestasional yang tidak dapat dikontrol denganpengendalian diet.
b) Jenis Insulin
Insulin kerja cepat Jenis – jenisnya adalah regular insulin, cristalin zink,
dan semilente. Insulin kerja sedang Jenis – jenisnya adalah NPH (Netral
Protamine Hagerdon). Insulin kerja lambat Jenis – jenisnya adalah PZI
(Protamine Zinc Insulin)
b. Penatalaksanaan secara keperawatan
1) Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makan.
Walaupun telahmendapat tentang penyuluhan perencanaan makanan, lebih
dari 50 % pasien tidakmelaksanakannya. Penderita DM sebaiknya
mempertahankan menu diet seimbang, dengankomposisi idealnya sekitar 68
% karbohidrat, 20 % lemak dan 12 % protein. Karena itu dietyang tepat untuk
mengendalikan dan mencegah agar berat badan tidak menjadi
berlebihandengan cara: Kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat
komplek, hindari makanan yang manis, perbanyak konsumsi serat.
2) Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin
bekerjalebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan,
memperkuat jantung, danmengurangi stress. Bagi pasien DM melakukan
olahraga dengan teratur akan lebih baik tetapi jangan melakukan olahraga
yang berat – berat.

B. Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Fokus Pengkajian
Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang diaplikasikan ke kasus
dengan masalah utama hipertensi meliputi:
a. Data umum
Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah:

7
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin umur,
pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
3) Status sosial ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga
serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk status imunisasi, sumber
pelayanan kesehatanyang biasa digunakan keluarga dan pengalaman terhadapa
pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri.
5) Genogram
Bagian yang menggambarkan pohon keluarga yang mencatat informasi
tentang silsilah genetik dari keluarga dan hubungan (psikososial) antara
mereka selama paling sedikit 3 generasi dengan menggunakan simbol-simbol
yang telah baku.

8
c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah jumlah ruangan,
jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tankdengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan, tanda catyang sudah mengelupas, serta dilengkapi
dengan denah rumah (Friedman, 2010).
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati,
perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010).
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta memberi dan
menerima cinta (Friedman, 2010).
3) Fungsi keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan: menjelaskan nilai yang dianut
keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan dan tujuan
kesehatan keluarga (Friedman, 2010).
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yang dirasa:
keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang membuat
kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol kesehatan (Friedman,
2010).
c) Praktik diet keluarga: keluarga mengetahui sumber makanan yang
dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang
dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan
(Friedman, 2010).
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri: tindakan yang dilakukan
dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan
keluarga dirumah dan keyakinan keluarga dalam perawatan dirumah
(Friedman, 2010).

9
e) Tindakan pencegahan secara medis: status imunisasi anak, kebersihan gigi
setelah makan, dan pola keluarga dalam mengkonsumsi makanan
(Friedman, 2010).
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah: berapa
jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga,
metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota
keluarga (Padila, 2012).
5) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi
sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan peningkatan status
kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga yang dikembangkan adalah diagnosis tunggal
yang hampir serupa dengan diagnosis keperawatan klinik. (Sudiharto, 2012).
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan
etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa
keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi dan simptom) dimana
untuk problem menggunakan rumusan masalah dari NANDA, sedangkan untuk
etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas keluarga atau dengan
menggambarkan pohon masalah (Padila, 2012).
Diagnosis yang dapat muncul pada keluarga terkait fungsi perawatan keluarga
seperti ketidakefektifan manajemen kesehatan diri,
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri, ketidakefektifan penatalaksanaan
regimen terapeutik, dll (NANDA, 2015).
Dalam menyusun diagnosa keperawatan keluarga, perawat keluarga harus
mengacu pada tipologi diagnosa keperawatan keluarga (Sudiharto, 2012), yaitu :

10
a. Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan).
b. Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu kedaan
dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan.
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan
diabetes mellitus yaitu (NANDA, 2015):
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi insulin,
penurunan intake oral, status hipermetabolisme
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic, kehilangan
cairan gastric berlebihan, pembatasan cairan
c. Resiko infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi lekosit,
perubahan sirkulasi
d. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat kimia endogen,
ketidakseimbangan elektrolit, glukosa, insulin
e. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, misinterpretasi pengobatan
3. Intervensi
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi
insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
Tujuan: klien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil:
- BB stabil
- BB mengalami penambahan ke arah normal
Intervensi:
Mandiri:
- Timbang BB setiap hari sesuai indikasi
- Tentukan program diet dan pola makan klien
- Auskultasi bising usus, catat adanay nyeri, mual muntah

11
- Berikan makanan oral yang mengandung nutrient dan elektrolit sesuai
indikasi
- Observasi tanda – tanda hipoglikemi
Kolaborasi:
- Pantau kadar gula darah secara berkala
- Kolaborasi ahli diet untuk menentukan diet pasien
- Pemberian insulin / obat anti diabetik
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic, kehilangan
cairan gastric berlebihan, pembatasan cairan
Tujuan: klien memperlihatkan status hidrasi adekuat
Kriteria Hasil:
- TTV stabil dan dalam batas normal
- Nadi perifer teraba
- Turgor kulit dan pengisian akpiler baik
- Output urin tepat
- Kadar elektrolit dalam batas normal
Intervensi:
Mandiri:
- Kaji riwayat muntah dan diuresis berlebihan
- Monitor TTV, catat adanya perubahan TD ortostatik
- Kaji frekuensi, kualitas dan pola pernafasan, catat adanya penggunaan otot
bantu, periode apnea, dan sianosis
- Kaji suhu, kelembapan, warna kulit
- Monitor nadi perifer, turgor kulit dan membran mukosa
- Monitor intake dan output cairan, catat BJ urin

Kolaborasi
- Pemeriksaan Hb, Ht, BUN, Na, K, Gula Darah
- Pemberian terapi cairan yang sesuai (Nacl, RL, Albumin)
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi
lekosit, perubahan sirkulasi
Tujuan: klien terhindar dari infeksi silang

12
Kriteria hasil:
- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi
- Klien mendemonstrasiakn tehnik gaya hidup untuk mencegah infeksi

Intervensi:
Mandiri:
- Observasi tanda – tanda infeksi seperti panas, kemerahan, keluar nanah,
sputum purulent
- Tingkatkan upaya pencegahan dengan cucui tanganyang baik pada semua
orang yang berhubungan dengan klien, termasuk klien sendiri
- Pertahankan tehnik aseptic pada setiap prosedur invasive
- Lakukan perawatan perineal dengan baikdan anjurkan klien wanita untuk
membersihkan daerah perineal dengan dari depan ke belakang
- Berikan perawatan kulit secara teratur, masase daerah yang tertekan , jaga
kulit tetap kering
- Auskultasi bunyi nafas dan atur posisi tidur semi fowler
- Lakukan perubahan posisi dan anjurkan klien untuk batuk efektif / nafas
dalam bila klien sadar / kooperatif
- Bantu klien melakukan oral hygiene
- Anjurkan makan dan minum adekuat
Kolaborasi:
- Pemeriksaan kultur dan sensitivity test
- Pemberian antibiotik yang sesuai
d. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan zat kimia
endogen, ketidakseimbangan elektrolit, glukosa, insulin
Tujuan: persepsi sensori klien adekuat
Kriteria hasil:
- Klien dapat mengobservasi adanya kerusakan persepsi sensori
Intervensi:
Mandiri:
- Orientasikan klien terhadap orang, tempat dan waktu
- Pantau TTV dan status mental

13
- Pelihara aktifitas rutin klien sekonsisten mungkin, dorong untuk
melakukan kegiatan sehari-hari
- Jadwalkan intervensi keperawatan yang tidak mengganggu istirahat klien
- Lindungi dari cedera, pasang pagar tempat tidur, dan bantal pada pagar
- Evaluasi lapang pandang penglihatanKaji keluhan parestesia, nyeri /
kehilangan sensori pada kaki, kaji danya ulkus, kehilangan denyut nadi
perifer
- Bantu klien dalam ambulasi / perubahan posisi
Kolaborasi :
- Pemeriksaan laboratorium: gula darah, osmolalitas darah, Hb,Ht, ureum
kreatinin
- Pemberian obat-obatan yang sesuai
e. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, misinterpretasi
pengobatan
Tujuan: klien mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Kriteria hasil:
- Mengidentifikasi tanda dan gejala serta proses penyakit
- Melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program
pengobatan
Intervensi:
Mandiri:
- Diskusikan topik utama seperti tanda dan gejala, penyebab, proses
penyakit serta komplikasiyang sesuai dengan tipe DM klien
- Diskusikan rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat, dan
manajemen diet
- Buat jadwal aktifitas yang teratur, kaitkan dengan penggunaan insulin
- Identifikasi gejal hipoglikemi, jelaskan penyebab dan penanganannya
- Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas
- Diskusikan tentang pentingnya kontro untuk pemeriksaan gula darah,
program pengobatan dan diet secara teratur

14
- Diskusikan tentang perlunya program latihan
- Berikan informasi tentang perawatan sehari-hari misal perawatan kaki

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana
intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga dan memandirikan
keluarga dalam bidang kesehtan. Keluarga dididik untuk dapat menilai potensi yang
dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat
memampukan keluarga untuk: mengenal masalah kesehatannya, mengambil
keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang dihadapi, merawat dan
membina anggota keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan
yang sehat bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan terdekat (Sudiharto, 2012).
Menurut Padila (2012), tindakan perawatan terhadap keluarga mencakup
dapat berupa:

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah


dan kebutuhan kesehatan, dengan cara:
1) Memberikan informasi: penyuluhan atau konseling
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat


dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang


sakit, dengan cara:
1) Mendemontrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan.

15
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan dengan cara:
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga
seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara:
1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam
lingkungan keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan keluarga


dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehinga memiliki produktivitas yang tinggi
dalam mengembangkan setiap anggota keluarga. Sebagai komponen kelima dalam
proses keperawatan, evaluasi adalah tahap yang menetukan apakah tujuan yang telah
ditetapkan akan menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi
(Sudiharto,2012).

16
WOC
Lingkungan, Genetik, Imunologi, Obesitas, Usia

Penurunan kadar insulin

Penggunaan glukosa sel menurun, glukagon meningkat Rendahnya informasi

Hiperglikemia Kurang pengetahuan

Resiko infeksi

Sel kelaparanMual muntah, anoreksiaDiuresis osmotik Mikroangiopati

Poliuri Sklerosis mikrovaskuler


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Kekurangan volume cairan Neuron

Sel saraf sensori iskemik


Mata
Parestesi, kebas, kesemutan
Penurunan perfusi retina, pengendapan sorbitol (lensa keruh)

Perubahan persepsi sensori perabaan


Gangguan fungsi penglihatan

Perubahan persepsi sensori penglihatan

17
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian
Pengumpulan data dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Oktober 2020 pukul 10.00
wita. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi.
a. Data umum
1) Kepala Keluarga
a) Nama :T
b) Umur : 43 Tahun
c) Jenis kelamin : Laki-laki
d) Pendidikan : SMA/SLTA
e) Pekerjaan : Wiraswasta
f) Agama : Hindu
g) Suku / Bangsa : Bali/Indonesia
h) Alamat : Ds. Banjar Anyar, Kediri
i) Tanggal pengkajian : 4 Oktober 2020

2) Komposisi Keluarga
Tabel 1
Komposisi Keluarga Tn. T dengan Diabetes Melitus

Umu Pendidika Imunisas


No Nama L/P Hub. dg KK Pekerjaan Kondisi Ket
r (th) n i

1 Tn. T L 43 KK SMA Wiraswast Lengkap Sakit -


a

2 Ny. P P 41 Istri SMA IRT Lengkap Sehat -

3 An. D P 21 Anak SMK Mahasisw Lengkap Sehat -


pertama a

4 An. R P 15 Anak kedua SMP Siswa Lengkap Sehat -


SMK

18
5 An. A L 10 Anak Ketiga TK Siswa SD Lengkap Sehat -

6 An. N P 2 Anak - - Lengkap Sehat -


Keempat

3) Genogram

Gambar 1 : Genogram Keluarga Tn. T dengan Diabetes Miletus


Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Klien
: Menikah
X : Meninggal
----------- : Tinggal dalam 1 rumah

Penjelasan :
Klien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara, istri dari klien merupakan anak kedua dari 3
bersaudara. Klien Tn. T dengan Ny. P menikah dan memiliki 4 orang anak. Anak pertama
klien masih kuliah semester 7, anak kedua kelas 1 SMA, anak ketiga kelas 5 SD, dan anak

19
keempat masih berumur 2 tahun. Sekarang klien tinggal bersama istri dan anak-anaknya,
beserta Istri dan 1 anak perempuan dari kakak laki-laki Tn. T.

4) Tipe Keluarga :
Tipe keluarga Tn. T adalah keluarga besar (extented family) keluarga inti yang
ditambah dengan keluarga lain.
5) Latar Belakang Budaya (Etnis) :
Latar belakang budaya keluarga Tn. T adalah etnis Bali, secara etnis merupakan
lingkungan keluarga homogeny (hanya 1 etnis bali). Dalam kesehariannya
menggunakan Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan
berinteraksi dengan sesame anggota keluarga maupun masyarakat.
6) Agama
Agama keluarga Tn. T adalah Agama Hindu, persembahyangan dan kegiatan
keagamaan dilaksanakan setiap hari dengan menghaturkan banten saiban di pagi
hari dan hari tertentu seperti tilem, purnama dan hari raya agama hindu lainnya.
7) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga sehari-hari didapatkan dari hasil pendapatan Tn. T sendiri.

Tabel 2
Rata-Rata Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga
Tn. T
No. Nama Pekerjaan Pendapatan Pengeluaran Keterangan

1 Tn. T Wiraswasta 5.000.000 3.000.000 Pembelian bahan untuk usaha

2 Ny. P IRT - - -

8) Aktivitas rekreasi keluarga atau waktu luang


Tn. T mengatakan selalu melakukan rekreasi keluarga dengan cara berkumpul
bersama keluarga dirumah, dan kesuatu tempat dihari minggu bersama keluarga.

b. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

20
Keluarga Tn. T saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga tahap V yaitu
pada tahap perkembangan keluarga anak tertua dalam rentang usia remaja 13-20
tahun.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Semua tugas dalam tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi seperti anak-
anak masih menjalani pendidikan dan masih dibiayai oleh kepala keluarga.
3) Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn. T mengatakan sebelumnya anggota keluarga ada yang mengalami
penyakit diabetes melitus yaitu ibu dari Tn. T.

c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah terdiri dari 1 lantai terbuat dari batako dan sudah ditembok dan dicat
dengan rapi, kramik dengan tatanan rapi, 7 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 ruang
tamu, 2 dapur, ada 8 jendela yang selalu dibuka setiap hari, dan ditutup pada sore
hari. Ventilasi udara dari lubang yang sudah tercetak dengan pola dan diletakan
diatas jendela dan pintu, atap rumah menggunakan genteng, sumber air
menggunakan air PDAM.

Gambar 2 Denah Rumah Keluarga Tn. T

XI X IX VIII
XII

VII IV
V
III
VI II

XIII I
21
Keterangan :
I : Merajan
II : Kamar tidur I
III : Kamar tidur II
IV : Kamar Mandi I
V : Ruang Tamu
VI : Dapur I
VII : Dapur II
VIII : Kamar Tidur III
IX : Kamar Tidur IV
X : Kamar tidur V
XI : Kamar tidur VI
XII : Kamar Mandi II
XIII : Pintu Masuk

2) Karakteristik lingkungan dan komunitas


Keluarga Tn. T terletak di lingkungan dekat dengan Kota dengan situasi yang
cukup padat. Pengumpulan sampah dilakukan oleh masing-masing keluarga lalu
dibuang sesuai dengan kriteria sampah. Jenis pelayanan kesehatan yang ada yaitu
puskesmas dengan jarak sekiranya 2 km, transportasi di lingkungan tempat
tinggal Tn. T berjalan dengan lancar. Lingkungan rumah dan keluarga, tetangga
baik dan akrab.
3) Mobilitas geografi keluarga
Mobilitas keluarga Tn. T menggunakan motor untuk membeli keperluan barang-
barang yang cukup banyak.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

22
Kegiatan berkumpul dengan keluarga sangat banyak waktu luang pada hari libur
sekolah ataupun kerja. Keluarga mengatakan mengatakan mengikuti perkumpulan
di banjar, interaksi keluarga dengan masyarakat terjalin sangat baik, saat
keluarganya mendapat kesusahan, banyak mendapat dukungan dan bantuan dari
kerabat dekat, tetangga dan keluarga lain.
5) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga
Tn. T mengatakan dalam bidang kesehatan keluarganya banyak mendapat
dukungan dari istri yaitu Ny. P yang selalu memperhatikan kesehatan Tn. T,
mengingatkan Tn. T beristirahat dengan cukup, minum obat secara teratur.
Puskesmas Kediri I yang merupakan rujukan pertama fasilitas kesehatan keluarga
Tn. T. Hubungan keluarga dengan petugas kesehatan baik. Ini terlihat dari sikap
positif keluarga terhadap kedatangan petugas kesehatan.

d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi
Antara anggota keluarga biasa berdiskusi sebelum mengambil keputusan dan
setiap anggota keluarga memiliki hak untuk menyampaikan pendapat dengan
sopan.
2) Struktur Kekuasaan
Dalam mengambil keputusan yang penting dalam keluarga selalu musyawarah
dengan istri dan anak, tetapi pengambilan keputusan terakhir ada ditangan kepala
keluarga.
3) Struktur Peran
Masing-masing anggota keluarga telah memahami perannya sendiri, sehingga
tidak menimbulkan konflik.
4) Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. T mengatakan kalau nilai norma yang diterapkan di keluarga sesuai
dengan keputusan seluruh anggota keluarga tanpa mengabaikan budaya, dan
agama yang dianut.

23
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hubungan Tn. T dengan Ny. P (istri) beserta anaknya terjalin dengan baik,
anggota keluarga saling menghormati, memperhatikan, menyayangi, memberi
dukungan dan semangat.
2) Fungsi sosialisasi
Tn. T dan Ny. P mengatakan semua interaksi dalam keluarga terjalin dengan
akrab dan disiplin, saling mengenal dengan masyarakat lainnya.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Keyakinan, nilai dan prilaku keluarga
Keluarga mengatakan bahwa kesehatan itu penting dalam keluarga dan
berusaha untuk mempertahankan kesehatannya secara optimal. Jika ada
keluarga yang mengalami sakit maka keluarga akan memperhatikan dan
mengantar ke fasilitas kesehatan terdekat.
b) Definisi keluarga tentang sehat dan sakit
Keluarga mengatakan sehat merupakan keadaan dimana mereka dapat
beraktivitas dengan baik setiap harinya tanpa ada gangguan pada tubuh,
sedangkan sakit merupakan keadaan dimana tubuh mereka terganggu
fungsinya dan tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa, Tn. T mengatakan
sudah puas dengan pelayanan kesehatan saat ini. Keluarga juga mengatakan
paham dengan penyakitnya (DM), maka dari itu keluarga mengontrol jam
makan Tn. T.
c) Status kesehatan dan kerentanan sakit yang dirasakan oleh keluarga.
Status kesehatan salah satu anggota keluarga yaitu Tn. T sedang menjalani
pengobatan diabetes melitus (kadar gula darah yang tinggi).
d) Praktek diet keluarga
Tn. T mengatakan dalam keluarganya tidak ada pantangan makanan, tetapi
Tn. T semenjak diabetes mengurangi makan karbohidrat yg tinggi dan
mengatur pola makan. Tetapi keluarga juga mengatakan bahwa Tn. T masih
mengkonsumsi tuak 3-4x seminggu.

24
e) Kebiasaan tidur dan istirahat
Tn. T mengatakan biasa tidur malam hari pukul 22.00 wita sampai pukul
06.00 wita. Tn. T terkadang tidur siang selama 1-2jam setelah minum obat.
f) Latihan dan rekreasi
Tn. T mengatakan mempunyai kebiasaan rutin untuk rekreasi. Rekreasi
biasanya berkumpul bersama anak-anak. Dan saat libur Tn. T jalan-jalan
kesuatu tempat.
g) Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Tn. T mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menggunakan obat-
obatan terlarang, kecuali Tn. T yang sedang menjalani pengobatan
mengkonsumsi amadiab 2mg, 1x sehari
h) Perawatan diri
Keluarga biasa mandi 2x sehari, keramas 2x seminggu dan menggosok gigi 2x
sehari. Keluarga biasa memakai pakaian bersih setiap hari.
i) Praktek lingkungan
Keluarga mengatakan rajin menyapu setiap hari dilingkungan rumah, polusi
suara cukup ada, pencemaran tanah dan air.
j) Pemeriksaan kesehatan secara teratur
Tn. T mengatakan tidak rutin kontrol karena mempunyai alat pengecekan gula
darah dirumah dan jika ada masalah baru melakukan pengobatan ke pelayanan
kesehatan atau bila obat habis dan merasa tidak enak badan.
k) Kesehatan gigi
Tn. T mengatakan sikat gigi dipagi hari dan malam hari sebelum tidur, dan
keluarga biasa menggosok gigi 2x sehari.
l) Riwayat kesehatan keluarga
Tn. T mengatakan dari keluarga Tn. T ada yang menderita atau mempunyai
penyakit keturunan yaitu ibu dari Tn. T.
m) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima
Pelayanan kesehatan yang biasa digunakan adalah Puskesmas Kediri I dan
dokter keluarga terdekat dari lingkungan rumah.
n) Perasaan atau persepsi terhadap pelayanan kesehatan

25
Keluarga mengatakan sudah puas dengan pelayanan kesehatan tersebut.
o) Sumber pembiayaan pelayanan kesehatan
Sumber biaya untuk keluarga bila sakit berasal dari ansuransi BPJS dengan
fasilitas kesehatan di Puskesmas Kediri I dan bila ke dokter Tn. T
menggunakan biaya pribadi.
p) Logistik untuk mendapatkan perawatan
Tn. T mengatakan jarak ke Puskesmas Kediri I kurang lebih 2 km.

f. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3
Pemeriksaan Fisik pada Keluarga Tn. T
Pemeriksaan Tn. T Ny. P Anak Pertama
Keadaan Baik Baik Baik
umum
Gejala kardial TD : 110/60 mmHg TD : 120/80 mmHg TD : 110/80 mmHg
N : 72x/menit N : 68x/menit N : 80x/menit
S : 36,4 C S : 36 C S : 36 C
RR : 18x/menit RR : 16x/menit RR : 20x/menit
Kepala Kulit kepala bersih, warna Kulit kepala bersih, warna Kulit kepala bersih, warna
rambut hitam disertai uban, rambut hitam disertai uban , rambut hitam, nyeri tekan (-)
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
Mata Mata simetris, lensa mata Mata simetris, lensa mata Mata simetris, lensa mata
jernih, konjungtiva tidak jernih, konjungtiva tidak jernih, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak acterus, anemis, sclera tidak acterus, anemis, sclera tidak acterus,
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
Hidung Bibir simetris, mukosa bibir Bibir simetris, mukosa bibir Bibir simetris, mukosa bibir
lembab, lidah bersih, tidak lembab, lidah bersih, tidak lembab, lidah bersih, tidak
ada gusi berdarah, nyeri ada gusi berdarah, nyeri ada gusi berdarah, nyeri
tekan (-) tekan (-) tekan (-)
Telinga Telinga simetris, tidak ada Telinga simetris, tidak ada Telinga simetris, tidak ada
pengeluaran cairan, nyeri pengeluaran cairan, nyeri pengeluaran cairan, nyeri
tekan (-) tekan (-) tekan (-)

26
Leher Tidak ada pembesaran vena Tidak ada pembesaran vena Tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada jugularis, tidak ada jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar tiroid,
tidak ada luka, reflek tidak ada luka, reflek tidak ada luka, reflek
menelan baik, nyeri tekan (-) menelan baik, nyeri tekan (-) menelan baik, nyeri tekan (-)
Thorax Dada simetris, tidak ada Dada simetris, tidak ada Dada simetris, tidak ada
luka, nyeri tekan (-), suara luka, nyeri tekan (-), suara luka, nyeri tekan (-), suara
paru sonor, suara jantung paru sonor, suara jantung paru sonor, suara jantung
dullness, suara paru dullness, suara paru dullness, suara paru
vasikuler, suara jantung S1 vasikuler, suara jantung S1 vasikuler, suara jantung S1
dan S2 tunggal regular. dan S2 tunggal regular. dan S2 tunggal regular.
Abdomen Abdomen simetris, tidak ada Abdomen simetris, tidak ada Abdomen simetris, tidak ada
luka, nyeri tekan (-), suara luka, nyeri tekan (-), suara luka, nyeri tekan (-), suara
perut tympani, bising usus perut tympani, bising usus perut tympani, bising usus
7x/menit. 12x/menit. 20x/menit.
Ekstremitas Tidak ada luka, kulit lembab, Tidak ada luka, kulit lembab, Tidak ada luka, kulit lembab,
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
Genetalia Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji
Anus Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji

g. Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang
Saat ini hanya memikirkan agar kadar gula darahnya bias terkontrol dengan baik.
2. Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga siaga dan baik dalam menghadapi masalah yang ada sehingga dapat
bertindak secara sigap.
3. Penggunaan strategi koping
Keluarga mengatakan apabila ada masalah dalam keluarga, akan dilakukan
komunikasi dan bermusyawarah untuk menemukan solusinya.
4. Strategi adaptasi disfungsional

27
Dalam keluarga Tn. T tidak ada yang bersifat otoritan dan tidak ada yang
melakukan kekerasan.

Analisa Data
Tabel 4
Analisa Data Asuhan Tn. T dengan Diabetes Melitus
Di Desa Banjar Anyar Kediri
Tabanan Bali.

No
Data Subjektif Data Objektif Masalah Keperawatan
.

28
1 - Tn. T mengatakan - Keluarga memperlihatkan Manajemen Kesehatan
tidak rutin kontrol obat yang didapat dari Keluarga Tidak Efektif
karena mempunyai puskesmas yaitu amadiab
alat pengecekan 2mg, 1xsehari
gula darah dirumah - 500 ml / dL
dan jika ada - keluarga mengatakan bahwa
masalah baru Tn. T masih mengkonsumsi
melakukan tuak 3-4x seminggu.
pengobatan ke
pelayanan
kesehatan.
- Tn. T juga
mengatakan bila
obat habis dan
merasa tidak enak
badan baru akan
melakukan kontrol
ke Puskesmas
Kediri I

29
2 - Keluarga Kesiapan Peningkatan
mengatakan Koping Keluarga
Keluarga siaga dan
baik dalam
menghadapi
masalah yang ada
sehingga dapat
bertindak secara
sigap.
- Keluarga
mengatakan
apabila ada
masalah dalam
keluarga, akan
dilakukan
komunikasi dan
bermusyawarah
untuk menemukan
solusinya.
h. Rumusan Masalah
Sumber: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) tahun 2016
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
2. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga

30
i. Skoring
Tabel 5
Skoring Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif pada Tn. T
Dengan Diabetes Melitus Di Desa Banjar Anyar Kediri
Tabanan Bali.

Per
No Kriteria Score Pembenaran
hitungan
1 Sifat masalah (aktual) 1 Keluarga
×1
mengatakan bahwa
Tn. T tidak rutin
kontrol ke
Puskesmas dan
hanya mau
melakukan kontrol
apabila mengalami
masalah tekait
penyakitnya.

2 Kemungkinan masalah dapat diubah x2 2 Kemungkinan


(mudah) masalah dapat
diubah dengan
mudah, melalui
pemberian edukasi
kepada Keluarga dan
Tn. T terkait
penyakit yang
diderita dengan latar
belakang pendidikan

31
yang memadai.
3 Potensi masalah untuk dicegah x1 Adanya keinginan

(cukup) keluarga untuk


mengetahui cara
pencegahan dan
penanganan

dari penyakit yang


diderita oleh Tn. T.

4 Menonjolkan masalah (segera diatasi) x1 1 Keluarga


mengatakan Tn. T
sulit untuk diajak
kontrol ke
Puskesmas karena
Tn. T tidak punya
keluhan, dan
kalaupun ada
keluhan jarang
kontrol karena Tn. T
takut disuntik.
Jumlah
4

Tabel 6
Skoring Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga pada Tn. T

32
Dengan Diabetes Melitus Di Desa Banjar Anyar Kediri
Tabanan Bali.

Per
No Kriteria Score Pembenaran
hitungan
1 Sifat masalah (aktual) 1 Sifat masalah aktual
×1
karena keluarga
mengatakan bahwa
selalu dalam keadaan
siap siaga dalam
menghadapi masalah
yang mungkin
terjadi.
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2 Kemungkinan
x2
(mudah) masalah dapat
diubah dengan
mudah berkaitan
dengan keluarga
selalu
bermusyawarah
untuk menemukan
solusi dalam
menyelesaikan
masalah yang sedang
dihadapi.
3 Potensi masalah untuk dicegah x1 Potensi masalah

(cukup) untuk dicegah cukup


berkaitan dengan
keluarga saling
kooperatif dan saling
membantu dalam
menyelesaikan
33
masalah yang sedang
dihadapi.

4 Menonjolkan masalah (segera diatasi) x1 1 Keluarga


mengatakan masih
belum memahami
apa saja pantangan
makanan yang tidak
boleh dikonsumsi
oleh Tn. T selain
mengurangi
konsumsi
karbohidrat
Jumlah
4

j. Diagnosa kep keluarga

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan kompleksitas


program perawatan atau pengobatan ditandai dengan keluarga mengatakan jika
kondisi kesehatan Tn.T memburuk akibat penyakitnya barulah Tn.T mau untuk
diajak berobat ke Puskesmas.

2. Kesiapan peningkatan koping keluarga berhubungan dengan kondisi klinis terkait


yaitu Diabetes Melitus ditandai dengan keluarga mengatakan selalu sigap dalam
menangani masalah melalui komunikasi yang baik antar keluarga agar dapat
menemukan solusi terkait masalah yang sedang dihadapi.
Rencana Perawatan
Tabel 7
Tabel Rencana Keperawatan Keluarga
Perencanaan Keperawatan pada Tn. T dengan Diabetes Melitus di Desa Banjar Anyar Kediri
Wilayah Kerja Puskesmas I Kediri
34
Tanggal 5 Oktober 2020

Evaluasi
No Dx Tujuan Intervensi
Kriteria Standar
1 Manajemen Tupan :
kesehatan Setelah diberikan
keluarga tidak asuhan
efektif keperawatan
kompleksitas keluarga selama 1
program kali kunjungan,
perawatan atau diharapkan
pengobatan keluarga mampu
ditandai dengan mengetahui cara
keluarga penanganan
mengatakan penyakit pasien.
jika kondisi
kesehatan Tn.T Tupen :
- Beri penjelasan
memburuk Verbal - Keluarga dan
1. Setelah dirawat pada keluarga dan
akibat pasien mampu
selama 1 kali pasien tentang
penyakitnya memutuskan
kunjungan 30 tindakan yang tepat
barulah Tn.T tindakan untuk
menit dikeluarga
untuk meningkatkan
mau untuk meningkatan
mampu manajemen
diajak berobat manajemen
memutuskan kesehatan.
ke Puskesmas. kesehatan.
tindakan
manajemen
kesehatan pasien.
- Menghindari hal - Motivasi pasien
Psikomotor
2. Sete – hal yang dapat agar menghindari hal
lah dirawat mengakibatkan – hal yang dapat
selama 1 kali resiko kambuhnya mengakibatkan resiko
kunjungan penyakit pasien. kambuhnya penyakit

35
pasien.
selama 30
menit
diharapkan
keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga yang
sakit.
2 Kesiapan Tupan :
peningkatan Setelah diberikan
koping keluarga asuhan
berhubungan keperawatan
dengan kondisi keluarga selama 1
klinis terkait kali kunjungan,
ditandai dengan diharapkan
keluarga keluarga dan
mengatakan pasien mampu
selalu sigap meningkatkan
dalam keinginan dan
menangani kesiapan untuk
masalah melalui meningkatkan
komunikasi kesehatan keluarga
yang baik antar dan pasien.
keluarga agar Tupen :
dapat
1. Setelah dirawat
menemukan Psikomotor - Keluarga dan - Diskusikan cara
selama 1 kali
solusi terkait klien mampu dalam meningkatkan
kunjungan 30
masalah yang meningkatkan gaya hidup sehat
menit keluarga dan
sedang dihadapi gaya hidup sehat. pasien dan keluarga.
pasien mampu

36
meningkatkan gaya
hidup sehat.
2. Setelah dirawat Verbal
selama 1 kali - Keluarga dan - Berikan penjelasan
kunjungan 30 pasien mampu kepada keluarga dan
menit diharapkan menetapkan pasien tentang
keluarga mampu sasaran dalam tindakan dalam
menetapkan peningkatan meningkatkan sasaran
sasaran dalam kesehatannya kesehatan.
meningkatkan
kesehatan.

37

Anda mungkin juga menyukai